1) Permainan Tradisional Gobak Sodor
3.7 Indikator Keberhasilan
Keberhasilan dalam penelitian ini adalah ketika terjadi peningkatan hasil anatara sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan. Mulyasa (2007: 256-257) mengungkapkan dalam penilaian afektif dan psikomotorik dapat dikatakan mencapai ketuntasan secara individu jika hasil kompetensi anak mencapai 75%.
33
DAFTAR PUSTAKA
Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional . Jakarta: Javalitra.
Ali, M., & Aqobah, Q. J. (2020). Improving The Balance Movement Of Lower-Grade Students Through The Modification Of Engklek Traditional Games. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar , Vol.6 (1): 68-79.
Anggraini, R., & Nurhafizah. (2020). Stimulasi Kemampuan Kerjasama Anak dengan Permainan Gobak Sodor Ditaman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan Tambusai, Vo.4(3); 3471-3481.
Ariyanti. (2014). Meningkatkan Kegiatan Sosial Emosional Melalui Permainan Gobag Sodor Pada Anak. Jurnal Ilmiah PG PAUD IKIP Veteran Semarang, Vol.2(2); 10-20.
Azizah, I. M. (2016). Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Materi Gaya Di Kelas IV MIN Ngronggot Nganjuk.
Dinamika Penelitian, Vo.16 (2): 280-308.
Christine, S. (2009). Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: PT.
Macanan Jaya Cemerlang.
Davis, K., & Newstrom, J. (2014). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Dharmamulya, S. (2010). Permainan Tradisional Jawa. Purwanggani: Kepel Press.
Ekayati, I. A. (2015). Pengaruh Permainan Tradisional "Gobak Sodor" Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Dan Interpersonal Pada Anak Usia Dini. Didaktika, Vol.13 (3); 1-10.
Elfindri. (2012). Pendidikan Karakter: Kerangka, Metode, , Dan Aplikasi Untuk Pendidikan dan Profesional. Jakarta: Baduose Media.
Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia.
Funali, M. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada Siswa Kelas V SDN I Siboang.
Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol.4(1): 57-80.
Garaika, D. (2019). Metodologi Penelitian. Lampung: CV HIRA TECH.
Gardner, H. (2013). Multiple Intelligences, Kecerdasan Majemuk Teori Dalam Praktik.
Tangerang Selatan: Interaksara.
Hardani. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Hardjodipuro. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineke Cipta.
Haris, I. (2016). Kearifan Lokal Permainan Tradisional Cublak-Cublak Suweng Sebagai Media Untuk Mengembangkan Kemampuan Sosial Dan Moral Anak Usia Dini. Jurnal AUDI, Vol.1(1): 15-20.
34
Hasan, P. H. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional.
Hatimah, P., Susilana, D., & Aedi, D. (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.
Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Husdarta. (2011). Sejarah Dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta.
Idhayani, N., & Kurniawati, D. (2020). Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor. Jurnal Amal Pendidikan, Vol.1(2): 129-135.
Isjoni. (2013). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok.
Bandung : Alfabeta.
Iskandar, D., & Narsim. (2015). Penelitian Tindakan Kelas Dan Publikasinya. Cilacap: Ihya Media.
Iswinarti. (2017). Permainan Tradisional: Prosedur Dan Analisis Manfaat Psikologis.
Malang: UMMPress.
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Junanto, S., Lindarti, A., & Syamsiyati, R. N. (2020). Cublak-Cublak Suweng Sebagai Alternatif Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.4(2); 68-82.
Kristiani, N. D., Manuaba, S., & Darsana, I. W. (2017). Pengaruh Metode Bermain Berbantuan Gobag Sodor Terhadap Kemampuan Bekerjasama Anak Kelompok A Di TK Gugus Mawar. e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha, Vo.5(2): 178-188.
Kurniati, E. (2016). Permainan Tradisional Dan Perannya Keterampilan Sosial Anak. Jakarta:
Prenamedia Group.
Laksana, S. D. (2015). Urgensi Pendidikan Karakter Bangsa di Sekolah. Muaddib, Vol.5(1):
167-184.
Latif, M., Zukhairina, Zubaidah, R., & Afandi, M. (2014). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung:
PT Refika Aditama.
Lewis, T., & Elaine B., J. (2014). Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Kaifa.
Maasawet, E. T. (2010). Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Belajar Biologi Siswa Melalui Strategi Inkuiri Terbimbing. Jurnal Biodeksi, Vol.2(1): 1-14.
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Monawati. (2015). Hubungan Kecerdasan Interpersonal Dengan Prestasi Belajar. Pesona Dasar, Vol.3(3): 21-32.
35
Muhaimin, A. (2010). Meningkatkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Yogyakarta: Katahati.
Mulyani, N. (2016). Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: DIVA Press.
Muniroh, S. M. (2009). Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Jurnal Penelitian, Vol.6(1): 1-16.
Nadziroh, Chairiyah, & Pratomo, W. (2019). Nilai-Nilai Karakter Dalam Permainan Tradisional. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vo.5(3); 661-666.
Nadziroh, Chairiyah, & Pratomo, W. (2019). Nilai-Nilai Karakter Dalam Permainan Tradisional. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol.5(3):661-666.
Narbuko, C., & Achmadi, A. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, P. (2014). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Ningsih, S. (2016). Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional. Tunas Siliwangi, Vol.2(1): 30-47.
Pratiwi, I. A., Ardianti, S. D., & Kanzunnudin, M. (2018). Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Model Project Based Learning (PjBL) Berbantuan Metode Edutainment Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Refleksi Edukatika, Vol.8(2): 178-182.
Restu, A., Mareza, L., & Yuwono, P. H. (2020). Implementasi Permainan Tradisional Dalam Menumbuhkan Kerjasama Peserta Didik Di SD Alam Baturraden. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur, Vol.6(2): 22-26.
Robinson, C., & Diamond, K. (2014). A Quantitative Study Of Head Start Children's Strenghts, Families' Perspectives, and Teachers' Ratings In The Transition to Kindergarten. Early Childhood Eucation Journal, Vol.42(2): 77-84.
Rubiyanto, R. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Solo: Qinant.
Sahidun, N. (2018). Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional. Journal Of Early Childhood Care & Education, Vol.1(1); 13-17.
Samani, M., & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saputra, N. E., & Ekawati, Y. N. (2017). Permainan Tradisional Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Dasar Anak. Jurnal Psikologi Jambi, Vol.2(2): 48-53.
Semiawan, P. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Seriati, N. N., & Hayati, N. (2012). Permainan Tradisional Jawa Gerak Dan Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini. Naskah Publikasi, hal.1-15.
Serli, M. (2014). Peningkatan Sikap Sosial Anak Usia Dini Melalui Permainan Puzzle Buah Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Bukittinggi. Pedagogi Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Vol.16(2); 109-114.
36
Setiyanti, S. W. (2012). Membangun Kerjasama Tim (Kelompok). Jurnal STIE Semarang, Vol.4(3): 59-65.
Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sit, M. (2015). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing.
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Soekanto, S. (2012). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Subagyo, J. (2011). Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta.
Sujanto, A. (1984). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.
Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supriyati. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: Lakbat Press.
Susanto, A. (2015). Teori Belajar Dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media.
Sutabri, T. (2012). Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Suyadi. (2014). Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Suyadi. (2015). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
W. Johnson, D. (2010). Colaborative Learning: Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama.
Jakarta: Nusamedia.
Widianto, E. (2015). Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Dalam Keluarga. Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Vol.2 (1): 1-75.
Widoyoko, E. P. (2014). Tekhnik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Wulandari, Jaenudin, R., & AR, R. (2016). Analisis Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Pada Pembelajaran Ekonomi Di Kelas X SMA Negeri 2 Tanjung Raja. Jurnal Profit, Vol.3(2): 183-194.
Wulandari, M. D. (2015). Mengingkatkan Kompetensi Sosial Melalui Permainan Tradisional.
Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.
37
Yusuf, A. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.
38 LAMPIRAN A. JADWAL PELAKSANAAN
No. Kegiatan Bulan 2021-2022
September Oktober November Desember Januari 1. Tahap Persiapan
Penelitian a. Studi
Pendahuluan b. Penyusunan
dan Pengajuan Judul c. Pengajuan
Proposal d. Perizinan
Penelitian 2. Tahap
Pelaksanaan a. Pengumpulan
Data
b. Analisis Data 3. Tahap
Penyusunan Laporan
39 B. KUESIONER
Tabel Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Kerjasama
No. Indikator Aspek No.Butir
Soal 1. Saling mengerti dan
percaya satu sama lain.
- Memahami arti dari kerjasama - Rasa pengertian
- Saling percaya antar anggota
1,2,3,4
2. Berkomunikasi secara jelas dan tidak ambigu.
- Adanya komunikasi antar anggota tim
5,6,7
3. Saling menerima dan mendukung satu sama lain.
- Menerima segala kelebihan dan kekurangan
- Saling menghargai - Saling mendukung
8,9,10
4. Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan konflik.
- Mempunyai rasa persaudaraan.
- Lebih mengutamakan kebersamaan daripada ego
11,12,13, 14,15
40
LEMBAR INSTRUMEN KUESIONER KERJASAMA ANAK
Nama : ………
Nomor Absen : ...………
Kelas : ………
Petunjuk pengisian:
1. Tulislah nama, nomor absen, kelas dan tahun ajaran.
2. Pilihlah salah satu dari jawabn yang telah tersedia yang ada anggap paling benar dengan memberikan tanda silang.
3. Jawaban tidak mempengaruhi raport dan nilai.
Skor Penilaian:
Selalu = 4 Kadang-kadang = 2
Sering = 3 Tidak Pernah = 1
1. Apakah kamu mengetahui arti dari kerjasama?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Apakah kamu lebih suka berkerja secara individu daripada bekerja secara berkelompok?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Ketika sedang melakukan kerjasama atau kerja kelompok, apakah kamu sering marah atau bertengkar dengan teman satu kelompok?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Jika kamu menjadi ketua dalam timmu, apakah kamu akan memberikan kepercayaan kepada anggotamu agar melaksanakan tugasnya?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Jika ada beberapa anggota timmu yang pasif atau kurang dalam berkomunikasi, apakah kamu akan membiarkannya?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
41
6. Apakah kamu sering berdiskusi dengan temanmu untuk memecahkan permasalahan?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Ketika permainan sudah berlangsung dan jika ada temanmu yang kurang paham dengan aturan atau cara bermain gobak sodor, apakah kamu akan menjelaskannya kembali?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Adanya teman satu timmu yang kurang faham tentang permainan gobak sodor membuat timmu mengalami kekalahan. Apakah kamu akan marah dan menyalahkan temanmu tersebut?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Jika anggota timmu sudah bejuang secara keras, tetapi timmu mengalami kekalahan.
Apakah kamu akan marah dan menyalahkan anggota timmu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Jika ada salah satu anggota timmu kurang faham permainan gobak sodor dan kurang aktif dalam bermain, apakah kamu akan mengganti anggotamu timmu tersebut kepada teman yang lain?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Jika ada anggota timmu yang dikucilkan tim lawanmu karena ia tidak faham dalam bermain gobak sodor. Apakah kamu akan ikut menngucilkannya?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Apakah kamu akan marah jika kekalahanmu disebabkan oleh kesalahan teman satu timmu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Jika permainan gobak sodor diulangi lagi dengan tim yang sama dengan salah satu anggotamu yang pasif, apakah kamu tetap mau satu tim dengannya dan mengevaluasi kembali permainan sebelumnya?
a. Selalu c. Kadang-kadang
42
b. Sering d. Tidak pernah
14. Meskipun pernah mengalami kekalahan yang disebabkan oleh salah satu anggota timmu, apakah kamu akan tetap mau bermain dengan temanmu tersebut?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Jika kamu mempunyai kesalahan yang menyebabkan timmu mengalami kekalahan, apakah kamu akan meminta maaf kepada anggota timmu yang lain?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
43
RUBRIK PENILAIAN KUESIONER KERJASAMA No. Indikator
4 Ketika anak mampu menerapkan arti kerjasama dalam kehidupan sehari-hari
3 Ketika anak belum memahami arti kerjasama tetapi sudah bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
2 Ketika anak hanya memahami arti kerjasama tetapi belum bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
1 Ketika anak belum bisa memahami dan menerapkan arti kerjasama dalam kehidupan sehari-hari
- Rasa pengertian 4 Ketika anak mampu menahan emosi dan memahami anggota tim satu sama lain
3 Ketika anak hanya bisa memahami tapi belum bisa menahan emosi 2 Ketika anak belum bisa memahami
memahami tetapi sudah bisa menahan emosi.
1 Ketika anak belum bisa memahami dan menahan emosinya.
- Saling percaya antar anggota
4 Ketika anak sudah mampu
memberikan kepercayaan seutuhnya kepada anggotanya terhadap tugas yang telah dibagi.
3 Ketika anak masih ragu untuk memberikan kepercayaan tetapi berusaha untuk percaya kepada temannya.
2 Ketika anak masih mempunyai rasa khawatir dan sulit percaya kepada temannya sehingga masih diliputi rasa was-was.
44
1 Ketika anak tidak bisa memberikan kepercayaannya terhadap temannya
4 Ketika anak selalu memberikan arahan serta memberikan penjelasan dengan detail.
3 ketika anak sering memberikan arahan serta penjelasan dengan detail.
2 Ketika anak kadang-kadang
memberikan arahan serta penjelasan seperlunya.
1 Ketika anak tidak pernah
memberikan arahan dan penjelasan atau pasif.
4 Ketika anak selalu saling melengkapi segala kekurangan masing-masing anggota timnya.
3 Ketika anak sering melengkapi segala kekurangan masing-masing anggota timnya.
2 Ketika anak jarang melengkapi segala kekurangan masing-masing anggota timnya.
1 Ketika anak tidak pernah melengkapi segala kekurangan masing-masing anggota timnya.
- Saling menghargai
4 Ketika anak selalu menghargai segala usaha temannya.
3 Ketika anak sering menghargai segala usaha temannya meskipun itu hal kecil.
2 Ketika anak jarang menghargai segala usaha temannya.
1 Ketika anak tidak pernah menghargai usaha temannya.
- Saling mendukung
4 Ketika anak selalu mendukung dan memberi semangat satu sama lain.
45
3 Ketika anak sering mendukung dan memberi semangat satu sama lain.
2 Ketika anak jarang mendukung dan memberi semangat satu sama lain.
1 Ketika anak tidak pernah
mendukung dan memberi semangat satu sama lain.
4 Ketika anak selalu mengutamakan rasa persaudaraan dan rasa
kebersamaan.
3 Ketika anak sering mengutamakan rasa persaudaraan dan rasa
kebersamaan.
2 Ketika anak jarang mengutamakan rasa persaudaraan dan rasa
kebersamaan.
1 Ketika anak tidak pernah
mengutamakan rasa persaudaraan
4 Ketika anak selalu mengutamakan rasa kebersamaan dibandigkan egonya.
3 Ketika anak sering mengutamakan rasa kebersamaan dibandigkan egonya.
2 Ketika anak jarang mengutamakan rasa kebersamaan dibandigkan egonya.
1 Ketika anak tidak pernah
mengutamakan rasa kebersamaan dibandigkan egonya.
46 C. WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA KERJASAMA UNTUK ANAK
No. Aspek Indikator Nomor
Butir Soal 1. Sikap Kerjasama Sikap yang terkandung dalam permainan gobak sodor. 1
2. Cara menyusun strategi dalam permainan gobak sodor. 2
3. Pengetahuan tentang sikap kerjasama. 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9 4 Indicator Kerjasama Saling mengerti dan percaya satu sama lain. 10
Berkomunikasi secara jelas dan tidak ambigu. 11, 12, 13,14 Saling menerima dan mendukung satu sama lain. 15 Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan
konflik.
16,17
47
PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK ANAK
Nama : ………
Kelas : ………
Umur : ………
Petunjuk pengisian:
1. Tulislah nama, nomor absen, kelas dan tahun ajaran.
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kondisimu.
3. Jawaban tidak mempengaruhi raport dan nilai.
PERTANYAAN!
1. Sikap atau nilai apa sajakah yang terdapat dalam permainan gobak sodor??
2. Bagaimana langkah atau strategi yang kamu susun dalam permainan gobak sodor agar timmu menjadi pemenang??
3. Apakah dalam bermain gobak sodor kamu mampu berkerjasama dengan temanmu?
4. Menurut pendapatmu, apa itu kerjasama?
5. Apakah kamu sering bertengkar dengan temanmu jika melakukan hal secara berkelompok atau bersama-sama?
6. Jika disuruh memilih antara bermain gobak sodor dengan bermain hp, manakah yang kamu pilih? Apakah alasannya?
7. Apakah kamu lebih suka bermain secara individu daripada bermain secara berkelompok? Apakah alasannya?
8. Dalam bermain game online apakah kamu pernah bekerjasama dengan temanmu?
Bagaimana bentuk kerjasama tersebut. Jelaskan!
9. Dalam bermain game online apakah kamu bisa berinteraksi dan mendiskusikan strategi secara langsung dengan temanmu? Jelaskan!
10. Apakah kamu akan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada temanmu untuk melaksanakan tugasnya? Berikan alasannya!
11. satu timmu merupakan bukan teman dekatmu? Apa yang akan kamu lakukan?
12. Jika timmu diambang kekalahan, apa yang akan kamu lakukan?
13. Jika ada temanmu yang kurang faham cara bermain gobak sodor, apakah kamu akan menjelaskannya kembali secara detail?
14. Jika kamu tidak suka dengan teman satu timmu, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu tetap berkomunikasi dengannya? Berikan alasannya!
15. Jika dalam satu kelompok ternyata ada temanmu yang kurang bisa bermain gobak sodor, bahkan sangat pasif. Apa yang akan kamu lakukan?
48
16. Jika ada teman satu timmu yang berbeda pendapat denganmu apa yang kamu lakukan?
17. Jika ada salah satu anggota timmu yang berselisih pendapat, apa yang akan kamu lakukan?
49
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ORANG TUA
No. Aspek Indikator Nomor
Butir Soal 1. Keseharian anak
usia 10 tahun di Desa Tenggeles Rt 3
Rw 2
Permainan yang sering dilakukan anak 1
2. Anak sering bermain game online atau bermain bersama temannya
2
3. Sikap anak terhadap orang tua 3
4. Sikap anak terhadap teman sebayanya 4
5. Sikap Kerjasama anak di Desa Tenggeles Rt 3 Rw
2
Anak sering bertengkar dengan temannya 5
7. Minat anak terhadap permainan tradisional 6,7
8. Peran dan tanggungjawab anak 8,9
Komunikasi antar anak 10
50
PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK ORANG TUA
Nama : ………
Umur : ………
Petunjuk pengisian:
1. Tulislah nama, nomor absen, kelas dan tahun ajaran.
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kondisimu.
3. Jawaban tidak mempengaruhi raport dan nilai.
PERTANYAAN!
1. Permainan apa yang sering dilakukan anak-anak di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2?
2. Apakah anak di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2 lebih sering bermain game online atau smarthphone daripada bermain dengan teman sebayanya?
3. Bagaimana sikap anak di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2 terhadap orang tuanya? Terutama ketika ia sedang bermain handphone.
4. Bagaimana sikap anak terhadap teman sebayanya?
5. Apakah ketika bermain, anak lebih sering bertengkar dengan temannya jika tidak sesuai dengan keinginannya?
6. Bagaimana minat anak terhadap permainan tradisional? Masih adakah anak di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2 masih melakukan permainan tradisional?
7. Apakah anak-anak di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2 mengetahui permainan tradisional gobak sodor? Dan apakah permainan gobak sodor sering dimainkan?
8. Apakah ketika bermain, anak di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2 sering meninggalkan temannya begitu saja ketika ia diajak bermain game online dengan temannya yang lain?
9. Apakah anak di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2 sering membantah dan tidak mau disuruh orang tua ketika sudah bermain handphone? Dan bagaimana perbedaannya dengan ketika anak bermain dengan teman sebayanya?
10. Bagaimana komunikasi antar anak ketika bermain game online dibandingkan dengan bermain dengan teman sebayanya?
51 D. OBSERVASI
Tabel Pedoman Observasi Kerjasama Anak
No. Indikator Aspek Yang Diamati Nomor Butir Pernyataan 1. Saling mengerti dan
percaya satu sama lain.
- Memahami arti dari kerjasama - Rasa pengertian
- Saling percaya antar anggota
1
2. Berkomunikasi secara jelas dan tidak ambigu.
- Adanya komunikasi antar anggota tim
- Interaksi antar teman dalam bermain gobak sodor.
2,3,4
3. Saling menerima dan mendukung satu sama lain.
- Menerima segala kelebihan dan kekurangan
- Saling menghargai - Saling mendukung
5,6,7
4. Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan konflik.
- Mempunyai rasa persaudaraan.
- Lebih mengutamakan kebersamaan daripada ego
8,9,10
52
LEMBAR OBSERVASI KERJASAMA ANAK
No. Aspek Yang Diamati YA TIDAK KETERANGAN 1. Adanya kekompakan dalam
bermain gobak sodor serta memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada anggota tim
2. Adanya komunikasi antar anggota tim
3. Mempunyai tujuan yang sama antar tim
4. Saling membantu satu sama lain antar anggota tim 5. Saling menghargai segala
bentuk usaha
6. Saling melengkapi dan mendukung satu sama lain 7. Saling melengkapi
kekurangan dan kelebihan satu sama lain
8. Lebih mengutamakan rasa persaudaraan daripada ego 9. Mempunyai kesepakatan
dalam pengambilan keputusan
10. Adanya persatuan dan tidak adanya pertengkaran
53 E. DOKUMENTASI
Pedoman Dokumentasi Kerjasama
No. Data
1. Gambar 2. Video
3. Lembar angket 4. Lembar Wawancara 5. Lembar Observasi
LEMBAR DOKUMENTASI
No. Data ADA TIDAK KETERANGAN
1. Gambar 2. Video
3. Lembar angket 4. Lembar Wawancara 5. Lembar Observasi
54
LEMBAR PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Nama Kegiatan : Implementasi Permainan Gobak Sodor Dalam Meningkatkan Kerjasama Anak Usia 10 Tahun Di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2.
2. Tempat : Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2.
3. Waktu : 20 Desember 2021 – 20 Januari 2022
4. Tujuan : Untuk Meningkatkan Kerjasama Anak Usia 10 Tahun.
5. Pelaksanaan : a. Pendahuluan
Dalam pendahuluan peneliti memberi salam dan mengkondisikan anak agar tidak berbicara sendiri. Kemudian, anak diberikan kuesioner sebagai pretest sebelum bermain gobak sodor. Setelah anak mengerjakan kuesioner, peneliti menjelaskan pengertian gobak sodor dan memberikan contoh secara langsung serta memberikan informasi cara bermain dan aturan dalam permainan gobak sodor.
b. Inti
Dalam kegiatan inti, anak dibagi menjadi 2 tim secara heterogen. Satu tim terdiri dari 4 orang. 2 tim tersebut terdiri dari tim jaga dan tim lawan. Setelah itu, beberapa anak membuat garis lapangan gobak sodor. Tim jaga bertujuan untuk menjaga tim lawan agar tidak bisa melewati garis lapangan, sedangkan tim lawan mempunyai tujuan agar bisa melewati tim jaga tanpa tersentuh dari depan hingga kembali lagi ke depan. Peneliti melakukan pengamatan terhadap anak-anak yang sedang melakukan permainan gobak sodor. Jika salah satu pemain tim lawan tersentuh oleh tim jaga, maka pertandingan selesai dan tim lawan bergantian menjadi tim jaga dan tim jaga menjadi tim lawan sampai ada yang menjadi pemenangnya diantara salah satu tim.
c. Penutup
Peneliti melakukan pengumuman siapa diantara 2 tim tersebut yang memenangkan pertandingan. Setelah itu penyampaian waktu bermain lagi, serta salam penutup.