JAWA TIMUR JAWA TIMUR JAWA TIMUR
2 PERKEMBANGAN INFLASI
2.2 INFLASI TRIWULANAN (qtq)
Secara triwulanan, Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,99%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,49%. Penurunan inflasi tersebut didorong oleh menurunnya inflasi pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau, serta kelompok sandang, namun sedikit tertahan oleh tingginya inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga, serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Tabel 2.1
Inflasi Kumulatif (ytd) 7 Kota di Jawa Timur
Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
Jan Feb Tw.I Apr May Tw.II Jul Aug Tw.III Oct Nov Tw.IV Jan Feb Tw.I
2010 2011
Jatim Jabar Jateng
DIY Banten JAWA
Gambar 2.5
Inflasi Inti di Kawasan Jawa (yoy)
Gambar 2.6 Inflasi Administered Price
di Kawasan Jawa (yoy)
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
Jan Feb Tw.I Apr May Tw.II Jul Aug Tw.III Oct Nov Tw.IV Jan Feb Tw.I
2010 2011
Jatim Jabar Jateng DIY Banten JAWA
Sumber : BPS, data diolah Sumber : BPS, data diolah
Gambar 2.4 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan
-2.00
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2010 2011
-1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Makanan
Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq) 2011 2011 2011
2011 2011201120112011
Tw .I Tw .I Tw .I
Tw .I Tw .IITw .IITw .IITw .II Tw .IIITw .IIITw .III Tw .IVTw .III Tw .IVTw .IV Tw .ITw .IV Tw .ITw .ITw .I Tw .ITw .ITw .ITw .I Tw .IITw .IITw .IITw .II Tw .IIITw .III Tw .IVTw .IIITw .III Tw .IVTw .IVTw .IV Tw .ITw .ITw .ITw .I
UMUM 0.65 1.40 3.40 1.49 0.99 0.65 1.40 3.40 1.49 0.99
BAHAN MAKANAN 1.40 4.29 6.30 3.54 0.81 0.29 0.93 1.40 0.80 0.18
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.41 0.38 2.00 1.94 1.20 0.26 0.07 0.36 0.35 0.22
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 0.82 0.44 2.49 0.61 1.01 0.18 0.10 0.54 0.13 0.22
SANDANG -1.44 3.87 0.62 3.77 1.04 -0.09 0.25 0.04 0.25 0.07
KESEHATAN 0.53 0.27 0.71 0.48 1.64 0.03 0.01 0.03 0.02 0.08
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA -0.02 0.04 5.40 0.45 0.79 0.00 0.00 0.48 0.04 0.07
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 0.03 0.12 3.32 -0.58 1.06 0.01 0.02 0.61 -0.10 0.19
KELOMPOK
2010 2010201020102010
sumbangan (qtq) sumbangan (qtq) sumbangan (qtq) sumbangan (qtq)
Berdasarkan kelompok barang, inflasi triwulanan terbesar terjadi pada kelompok kesehatan (1,64%) diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (1,20%), serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (1,06%). Sementara itu berdasarkan sumbangannya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau serta kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar mendominasi dengan sumbangan mencapai 0,22%. Faktor yang mendorong inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau adalah tingginya harga pada tembakau & rokok pada beberapa wilayah di Jawa Timur yaitu Jember (1,07%), Kediri (1,47%) dan Surabaya (1,21%).
Pada kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau pada triwulan ini mengalami inflasi sebesar 1,20% (qtq) dan menyumbang inflasi sebesar 0,22% (qtq), mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang menyumbang 0,35%.
Berdasarkan sub kelompok, inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau &
Gambar 2.3
Inflasi (qtq) Triwulanan Jawa Timur
Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah Sum
Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
10,600 10,700 10,800 10,900 11,000 11,100 11,200 11,300 11,400 11,500
M I M II M III M IV M I M II M III M IV M I M II M III M IV M V M I M II M III M IV M V M I M II M III M IV M V M I M II
Oct 2010 Nov 2010 Dec 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011 gula pasir
-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2009 2010 2011
USD/oz
minuman beralkohol (2,81%), sub kelompok makanan jadi (1,17%) dan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol (-0,13%).
Inflasi yang terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol terutama didorong oleh kenaikan harga rokok kretek filter. Sedangkan pada sub kelompok minuman tidak beralkohol didorong oleh peningkatan harga gula pasir pada awal triwulan (gambar 2.12). Belum masuknya musim giling tebu serta anomali iklim yang terjadi mempengaruhi produktivitas dan tingkat rendemen tebu yang berdampak mundurnya musim giling tebu dibandingkan tahun lalu (hingga mencapai ±3 minggu) serta ketidaklancaran manajemen panen atau tebang-angkut. Disamping itu, juga dipengaruhi oleh peningkatan harga gula di pasar internasional yang disebabkan penurunan produksi gula di sejumlah negara penghasil seperti Australia, Brazil dan India.
Meskipun menurun, sumbangan inflasi pada kelompok bahan makanan masih relatif besar, yaitu mencapai 0,18%. Tingkat inflasi yang masih tinggi terutama terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan (19,18%), sub kelompok sayur-sayuran (14,56%) serta sub kelompok lemak dan minyak (8,07%). Sementara itu, pergerakan harga kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya masih meningkat meskipun tidak sebesar triwulan sebelumnya. Komoditas beras yang memiliki bobot dominan terhadap total bahan makanan selama triwulan laporan bergerak cukup stabil dan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.
Gambar 2.12
Perkembangan Harga Mingguan Gula pasir
Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah
Gambar 2.13
Perkembangan Harga Bulanan Gula pasir di Dunia
Sumber: Bloomberg
Gambar 2.5
Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan di Jawa Timur
Gambar 2.6 Pergerakan Harga Beras
Di Pasar Internasional
Tabel 2.3
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
-15.00
Tw.I-09 Tw.II-09 Tw.I II-09
Tw.IV-09 Tw.I-10 Tw.I I-10 Tw.III-10
Tw.IV-10 Tw.I-11 pa di -pa di a n da gi ng & ha s i l nya i ka n di a wetka n tel ur, s us u
s a yura n bumbu-bumbua n
300.00
- Jawa Timur 59.02 59.11 59.29 59.04
- Jawa 56.33 57.24 57.21 57.70
- Luar Jawa 42.49 43.47 43.62 44.46
- Indonesia 48.94 49.99 50.14 50.76
3
- Jawa Timur 10,474,773 11,259,085 11,643,773 11,596,930 - Jawa 32,346,997 34,880,131 36,375,384 36,431,936 - Luar Jawa 27,978,928 29,518,759 30,036,085 30,875,388 - Indonesia 60,325,925 64,398,890 66,411,469 67,307,324
*)Badan Pusat Statistik Produksi (ton) September 2010 (gambar 2.6) berpotensi mempengaruhi pergerakan harga beras di Jawa Timur, meskipun pasokan/supply relatif cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun perlu tetap diwaspadai terjadinya penurunan hasil produksi/panen seiring dengan penurunan luas panen. Faktor cuaca/musim yang cenderung sering berubah dengan tingkat curah hujan yang cukup tinggi turut mempengaruhi jumlah dan kualitas panen.
Sumber : bloomberg Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Gambar 2.8
Peta Prakiraan Awal Musim Kemarau di Jawa Timur
-10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000
M I M II M III M IV M V M I M II M III M IV M V M I M II M III M IV M V M I M II M III M IV M V
Dec 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011
cabe merah cabe rawit bawang merah bawang putih
4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000
M I M II M III M IV M V M I M II M III M IV M V M I M II M III M IV M V M I M II M III M IV M V
Dec 2010 Ja n 2011 Feb 2011 Ma r 2011
tomat wortel kentang kacang panjang
kangkung bayam sawi hijau
Komoditas bahan makanan lainnya yang memiliki fluktuasi harga cukup tinggi adalah produk bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran serta pada triwulan I-2011, perkembangan harga komoditas menunjukkan penurunan, seiring pulihnya pasokan yang tersedia. Penurunan terbesar terdapat pada harga komoditas cabe rawit, cabe merah, dan tomat.
Di sisi lain, komoditas daging ayam dan daging sapi yang sempat mengalami kenaikan harga cukup tinggi pada triwulan III-2010, saat ini mulai stabil. Secara triwulanan, inflasi sub kelompok daging & hasil-hasilnya menurun dan tercatat sebesar -0,73% (qtq). Penurunan ini didorong oleh mulai meningkatnya pasokan daging ayam dan daging sapi di Jawa Timur seiring konsumsi masyarakat yang kembali normal.
Meskipun demikian, terdapat potensi kenaikan harga daging dan telur ayam ke depan, yang dipengaruhi oleh tren peningkatan harga jagung di pasar internasional.
Gambar 2.9
Perkembangan Harga Mingguan Komoditas Bumbu-Bumbuan
Sumber : Survei Pemantauan Harga Sumber : Survei Pemantauan Harga
Gambar 2.10
Perkembangan Harga Mingguan Komoditas Sayur-Sayuran
Oct 2010 Nov 2010 Dec 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011
daging sapi (right axis) daging ayam (left axis)
2.00
Oct 2010 Nov 2010 Dec 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011 emas perhiasan
Sementara itu, kelompok sandang tercatat mengalami inflasi yang cukup tinggi.
Setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 3,77%, pada tiwulan ini naik sebesar 1,04%. Hal ini terutama masih disebabkan oleh meningkatnya kenaikan harga emas perhiasan di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, sejalan peningkatan harga emas dunia. Tekanan inflasi dari komoditas emas perhiasan dikonfirmasi dengan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) di beberapa kota di Jawa Timur yang menunjukkan tren peningkatan harga emas ke level ±Rp338.594.