• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 12-0)

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sumut Februari 2021 sebesar 6,01 persen, turun 0,90 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020 dan naik 1,30 persen poin dibandingkan Februari 2020. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 sebanyak 7,479 juta orang, naik 129 ribu orang dibanding Agustus 2020. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebesar 0,72 persen poin. TPT Sumut Februari 2021 tersebut lebih rendah dari TPT Nasional sebesar 6,26 persen.

Terdapat 694 ribu orang (6,44 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (59 ribu orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (38 ribu orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (34 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (563 ribu orang).

Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan Gini Ratio Sumut yang baru dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Maret 2021, Untuk bulan September 2020 tercatat Gini Rasio sebesar 0,314. Terjadi sedikit penurunan sebesar 0,002 poin

Grafik I.3. Pergerakan TPT Sumut dan Nasional Februari 2018 s.d. Februari 2021

5.13 5.34 5.01 5.28 4.99 7.07 6.26

5.59 5.56 5.56 5.41 4.73 6.91 6.01

Feb-18 Agt-18 Feb-19 Agt-19 Feb-20 Agt-20 Feb-21

Nasional Sumut

Sumber : BPS

BAB I : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

4 jika dibandingkan Maret 2020 yang sebesar 0,316. Penurunan Gini Rasio ini berarti terjadi penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran.

Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,336 sedikit menurun dibanding Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,338. Sebaliknya, Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,258 meningkat dibanding Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,255. Pada September 2020, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 21,48 persen.

Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 20,18 persen dan di daerah perdesaan angkanya tercatat sebesar 24,06 persen yang artinya keduanya juga berada pada kategori ketimpangan rendah.

Nilai Tukar Petani (NTP) Sumut Maret 2021 sebesar 117,05 atau naik 2,06 persen dibandingkan dengan NTP Februari 2021, yaitu sebesar 114,69. Kenaikan NTP Maret 2021 disebabkan oleh naiknya NTP pada dua subsektor, yaitu NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 4,02 persen dan NTP subsektor Peternakan sebesar 0,15 persen. Sementara itu, NTP tiga subsektor lainnya menurun, yaitu NTP subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,20 persen, NTP subsektor Hortikultura turun sebesar 0,27 persen, dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 0,44 persen.

NTP per Subsektor Januari 2021 Februari 2021 Maret 2021

1. Tanaman Pangan 94,28% 94,85% 94,67%

2. Holtikultura 99,58% 99,06% 98,79%

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 136,99% 135,96% 141,43%

4. Peternakan 101,09% 101,19% 101,34%

5. Perikanan 100,83% 102,58% 102,13%

Sumber : BPS

Grafik I.4. Perkembangan Gini Rasio Sumut, September 2018 – September 2021 0.342 0.365

0.335 0.33 0.338 0.337 0.338 0.336

0.256 0.264 0.272 0.257 0.264 0.262 0.255 0.258

0.315 0.335 0.318 0.311 0.317 0.315 0.316 0.314

0.2 0.3 0.4

Mrt-17 Sep-17 Mrt-18 Sep-18 Mrt-19 Sep-19 Mrt-20 Sep-20 Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Sumber : BPS

Tabel I.1. Perkembangan NTP per Subsektor Sumut, Triwulan I 2021

BAB II

PERKEMBANGAN & ANALISIS PELAKSANAAN APBN

W i s a t a A l a m D a t u k , B a t u b a r a

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

5 Pada bab ini berisi data dan analisis pelaksanaan APBN di Wilayah Provinsi Sumatera Utara yang meliputi APBN Tingkat Provinsi.

Tabel II. 1

Pagu dan Realisasi APBN Sumut s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2020 dan Tahun 2021 (miliar rupiah)

Uraian 2020 2021

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

A. Pendapatan Negara 23.062,98 4.724,66 20,49 26.937,64 3.704,36 13,75 I. Penerimaan Perpajakan 21.717,88 4.306,35 19,83 25.387,00 3.319,76 13,08 II. Penerimaan PNBP 1.345,10 418,31 31,10 1.550,64 384,59 24,80

III. Penerimaan Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

B. Belanja Negara 62.549,76 12.664,91 20,25 61.755,91 12.320,77 19,95 I. Belanja Pemerintah Pusat 22.450,87 3.171,18 14,12 21.482,87 3.283,44 15,28 1. Belanja Pegawai 9.281,46 1.743,22 18,78 9.481,30 1.702,34 17,95 2. Belanja Barang 8.328,28 1.017,55 12,22 7.194,17 881,25 12,25 3. Belanja Modal 4.810,65 406,71 8,45 4.772,02 698,25 14,63

4. Bantuan Sosial 30,48 3,70 12,13 35,38 1,61 4,54

II. Transfer ke Daerah &

Dana Desa 40.098,89 9.493,73 23,68 40.273,04 9.037,33 22,44 1. Dana Perimbangan 35.603,30 9.395,33 26,39 35.747,74 8.834,89 24,71 a. DAU 23.134,20 7.537,91 32,58 22.687,43 6.405,06 28,23

b. DBH 1.572,06 28,11 1,79 1.577,23 778,45 49,36

c. DAK FISIK 2.418,35 0,00 0,00 3.086,58 0,00 0,00

d. DAK Non Fisik 7.840,20 1.829,30 23,33 7.949,96 1.651,38 20,77

e. DID 638,50 0,00 0,00 446,54 0,00 0,00

2. Dana Desa 4.495,59 98,41 2,19 4.525,29 202,44 4,47

Surplus/Defisit -39.486,78 -7.940,25 -34.818,27 -8.616,41 Sumber : Aplikasi OMSPAN, Monev PA, Kanwil DJP Sumut I dan II, Kanwil DJBC Provinsi Sumut (diolah)

Pada sisi penerimaan, target pendapatan tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 16,80 persen sedangkan untuk realisasi pendapatan pada Triwulan I tahun 2021 mengalami kontraksi sebesar 21,60 persen jika dibandingkan dengan Triwulan I tahun 2020. Untuk Penerimaan Pajak yang merupakan sumber pendapatan terbesar, realisasi penerimaan pajak Triwulan I tahun 2021 mengalami kontraksi sebesar 22,91 persen jika dibandingkan dengan Triwulan I tahun 2020. Kontraksi ini dikarenakan pandemi Covid-19 pada Triwulan I 2020 belum masuk di Provinsi Sumut.

Pada sisi Belanja, pagu Belanja Provinsi Sumut pada Triwulan I 2021 sebesar Rp61,75 triliun dengan komposisi alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp21,48 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp40,27 triliun. Pagu ini megalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Penurunan ini

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

6 terjadi pada belanja Belanja Pemerintah Pusat khususnya belanja barang yang mengalami penurunan sebesar 13,62 persen jika dibandingkan dengan Triwulan I tahun 2020. Hal ini dampak pemberlakuan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat dan penerapan pola kerja baru dengan memanfaatkan teknologi dan informasi yang telah membuahkan hasil, yaitu efisiensi pada anggaran belanja perjalanan dinas. Untuk belanja TKDD mengalami peningkatan alokasi pagu sebesar 0,43 persen. Hal ini sejalan dengan kebijakan TKDD tahun 2021 merupakan upaya pemerintah untuk tetap memperkuat layanan publik, mendorong percepatan pemulihan ekonomi, serta menjaga kesejahteraan masyarakat di daerah dan di desa, meskipun masih terdapat tantangan dan hambatan dalam pelaksanaannya, dikarenakan bersamaan dengan upaya pengendalian pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas di ranah publik.

Dari sisi realisasi, realisasi belanja mengalami penurunan sebesar 2,72 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019. Penurunan terbesar terjadi pada DAU dimana hal ini terjadi dikarenakan beberapa daerah belum dapat memenuhi persyaratan penyaluran DAU Bulan Februari sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.07/2020 tentang Perubahan Atas PMK Nomor 139/PMK.07/2019 Tentang Pengelolaan DBH, DAU dan Dana Otsus.

PENDAPATAN NEGARA 1. Pendapatan Perpajakan

Penerimaan perpajakan merupakan sumber pendapatan terbesar di Provinsi Sumut dengan kontribusi sebesar Rp3,31 triliun dari total pendapatan negara yang sebesar Rp3,70 triliun. Penerimaan perpajakan ini terdiri dari pajak dalam negeri sebesar Rp2,65 triliun dan pajak perdagangan sebesar Rp670,04 miliar. Penerimaan perpajakan ini lebih mengalami kontraksi sebesar 22,91 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020.

Penerimaan PPh Non Migas masih menjadi primadona dalam capaian penerimaan perpajakan dengan capaian sebesar Rp1,99 triliun atau serbesar 59,99 persen. Secara umum kinerja penerimaan pajak masih melanjutkan tren membaik sejalan dengan semakin pulihnya konsumsi masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan realisasi PPN mengalami pertumbuhan di bulan Maret 2021 sebesar 41,30 persen jika dibandingkan dengan Februari 2021.

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

7

Grafik II. 1. Realisasi Penerimaan Perpajakan Provinsi Sumut Triwulan I Tahun 2021

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Grafik II. 2. Realisasi PNBP Triwulan I Tahun 2021 Provinsi Sumut

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

Selain optimalisasi sektor pajak, salah satu langkah kebijakan fiskal di bidang pendapatan negara adalah optimalisasi PNBP dari BLU, dan PNBP Lainnya. Tercatat PNBP Triwulan I tahun 2021 mengalami kontraksi sebesar 8,06 persen jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020. Penurunan ini utamanya dikarenakan penurunan pendapatan lain-lain khususnya Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu yang mengalami kontraksi sebesar 498,57 persen. Pertumbuhan positif terjadi pada

2,649,718,300,630 Pajak Dalam Negeri (dalam jutaan rupiah)

209,615.18

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

8 pendapatan BLU, tercatat pertumbuhan sebesar 20,82 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.

A. BELANJA NEGARA

1. Belanja Pemerintah Pusat

Grafik II. 3. Tren Realisasi Belanja Perintah Pusat Triwulan I Tahun 2021 (dalam persen)

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah)

Tren Belanja K/L Triwulan I 2021 positif. Pencairan Belanja Pegawai di Triwulan I cenderung stabil dan meningkat tiap bulannya. Jika dilihat pada bulan Januari, realisasi belanja pegawai lebih kecil dibandingkan bulan Februari dan Maret, hal ini disebabkan honor/uang makan/uang lembur bulan Januari baru dibayarkan pada Februari. Untuk belanja barang dan modal, peningkatan belanja terlihat dari bulan Februari, mengingat pada bulan Januari satker masih melengkapi dokumen syarat pencairan tahun anggaran 2020 dan persiapan dokumen-dokumen pengadaan barang. Secara agregat, realisasi belanja pemerintah pusat pada Triwulan I tahun 2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,54 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.

Peningkatan terjadi pada belanja modal, belanja modal tumbuh sebesar 71,68 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Kinerja realisasi Belanja Pemerintah Pusat hingga akhir Maret 2021 yang lebih baik dari periode tahun sebelumnya merupakan awal yang baik untuk mendukung proses pemulihan ekonomi.

Januari Februari Maret

Belanja Pegawai 5.03 6.18 6.78

Belanja Barang 0.87 3.55 7.64

Belanja Modal 0.29 7.51 7.01

Belanja Bansos 0 4.54 0

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

9 2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Grafik II. 4. Realisasi Belanja TKDD Triwulan I Tahun 2021 (dalam persen)

Hingga akhir bulan Maret 2020, belum terdapat penyaluran DAK Fisik karena masih dalam proses lelang. Untuk penyaluran DAU mengalami pertumbuhan negatif sebesar 15,03 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa daerah yang masih mengalami kendala dalam pemenuhan syarat pelaporan untuk penyaluran DAU. Untuk DBH, terjadi pertumbuhan positif sebesar 2.668,99 persen (yoy), hal ini dipengaruhi adanya percepatan penyaluran kurang bayar DBH. Sedangkan realisasi Dana Desa mengalami pertumbuhan positif sebesar 105,72 persen, hal ini dikarenakan percepatan penyaluran Dana Desa untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor PER-1/PK/2021.

3. Manajemen Investasi Pusat a. Penerusan Pinjaman

Investasi pemerintah Pusat yang dilaksanakan di daerah adalah penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah dan BUMD serta penyaluran Kredit Usaha Rakyat melalui perbankan. Hingga Triwulan I 2021, Penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah/

BUMD telah selesai dan tidak ada penerusan pinjaman yang baru.

b. Kredit Program dan UMi

Kondisi Penyaluran Program Kredit KUR Triwulan I tahun 2021 pada Provinsi Sumut dapat dilihat pada Grafik II. 5 dan Tabel II. 2. Skema KUR Mikro masih menjadi pilihan masyarakat dengan jumlah debitur sebanyak 53.753 debitur pada Triwulan I tahun 2021 dengan sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan menjadi primadona. Sedangkan untuk UMi Triwulan I tahun 2021, jumlah akad sebesar Rp6,55 Miliar dengan jumlah

Januari Februari Maret

DBH 3.03 24.46 21.87

DAU 11.36 10.12 6.75

DID 0 0 0

DAK Non Fisik 0 0.38 20.4

DAK Fisik 0 0 0

Dana Desa 0 0.99 3.48

05 1015 2025 30

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

10 debitur sebesar 1.999 debitur. Adapun penyaluran UMi tertinggi terdapat pada Kabupaten Deli Serdang diikuti dengan Kabupaten Langkat di posisi kedua.

Grafik II. 5. Realisasi KUR TW I Tahun 2021 Berdasarkan Skema

Sumber: Aplikasi SIKP (diolah)

Tabel II. 2. Penyaluran Kredit Program di Provinsi Sumut Sektor

Sumber : Aplikasi SIKP (diolah)

Grafik II. 6. Penyaluran Umi Triwulan I Tahun 2021

Sumber: Aplikasi SIKP Umi (diolah) 217 237

Jumlah Debitur Jumlah Salur

1. Industri Pengolahan 4.062 151.696.400.000

2. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan dan Perorangan Lainnya 5.516 206.619.200.000

3. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 191 13.609.000.000

4. Jasa Pendidikan 41 2.254.000.000

5. Konstruksi 11 420.000.000

6. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan

Makan Minum 2.259 108.086.900.000

7. Perdagangan Besar dan Eceran 26.795 1.225.713.755.517

8. Perikanan 766 30.066.000.000

9. Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 30.081 1.034.969.517.000 10. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

167 10.909.530.000 11. Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 422 18.814.000.000

Total 70.311 2.803.158.302.517

KECIL MIKRO SUPERMI TKI

Jlh Salur 921,191,900,000 1,771,745,432,517 110,181,440,000 39,530,000

Jlh Debitur 4,477 53,753 12,079 2

0

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

11 B. Prognosis Realisasi APBN

Prognosis Realisasi APBN di Provinsi Sumut diukur menggunakan pendekatan forecasting menggunakan eksponensial Holt-Winters Smoothing terhadap realisasi belanja dan pendapatan pada periode beberapa tahun sebelumnya.

Tabel II. 3. Hasil Winters’ Method Plot untuk Realisasi Belanja APBN dan Penerimaan

Sumber : Hasil output eksponensial Holt-Winters Smoothing

Berdasarkan hasil pengujian eksponensial Holt-Winters Smoothing dalam tabel III.6, didapatkan prognosis realisasi penerimaan dan realisasi APBN sampai dengan Triwulan IV tahun 2020 yang tersaji dalam tabel II. 4. berikut ini.

Tabel II. 4 Tabel Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sumut Tahun 2021 (miliar rupiah) Uraian Pagu Realisasi s.d. TW I Perkiraan Realisasi s.d. Tw

IV Rp. % Realisasi

Thdp Pagu

Rp. % Realisasi Thdp Pagu Pendapatan Negara 26.937,64 3.704,36 13,75 21.226,86 78,80 Belanja Negara 61.755,91 12.320,77 19,95 60.971,61 98,73 Surplus/Defisit -34.818,27 -29,689.81 -39.744,75

Sumber : Hasil output eksponensial Holt-Winters Smoothing (diolah)

Prognosis penerimaan negara sampai dengan bulan Desember 2021 (Triwulan IV) diprediksi tercapai sebesar 78,80 persen atau sekitar Rp21,226 triliun. Sedangkan prognosis belanja negara sampai dengan bulan Desember 2021 (Triwulan IV) diprediksi terealisasi sebesar 98,73 persen dari pagu belanja APBN.

BAB III

PERKEMBANGAN & ANALISIS PELAKSANAAN APBD

P a j a r B u a h , B r a s t a g i

BAB III : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

12 Realisasi APBD untuk 34 pemerintah daerah di lingkup Provinsi Sumatera Utara periode Triwulan I tahun 2020-2021 disajikan sebagai berikut:

Tabel III.1

Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sumut s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2020 - 2021 (dalam miliar Rp)

Uraian Triwulan I 2020 Triwulan I 2021

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % %* LAIN-LAIN PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH 4.446,82 46,36 1,04 1.847,19 81,38 4,41 0,93

Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah

BAB III : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

BAB III : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

13 Target pendapatan APBD Provinsi Sumut tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp3,10 triliun. Penurunan target pendapatan disebabkan menurunnya jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan transfer, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagai dampak pandemi. Begitu juga pagu belanja APBD Provinsi Sumut tahun 2021 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp4,41 triliun. Penurunan pagu belanja di antaranya berasal dari pos belanja pegawai, belanja modal, belanja bantuan keuangan, dan belanja barang dan jasa sebagai implementasi dari kebijakan untuk melakukan efisiensi, refocussing, dan realokasi anggaran yang kegiatannya dipergunakan dan/atau dialihkan untuk penanggulangan Covid-19.

Untuk realisasi pendapatan s.d. Triwulan I tahun 2021 mengalami penurunan yang cukup tajam dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 sebesar Rp1,07 triliun yang disebabkan oleh merosotnya realisasi PAD dan kebijakan refocussing, penyesuaian alokasi, dan pergeseran anggaran terutama pada anggaran transfer ke daerah. Hal ini sebagai dampak pandemi Covid-19 yang menyerang tanpa pandang bulu sehingga berimbas pada pembatasan aktifitas masyarakat guna mencegah penularan Covid-19 yang lebih besar. Realisasi pendapatan terbesar sendiri berasal dari pendapatan transfer yaitu sebesar 82,29 persen. Sementara itu, realisasi belanja s.d. Triwulan I tahun 2021 juga mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar Rp1,15 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Hal ini disebabkan penurunan jumlah realisasi pada hampir semua jenis belanja, yaitu belanja pegawai, barang, hibah, bantuan sosial, bantuan keuangan, belanja modal, dan belanja tak terduga. Hanya belanja bunga dan belanja subsidi yang mengalami peningkatan realisasi dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penerimaan PAD Triwulan I tahun 2021 di Sumut didominasi oleh pendapatan Pajak Daerah mencapai Rp1,12 triliun atau 76,15 persen dari total penerimaan PAD sebesar Rp1,47 triliun.

76.15%

4.90%

10.36%

8.58%

Grafik III.1

Komposisi dan Sumber PAD di Provinsi Sumut

Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah

BAB III : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

14 a) Penerimaan Pajak Daerah

Berdasarkan Grafik III.2, penerimaan Pajak Daerah di Sumut didominasi oleh pemerintah Provinsi Sumut.

Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Sumut lebih banyak bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Pajak Air Permukaan.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Kota Medan merupakan penerima retribusi daerah tertinggi di Sumut. Penerimaan retribusi Kota Medan s.d.

Triwulan I tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar Rp10,10 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penerimaan retribusi terbesar berasal dari retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi pelayanan persampahan kebersihan, dan retribusi parkir di tepi jalan umum.

c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan di wilayah Sumut didominasi oleh Kabupaten Tapanuli Selatan yang berasal dari perolehan bagian laba atas penyertaan modal pada

Sumber : LKPD Prov/Kab/Kota (2021), diolah

13

5 (Lima) Pemda dengan Realisasi Terbesar Penerimaan Pajak Daerah (dalam Miliar Rp)

Tw I 2020 Tw I 2021

Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah

2.69

Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah untuk 5 Pemda dengan Realisasi Terbesar (dalam Miliar Rp)

Tw I 2020 Tw I 2021 Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah

8.69

Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (dalam Miliar Rp)

Tw I 2020 Tw I 2021 Sumber: LKPD Prov/Kab/Kota (2021), diolah

BAB III : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

15 Perusahaan Milik Daerah/BUMD. Meskipun demikian, pendapatan dari jenis ini hanya menyumbang sebesar 1,74 persen dari total PAD.

2. Pendapatan Transfer

Penerimaan transfer terbesar di Provinsi Sumut s.d. Triwulan I tahun 2021 berasal dari Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp7,01 triliun atau 97,05 persen dari total penerimaan transfer sebesar Rp7,22 triliun. Penerimaan DAU memberikan kontribusi yang signifikan sebesar Rp6,63 triliun atau 91,89 persen dari total realisasi pendapatan transfer Triwulan I tahun 2021.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Pendapatan tertinggi dari jenis ini adalah Pendapatan Lainnya sebesar Rp80,93 miliar atau sebesar 99,44 persen dari total penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp81,38 miliar. Realisasi Pendapatan Lainnya di antaranya adalah pendapatan atas pengembalian hibah, dan pendapatan hibah dari kelompok masyarakat dan dari badan lembaga organisasi dalam negeri.

B. Belanja Daerah

1. Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Belanja

Realisasi Belanja Operasi menjadi komposisi realisasi belanja terbesar yaitu Rp3,69 triliun atau 95,02 persen dari total realisasi belanja pada Triwulan I tahun 2021.

Sumber: LKPD Prov/Kab/Kota (2021), diolah

0.56%

0.00%

99.44%

Grafik III.6

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Prov. Sumut Triwulan I 2021

Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat

Pendapatan Lainnya

Sumber: LKPD Prov/Kab/Kota (2021), diolah

Gambar III.1

Komposisi Belanja di Provinsi Sumut 7005.23

0.27 212.34

0.00

Grafik III. 5

Komposisi Pendapatan Transfer (dalam Miliar Rp)

Transfer Pemerintah

Sumber: LKPD Prov/Kab/Kota (2021), diolah

BAB III : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

16 Berdasarkan Grafik III.7 terjadi penurunan jumlah realisasi pada Triwulan I tahun 2021 untuk hampir semua jenis belanja operasi dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Hal ini disebabkan masih berlanjutnya kebijakan efisiensi dan refocussing/realokasi anggaran yang kegiatannya dipergunakan/dialihkan untuk penanggulangan Covid-19 di tahun 2021.

Realisasi pembentukan aset di Provinsi Sumut sebesar Rp174,27 miliar atau 4,48 persen dari total realisasi belanja. Realisasi tertinggi pembentukan aset berasal dari belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan sebesar Rp111,20 miliar atau 63,81 persen.

Penyerapan belanja modal yang masih rendah disebabkan beberapa proyek masih dalam tahapan proses lelang pengadaan barang dan jasa terutama pengadaan konstruksi melalui lelang secara elektronik.

Sebanyak 33 pemerintah derah mengalokasikan anggaran untuk Belanja Tidak Terduga dengan total realisasi mencapai Rp19,46 miliar. Realisasi tertinggi dimiliki oleh kota Medan sebesar Rp12,16 miliar atau 49,70 persen dari total realisasi belanja tak terduga.

Tebing Tinggi Labuhanbatu Batubara Madina Medan

0.85 1.68

3.87 5.00

12.16 Grafik III.9

Lima Pemda Realisasi Terbesar Belanja Tak Terduga (dalam miliar rupiah)

7.31 1.00 157.92 1.34 0.00

pegawai barang & jasa bunga subsidi hibah bansos bantuan

keuangan Grafik III.7

Belanja Operasi Prov. Sumut TRIWULAN.I 2020 dan 2021 (dalam Miliar Rupiah)

Tw I 2020 Tw II 2021

Sumber: LKPD Prov/Kab/Kota (2021), diolah

0.00

12.00

50.98

111.20 0.09

Grafik III.8

Realisasi Belanja Modal Provinsi Sumut Triwulan. I 2021

Sumber: LKPD Prov/Kab/Kota (2021), diolah

BAB III : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

17 2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Urusan Pendidikan merupakan pagu tertinggi dalam Belanja APBD di Provinsi Sumut yaitu sebesar Rp17,83 triliun dengan capaian realisasi tertinggi sebesar Rp7,88 triliun (44,19 persen).

Grafik III.10

Sepuluh Besar Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan Triwulan I Tahun 2021 (dalam Miliar Rp)

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Akhir Tahun 1. Prognosis Pendapatan

Berdasarkan rata-rata realisasi pendapatan terhadap target akhir tahun selama 5 (lima) tahun terakhir, diproyeksikan realisasi pendapatan APBD di Provinsi Sumut pada akhir tahun 2021 sekitar Rp52,15 triliun atau 92,07 persen.

2. Prognosis Belanja

Tabel III.3

Prognosis Belanja Prov. Sumut sampai Akhir Tahun 2021 Tahun Belanja (triliun rupiah) % Capaian

Pagu Real

Rata-rata Persentase 92,18

2021 51,48 47,45 92,18

Berdasarkan realisasi belanja 5 (lima) tahun terakhir, diproyeksikan realisasi belanja pada akhir tahun 2021 sebesar Rp47,45

Prognosis Pendapatan Prov. Sumut sampai Akhir Tahun 2021

Tahun

Pendapatan

(triliun rupiah) % Capaian Target Real

Rata-rata Persentase 90,63

2021 57,54 52,15 90,63

Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah

BAB IV

PERKEMBANGAN & ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN (APBN & APBD)

R u m a h A d a t A n g k o l a

18

BAB IV : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN KONSOLIDASIAN

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN Tabel IV.1.

Tabel Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumut Triwulan I Tahun 2021 (dalam miliar rupiah)

Uraian

TW III 2020 % Kenaikan/

Penurunan

TW III 2019

Pusat Daerah Konsolidasi Konsolidasi

Pendapatan Negara 3,704.36 9,116.39 12,820.74 -5.69% 13,594.41 Pendapatan Perpajakan 3,319.76 1,124.23 4,443.99 -25.07% 5,930.67

Pendapatan Bukan Pajak 384.59 407.58 792.18 11.85% 708.28

Hibah - 0.36 0.36 -96.02% 8.99

Transfer - 7,584.22 7,584.22 9.18% 6,946.47

Belanja Negara 12,320.77 4,177.03 16,497.80 -7.50% 17,835.72 Belanja Pemerintah 3,283.44 3,889.11 7,172.55 -12.47% 8,194.03

Transfer 9,037.33 287.92 9,325.24 -3.28% 9,641.69 Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut Triwulan I Tahun 2021 (diolah)

Total pendapatan konsolidasian Provinsi Sumatera Utara Triwulan I tahun 2021 mencapai Rp12,8 triliun. Sedangkan total belanja konsolidasian mencapai Rp16,5 triliun. Realisasi pendapatan maupun belanja mengalami penurunan dari periode sebelumnya yang mengakibatkan defisit anggaran sebesar 28,68% atau minus Rp3,68 triliun. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, surplus/defisit mengalami penurunan sebesar 13,3%. Hal ini disebabkan karena Triwulan I tahun 2021 merupakan awal tahun anggaran yang sebagian besar Instansi pemerintah pusat maupun daerah belum memulai kegiatan/program kerjanya. Defisit terjadi karena penurunan belanja tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan, oleh karena itu, besarnya belanja yang dikeluarkan belum tertutupi oleh besarnya pendapatan.

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan Pemerintah Konsolidasian terdiri dari Penerimaan Perpajakan, Pendapatan Negara Bukan Pajak, Transfer ke Daerah dan Hibah.

BAB IV : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

19

BAB IV : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN KONSOLIDASIAN

Pajak PNBP Hibah Transfer

2021 4,444 792 0 7,584

2020 5,931 708 9.0 6,946

(2,000)

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian s.d. Triwulan I Tahun 2021 dan 2020

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut 2021 (diolah)

Grafik IV.2

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Sumut Triwulan I 2021 Daerah dan Pusat

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut 2020 (diolah)

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pada Triwulan I tahun 2021, Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumut yang berasal dari Perpajakan mengalami penurunan sebesar 25,07 persen dengan nilai total pendapatan yaitu Rp4,4 triliun. Namun berbanding terbalik dengan penerimaan dari Pendapatan Negara Bukan Pajak mengalami kenaikan yang cukup tinggi dengan total pendapatan Rp792,18 miliar atau naik sebesar 11,85 persen dibanding periode

yang sama ditahun

sebelumnya.

Pendapatan Hibah justru turun sebesar 96,02 persen dari tahun 2020 dengan total pendapatan Rp357 juta, sedangkan pendapatan transfer mengalami kenaikan

Pendapatan Hibah justru turun sebesar 96,02 persen dari tahun 2020 dengan total pendapatan Rp357 juta, sedangkan pendapatan transfer mengalami kenaikan

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 12-0)

Dokumen terkait