• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rata-rata pertumbuhan kunjungan pada unit pelayanan penunjang sebesar 59%. Kecuali unit pelayanan radiologi, semua pelayanan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, khususnya unit farmasi dan IGD. Pertumbuhan kunjungan pada dua unit ini selaras dengan jumlah kunjungan pasien baik di rawat jalan maupun di rawat inap. 2.3.3.2. Kunjungan Pasien Menurut Cara Pembayaran

Tabel 2.10.

Kunjungan Pasien Menurut Cara Pembayaran

Berdasarkan cara pembayarannya, pasien rawat jalan dan rawat inap pada tahun 2012 – 2013 sebagian besar pasien merupakan umum. Namun sejak mulai diberlakukannya JKN pada tahun 2014, pasien RSUD Kabupaten Indramayu disominasi oleh

2012 2013 2014 RAWAT INAP 1 UMUM 4,179 3,581 4,643 2 ASKES 1,640 1,793 2,370 3 JAMSOSTEK 248 302 148 4 JAMKESMAS 6,083 8,385 3,926 5 SKTM/KASEP 3,445 3,553 2,463 6 JAMPERSAL 2,770 4,062 7 BPJS PBI - - 10,761 8 ASURANSI LAIN - - 743 18,365 21,676 25,054 RAWAT JALAN 1 UMUM 14,238 14,475 13,468 2 ASKES 12,849 12,185 10,847 3 JAMSOSTEK 1,608 1,664 365 4 JAMKESMAS 9,414 12,416 10,824 5 SKTM/KASEP 6,977 7,792 1,668 6 BPJS PBI 16,169 7 LAINNYA 200 1,123 242 45,286 49,655 53,583 HEMODIALISA 1 UMUM 51 6 2 JAMKESMAS/ASKES 803 1,501 7,351.0 3 SKTM 9,162 4,870 10,016 6,377 7,351 JUMLAH JUMLAH JUMLAH

RSUD_INDRAMAYU

pasien dengan pembayaran melalui BPJS PBI dan dan diikuti dengan penurunan pasien Jamkesmas. Namun demikian untuk pasien umum tetap mengalami kenaikan jumlah kunjungan. Pada unit hemodialisa, pada periode 2012–2013 pasien didominasi oleh pasien Jamkesmas/ASKES dan SKTM. Selanjutnya pada tahun 2014 seluruh pasien hemodialisa merupakan pasien JKN.

Dengan adanya perubahan pola pembiayaan pasien tersebut, maka diperlukan adanya antisipasi dari RSUD Kabupaten Indramayu untuk menyiapkan perangkat baik dari aspek SDM maupun teknologi, sehingga pada masa mendatang sudah siap untuk melaksanakan system pembiayaan secara tidak langsung. Demikian halnya dengan ketersediaan data base pasien harus diupayakan selalu ter-update dengan baik dan terkoneksi dangan badan-badan asuransi baik BPJS maupun swasta.

2.3.3.3. Kunjungan Pasien (IGD) Berdasarkan Daerah Asal

Gambar 2.2.

RSUD_INDRAMAYU

Peta kunjungan pasien IGD tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pasien penduduk Kabupaten Indramayu yang berobat ke RSUD Kabupaten Indramayu berasal dari wilayah Kecamatan Sindang, Indramayu dan Lohbener. Adapun wilayah barat secara umum memiliki konstribusi yang rendah terhadap kunjungan pasien, kondisi ini dapat disebabkan karena faktor akses ke RSUD Kabupaten Indramayu yang cukup jauh atau karena adanya RS Bhayangkara dan RSUD MA. Sentot Patrol. Namun demikian hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak masyarakat yang mencari pengobatan ke luar wilayah Kabupaten Indramayu, terutama di wilayah-wilayah perbatasan, seperti Kecamatan Sukagumiwang dan

Kedokan Bunder. Namun demikian distribusi pasien setelah

diberlakukannya kebijakan JKN tahun 2014. 2.3.4. Kualitas Pelayanan

Tabel 2.11

Cakupan Kualitas Pelayanan RSUD Indrmayu Tahun2006 - 2014

Tingkat pemanfaatan tempat tidur RSUD Kabupaten Indramayu secara umum sangat tinggi dan menunjukkan adanya peningkatan, yakni berada pada angka BOR sebesar 73,86% s.d 86,75% dan masih dalam batas angka ideal. Namun demikian pola perubahan angka BOR tersebut berfluktuasi dari tahun ke tahun, sehingga terdapat kemungkinan bahwa faktor eksternal memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kunjungan pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Indramayu.

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT INAP 15,011 18,365 21,676 25,054

3 BOR (Bed Occupancy Ratio) 60% - 85% 76.27 82.24 73.86 77.52 75.19 86.75 81.5 84 85

4 ALOS (Average Length of Stay ) 6 - 9 HR 3 3 3 3 3 3 7 3 3

5 TOI (Turn Over Interval) 1 - 3 HR 1 1 1 1 1 1 2 1 1

6 BTO (Bed Turn Over) 40 - 50 KL 90 96 85 80 85 98 50 96 97

7 NDR (Net Death Rate) < 25‰ 21 25 28 23 19 19 18 17 21

8 GDR (Gross Death Rate) < 45‰ 58 57 63 56 50 48 50 50 54

No. INDIKATOR STANDAR NILAI

RSUD_INDRAMAYU

Tingkat kematian pasien di RSUD Kabupaten Indramayu masih cukup tinggi, khususnya angka GDR (Gross Death Rate) yang berada pada angka 48‰ s.d 63‰. Sejak tahun 2011 angka GDR mengalami kenaikan dari angka 48‰ menjadi 54‰. Sementara angka NDR (Net Death Rate) walaupun masih di atas angka ideal, namun sudah mendekati batas maksimal 20‰, yakni pada tahun 2014 pada angka 21‰. Tingginya angka GDR dan kesenjangan yang cukup tinggi dengan antara NDR dengan GDR, dapat menunjukkan bahwa kematian pasien sebagian besar terjadi pada masa < 24 jam atau pada fase kedaruratan atau terjadi kematian saat pasien datang di rumah sakit /DOA (Death on Arrival) . Kondisi ini dapat disebabkan karena beberapa faktor , antara lain :

- Keterlambatan merujuk pasien, sehingga pasien sampai di rumah sakit

sudah dalam kondisi terminal;

- Ketersediaan peralatan yang belum mencukupi;

- Kekurangpatuhan petugas terhadap SPO;

- Kurangnya pelatihan teknis tenaga medis dan paramedis;

Rendahnya rata-rata lama pasien dirawat, yang ditunjukkan dengan angka ALOS sebesar 3 hari, masih jauh dari nilai standar (6–9 hari). Rendah angka ALOS ini tentunya juga berpengaruh pada angka BTO (Bed Turn

Over). Angka BTO RSUD Kabupaten Indramayu menunjukkan pada

angka 80 s.d 97 kali, jauh dari nilai standar sebesar (40–50 kali).

Efisiensi kinerja rumah sakit pada tahun 2015 masih belum optimal. Grafik Barber Johnson menunjukkan bahwa posisi RSUD Kabupaten Indramayu belum berada pada wilayah efisien. Kinerja yang belum efisien terdapat pada cakupan ALOS dan BTO.

RSUD_INDRAMAYU

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ave ra ge Le n gt h o f St ay (a LO S) (h ar i)

Turn Over Interval (TOI) (hari) BOR 60,0 BOR 75,0 BOR 85,0 BTO 30,0 BTO 40,0 BTO 50,0 2015 Gambar. 2.3.

Grafik Barber Johnson RSUD Kabupaten Indramayu Tahun 2015

Berdasar uraian di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa kualitas pelayanan di RSUD Kabupaten Indramayu masih perlu ditingkatkan. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal rumah sakit. Faktor internal berupa tingginya beban kerja petugas dan kepatuhan terhadap PSO, adapun faktor eksternal berupa masalah kesehatan dan pola penyakit masyarakat.

2.3.5. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal

Pada tahun 2013 dari 21 jenis pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh rumah sakit, sebanyak 7 (33,33%) pelayanan sudah mencapai standar pelayanan minimal (SPM). Berikut adalah gambaran pencapaian SPM RSUD Kabupaten Indramayu tahun 2013.

RSUD_INDRAMAYU

NILAI

1 2 4 5 7 8

- Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

100% 2015 95% X

- Jam buka Pelayanan Gawat Darurat 24 jam 2015 24 jam V - Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat ATLS/BTLS 100% 2015 71% X - Ketersediaan Tim penanggulangan bencana 1 Tim 2015 - V

- Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat

≤5 mnt terlayani stlh pasien dtg 2015 < 5 mnt V - Kepuasan Pelanggan ≥70% 2015 91% V

- Kematian pasien ≤ 24 jam ≤ 2‰ 2015 5% X - Tidak ada pasien yang

diharuskan membayar uang muka

100% 2015 100% V

- Dokter pemberi pelayanan di

- dokter Spesialis 100% 2015 78.50% X

- tenaga Perawat D3 100% 2015 100% V

- Ketersediaan pelayanan

- Klinik anak V 2015 V V

- Klinik Penyakit Dalam V 2015 V V

- Klinik Kebidanan V 2015 V V - Klinik Bedah V 2015 V V - Ketersediaan pelayanan di RS - Anak Remaja V 2015 V X - NAPZA V 2015 V X - Gangguan Psikotik V 2015 V X - Gangguan Neurotik V 2015 V X - Mental Retardasi V 2015 V X - Mental Organik V 2015 V X - Usia lanjut V 2015 V X

- Jam buka pelayanan

Hari kerja 08.00 s/d 13.00 V 2015 V V

Jum'at 08.00-11.00 V 2015 V V

- Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit 2015 >60 menit X

- Kepuasan pelanggan ≥ 90% 2015 85% X

- Pemberi Pelayanan di rawat inap

a. Dokter Spesialis 100^% 2015 100% V

b. D3 Perawatan 100% 2015 100% V

- Penanggung jawab pasien rawat inap 100 % dokter 2015 100% V - Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap 2015 a. Anak 100% 2015 100% V b. Penyakit Dalam 100% 2015 100% V c. Kebidanan 100% 2015 100% V d. Bedah 100% 2015 100% V

- Jam Visite Dokter Spesialis 08.00 s/d 14.00

2015 08.00 s/d 14.00 setiap

V - Kejadian Infeksi pasca operasi ≤ 1,5% 2015 1% V - Kejadian Infeksi pasca

Nosokomial

≤ 1,5% 2015 4.50% X

- Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian

100% 2015 100% V

- Kematian pasien diatas 48 jam ≤ 0,24 % 2015 1% X -\ Kejadian pulang paksa ≤ 5% 2015 4% V - Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 2015 77.60% X 1. GAWAT DARURAT RAWAT JALAN 2. 3. RAWAT INAP NO JENIS PELAYANAN DASAR

STANDAR PELAYANAN MINIMAL JENIS PELAYANAN DASAR

BATAS WAKTU PENCAPA IAN (TAHUN) PENCA PAIAN PENCAPA IAN SPM TAHUN 2013 3

RSUD_INDRAMAYU

NILAI

1 2 4 5 6 7

1 Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari 2015 2 hari V 2 Kejadian kematian di meja

operasi

≤ 1 % 2015 0.10% V 3 Tidak ada kejadian operasi

salah sisi

100% 2015 100% V

4 Tidak ada kejadian operasi salah orang

100% 2015 100% V

5 Tidak ada kejadian salah tindakan operasi

100% 2015 100% V

6 Tidak ada kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi

100% 2015 100% V

7 Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi, dan salah penempatan

endotracheal tube

≤ 6 % 2015 0.50% V

1 Kejadian kematian ibu karena persalinan

a. pendarahan ≤ 1 % 2015 0.13% V b. Pre-eklampsi ≤ 30 % 2015 0.35% V c. Sepsis ≤ 0,2 % 2015 0.40% X 2 Pemberi Pelayanan Persalinan

Normal ( Dokter Sp.OG, Dokter Umum terlatih (Asuhan Persalinan Normal dan Bidan)

100% 2015 100% V

3 Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Penyulit (Dokter Sp.OG)

100% 2015 100% V

4 Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Tindakan Operasi ( Dokter Sp.OG, Dokter Sp.An

100% 2015 100% V

5 Kemampuan menangani BBLR 1500 gr - 2500 gr

100% 2015 100% V

- Pertolongan persalinan melalui sectio Cesaria

≤ 20% 33.54% X

- Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 2015 60% X 1 Rata-rata pasien yang kembali

ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

≤ 3% 2015 1.50% V

2 Pemberi Pelayanan Unit Intensif

dr.Sp.Anestesi dan dr.Sp.sesuai dg kasus yang ditangani

100% 2015 95% X

Perawat minimal D3 dg sertifikat Perawat mahir ICU/ setara D4

100% 2015 80% X

- Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 2015 80% V 1 Waktu tunggu hasil pelayanan

thorax

≤ 3 jam 2015 ≤ 3 jam

photo V

2 Pelayanan ekspertesi dr.Sp.Radio logi 2015 90% X 3 Kejadian Kegagalan Pelayanan Rontgen - Kerusakan Foto ≤ 2% 2015 ≤ 2% V 4 Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 2015 X 1 Waktu tunggu hasil pelayanan ≤ 140 mnt 2015 140 mnt V 2 Pelayanan ekspertesi Dokter

Sp.PK

2015 100% V

3 Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan lab

100% 2015 90% X

4 Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 2015 80% V 1 Kejadian DO pasien terhadap

pelayanan Rehabilitasi Medik yang direncanakan

≤ 50% 2015 ≤ 30% V

2 Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik

100% 2015 100% V

3 Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 2015 60% X 1 Waktu tunggu pelayanan

a. Obat jadi ≤ 30 menit 2015 24 menit V b. Obat Racikan ≤ 60 menit 2015 55 menit V 2 Tidak adanya kejadian

kesalahan pemberian obat

100% 2015 99% X

3 Penulisan resep sesuai furmularium

100% 2015 98% X

4 Kepuasan Pelanggan min.80% 2015 94% V 1 Ketepatan waktu pemberian

makanan kepada pasien

≥ 90% 2015 57.68% X 2 Sisa makanan yang tidak

termakan oleh pasien

≤ 20% 2015 35.72% X 3 Tidak adanya kejadian

kesalahan pemberian diet

100% 2015 100% V

Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 2015 69.56% X 1 Kebutuhan darah bagi setiap

pelayanan transfusi

100% terpenuhi

2015 200% V

2 Kejadian reaksi transfusi ≤ 0.01% 2015 0% V Pelayanan terhadap pasien

GAKIN yang datang ke RS pada unit pelayanan

100% terlayani 2015 100% V Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 2015 80% V B ATAS WAKTU PENCAPA IAN (TAHUN) PENCAPA IAN SPM TAHUN 2013 PENCA PAIAN JENIS PELAYANAN DASAR

3

NO

JENIS PELAYANAN

DASAR

STANDAR PELAYANAN M INIM AL

13 PELAYANAN GAKIN FARMASI 10 11 GIZI 12 TRANSFUSI DARAH RADIOLOGI LABORATORIU M PATOLOGI KLINIK 8 9 REHABILITASI MEDIK 4 BEDAH SENTRAL (BEDAH SAJA) 5 PERSALINAN 6 PELAYANAN INTENSIF 7

RSUD_INDRAMAYU

Tabel 2.12

Pencapaian Standar Pelayanan Minimal RSUD Kab. Indramayu Tahun 2013

NILAI

1 2 4 5 6 7

1 Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

100% 2015 50% X

2 Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas

100% 2015 70% X

3 Waktu penyediaan dokumen rekam

≤ 10 menit 2015 10 menit V medik pelayanan rawat jalan

4 Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap

≤ 15 menit 2015 15 menit V 1 Baku Mutu Limbah Cair

a. BOD < 30 mg/l 2015 100% V

b. COD < 80 mg/l 2015 100% V

c. TSS < 30 mg/l 2015 100% V

d. PH 6-9 2015 100% V

2 Pengelolaan Limbah Padat Infeksius sesuai dengan aturan

100% 2015 100% V

1 Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi

100% 2015 90% X

2 Kelengkapan Laporan Akuntabilitas

100% 2015 95% X

3 Ketepatan waktu pengurusan naik pangkat

100% 2015 100% V

4 Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala

100% 2015 100% V

5 Karyawan yang mendapat pelatihan min.20jam/tahun

≥ 60% 2015 40% X

6 Cost recovery ≥ 40% 2015 40% V

7 Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

100% 2015 100% V

8 Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap

≤ 2 jam 2015 10 mnt V

9 Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu 100% 2015 90% V 1 Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah 24 jam 2015 24 jam V 2 Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/ kereta jenazah RS

≤ 30 menit 2015 25 menit V 18 PEMULASARA

N JENAZAH

Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaran jenazah

≤ 2 jam 2015 1,5 jam V

1 Kecepatan waktu menanggapi ≥ 80% 2015 70% X kerusakan alat

2 Ketepatan waktu pemeliharaan alat

100% 2015 70% X

3 Peralatan Lab dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi

100% 2015 60% X

1 Tidak adanya kejadian linen yg hilang

100% 2015 100% V

2 Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap

100% 2015 100% V

1 Anggota tim PPI yang terlatih ≥ 75% 2015 - X 2 tersedia APD di setiap

instalasi/departemen

≥ 60% 2015 90% V

3 Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial/HAI (Healthcare Associated Infection) di RS (min.1 parameter) ≥ 75% 2015 78% V 3

STANDAR PELAYANAN MINIMAL BATAS WAKTU PENCAPAIA N (TAHUN) PENCAPA IAN SPM TAHUN 2013 PENCA PAIAN JENIS PELAYANAN DASAR

16 ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN 17 19 20 14 REKAM MEDIK PENGELOLAAN LIMBAH 15 NO JENIS PELAYANAN DASAR 21 PENCEGAHAN DAN PENGENDALIA N INFEKSI AMBULAN/ KERETA JENAZAH PELAYANAN PEMELIHARAA N SARANA RS PELAYANAN LAUNDRY

RSUD_INDRAMAYU

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Rumah Sakit

Tantangan dan peluang RSUD Kabupaten Indramayu di masa mendatang perlu dikaji agar dapat mengambil peranan yang besar dalam proses pembangunan daerah melalui pelayanan kesehatan.

2.4.1. Tantangan Pengembangan RSUD Kabupaten Indramayu

Dalam menjalankan tugas pokok melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pelayanan yang bermutu sesuai SPM rumah sakit. RSUD Kabupaten

Indramayu dituntut untuk mengembangkan diri dan mampu

menyesuaiakan diri dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Dalam upaya mengemban tanggungjawab sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan rujukan, RSUD Kabupaten Indramayu di masa mendatang dihadapkan pada beberapa tantangan, antara lain :

a. Politik

Proses perpolitikan nasional dan pergantian pemimpin yang terjadi

setiap lima tahun memiliki konsekuensi terhadap arah

pembangunan dan kebijakan nasional yang selalu berubah setiap lima tahun. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh pada kondisi di daerah dan kebijakan-kebijakan daerah.

- Posisi BLUD sebagai salah satu OPD Pemerintah Kabupaten, menyebabkan setiap kebijakan yang diambil RSUD harus selalu memperhatikan kebijakan Kepala Daerah, sehingga tidak memiliki keleluasaan dalam mengambil kebijakan, terutama dalam hal pengembangan bisnis.

b. Lingkungan

- Perubahan iklim dan pemanasan global sangat berpengaruh pada daya dukung lingkungan dalam menyediakan sumber air bersih dan energi. Kondisi ini tentunya memerlukan adanya kesiapsiagaan RSUD Kabupaten Indramayu dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan kekurangan pasokan air bersih dan listrik.

RSUD_INDRAMAYU

- Kondisi infrastruktur, terutama jalan yang masih kurang memadai, akan menurunkan kemampuan masyarakat untuk menjangkau RSUD Kabupaten Indramayu, terutama dalam hal waktu.

c. Sosial

- Perilaku sehat yang hingga saat ini masih belum memasyarakat, sehingga masyarakat belum mamiliki keinginan yang kuat untuk memelihara dirinya agar tidak mudah sakit.

- Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang cepat dan berkualitas semakin tinggi, sehingga menuntut RSUD Kabupaten Indramayu untuk selalu melakukan perbaikan dan pengembangan diri.

- Mobilitas penduduk antar wilayah yang cukup tinggi, yang berakibat pada mudahnya penularan penyakit masuk ke wilayah Indramayu. Disamping itu kondisi ini memberikan kemungkinan banyaknya pasien yang berasal dari wilayah lain yang memanfaatkan pelayanan di RSUD Kabupaten Indramayu.

d. Teknologi

- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang kedokteran yang sangat cepat. Hal ini menjadikan sebuah tantangan yang cukup besar bagi RSUD Kabupaten Indramayu agar pelayanan yang diberikan dapat selalu mengikuti metode-metode terapi yang mutakhir serta mamppu memanfaatkan teknologi yang ada. Hal ini tentunya memerlukan adanya kesiapan SDM yang ada untuk selalu terbuka dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan yang ada.

- Berkembangnya teknologi informasi menyebabkan perubahan paradigma sosial. Masalah-masalah internal dan personal akan sangat mudah menjadi masalah publik. Kompalin ataupun ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan akan sangat mudah masuk ke ranah publik melalui berbagai media sosial. Kemungkinan terjadinya situasi ini harus dapat disikapi dengan positif oleh seluruh jajaran RSUD Kabupaten Indramayu.

RSUD_INDRAMAYU

e. Hukum

- Kebijakan JKN yang mentargetkan Universal Health Coverage

(UHC) Tahun 2019 membawa konsekuensi yang cukup besar bagi

RSUD Kabupaten Indramayu terutama dalam hal:

a) Ketepatan dan kecepatan penentuan jenis pembiayaan pasien. Jenis pembiayaan pasien harus dapat ditentukan secara akurat dan cepat sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pasien terutama dalam hal kepastian pembiayaannya.

b) Ketepatan waktu klaim biaya pasien kepada Badan

Penyelenggara (BAPEL) yang akan berdampak pada likuiditas keuangan RSUD.

c) Pola kepemilikan jaminan kesehatan masyarakat indramayu yang didominasi dengan BPJS Non PBI dan KASEP, dapat berpengaruh pada kesesuaian tarif.

- Adanya undang-undang Keterbukaan Informasi Publik, yang menuntut adanya standar pelayanan, penyediaan akses yang luas bagi masyarakat terhadap pelayanan dan menyediakan pelayanan yang berkualitas.

f. Ekonomi

- Pemberlakuan AFTA yang dimulai tahun 2015, WTO dan APEC yang membuka peluang bagi munculnya rumah sakit yang berstandar internasional di seluruh Indonesia termasuk wilayah Indramayu.

- Situasi perekonomian nasional yang tidak kondusif dan tidak pasti serta rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, menyebabkan kesulitan RSUD Kabupaten Indramayu dalam melakukan investasi, terutama untuk pembelian alat-alat kedokteran canggih.

- Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit baru baik di wilayah Kabupaten Indramayu maupun di wilayah Ciayumajakuning, yang dapat menjadi competitor RSUD Kabupaten Indramayu di masa mendatang. Apabila hal ini tidak disikapi dengan positif, maka pilihan masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan rujukan

RSUD_INDRAMAYU

dapat berpindah dari RSUD Kabupaten Indramayuu ke rumah sakit lain.

2.4.2. Peluang Pengembangan RSUD Kabupaten Indramayu a. Politik

- Dukungan dari pemerintah daerah (stakeholder) dan badan legislasi yang cukup tinggi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSUD Kabupaten Indramayu.

b. Lingkungan

- Pola penyakit dan perubahan penyakit masyarakat, Kabupaten Indramayu saat ini di satu sisi masih dihadapkan pada masalah penyakit infeksi berupa penyakit klasik yang terkait dengan sanitasi dan perilaku (thypoid, TB, Kusta, PMS, dll) dan munculnya penyakit baru (HIV/AIDS, SARS, AI, MERS, dll). Sementara di sisi lain penyakit degeneatif mulai menunjukkan kecenderungan meningkat (DM, Jantung, Ginjal, Hipertensi, Kanker, dll). Angka kematian ibu, kematian bayi masih menjadi masalah kesehatan utama di wilayah Kabupaten Indramayu.

- Kondisi lingkungan lokasi RSUD Kabupaten Indramayu yang bersih dan udara segar, dapat memberikan dukungan kesembuhan pasien. Hal ini akan semakin baik apabila didukung dengan penyediaan taman hijau di lingkungan internal rumah sakit.

- Lokasi RSUD Kabupaten Indramayu yang berada dalam kawasan Perkotaan Indramayu, memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk menjangkau RSUD Kabupaten Indramayu, sekaligus memberikan posisi yang strategis RSUD Kabupaten Indramayu dalam penyediaan sarana perkotaan.

c. Sosial

- Jumlah penduduk yang besar, yakni kurang lebih 1.789.204 jiwa (tahun 2014). Dengan jumlah penduduk tersebut, di wilayah Kabupaten Indramayu diperlukan pelayanan kesehatan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 1.790 dan baru terpenuhi sebanyak 747 TT, sehingga masih kekurangan 1.043 TT. Dengan kondisi

RSUD_INDRAMAYU

tersebut, maka masih sangat terbuka peluang untuk meningkatkan kapasitas ruang peawatan dan pengembangan bisnis rumah sakit. - Pola pencarian pengobatan masyarakat Indramayu yang sudah

mulai rasional, yakni sudah semakin banyak masyarakat yang mencari pengobatan secara medis dan mulai meningggalkan cara-cara non medis. Berdasarkan pendataan masalah kesehatan Kabupaten Indramayu tahun 2015, dari 900 sampel keluarga yang disurvey menujukkan bahwa 84,5% responden memilih petugas kesehatan/fasilitas kesehatan apabila sakit.

- Kondisi demografi penduduk kabupaten Indramayu usia dewasa dan lansia yang cenderung meningkat, dapat memberikan gambaran mengenai pola penyakit masyarakat pada masa mendatang berupa penyakit degeneratif yang cenderung mengalami peningkatan.

d. Teknologi

- Ketersediaan teknologi informasi yang mudah diakses memberikan peluang yang sangat besar bagi RSUD Kabupaten Indramayu untuk mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan.

- Teknologi kedokteran yang sangat maju, dapat dijadikan sebagai peluang bagi RSUD untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan pelayanan baik untuk penegakan diagnose maupun untuk pelayanan pengobatan melalui penyediaan peralatan kedokteran yang modern dan canggih.

- Teknologi yang tersedia saat ini juga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh RSUD Kabupaten Indramayu dalam pengelolaan keuangan agar lebih akuntabel. Disamping itu, hal ini dapat dimanfaatkan untuk wahana pemasaran RSUD Kabupaten Indramayu sekaligud sebagai sarana komunikasi antara RSUD Kabupaten Indramayu dengan masyarakat.

RSUD_INDRAMAYU

e. Hukum

- Adanya Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang RSUD dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 tentang pengelolaan keuangan BLU, memberikan keleluasaan bagi RSUD Kabupaten Indramayu untuk mengelola keuangan secara mandiri dan melakukan kegiatan dengan lebih cepat.

- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit, sebagai peluang bagi RSUD Kabupaten Indramayu untuk meningkatkan standar pelayanan secara menyeluruh, baik dari sisi manajemen maupun pelayanannya.

f. Ekonomi

- Meningkatnya kesejahteraan masyarakat, secara langsung dapat meningkatkan Ability To Pay (ATP), sehingga kemampuan masyarakat untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan rujukan juga semakin tinggi, terutama melalui kepesertaan jaminan kesehatan yang mandiri.

RSUD_INDRAMAYU

BAB III

Dokumen terkait