2. Porsi latihan
2.6 Informasi Mengenai Kaki Diabetes dan Perawatan Kaki .1Kaki Diabetik (Foot Ulcer) .1Kaki Diabetik (Foot Ulcer)
Salah satu komplikasi pada pasien DM adalah kaki diabetik atau foot ulcer. Kaki diabetik merupakan luka yang terjadi pada kaki bagian bawah atau telapak kaki pasien DM. Kaki diabetik dapat dialami oleh semua pasien DM. 15% dari pasien DM mengalami kaki diabetik dan 12-24% penderita kaki diabetik harus mengalami tindakan amputasi.
Gambar 4. Kaki diabetic
Kaki diabetik terjadi karena tiga penyebab, yaitu penyempitan pembuluh arteri, neuropati, dan infeksi. Pembuluh arteri yang menyempit akan mengurangi aliran darah ke kaki yang menyebabkan kaki menjadi lemah, mudah luka, dan sulit untuk sembuh. Pasien DM juga mengalami neuropati yang menyebabkan saraf sensorik tidak dapat menghantarkan impuls rasa sakit dari kaki ke otak dan terjadi kehilangan koordinasi otot kaki sehingga terjadi kerusakan atau luka pada kaki tanpa dirasakan oleh pasien. Kaki diabetes yang tidak dirawat dengan baik dan benar akan mudah mengalami luka dan cepat berkembang menjadi ulkus ganggren. Hal ini merupakan penyebab dari mayoritas amputasi pada penderita diabetes. Pasien harus menjaga kondisi kaki dengan baik karena luka kecil dapat berkembang menjadi kaki diabetik, seperti kaki
44
tertusuk, pemakaian sepatu ketat, luka, lecet, dan memar. Oleh karena itu, pasien DM perlu mendapat edukasi mengenai kaki diabetik dan dampaknya jika komplikasi ini tidak diobati dengan benar.
2.6.1.1Gangguan Pembuluh Darah
Keadaan hiperglikemia yang terus menerus menyebabkan kemampuan kontraksi dan relaksasi pembuluh darah menurun. Akibatnya sirkulasi darah tubuh menurun, terutama pada kaki, dengan gejala:
• Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik • Jika diraba kaki terasa dingin/ tidak hangat
• Rasa nyeri kaki pada waktu istirahatdan malam hari • Sakit pada telapak kaki setelah berjalan
• Jika luka sukar sembuh
• Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang • Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiruan 2.6.1.2Gangguan Persyarafan (Neuropati)
Neuropati pada kaki akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi ke otak sehingga penderita tidak sadar bila terjadi bahaya atau luka pada kaki. Neuropati pada kaki akan mengalami gangguan sensorik, motorik, dan otonomik.
• Neuropati Sensorik
Ditandai perasaan baal atau kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama ujung kaki terhadap rasa panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
• Neuropati Motorik
Ditandai dengan kelemahan sistem otot, otot mengecil, mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh.
• Neuropati Otonomik
Ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar keringat di bawah kulit berkurang.
2.6.1.3Infeksi
Penurunan sirkulasi darah di daerah kaki akan menghambat proses penyembuhan luka sehingga kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi. Kadar gula darah yang tinggi akan menghambat kerja leukosit dalam mengtasi infeksi sehingga luka menjadi ulkus ganggren dan terjadi perluasan infeksi sampai ke tulang
45
(osteomielitis). Jika ulkus ganggren sudah meluas maka sulit diatasi dan memerlukan amputasi.
2.6.2 Masalah Umum pada Kaki Diabetes
Orang dengan diabetes memiliki resiko lebih tinggi terhadap masalah kaki karena: 1. Sirkulasi darah dari jantung ke kaki dan tungkai menurun
2. Berkurangnya indra rasa pada kaki
3. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi
Masalah umum yang sering terjadi pada kaki penderita diabetes antara lain: 1. Kapalan dan Mata ikan
Kapalan (callus), mata ikan (corn atau kutilmulmus) merupakan penebalan atau pengerasan kulit akibat adanya neuropati dan penurunan sirkulasi darah dan gesekan atau tekanan yang berulang pada daerah tertentu di kaki. Jika tidak diobatai maka akan timbul luka pada jaringan dibawahnya yang dapat berlanjut menjadi ulkus.
2. Melepuh
Kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu yang sempit. Hal ini jangan diobati sendiri karena kulit yang iritasi sering disertai infeksi (ulkus) dan kadang tidak dirasa karena adanya neuropati, sehingga baru diketahui setelah keluar cairan atau nanah yang merupakan tanda awal masalah. Ulkus harus diobati dan dirujuk ke podiatrist atau tim kesehatan.
3. Cantengan
Cantengan merupakan luka infeksi pada jaringan sekitar kuku akibat pertumbuhan kuku yang salah. Hal ini disebabkan karena perawatan kuku yang tidak tepat misalnya memotong kuku yang salah (terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Kuku merupakan sumber kuman sehingga bila ada luka di sekitarnya maka akan mudah terkena infeksi. Cantengan ditandai dengan sakit di sekitar kuku, merah, bengkak, dan keluar cairan nanah yang harus segera ditanggulangi.
4. Kulit kaki retak dan Kutu air
Kerusakan syaraf dapat menyebabkan kulit kering, bersisik , retak dan pecah-pecah terutama pada sela-sela jari kaki. Kulit kaki yang pecah-pecah mudah terkena infeksi jamur seperti kutu air yang dapat berlanjut menjadi ulkus ganggren. 5. Kutil
46
Kutil disebabkan oleh virus yang sulit disembuhkan, hampir mirip dengan callus. Jangan diobati sendiri. Periksakan ke dokter.
6. Radang ibu jari kaki
Peradangan dapat disebabkan oleh luka akibat pemakaian sepatu yang terlalu sempit. Neuropati dan peradangan pada ibu jari kaki dapat menyebabkan perubahan bentuk ibu jari kaki seperti palu (hammer toe). Hal ini juga dapat disebabkan adanya kelainan anatomik yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Pembedahan terkadang diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.
2.6.3 Upaya Pencegahan Primer
- Edukasi kesehatan DM, komplikasi dan perawatan kaki - Status gizi yang baik dan pengendalian DM
- Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya - Pemeriksaan berkala kaki penderita
- Pencegahan/ perlindungan terhadap trauma – sepatu khusus - Higiene personal termasuk kaki
- Menghilangkan faktor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus 2.6.4 Pemeriksaan Kaki sehari-hari
- Periksa bagian atas atau punggung, telapak, sisi-sisi kaki dan sela jari. - Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh
- Periksa apakah ada luka dan tanda-tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari luka, dan bau)
2.6.5 Perawatan Kaki sehari-hari
Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut. Keringkan kaki dengan handuk lembut dan bersih termasuk sela-sela jari. Rajin mencuci kaki dengan sabun dan air hangat akan membersihkan kaki dari kotoran. Setelah kaki dicuci bersih, jangan lupa untuk mengeringkan kaki hingga ke sela-sela jari kaki agar tidak ada kemungkinan infeksi jamur
Berikan pelembab pada daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi retak. Tapi jangan berikan pelembab pada sela jari karena dapat menjadi sangat lembab dan tumbuh jamur. Saat mengoleskan pelembap, gunakan cermin untuk memperhatikan kaki. Apakah terdapat bercak merah, kapalan, luka, kuku yang tumbuh menusuk jari kaki, kuku kuning dan rapuh, pembengkakan kaki, kulit kaki pecah-pecah ataupun melepuh. Perhatikan juga warna kulit kaki yang menjadi biru atau hitam. Hal ini menandakan aliran darah yang buruk sehingga butuh penanganan segera.
47
Gambar 5. Cermin kaki pasien DM
Guntinglah kuku kaki setiap bulan dengan arah lurus mengikuti bentuk jari normal,
tidak terlalu pendek, kikir ujung-ujung kuku yang tajam dengan pengikir kuku dan jangan menggunting kutikula kuku
Pakai alas kaki untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka, juga didalam rumah. Jangan menggunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet
Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik:
a. Panjang sepatu ½ inchi lebih panjang dari jari kaki terpanjang saat berdiri b. Ujung sepatu lebar
c. Tinggi tumit kurang dari 2 inchi
d. Bagian dalam bawah sepatu (insole) tidak kasar dan licin, dengan tebal 10-12 mm
e. Ruang dalam sepatu longgar lebar sesuai bentuk kaki
Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda tajam seperti duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta gerakkan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik
Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian periksa keadaan kaki
Pilih kakus kaki berbahan katun atau wol. Bahan katun menyerap keringat sehingga mencegah infeksi jamur
Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda radang
Segera ke dokter bila kaki mengalami luka
Periksakan kaki ke dokter secara rutin. Selain merawat kaki sendiri di rumah, pasien diabetes juga perlu memeriksakan kakinya ke dokter sambil memeriksakan kadar gula darahnya. Dokter akan memeriksa denyut nadi kaki, sensibilitas, dan
kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada kaki.
2.6.6 Hal-hal yang Perlu Dilihat
- Kemerahan, memar atau sesuatu yang berubah warna - Gelembung
48
- Retak-retak atau infeksi jamur diantara sela jari kaki - Iritasi atau gesekan
2.6.7 Hal- hal yang Tidak Boleh Dilakukan Merendam kaki terlalu lama
Menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki Berjalan diatas aspal atau batu panas
Menggunakan silet untuk mengurangi kapalan (callus) Memakai sepatu atau kaus kaki sempit
Menggunakan sepatu berhak tinggi dan atau ujung sepatu lancip Menyilangkan kaki terlalu lama
Menggunakan obat-obat pada kaki tanpa anjuran dokter
Membiarkan luka kecil pada kaki, sekecil apapun luka tersebut