• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

G. Indikator Kinerja

Peningkatan kemampuan mengucapkan konsonan bilabial pada anak tunarungu melalui metode oral kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria ketuntasan.

Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan yaitu kategori perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65%

atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 80% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) melalui empat tahapan utama sebagai berikut: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), empat tahap kegiatan ini disebut satu siklus pemecahan masalah. Secara visual tahapan pada setiap siklus penelitian tindakan kelas dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini : PLANNING (Perencanaan)

Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 2 (dua) siklus yaitu siklus I dan siklus II.

1. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan ( Planning) OBSERVING (Pengamatan) REFLECTING (Refleksi) ACTING (Tindakan)

1) Menyiapkan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) 2) Menyiapkan media berupa cermin, tisu dan gambar 3) Menyiapkan rancangan pembelajaran:

a) Guru mengajak anak baris didepan kelas berjajar-jajar sambil menghitung gerak sampai 8 hitungan

b) Tahap kedua anak-anak saling berhadapan berjabat tangan dan menyebut nama sendiri-sendiri.

c) Materi

·Konsonan M

Awal, pada kata Mata

Tengah, pada kata Tomat

Akhir, pada kata Hitam

·Konsonan B

Awal, pada kata Bola

Tengah, pada kata Ubi

Akhir, pada kata Rebab

·Konsonan P

Awal, pada kata Pita

Tengah, pada kata Topi

Akhir, pada kata Atap

4) Melaksanakan tes lisan

5) Direncanakan 4 kali pertemuan b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan mengucapkan konsonan bilabial bagi siswa Kelas Persiapan SDLB Negeri Kedungsari Magelang melalui metode oral. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi:

1) Guru melakukan berdoa bersama dengan dilanjutkan apersepsi yaitu memancing siswa untuk mengungkapkan sesuatu hal yang telah dialami atau dilihat oleh siswa.

2) Mengadakan test lisan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan.

3) Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa yaitu tentang konsonan bilabial berupa huruf m, b dan p yang terletak di awal, tengah dan akhir. Contoh:

· Konsonan M

Awal, pada kata Mata

Tengah, pada kata Tomat

Akhir, pada kata Hitam

· Konsonan B

Awal, pada kata Bola

Tengah, pada kata Ubi

Akhir, pada kata Rebab

· Konsonan P

Tengah, pada kata Topi

Akhir, pada kata Atap

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5) Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode oral dan media berupa cermin, tisu dan gambar

6) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati dan menirukan apa yang telah disampaikan oleh guru.

7) Siswa secara individu bergantian untuk mengucapkan konsonan bilabial dengan benar.

8) Guru menuliskan hasil percakapan yang disertai dengan gambar di papan tulis

9) Guru memberikan kesempatan tanya jawab kepada peserta didik 10)Penarikan kesimpulan oleh siswa dan pembahasan hasil oleh guru 11)Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui tes untuk mengukur

kondisi akhir siswa setelah diberi tindakan (komponen penilaian yang sebenarnya).

12)Melakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini mereka belajar sesuatu (komponen refleksi sebagai langkah akhir dari pembelajaran).

c. Pengamatan (Observing)

Selama guru dan siswa terlibat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode oral di kelas maka pada saat siswa aktif terlihat dalam pembelajaran dan pada saat siswa aktif mengerjakan tugas, guru menyiapkan

alat untuk melakukan pengamatan diri, yaitu mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung atau mengamati aktivitas siswa dibantu lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui apakah metode oral dapat meningkatkan kemampuan mengucapkan konsonan bilabial pada siswa Kelas persiapan SDLB Negeri Kedungsari Magelang, maka observasi difokuskan pada keaktifan siswa dan kemampuan siswa dalam mengucapkan konsonan bilabial. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru pengamat.

Dalam observasi atau pengamatan peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut :

Lembar Observasi Aktifitas Siswa NO Indikator Aktifitas Siswa Jelas Tidak Jelas Tidak Dapat Mengucap Keterangan 1 Pengucapan konsonan m a. Awal b. Tengah c. Akhir 2 Pengucapan konsonan b a. Awal b. Tengah c. Akhir 3 Pengucapan konsonan p a. Awal b. Tengah

c. Akhir

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini dianalisis perubahan yang terjadi : (1) pada siswa, (2) suasana kelas. Pada tahap ini guru sebagai peneliti bersama guru pelaksana yang telah mengamati perubahan yang terjadi dan hal-hal yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung., dan subjek penelitian (siswa-siswi yang diajar) berhadapan untuk bersama-sama mendiskusikan pelaksanaan tindakan yang telah berlangsung. Para siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang apa yang dialami serta adanya kemungkinan usul untuk penyempurnaan tindakan berikutnya. Dari hasil lembar observasi dan hasil pos-tes dinilai apakah intervensi yang dilakukan guru menghasilkan perubahan yang signifikan? Perubahan tersebut merupakan efektivitas : (1) perilaku siswa di dalam belajar lebih aktif, komunikatif, efektif, dan merasa senang sehingga siswa termotivasi untuk serius belajar, (2) Hasil pos-tes yang diikuti siswa yang nilainya baik menunjukkan siswa telah meningkat hasil belajarnya atau hasil belajarnya telah mencapai taraf penguasaan yang optimal. Apabila siklus I belum mencapai indikator sesuai yang diharapkan atau belum bisa mengatasi masalah maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada siklus II, demikian pula seandainya pada siklus II tersebut belum mampu meningkatkan hasil belajar maka dapat dilanjutkan penelitian pada siklus III dan seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan dalam pemecahan masalah.

2. Pelaksanaan Siklus Kedua a. Perencanaaan Tindakan Siklus II

Perencanaan tindakan pada siklus ke II merupakan revisi rencana tindakan pada siklus I. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari siklus I. Bentuk rencana tindakan ke dua adalah peningkatan kemampuan mengucapkan konsonan bilabial pada siswa kelas persiapan. Cara yang ditempuh ialah dengan proses pembelajaran dengan menggunakan Metode oral.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan II pada hakekatnya sama dengan tindakan I. Perbedaannya terletak pada peningkatan tindakan perbaikan. Inti sasaran tindakan adalah meningkatkan kemampuan mengucapkan konsonan bilabial. Target prosentase perubahan yang diharapkan adalah lebih dari 30% menuju kearah yang lebih baik dari siklus I.

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus II terhadap pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan secara lebih cermat terhadap proses dan tindakan pada siklus ke II. d. Refleksi

Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi dan analisis kesalahan dalam rangka meningkatkan kemampuan mengucapkan konsonan bilabial. Atau lebih konkretnya untuk mengetahui seberapa besar prosesntase perubahan terhadap peningkatan kemampuan mengucapkan konsonan bilabial ke arah

yang lebih baik yang telah ditentukan pada pembelajaran dengan menggunakan metode oral melalui dua siklus yang telah ditentukan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran atau yang mendukung seperti cermin, tisu dan gambar. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif untuk guru pengamat. b. Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 – 14 Mei 2009 di kelas persiapan dengan jumlah 7 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Kegiatan pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I adalah sebagai berikut:.

13)Guru melakukan berdoa bersama dengan dilanjutkan apersepsi yaitu memancing siswa untuk mengungkapkan sesuatu hal yang telah dialami atau dilihat oleh siswa.

14)Mengadakan test lisan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan.

15)Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa yaitu tentang konsonan bilabial berupa huruf m, b dan p yang terletak di awal, tengah dan akhir. Contoh:

· Konsonan M

Awal, pada kata Mata

Tengah, pada kata Tomat

Akhir, pada kata Hitam

· Konsonan B

Awal, pada kata Bola

Tengah, pada kata Ubi

Akhir, pada kata Rebab

· Konsonan P

Awal, pada kata Pita

Tengah, pada kata Topi

Akhir, pada kata Atap

16)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

17)Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode oral dan media berupa cermin, tisu dan gambar

18)Peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati dan menirukan apa yang telah disampaikan oleh guru.

19)Siswa secara individu bergantian untuk mengucapkan konsonan bilabial dengan benar.

20)Guru menuliskan hasil percakapan yang disertai dengan gambar di papan tulis

21)Guru memberikan kesempatan tanya jawab kepada peserta didik 22)Penarikan kesimpulan oleh siswa dan pembahasan hasil oleh guru

23)Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui tes untuk mengukur kondisi akhir siswa setelah diberi tindakan (komponen penilaian yang sebenarnya). 24)Melakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini mereka belajar sesuatu (komponen refleksi sebagai langkah akhir dari pembelajaran).

Berikut ini hasil pre test pada siklus I:

Tabel 3. Hasil Pre Test

NO SUBYEK NILAI 1 An 53 2 Sn 55 3 Ang 47 4 Pt 63 5 Fi 50 6 Fj 46 7 Jn 60

Keterangan hasil pre test:

i. An memperoleh nilai 53, karena dia hanya dapat mengucap 5 kata dengan cukup jelas yaitu kata mata, bola, topi, pita serta tomat dan 1 kata topi kurang jelas dari sepuluh kata yang diberikan pada saat pre test

ii. Sn memperoleh nilai 55, dia telah dapat mengucapkan kata ubi, hitam, bola dan mata dengan jelas dan dua kata yaitu kata tomat dan atap kurang jelas

iii. Ang mendapat nilai 47, karena Ang dapat mengucapkan 5 kata kurang jelas pada kata mata, bola, pita, ubi, dan tomat

iv. Pt memperoleh nilai 63, dia dapat mengucap 5 kata dengan jelas dan 1 kata kurang jelas

v. Fi memperoleh nilai 50, karena dia dapat mengucapkan 5 kata dengan jelas

vi. Fj mendapat nilai 46, karena ia dapat mengucap 5 kata dengan kurang jelas vii. Jn memperoleh nilai 60, sebab ia dapat mengucapkan 6 kata yaitu mata,

tomat, ubi, topi, bola, dan pita.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 1 (pos test) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil pos test penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Tes Siklus Pertama NO SUBYEK NILAI 1 An 63 2 Sn 67 3 Ang 58 4 Pt 70 5 Fi 66 6 Fj 53 7 Jn 75

Keterangan hasil pos test siklus I:

1. An memperoleh nilai 63, setelah tindakan pada siklus I dia telah dapat mengucap 7 kata dengan cukup jelas yaitu kata mata, bola, topi, pita serta tomat, hitam dan ubi dari sepuluh kata yang diberikan pada saat pos test 2. Sn memperoleh nilai 67, dia telah dapat mengucapkan 6 kata ubi, hitam,

bola, tomat, atap dan pita dengan jelas dan 1 kata yaitu kata topi dan kurang jelas

3. Ang mendapat nilai 58, karena Ang dapat mengucapkan 5 kata dengan jelas pada kata mata, bola, pita, ubi, dan tomat dan 1 kata kurang jelas yaitu kata topi.

4. Pt memperoleh nilai 70, dia dapat mengucap 7 kata dengan jelas

5. Fi memperoleh nilai 66, karena dia dapat mengucapkan 6 kata dengan jelas dan 1 kata kurang jelas

6. Fj mendapat nilai 53, karena ia dapat mengucap 5 kata dengan jelas dan satu kata kurang jelas

7. Jn memperoleh nilai 75, sebab ia dapat mengucapkan 7 kata yaitu mata, tomat, ubi, topi, bola, hitam dan pita dan satu kata yaitu atap dengan cukup jelas.

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

NO Uraian Hasil Siklus

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

6,4 4 57%

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode oral nilai rata-rata prestasi belajar siswa dalam mengucapkan konsonan bilabial adalah 6,4 dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 57% atau ada 4 siswa dari 7 siswa yang sudah tutas belajar.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami materi pengucapan konsonan bilabial hanya sebesar 57% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode oral.

c. Pengamatan

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar, peneliti sebagai guru sedangkan pengamatan dibantu oleh wali kelas III.

Selama guru dan siswa terlibat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode oral di kelas, maka pada saat siswa aktif mengerjakan tugas, guru menyiapkan alat untuk melakukan pengamatan diri yaitu mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung atau mengamati aktifitas siswa dilembar observasi yang telah dipersiapkan. Hal-hal yang perlu dicermati guru dalam melaksanakan tindakan antara lain:

a. Perhatian siswa ketika menerima perintah guru b. Catatan tugas

c. Keaktifan mengikuti aktifitas pembelajaran d. Tingkat kesalahan

e. Hal-hal yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan.

Pelaksanaan pada siklus pertama ini, ketika pembelajaran tentang keserasian pengucapan konsonan bilabial berlangsung, tampak beberapa siswa masih terlihat bingung dan termenung mengikuti pembelajaran,. Mereka masih merasa kesulitan untuk mengucapkan konsonan bilabial dengan jelas dan benar. Sehingga perhatian dan aktifitas mereka masih kurang terhadap pembelajaran.

Berikut hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

Tabel 6. Hasil Pengematan Terhadap Aktifitas Siswa Pada Siklus I NO Indikator Aktifitas Siswa Jelas Tidak Jelas Tidak Dapat Mengucap 1 Pengucapan konsonan m d. Awal e. Tengah f. Akhir 2 siswa √ √ √ 3 siswa √ √ √ 2 siswa √ √ √ 2 Pengucapan konsonan b d. Awal e. Tengah f. Akhir 3 siswa √ √ √ 3 siswa √ √ √ 1 siswa √ √ √ 3 Pengucapan konsonan p d. Awal e. Tengah f. Akhir 3 siswa √ √ √ 4 siswa √ √ √

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa aktifitas siswa pada siklus I yaitu:

1. Siswa yang dapat mengucapkan konsonan m dengan jelas baik konsonan

m yang terletak di awal, tengah maupun akhir sebesar 2 siswa yaitu Pt dan Jn, adapun yang 3 siswa yaitu Sn, An, Ang tidak jelas pengucapannya dan 2 siswa yaitu Fj dan Fi tidak dapat mengucapkan.

2. Untuk siswa yang dapat mengucapkan konsonan b dengan jelas baik konsonan b yang terletak di awal, tengah maupun akhir sebesar 3 siswa, adapun yang 3 siswa tidak jelas pengucapannya dan 1 siswa tidak dapat mengucapkan,

3. Adapun siswa yang dapat mengucapkan konsonan p dengan jelas baik konsonan p yang terletak di awal, tengah maupun akhir sebesar 3 siswa dan 4 siswa tidak jelas pengucapannya

d. Refleksi

Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan selama berlangsungnya tindakan ditemukan kelemahan-kelemahan yang perlu direncanakan kembali pada siklus berikutnya, yaitu:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa

2) Penyampaian tujuan dan materi pembelajaran masih terlalu cepat sehingga daya tangkap siswa berkurang

3) Siswa kurang minat selama pembelajaran berlangsung

4) Beberapa siswa masih ada yang kurang perhatian pada saat dijelaskan materi pelajaran melalui metode oral

5) Dalam mengikuti pembelajaran masih ada beberapa siswa yang belum bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di kelas, kurang percaya diri terhadap teman-teman yang lebih pandai/persaingan di kelas yang sangat ketat, dan kurangnya perhatian guru

6) Ketika guru menjelaskan tentang materi terlalu cepat dan terkesan terburu-buru, sehingga daya tangkap siswa merasa berkurang

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya antara lain:

2) Guru perlu menjelaskan pembagian waktu proses menmgucapkan konsonan bilabial

3) Guru perlu menjelaskan materi tahap demi tahap sehingga mudah untuk di ikuti oleh siswa

4) Guru perlu menjelaskan tata cara mengucapkan konsonan bilabial yang benar

5) Pemberian reward bagi anak, sehingga dapat memberikan motivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

2. Siklus II a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, tes formatif II, dan alat-alat atau media pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif dan lembar observasi guru dan siswa

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada minggu ke 3 dan minggu ke 4 di kelas persiapan dengan jumlah 7 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II..

Tabel 7. Hasil Test Siklus II

NO SUBYEK NILAI Pos-test

1 An 7,0 2 Sn 7,5 3 Ang 6,6 4 Pt 8,5 5 Fi 7,8 6 Fj 6,4 7 Jn 9,0

Keterangan hasil pos test siklus II:

1. An memperoleh nilai 70, setelah tindakan pada siklus II dia telah mampu mengucap 7 kata dengan jelas yaitu kata mata, bola, topi, pita, tomat, hitam dan ubi dari sepuluh kata yang diberikan pada saat pos test siklus II 2. Sn memperoleh nilai 75, dia telah dapat mengucapkan 7 kata ubi, hitam,

bola, tomat, atap dan pita dengan jelas dan 1 kata yaitu kata topi dan cukup jelas

3. Ang mendapat nilai 66, karena Ang dapat mengucapkan 6 kata dengan jelas pada kata mata, bola, pita, ubi, dan tomat dan 1 kata cukup jelas yaitu kata topi.

4. Pt memperoleh nilai 85, dia dapat mengucap 8 kata dengan jelas dan 1 kata cukup jelas

5. Fi memperoleh nilai 78, karena dia dapat mengucapkan 7 kata dengan jelas dan 1 kata cukup jelas

6. Fj mendapat nilai 64, karena ia dapat mengucap 6 kata dengan jelas dan satu kata kurang jelas

7. Jn memperoleh nilai 90, sebab ia dapat mengucapkan 9 kata dengan jelas

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

NO Uraian Hasil Siklus

1 2

3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

7,5 6 86%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 7,5 dan dari 7 siswa telah tuntas sebanyak 6 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86% (termasuk kategori tuntas).. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode oral sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan.

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus II terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan secara lebih cermat terhadap proses dan tindakan pada siklus ke II.

Pelaksanaan pada siklus kedua ini, ketika pembelajaran tentang pengucapan konsonan bilabial berlangsung, siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran, mereka sudah dapat melaksanakan pengucapan konsonan bilabial dengan jelas dan benar.. Sehingga perhatian dan aktifitas mereka dapat optimal dalam mengikuti pembelajaran pada siklus ke II ini . Berikut tabel hasil pengamatan pada siklus II.

Tabel 9. Hasil Pengamatan Terhadap Aktifitas Siswa Pada Siklus II NO Indikator Aktifitas Siswa Jelas Tidak Jelas Tidak Dapat Mengucap 1 Pengucapan konsonan m a. Awal b. Tengah c. Akhir 5 siswa √ √ √ 2 siswa √ √ √ 2 Pengucapan konsonan b a. Awal b. Tengah c. Akhir 7 siswa √ √ √ 3 Pengucapan konsonan p a. Awal b. Tengah c. Akhir 6 siswa √ √ √ 1 siswa √ √ √

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa aktifitas siswa pada siklus II telah mencapai peningkatan dari pada siklus I yaitu

1. Siswa yang dapat mengucapkan konsonan m dengan jelas baik konsonan

m yang terletak di awal, tengah maupun akhir sebesar 5 siswa, adapun yang 2 siswa tidak jelas pengucapannya.

2. Untuk siswa yang dapat mengucapkan konsonan b dengan jelas baik konsonan b yang terletak di awal, tengah maupun akhir sebesar 7 siswa, 3. Adapun siswa yang dapat mengucapkan konsonan p dengan jelas baik

konsonan p yang terletak di awal, tengah maupun akhir sebesar 6 siswa dan 1 siswa tidak jelas pengucapannya

e) Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode oral. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode oral karena mereka sudah memahami dan telah mendapatkan tindakan pada siklus I sehingga siswa sangat perhatian dan aktif dalam mengikuti pembelajaran 3) Kekurangan pada siklus I sudah mengalami perbaikan dan peningkatan

4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasanyang diharapkan yaitu sebesar 86% atau 6 siswa dari 7 siswa telah tuntas, adapun 1 siswa yang belum tuntas dapat diberikan remidi.

B. Hasil Penelitian

Dokumen terkait