• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

6.7 Informasi dari petugas kesehatan dan pemakaian implant

Penyuluhan dan KIE merupakan bentuk pemberian informasi baik dari tenaga kesehatan maupun petugas kesehatan yang bertujuan memberikan bantuan mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif sehingga

calon akseptor mampu mengambil keputusan sendiri mengenai alat atau metode kontrasepsi yang terbaik untuk dirinya (BKKBN, 2009).

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa 51,52% mendapatkan informasi dari petugas kesehatan dan 48,48% tidak mendapat. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan sebanyak 83,33% kelompok yang memakai implant mendapat informasi dari petugas kesehatan dengan nilai OR=6,64, CI=2,67-18,66 dan dengan nilai p=0,000 yang berarti informasi dari petugas kesehatan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemakaian implant dan secara statistik bermakna bahkan setelah dilakukan analisis secara multivariat didapatkan bahwa informasi dari petugas kesehatan tetap mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemakaian implant dengan nilai p=0,000.

Penelitian serupa yang dilakukan di Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang Makasar didapatkan hasil yang sama bahwa terdapat hubungan yang bermakna anatar pemberian informasi dari petugas kesehatan terhadap pemakaian kontrasepsi hormonal dengan nilai p=0,006. Pemberian informasi, penyuluhan dan penjelasan tentang alat kontrasepsi hormonal merupakan bentuk dukungan dari petugas kesehatan yang berkontribusi sangat besar pada tahap akhir pemakaian alat kontrasepsi karena penjelasan dan dorongan yang diberikan (Musdalifah dkk, 2013). Komunikasi dan informasi mempunyai

hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,001 (Mosha & Ruben, 2013).

Rendahnya penggunaan kontrasepsi hormonal (implant) karena tidak mendapatkan informasi yang benar dari petugas kesehatan melainkan mendapatkan informasi yang salah dan tidak jelas dari teman atau keluarga yang menimbulkan rasa takut untuk memakai kontrasepsi

implant. Dengan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%

(α=0,05) diperoleh nilai p=0,002, yang berarti informasi dari petugas mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemakaian kontrasepsi hormonal (implant) (Salvina & Hasifah, 2013).

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok didapatkan hasil bivariate dengan uji chi

square didapatkan nilai OR=2,7 yang mempunyai makna bahwa

informasi dari petugas kesehatan mempunyai peluang untuk meningkatkan pemakaian kontrasepsi, namun secara statistik tidak bermakna karena nilai p>0,05 (Aryanti, 2014). Penelitian sejalan yang dilakukan di Buton Sulawesi Tenggara didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan penlitian Aryanti bahwa informasi dari petugas kesehatan tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemakaian kontrasepsi hormonal implant, dengan nilai p=0,536 (Ode dkk, 2013).

Informasi yang benar dan sesuai mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan akan tindakan seseorang. Informasi dari petugas

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang benar akan kesehatan terutama tentang kontrasepsi

implant untuk mencegah terjadinya kesalah pahaman akan manfaat dan

kegunaannya. Informasi yang berulang dari sumber yang dipercaya mempunyai peranan yang sangat penting. Seseorang yang tahu akan cenderung melakukan hal yang telah diketahuinya.

Pemberian informasi tidak hanya dihitung dari berapa kali wanita usia subur dan pasangannya mendapatkan informasi, melainkan kejelasan dari informasi berpengaruh terhadap pemahaman dari penerima informasi. Pemberian informasi yang berulang dapat dijadikan sebagai pengingat kesadaran akan pentingnya kesehatan. 6.8 Dukungan suami dan pemakaian implant

Saling memberikan dukungan dalam memilih dan memutuskan untuk menggunakan jenis kontrasepsi sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan dalam program keluarga berencana (Ernest dkk, 2007). Perempuan akseptor KB merasa lebih nyaman ketika keputusan KB diputuskan secara mufakat antara pasangan (Kohan dkk, 2012). Alasan banyaknya wanita pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan tidak mendapat dukungan dan tidak disetujui oleh suami (Sahin, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 93,94% mendapat dukungan dari suami dan hanya 6,06% yang tidak

mendapatkan dukungan. Hasil analisis bivariat didapatkan OR=3,11 akan tetapi secara statistik tidak bermakna (p>0,05) dan nilai CI dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil 0,42-137,07 dimana mengandung angka satu dengan range yang terlalu lebar. Penelitian tersebut berlawanan dengan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Aikmel Mataram, bahwa dukungan suami mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemakaian kontrasepsi dengan nilai p=0,000 pada analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square (Aryanti, 2014).

Hasil yang berbeda juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan di Sulawesi bahwa dukungan suami mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemakaian kontrasepsi hormonal (implant) pada pasangan suami istri, dengan nilai p=0,034. Metode kontrasepsi tidak akan dipakai oleh istri apabila tidak ada kerjasama dengan suami baik dukungan secara materi, atensi dan spiritual dan istri akan cenderung berhenti menggunakan kontrasepsi jika tidak mendapat ijin dan dukungan dari pasangannya (Ode dkk, 2013). Dukungan suami mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemakaian kontrasepsi hormonal (implant) dengan nilai p=0,000 dan merupakan variabel yang paling bepengaruh (Musdalifah dkk, 2013).

Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak kontrasepsi serta metode apa yang sesuai. Kesadaran suami dalam keikutsertaan berpartisipasi dalam menentukan alat kontrasepsi yang sesuai menenjukkan kepedulian

bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya masalah pada wanita. Partisipasi pria dalam upaya mendukung program KB bukan hanya dengan mengantar istrinya ke pelayanan kesehatan atau sekedar memberikan materi finansial akan tetapi dengan ikut mendampingi pasangannya baik saat pemasangan maupun pada saat penyuluhan. Pentingnya peranan suami dalam mempengaruhi keputusan wanita untuk memakai implant mempunyai pengaruh yang sangat besar sehingga sebaiknya penyuluhan tentang kontrasepsi implant bukan hanya diberikan kepada ibu-ibu akan tetapi juga kepada pasangannya. 6.9 Keterbatasan penelitian

Penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur dalam teknik pengumpulan data, sehingga data yang didapatkan masih sangat dasar karena responden cenderung hanya memilih dari jawaban yang tersedia dan tidak berkenan menyebutkan jawaban lain yang tidak tercantum pada pilihan jawaban dengan mengisi pilihan jawaban pada option alasan lain.

71

BAB VII

Dokumen terkait