• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

B. Peran pemerintah dalam penertiban terminal

3. Pengawasan

4. Pengawasan kesesuaian tarif.

5. Penyidikan terhadap kelebihan muatan.

B. Konsep Terminal Liar

Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan diselenggarakan terminal.

Menurut Marlok (1995:269) bahwa terminal adalah titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar sistem.

Terminal merupakan salah satu komponen penting dalam sistem transportasi yang berperan sebagai titik penumpang dan barang masuk dan keluar dari suatu sistem.

Menurut Marlok (1995:267) bahwa fungsi-fungsi terminal transportasi sebagai berikut :

1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transport serta membongkar/menurunkan. Memindahkan dari satu kendaraan ke kendaraan lain,

2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat kemungkinan untuk memproses barang, dan menyediakan kenyamanan penumpang (misalnya pelayanan makan, dan sebagainya), 3. Menyiapkan dokumentasi perjalanan, menimbang muatan, memilih rute,

menjual tiket penumpang, memeriksa pesanan tempat,

4. Mengumpulkan penumpang dan barang didalam grup-grup berukuran ekonomis untuk diangkut dan untuk menurunkan mereka setelah tiba ditempat tujuan.

1. Fungsi Terminal

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995. Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

a. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.

b. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai

pengendali kendaraan umum.

2. Jenis Terminal

Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, menjadi:

a. Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

b. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi.

Terminal penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi konektivitas antar lokasi tujuan, antar modal, dan antar berbagai kepentingan dalam sistem transportasi dan infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen terminal. Kegiatan pengelolaan , “regulasi (peraturan) dan norma-norma yang disepakati akan menentukan perkembangan terminal secara terarah (coach terminal) Gromule (dalam Sujanto, 2007: 75). Terminal ini dibagi beberapa kategori yang meliputi: 1) Terminal Penumpan, 2) Terminal Barang dan 3) Terminal Peti Kemas.

Selanjutnya fungsi terminal ada tiga yaitu:

1) Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan roda transportasi.

2) Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.

3) Menyediakan tempat untuk menyiapkan kendaraan.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, masalah terbesar yang dihadapi oleh Terminal Regional Daya adalah sebagian besar bus dan mobil penumpang (panther) tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di dalam terminal yang akhirnya menimbulkan terminal liar serta masih beroperasinya angkutan liar yang berupa mobil penumpang (panther) ber plat hitam.

Terminal liar adalah terminal yang tidak resmi berada di lokasi strategis dan dekat dengan jalur ke arah terminal atau jalan tol, tempat itu menjadi perlintasan mobilitas penumpang, simpul pergantian moda transportasi, menggunakan jalan besar arteri atau sejenisnya, biasanya dimanfaatkan untuk angkutan bus, taksi, maupun angkutan kota, dan keberadaannya disuburkan oleh calon penumpang.

Plat gantung (mobil pribadi) adalah istilah bagi kendaraan angkutan daerah yang menggunakan plat hitam. Mobil plat hitam mulai menjamur sejak tahun 2009 saat relokasi terminal dari Panaikang ke Daya. Plat hitam berpangkalan di luar Terminal Regional Daya pada beberapa terminal liar di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Belakangan, mobil pribadi (plat hitam) menjadi sarana angkutan yang justru lebih diminati penumpang.

Selain karena didominasi mobil-mobil merek terbaru, angkutan mobil pribadi (plat hitam) ini juga bebas mengantar dan menjemput dalam kota. Berbeda dengan kendaraan plat kuning yang dibatasi hanya sampai ke Terminal. Mobil

plat kuning berlaku mengantar penumpang dalam kota pada pukul 22.00 – 05.00 pagi . Mobil pribadi (plat hitam) kuasai angkutan 2015, Mobil pribadi (plat hitam) semakin merajai terminal liar di Perintis Kemerdekaan. Jumlah mereka terus bertambah tanpa bisa dikendalikan. Inilah salah satu faktor yang membuat Terminal Regional Daya mati suri.

Akibat maraknya Mobil pribadi (plat hitam), bertahun-tahun puluhan perusahaan angkutan dengan ratusan kendaraan berbagai jenis, menolak masuk berpangkalan ke terminal . Mereka memprotes tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah. Dalam hitung-hitungan kasar, dalam setahun Terminal Regional Daya tercatat kehilangan hampir Rp 1 miliar akibat aktivitas Mobil pribadi (plat hitam) di luar Terminal . Ini belum termasuk pendapatan karcis dari penumpang.

Manajemen juga mencatat, sejak tahun 2004, Terminal Regional Daya kehilangan hingga ratusan penumpang per harinya. Secara akumulatif, dalam kurun waktu setahun, terminal kehilangan hingga satu miliar rupiah. Imbasnya mulai tampak pada denyut bisnis di Terminal Regional Daya. Lods-lods pedagang satu persatu mulai tutup. Hampir 30 persen lods tak berpenghuni sejak itu. Kondisinya kian parah tiga tahun kemudian. Banyak diantara lods yang dibiarkan rusak. Pedagang memilih tak menempati lods-lods mereka dan pindah ke tempat lain, karena Terminal Regional Daya dipandang tak lagi memberi harapan bisnis yang baik.

Bertahun-tahun situasi ini tanpa penyelesaian. Pengelola berupaya menempuh berbagai pendekatan agar mobil plat gantung bisa ditertibkan. Tetapi lagi-lagi, tawaran itu mentah. Situasi buruk memuncak pada 2011 saat puluhan

angkutan daerah memilih meremajakan mobil-mobil mereka dengan mobil prubadi (plat hitam). Terminal Regional Daya ditinggal pergi banyak angkutan daerah. Angkutan daerah memilih berpangkalan di luar terminal dan menciptakan terminal liar di jalur keluar kota. Ini adalah bentuk protes dari mereka atas kegagalan pemerintah dan pengelola terminal menertibkan plat-plat hitam.

Ada dua titik terminal liar " besar " di Perintis. Diantaranya di Kilometer 14, depan Kompleks AURI dan Kilometer 16 simpang lima Bandara Sultan Hasanuddin. Di dua titik ini, terminal liar melayani seluruh rute penumpang di wilayah utara Makassar, mulai dari Barru, Parepare, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Bone, Wajo, Soppeng, Palopo hingga Tana Toraja. Di dua terminal liar ini, pada 2009 mulai dipenuhi mobil-mobil plat gantung. Terminal Regional Daya semakin terpuruk dengan kehadiran dua terminal liar ini. Tahun 2010, dilakukan upaya penertiban dengan melibatkan seluruh komponen pemerintah, kepolisian dan AURI. Plat gantung beroperasi dengan bebas seperti layaknya mobil penumpang berplat kuning. Awalnya, mobil-mobil plat gantung ini sempat ditertibkan, tetapi justru membuatnya tumbuh subur.

C. Kerangka Pikir

Untuk menciptakan efektifitas peran pemerintah dalam penertiban terminal liar maka ada empat indikator yang harus di ukur dalam mengetahui fungsi pemerintah. Regulasi (pengaturan), pembinaan, pengawasan, dan sanksi adminitrasi.

Regulasi dalam hal yaitu bahwa dalam rangka mengoptimalkan fungsi terminal sebagai tempat untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan,

menaikkan dan atau menurunkan orang atau barang serta perpindahan moda angkutan maka di pandang perlu melakukan penataan dan penertiban terhadap kendaraan bermotor umum yang menaikkan dan atau menurunkan orang dan atau barang di luar terminal. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 36 undang-undang no 22 tahun 2009 tantang lalu lintas dan angkutan jalan yang menyatakan setiap kendaraan bermotor umum wajib singgah di terminal yang sudah di tetapkan untuk menaikkan dan atau menurunkan penumpang.

Pembinaan dan penegakan hukum larangan menaikkan dan menurunkan penumpang di laksanakan oleh polwiltabes kota makassar bersama jajaranya dengan koordinasi dinas perhubungan kota makassar melakukan penataan dan penertiban terhadap kendaraan bermotor umum dan pribadi (plat hitam) yang beroperasi menaikkan dan atau menurunkan orang (penumpang) dan atau barang di luar terminal agar para sopir kembali ke terminal dan mengembalikan fungsi terminal sebagai tempat kedatangan dan keberangkatan orang (penumpang).

Pengawasan yang di lakukan oleh Dinas perhubungan di bantu dinas terkait melakukan operasi terpadu dengan cara melakukan penghentian kendaraan dan pemeriksaan surat administrasi kendaraan angkutan umum bermotor dan kendaraan pribadi (plat hitam). Melakukan patroli gabungan, melakukan penahanan dan penyitaan kendaraan bermotor, pribadi (plat hitam) yang menaikkan dan menurunkan orang dan atau barang di luar terminal.

Sanksi administrasi pelanggaran yang di lakukan atas ketentuan yang telah di tetapkan dapat di kenakan sanksi administasi pencabutan surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan penanahan mobil.

Agar lebih jelas maka dapat di lihat pada bagan kerangka pikir sebagai berikut :

D. Fokus Penelitian

Pembatasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan dengan masalah maupun data yang di kumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari masalah

Perda Kota Makassar

agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencarian data, maka lebih dahulu di tetapkan fokus penelitian ini adalah :

1. Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

2. Faktor yang Menhambat dan Mendukung Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, adapun deskripsi fokus penelitian di antaranya :

1. Perda kota Makassar Nomor 15 tahun 2006 tentang pengelolaan terminal penumpang.

2. Regulasi yang di maksud adalah aturan peran pemerintah mewajibkan para sopir penumpang mengikuti aturan walikota Makassar misalnya para supir angkutan tidak boleh menaikkan dan menurungkan penumpang di luar terminal daya.

3. Pembinaan yang di maksud adalah peran pemerintah dalam melakukan pembinaan kepada para supir mobil penumpang antar daerah sehingga tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal daya agar fungsi terminal terlaksana dengan baik.

4. Pengawasan adalah pengawasan yang di laksanakan oleh Dinas Perhubungan dan Polwiltabes Kota Makassar kepada para supir penumpang termasuk mereka yang mempunyai mobil pribadi (plat hitam) agar tidak menaikkan dan menurunkan penumpan di luar terminal daya agar para sopir

tidak bebas menurungkan penumpang tetapi mengarahkan masuk ke terminal regional daya (TRD)

5. Sanksi administrasi yang dimaksud adalah memberikan teguran atau sanksi kepada para supir yang melanggar aturan sesuai perda yaitu pencabutan surat izin mengemudi (SIM) surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan pencabutan surat izin trayek.

6. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor yang dapat menghambat dan mendukung peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di terminal regional daya Kota Makassar adalah

Faktor yang menghambat seperti :

1) Adanya oknum yang tidak bertanggun jawab ( perwira) sebagai pemilik kendaraan mobil pribadi (plat hitam) sehingga pemerintah dalam hal ini pihak Kepolisian dan Dinas Perhubungan sulit untuk melakukan penertiban.

2) Banyaknya retribusi yang harus di bayar oleh supir dan penumpang pada saat masuk ke dalam terminal sehingga terminal terlihat sangat sepi dan supir dan penumpang lebih memilih mengambil penumpang di luar terminal.

3) Banyaknya buruh angkut yang berada di dalam terminal yang menyebapkan para penumpang tidak ingin masuk ke dalam terminal karena penumpang harus membayar setiap buruh angkut yang membawa barang penumpang.

Faktor yang mendukung adalah :

1) Tim Terpadu yang di buat oleh Wali Kota Makassar yang melibatkan beberapa intansi terkait untuk menertibkan terminal liar di terminal regional daya Kota Makassar seperti Kasat lantas Polrestabes Kota Makassar, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar dan Perusahaan Daerah Terminal Regional Kota Makassar.

7. Efektivitas pemerintah dalam menertibkan segala macam masalah yang ada di kota makassar khususnya penertiban terminal liar di kawasan daya Kota Makassar

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama dua bulan mulai tanggal 26 mei sampai 26 juli 2015. Lokasi penelitian di Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro, Polrestabes Kota Makassar, dan Dinas Perhubungan Kota Makassar yang merupakan salah satu lembaga terkait tentang masalah Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Alasan penelitian ini berdasar pada Dinas Perhubungan yang merupakan pelaksana kebijakan terminal yang masih belum terimplementasi dengan baik dan tidak sesuai peraturan daerah karena seharusnya para sopir tidak boleh menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptip kualitatif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan Tentang Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Daya Kota Makassar

2. Tipe penelitian

Peneliti menggunakan tipe penelitian fenomenologi yaitu untuk memberi gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detail. Yang bertujuan mendeskripsikan sesuatu secara jelas masalah- masalah yang diteliti berdasarkan pengalaman yang di alami informan tentang peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di kawasan terminal daya kota makassar.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini data akan di peroleh dari dua sumber yaitu..

1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang di peroleh oleh peneliti dari hasil observasi dan wawancara dengan informan tentang peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di terminal kawasan Kota Makassar

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung kepada obyek penelitian yang dapat berupa dokumen, buku, catatan-catatan, makalah, laporan, arsip, monografi, dan lain-lain, terutama yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) yang didasarkan pada pertimbangan bahwa untuk memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan keperluan peneliti, maka dipilih orang-orang yang berkompeten untuk memberikan informasi mengenai Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

Adapun informan penelitian mengenai Penertiban Terminal Liar Di Kawasanl Terminal Regional Daya Kota Makassar terdiri dari :

TABEL INFORMAN

No Nama Inisial Jabatan/starata keterangan

1 H.Hakim

3 Abdullah Rowa A.R Kepala Bidang Tehnik Sarana dan Prasarana

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, tehnik pengumpulan data yang di gunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data dengan melakukan pengamatan secara langsung yang berkaitan dengan Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

2. Wawancara

Wawancara adalah wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas terpimpin artinya peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan petugas dan pemerintah dalam hal ini adalah Perusahaan daerah Terminal Makassar metro, Polrestabes Kota Makassar, dan Dinas Perhubungan Kota Makassar. Dan wawancara bebas artinya peneliti bebas mengajukan pertanyaan kepada informan sesuai jenis pertanyaan yang telah di siapkan sebelumnya terkait dengan Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penempatan informasi melalui dokumen-dokumen tertentu yang dapat mendukun penelitisn tentang Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengelola data di mana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Dalam model ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:92-99) ketiga komponen tersebut yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila data kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

kembali bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Pengabsahan Data

Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas data adalah dengan triangulasi. Menurut Sugiyono (2012:125) Triangulasi di artikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjut Sugiyono (2012:127) membagi triangulasi ke dalam tiga macam, yaitu:

a.) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

b.) Triangulasi Tehnik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

c.) Triangulasi waktu

Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang di kumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1.) Letak Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro

Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro terletak di sebelah timur Kota Makassar. Tepatnya Jalan Kapas Raya No. 33 Kelurahan Daya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Terminal ini berjarak ±500 m dari jalan Perintis Kemerdekaan yang merupakan jalan arteri kota. Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro dipimpin oleh seorang Direktur Utama (DIRUT) dan dibantu oleh seorang Direktur Umum (DIRUM) dan Direktur Operasional (Dirops).

2.) Visi dan Misi Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro

Visi Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro di Kota Makassar adalah sebagai berikut: “Menjadi Pusat Pelayanan Jasa Terminal Angkutan Darat yang Profesional di Kawasan Timur Indonesia”.

Misi Perusahaan Daerah Terminal Makassar : Meningkatkan sistem pelayanan transportasi yang tertib, lancar, aman, selamat dan mampu menjangkau masyarakat dan wilayah Sulawesi. Mendorong perwujudan transportasi perkotaan dan pedesaan yang berkualitas, efisien, dan berkelanjutan dalam pelayanan

3.) Tugas dan tanggung jawab struktur organisasi a. Badan Pengawas mempunyai tugas:

1) Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para anggota menurut bagian masing-masing untuk masa 12 bulan dan sesuai dengan tahun buku Perusahaan Daerah.

40

2) Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6 bulan sekali untuk membicarakan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, bila mana diperlukan sewaktu-waktu mengadakan rapat untuk menentukan keputusan mengenai hal-hal yang mendesak.

3) Merumuskan kebijaksanaan untuk Perusahaan Daerah secara terarah dalam bidang penanaman modal untuk penggunaan dalam memanfaatkan dan pengamanan hasil tarif angkutan dan jasa terminal lainnya.

4) Mengadakan penilaian atas prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan itu.

b. Direktur Utama mempunyai tugas:

1) Merencanakan kegiatan perusahaan daerah untuk jangka panjang, mengawasi dan mengkoordinir dalam bidang teknik pengelolaan terminal, bidang umum termasuk pengelolaan keuangan dan administrasi untuk mencapai tujuan.

2) Merumuskan strategi perusahaan daerah dan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh badan pengawas dan melaksanakan operasi perusahaan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Memelihara suasana kerja yang baik dalam seluruh organisasi yang berusaha mencapai taraf efesiensi dan administrasi yang baik.

4) Secara berkala meninjau kembali dan menilai berbagai fungsi perusahaan daerah.

5) Mengambil inisiatif dalam penempatan, pemindahan dan pemberhentian serta menentukan batas ganti rugi sesuai peraturan yang berlaku.

6) Memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak dan mewakili perusahaan keluar.

Dalam melakukan tugasnya Direktur Utama dibantu oleh Direktur Umum dan Direktur Operasional.

1) Direktur Umum mempunyai tugas yaitu:

a) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan dibidang administrasi umum, keuangan dan kesekretarian.

b) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan perlengkapan.

c) Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan, serta mengatur penggunaan kekayaan perusahaan.

d) Mengendalikan pendapatan baik dari hasil pemungutan Tarif Angkutan dan Jasa Terminal maupun dari sektor lainnya.

e) Mengadakan kerja sama erat dengan Direktur Operasi dalam mengatur, mengawasi, menyediakan fasilitas dan material yang dibutuhkan dalam

e) Mengadakan kerja sama erat dengan Direktur Operasi dalam mengatur, mengawasi, menyediakan fasilitas dan material yang dibutuhkan dalam

Dokumen terkait