• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) yang didasarkan pada pertimbangan bahwa untuk memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan keperluan peneliti, maka dipilih orang-orang yang berkompeten untuk memberikan informasi mengenai Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

Adapun informan penelitian mengenai Penertiban Terminal Liar Di Kawasanl Terminal Regional Daya Kota Makassar terdiri dari :

TABEL INFORMAN

No Nama Inisial Jabatan/starata keterangan

1 H.Hakim

3 Abdullah Rowa A.R Kepala Bidang Tehnik Sarana dan Prasarana

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, tehnik pengumpulan data yang di gunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data dengan melakukan pengamatan secara langsung yang berkaitan dengan Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

2. Wawancara

Wawancara adalah wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas terpimpin artinya peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan petugas dan pemerintah dalam hal ini adalah Perusahaan daerah Terminal Makassar metro, Polrestabes Kota Makassar, dan Dinas Perhubungan Kota Makassar. Dan wawancara bebas artinya peneliti bebas mengajukan pertanyaan kepada informan sesuai jenis pertanyaan yang telah di siapkan sebelumnya terkait dengan Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penempatan informasi melalui dokumen-dokumen tertentu yang dapat mendukun penelitisn tentang Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengelola data di mana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Dalam model ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:92-99) ketiga komponen tersebut yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila data kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

kembali bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Pengabsahan Data

Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas data adalah dengan triangulasi. Menurut Sugiyono (2012:125) Triangulasi di artikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjut Sugiyono (2012:127) membagi triangulasi ke dalam tiga macam, yaitu:

a.) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

b.) Triangulasi Tehnik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

c.) Triangulasi waktu

Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang di kumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1.) Letak Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro

Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro terletak di sebelah timur Kota Makassar. Tepatnya Jalan Kapas Raya No. 33 Kelurahan Daya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Terminal ini berjarak ±500 m dari jalan Perintis Kemerdekaan yang merupakan jalan arteri kota. Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro dipimpin oleh seorang Direktur Utama (DIRUT) dan dibantu oleh seorang Direktur Umum (DIRUM) dan Direktur Operasional (Dirops).

2.) Visi dan Misi Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro

Visi Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro di Kota Makassar adalah sebagai berikut: “Menjadi Pusat Pelayanan Jasa Terminal Angkutan Darat yang Profesional di Kawasan Timur Indonesia”.

Misi Perusahaan Daerah Terminal Makassar : Meningkatkan sistem pelayanan transportasi yang tertib, lancar, aman, selamat dan mampu menjangkau masyarakat dan wilayah Sulawesi. Mendorong perwujudan transportasi perkotaan dan pedesaan yang berkualitas, efisien, dan berkelanjutan dalam pelayanan

3.) Tugas dan tanggung jawab struktur organisasi a. Badan Pengawas mempunyai tugas:

1) Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para anggota menurut bagian masing-masing untuk masa 12 bulan dan sesuai dengan tahun buku Perusahaan Daerah.

40

2) Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6 bulan sekali untuk membicarakan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, bila mana diperlukan sewaktu-waktu mengadakan rapat untuk menentukan keputusan mengenai hal-hal yang mendesak.

3) Merumuskan kebijaksanaan untuk Perusahaan Daerah secara terarah dalam bidang penanaman modal untuk penggunaan dalam memanfaatkan dan pengamanan hasil tarif angkutan dan jasa terminal lainnya.

4) Mengadakan penilaian atas prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan itu.

b. Direktur Utama mempunyai tugas:

1) Merencanakan kegiatan perusahaan daerah untuk jangka panjang, mengawasi dan mengkoordinir dalam bidang teknik pengelolaan terminal, bidang umum termasuk pengelolaan keuangan dan administrasi untuk mencapai tujuan.

2) Merumuskan strategi perusahaan daerah dan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh badan pengawas dan melaksanakan operasi perusahaan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Memelihara suasana kerja yang baik dalam seluruh organisasi yang berusaha mencapai taraf efesiensi dan administrasi yang baik.

4) Secara berkala meninjau kembali dan menilai berbagai fungsi perusahaan daerah.

5) Mengambil inisiatif dalam penempatan, pemindahan dan pemberhentian serta menentukan batas ganti rugi sesuai peraturan yang berlaku.

6) Memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak dan mewakili perusahaan keluar.

Dalam melakukan tugasnya Direktur Utama dibantu oleh Direktur Umum dan Direktur Operasional.

1) Direktur Umum mempunyai tugas yaitu:

a) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan dibidang administrasi umum, keuangan dan kesekretarian.

b) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan perlengkapan.

c) Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan, serta mengatur penggunaan kekayaan perusahaan.

d) Mengendalikan pendapatan baik dari hasil pemungutan Tarif Angkutan dan Jasa Terminal maupun dari sektor lainnya.

e) Mengadakan kerja sama erat dengan Direktur Operasi dalam mengatur, mengawasi, menyediakan fasilitas dan material yang dibutuhkan dalam kelancaran kegiatan dalam bidang operasional.

f) Mengawasi penyusunan anggaran belanja/ penetapan modal kerja perusahaan, merumuskan dan menetapkan kebijaksanaan perusahaan keuangan lebih efektif bersama dengan Direktur lainnya.

g) Membuat penilaian dan persetujuan semua pembelian untuk keperluan operasional melalui atau tidak melalui tender.

h) Mengadakan penyelenggaraan pembukuan up to date dan menilai laporan keuangan untuk mengusulkan perbaikan pada posisi keuangan dan persediaan barang kepada Direktur Utama.

i) Mengawasi dan mengusahakan penagihan uang dari langganan/ pemakai jasa bangunan terminal secara intensif dan efektif.

j) Menetapkan kebijaksanaan dan menandatangani surat edaran pengumuman mengenai tata tertib Perusahaan Daerah dan Kepegawaian yang dapat melancarkan kegiatan dan meningkatkan efesiensi kerja pada karyawan atas persetujuan Direktur Utama.

Dalam menjalankan tugasnya Direktur Umum dibantu oleh dua kepala bagian yaitu kepala bagian umum dan kepala bagian keuangan

1. Kepala bagian umum mempunyai tugas yaitu:

a. Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan tugas dari seksi administrasi dan kepegawaian seksi perlengkapan serta seksi hukum dan hubungan masyarakat.

b. Melaksanakan pengadaan/ pembelian barang/ materai dengan jasa yang diperlukan oleh perusahaan.

c. Mengadakan usaha pemeliharaan dan pengawasan peralatan dan bangunan kantor.

d. Mengendalikan semua barang dan peralatan yang menjadi milik perusahaan daerah sesuai dengan kebutuhannya.

e. Meminjam dan mendistribusikan tiap jenis barang kepada semua unit kerja sesuai dengan keperluan setelah mendapat pengesahan.

Dalam melakukan tugasnya, Kepala Bagian Umum dibantu oleh:

1) Seksi Administrasi Kepegawaian 2) Seksi Perlengkapan

3) Seksi Hukum dan Humas 2. Kepala Bagian Keuangan

a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi tugas dari seksi anggaran, seksi pembukuan, dan seksi kas.

b. Merencanakan, mengendalikan dan menginventarisir sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

c. Menyelenggarakan penyusunan, penyimpanan dan pengamanan yang berhubungan dengan data keuangan.

d. Mengkoordinir kegiatan dengan bagian lain untuk meningkatkan pelayanan yang menyangkut masalah keuangan.

e. Melakukan pemeriksaan kas dan pembukuan perusahaan setiap saat.

Dalam melakukan tugasnya Kepala Keuangan dibantu oleh:

1) Seksi Anggaran 2) Seksi Pembukuan 3) Seksi Kas

2) Direktur Operasional

a) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan-kegiatan bagian pengelolaan dan bagian produksi.

b) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan pemungutan tarif angkutan dan jasa terminal lainnya maupun kelancaran dan ketertiban lalu lintas serta keamanan dan ketertiban terminal.

c) Merumusksan dan menetapkan kebijaksanaan mengenai peningkatan tarif dan jasa terminal.

d) Mengatur tata cara pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pengusaha angkutan umum maupun masyarakat pengguna jasa terminal lainnya.

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.

Dalam melakukan tugasnya Direktur Operasional dibantu oleh:

1. Kepala Bagian Produksi

Kepala bagian Produksi mempunyai tugas yaitu:

a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari seksi penagihan dan seksi pendataan.

b. Merencanakan dan menyusun kebutuhan yang akan dipakai dalam operasi pemungutan tarif angkutan jasa terminal lainnya.

c. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemungutan tarif angkutan dan jasa terminal serta pungutan-pungutan lainnya.

d. Menganalisa dan mengusulkan kemungkinan penambahan jenis jasa terminal terutama sektor fasilitas untuk meningkatkan sumber pendapatan.

e. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, kepala bagian produksi dibantu oleh beberapa seksi yaitu:

a) Seksi Pendataan b) Seksi Jasa Penagihan

c) Unit Tamalate (Mallengkeri)

Tiap seksi masing-masing dipimpin oleh seorang kepala seksi yang dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi.

2. Kepala Bagian Pengelola

Bagian pengelolaan dipimpin oleh seorang kepala bagian pengelola yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Diektur Operasional:

a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari seksi pengaturan parkir, seksi pemeliharaan kebersihan dan seksi keamanan dan ketertiban.

b. Melaksanakan pembinaan terhadap pengusaha-pengusaha angkutan dan pengusaha lainnya diterminal.

c. Menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan terhadap kegiatan dan kondisi layak jalan dan kapasitas penumpang untuk angkutan penumpang umum yang tiba dan akan berangkat ke terminal sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Pengelolaan dibantu oleh:

a) Seksi Pengaturan Parkir

b) Seksi Pemeliharaan Kebersihan

c) Seksi Keamanan dan ketertiban

B. Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar

Peran Pemerintah Kota Makassar memposisikan terminal sebagai salah satu potensi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun belum menyertakannya dengan penyelenggaraan terminal yang profesional, sehingga daya tarik terminal dipersepsikan menurun menghadapi ancaman semakin maraknya terminal liar.

Pengoperasiannya Terminal Unit Regional Daya terdapat beberapa masalah yang dihadapi. Dari keseluruhan masalah tersebut akhirnya menjadi saling berkaitan dan tidak memiliki ujung pangkal. Dari pemantauan di lapangan, masalah terbesar yang dihadapi oleh Terminal Unit Regional Daya adalah sebagian besar mobil penumpang lebih memilih untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal yang akhirnya menimbulkan terminal liar serta masih beroperasinya angkutan liar yang berupa mobil pribadi (berplat hitam) yang mengambil penumpang oleh karenanya peran pemerintah dalam menertibkan terminal liar di kawasan daya Kota Makassar sangat penting seperti Menerapkan regulasi, Peran pemerintah Kota Makassar dalam menertibkan terminal liar menerapkan regulasi seperti, Perda Kota Makassar Nomor 15 tahun 2006 tentang pengelolaan terminal penumpang, Surat Keputusan Wali kota Makassar Nomor : 510/kep/551.23/2004. Regulasi ini di bentuk untuk menertibkan angkutan-angkutan yang memilih menaikkan dan menurungkan penumpang di luar terminal dan sebagai dasar hukum pemerintah dalam melakukan penertiban. Selain itu pemerintah Kota Makassar juga membentuk tim terpadu. Tim terpadu adalah tim yang terdiri dari beberapa instansi yang di bentuk

oleh Wali Kota dalam Surat Keputusan Wali Kota Makassar Nomor 551.05/1181/kep/VII/2014 Pembentukan Tim Terpadu Pembinaan, Penatan dan penertiban kendaraan bermotor umum/kendaraan pribadi (plat Hitam) yang beroprasi menaikkan orang (penumpang umum) atau barang di luar terminal.

Tim ini di ketuai oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar dan beranggotakan beberapa intansi seperti Kasatlantas Polrestabes Kota Makassar, Kasatpol PP Kota Makassar, Dirut Perusahaan Daerah Kota Makassar, Kapolsek Biringkanaya, Danramil Kota Makassar, Kabid Propam Polda Sulsel, Danpom AU Koopsau II Makassar, Camat Biringkanaya, DPC Organda Kota Makassar dan beberapa intansi lainya. Tim ini bertujuan untuk menertibkan terminal liar yang berada di sepanjang jalan perintis kemerdekaan depan AURI sampai perbatasan Kabupaten Maros, Dan dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat agar dapat tercipta kondisi lalu lintas yang lancar dan mengembalikan fungsi terminal sebagai awal keberangkatan dan akhir kedatangan calon penumpang.

Hal ini dapat di jelaskan pada indikator sebagai berikut : 1. Regulasi 12,13 dan 14 tentang pengelolaan terminal penumpang angkutan jalan dan SK wali kota Makassar Surat Keputusan Wali kota Makassar Nomor :

510/kep/551.23/2004 memutuskan larangan menaikkan dan menurungkan penumpang pada pool kendaraan bus angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP). SK Wali Kota Nomor 551.05/1181/Kep/VII/2004 tentang pembentukan tim terpadu pembinaan, penataan, penertiban kendaraan bermotor umum/kendaraan pribadi (plat hitam) beroprasi menaikkan penumpang atau barang di luar terminal. Aturan ini di sampaikan melalui surat edaran dan sapnduk yang di bagikan kepada supir angkutan daerah”(Hasil wawancara MR, 26 mei 2015).

Hasil wawancara di atas mengemukakan bahwa pemerintah telah membuat peraturan larangan menaikkan penumpang diluar terminal yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dalam paragraf 1 pasal 33, 34, dan 37 Fungsi, Klasifikasi, dan Tipe Terminal. Paragraf 1: Fungsi, Klasifikasi, dan Tipe Terminal. Pasal 33 (1) Untuk menunjang kelancaran perpindahan orang dan/atau barang serta keterpaduan intramoda dan antarmoda di tempat tertentu dapat dibangun dan diselenggarakan Terminal. (2) Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa Terminal penumpang dan/atau Terminal barang. Dapat dibangun dan diselenggarakan Terminal. Pasal 34 (1) Terminal penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) menurut pelayanannya dikelompokkan dalam tipe A, tipe B, dan tipe C. (2) Setiap tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi dalam beberapa kelas berdasarkan intensitas Kendaraan yang dilayani.

Pasal 35 Untuk kepentingan sendiri, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan swasta dapat membangun Terminal barang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 36 Setiap Kendaraan Bermotor Umum dalam trayek wajib singgah di Terminal yang sudah ditentukan, kecuali ditetapkan lain dalam izin trayek.

Sesuai hasil wawancara dengan informan mengukapkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan regulasi mengenai Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar terdiri yaitu Perda Kota Makassar Nomor 15 tahun 2006 pasal 12,13 dan 14 tentang pengelolaan terminal penumpang angkutan jalan dan Surat Keputusan Wali kota Makassar Nomor : 510/kep/551.23/2004 memutuskan larangan menaikkan dan menurungkan penumpang pada pool kendaraan bus angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP). SK Wali Kota Nomor 551.05/1181/Kep/VII/204 tentang pembentukan tim terpadu pembinaan, penataan, penertiban kendaraan bermotor umum/kendaraan pribadi (plat hitam) beroprasi menaikkan penumpang atau barang di luar terminal. Aturan sudah di sampaikan kepada parah supir melalui surat edaran dan spanduk tapi kurangnya kepedulian para supir mengenai aturan tersebut.

Hasil wawancara mengenai regulasi maka dapat di simpulkan bahwa pemerintah telah melakukan upaya Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Daya Terminal Regional Kota Makassar dengan mengeluarkan regulasi tentang penertiban terminal Liar dan larangan mobil pribadi (plat hitam ) mengambil penumpang, namun yang menjadi kendala karena kurangnya kepedulian para supir mengenai aturan tersebut.

2. Pembinaan

Pembinaan yang di maksud sebagai peran pemerintah adalah pembinaan yang di lakukan pemerintah seperti mengarahkan kepada para supir mobil penumpang antar daerah sehinggah tidak menaikkan dan menurungkan

penumpang di luar terminal daya agar fungsi terminal terlaksana dengan baik. Hal ini di ungkapkan dengan kepala Seksi Administrasi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Terminal Makassar metro mengemukakan bahwa:

“Pembinaan itu dalam bentuk himbauan larangan menaikkan dan menurungkan penumpang di luar terminal dan larangan mobil pribadi (plat hitam) mengambil penumpang”.(Hasil wawancara MR, 26 mei 2015).

Berdasarkan hasil wawancara bahwa Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro sudah melakukan pembinaan dalam bentuk himbauan dengan mengarahkan kepada para supir untuk masuk kedalam terminal. Dan melarang mobil pribadi (plat hitam) mengambil penumpang karena melanggar aturan yang di telah di tentukan. Hal ini di perjelas dengan Direktur Utama Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro:

“Kami dari Perusahaan Daerah makassar metro sudah melakukan pembinaan dalam bentuk himbauan setiap saat kepada para supir, ketua organda dan Perusahaan Otomotif (PO) untuk masuk ke dalam Terminal dan larangan untuk mobil pribadi (plat hitam) mengambil penumpang melalui surat edaran, spanduk dan pembentukan tim Terpadu yang di bentuk oleh walikota Makassar ”.(Hasil wawancara HS, 28 mei 2015).

Sesuai hasil wawancara diatas bahwa Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro sudah berupaya melakukan himbauan kepada para supir untuk masuk ke dalam keterminal dan larangan mobil pribadi (plat hitam) mengambil penumpang di luar terminal, melalui informasih spanduk dan surat edaran yang di bagikan kepada parah supir dan pembentukan tim terpadu yang di bentuk oleh Wali Kota sehingga terminal dapat berfungsi dengan baik.

Hal ini juga di ungkapkan dengan Staf Pegawai Kepala Seksi Bimbingan Keselamatan Dinas Perhubungan Kota Makassar bahwa :

“Bahwa kami juga sering melakukan pembinaan kepada para supir angkutan daerah dan melarang mobil pribadi (plat hitam) mengambil penumpan melalui kegiatan bimbingan keselamatan tranportasi yang di lakukan 2 kali dalam setahun dengan mengundang para supir tapi hanya perwakilan supir yang datang”( Hasil wawancara AM, 3 juni 2015).

Berdasarkan hasil wawancara menjelasakan bahwa dinas perhubungan telah berupaya melakukan pembinaan kepada para supir angkutan daerah dan larangan mobil pribadi (plat hitam) mengambil penumpang, melalui bimbingan keselamatan transportasi yang di lakukan 2 kali dalam setahun dengan mengundang para supir tapi hanya di wakilkan oleh rekan para supir. Bimbingan keselamatan yang di maksud adalah dengan melakukan koordinasi dan memberikan pengarahan kepada supir angkutan daerah untuk tidak menaikkan dan menurungkan penumpang di luar terminal. Hal berbeda di ungkapkan dengan supir angkutan daerah bahwa :

“ Pemerintah tidak pernah melakukan pembinaan kepada para supir angkutan daerah dan saya lebih memilih memakai mobil plat pribadi (plat hitam) karena bisa mengantar dan menjemput penumpang ke dalam kota

”(Hasil wawancara TK, 1 juni 2015 )

Sesuai wawancara di atas bahwa pemerintah tidak pernah melakukan pembinaan kepada para supir angkutan daerah. Hal ini yang mengakibatkan para supir lebih leluasa menaikkan dan menurungkan penumpang di luar terminal karena tidak adanya ketegasan dari pemerintah terkait dengan masalah tersebut.

Dan para supir lebih memilih memakai mobil plat pribadi (plat hitam) di banding plat kuning karena bisa mengantar dan menjemput penumpang ke dalam kota.

Berdasarkan hasil wawancara di atas mengenai pembinaan maka dapat di simpulkan bahwa Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro telah melakukan upaya pembinaan melalui himbuan larangan menaikkan dan menurungkan

penumpang di luar terminal dan larangan mobil pribadi (plat hitam) mengambil penumpang dan Dinas Perhubungan telah melakukan pembinaan melalui kegiatan keselamatan transportasi yang di laksanakan 2 kali dalam setahun dengan mengundang para supir untuk hadir dalam kegiatan dengan melakukan koordinasi dan memberikan pengarahan, tapi para supir tidak menaggapi undangan tersebut dan hanya di wakilkan oleh rekan mereka.

Peran pemerintah dalam melakukan pembinaan belum efektif karena kuranya sosialisasi serta adanya perbedaan pendapat antara Perusahaan Daerah terminal Makassar Metro dan supir. Dimana Perusahaan Daerah terminal terminal Makaassar Metro mengungkapkan bahwa telah melakukan pembinaan berupa arahan dan himbauan berupa surat edaran spanduk dan pembentukan tim terpaduk yang di bentuk oleh Wali Kota Makassar namun berbeda halnya dengan

Peran pemerintah dalam melakukan pembinaan belum efektif karena kuranya sosialisasi serta adanya perbedaan pendapat antara Perusahaan Daerah terminal Makassar Metro dan supir. Dimana Perusahaan Daerah terminal terminal Makaassar Metro mengungkapkan bahwa telah melakukan pembinaan berupa arahan dan himbauan berupa surat edaran spanduk dan pembentukan tim terpaduk yang di bentuk oleh Wali Kota Makassar namun berbeda halnya dengan

Dokumen terkait