• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Porsi latihan

2.5.2 Manajemen Nutrisi

Menurut (American Diabetes Associaton, 2008), Manajemen Gizi berperan dalam memberikan rekomendasi dan intervensi makanan-makanan yang sebaiknya dikonsumsi atau tidak boleh bagi pasien untuk menjaga berat badan dan kadar glukosa darah. Beberapa penelitian klinis mengenai menajemen gizi menunjukkan terdapat penurunan HbA1C sebanyak 1% pada penderita diabetes mellitus tipe 1 dan 1-2% pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Target yang akan dicapai dalam manajemen gizi diantaranya; 1. Kadar glukosa darah yang normal atau mendekati normal

2. Profil lipid dan lipoprotein yang mengurangi resiko penyakit vaskuler 3. Tekanan darah yang normal

4. Mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi kronis dari diabetes dengan memodifikasi asupan nutrisi dan gaya hidup

5. Mendata kebutuhan nutrisi bagi tiap penderita diabetes mellitus

6. Mengatur pola makan dengan membatasi pilihan makanan sesuai dengan bukti klinis.

Manajemen Nutrisi sebagai Pencegahan Diabetes Mellitus (American Diabetes Associaton, 2004). Manajemen nutrisi dapat berperan dalam pencegahan diabetes mellitus dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Pencegahan Primer

Dalam hal ini manajemen nutrisi berfungsi untuk mengontrol pasien obesitas dan pra-diabetes

38 2. Pencegahan Sekunder

Manajemen nutrisi berfungsi untuk mengawasi metabolisme penderita diabetes.

3. Pencegahan Tersier

Manajemen nutrisi berfungsi untuk menunda atau mengelola komplikasi dari diabetes.

2.5.2.1Kebutuhan Zat Gizi Penderita Diabetes Mellitus - Karbohidrat dan pemanis

Kebutuhan karbohidrat penderita diabetes di Indonesia yaitu 60%-70%. Menurut (American Diabetes Associaton, 2004), faktor yang mempengaruhi index glikemik diantaranya adalah total karbohidrat yang dikonsumsi, jenis gula (fruktosa, glukosa, sukrosa, laktosa), bentuk pati dan cara memasak. Sukrosa tidak mempengaruhi kadar glukosa darah secara signifikan sedangkan fruktosa mempengaruhi.

- Protein

Kebutuhan protein penderita diabetes di Indonesia yaitu 10%-15%. Mengkonsumsi protein > 20% dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan komplikasi nefropati sehingga tidak dianjurkan.

- Lemak dan kolesterol

Kebutuhan kolesterol penderita diabetes di Indonesia yaitu 20%-25%. Kolesterol tetap dibutuhkan namun tidak boleh lebih dari 300 g/hari.

2.5.2.2Rekomendasi dan Intervensi Gizi Diabetes Mellitus dengan Hiperlipidemia Diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi hiperlipidemia disebabkan karena tingginya kadar glukosa tersebut sehingga banyak memproduksi Asetil-Koa yang merupakan bahan baku untuk mensintesis asam lemak.

Manajemen gizi untuk masing-masing penderita diabetes mellitus dengan hiperlipidemia akan berbeda-beda bergantung pada jumlah kalori yang dibutuhkan oleh penderita tersebut yang disesuaikan dengan jenis kelamin, berat badan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan fisik (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2005).

Berikut ini beberapa rekomendasi dan intervensi asupan gizi bagi penderita diabetes dengan hyperlipidemia:

a. Rekomendasi dan Intervensi Asupan Karbohidrat

39

 Mengkonsumsi makanan dan minuman rendah gula  Mengurangi konsumsi minuman bersoda

 Makana harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi  Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam

sehari

b. Rekomendasi dan Intervensi Asupan Lemak

 Mengurangi konsumsi lemak jenuh sebanyak 7% dari total kalori  Konsumsi lemak trans harus diminimalisir

 Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh

 Penderita hyperlipidemia dengan LDL >100 mg/dl harus mengurangi konsumsi kolesterol hingga <200 mg/hari

c. Rekomendasi dan Intervensi Asupan Protein

 Meningkatkan konsumsi protein kedelai, untuk pengganti konsumsi daging

d. Rekomendasi Asupan Serat

 Mengkonsumsi paling sedikit serat sebanyak 25 g/hari

 Mengkonsumsi makanan dengan serat tinggi dapat menurunkan gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 1

e. Rekomendasi Lain

 Menghindari memasak dengan cara menggoreng, sebaiknya diganti dengan cara dipanggang, direbus atau dikukus.

 Mengupayakan untuk selalu sarapan  Makan teratur

 Jumlah kalori harus selalu dijaga

 Apabila pasien merupakan pecandu alkohol, maka anjuran bagi pasien yang tidak dapat meninggalkan alkohol adalah sebagai berikut:

i. Alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila: 1. Kadar glukosa darah belum terkendali 2. Kadar trigliserida darah meningkat

3. Menggunakan obat diabetes sulfonilurea generasi pertama karena dapat memberikan efek samping

4. Menderita penyakit gastritis, pankreatitis, tipe tertentu penyakit ginjal atau Sjantung. Alkohol memiliki kalori tinggi sehingga tidak baik bagi seseorang yang obesitas

40

5. Tidak diminum dalam perut kosong karena dapat menyebabkan hipoglikemia

2.5.2.3Pilihan Makanan dan Minuman Untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Hiperlipidemia (Ottawa Cardiovascular Centre, 2010)

Tabel 7. Pilihan Makanan dan Minuman Untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Hiperlipidemia Sumber Nutrisi Dibatasi/ Tidak

dikonsumsi

Diganti dengan Sayuran Sayuran dengan mentega,

krim, atau saus yang di goreng

Sayuran segar tanpa garam (penyedap rasa)

Buah-buahan Buah-buahan yang dikemas dengan sirup atau gula

Buah-buahan segar tanpa pemanis,

Sumber Karbohidrat Keju, roti dengan telur Roti, Nasi merah, havermout, makaroni, jagung, kentang, ubi dan talas, sereal (hidrat arang kompleks yang banyak mengandung serat).

Pasta dengan mentega, krim, keju, mie, ramen

Pasta gandum

Sumber protein hewani

Ikan kaleng Ikan segar Ayam atau bebek yang

digoreng, sayap ayam

Ayam tanpa kulit

Daging iga, sosis, jeroan Daging yang mengandung sedikit lemak/ disisihkan lemaknya

Lemak Yang mengandung lemak jenuh : Minyak yang berasal dari hewan: lemak sapi, babi, kambing, susu penuh (full cream), cream, keju, mentega.

Yang mengandung lemak tak jenuh dalam jumlah sesuai kebutuhan : minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan; minyak kacang tanah, minyak kelapa,

41

minyak jagung, minyak kedelai

• minyak wijen, minyak biji bunga matahari, minyak zaitun dan margarine. • Makanan yang tidak berlemak dan menggunakan santan encer. Gunakan minyak untuk menumis. Makanan yang ditumis lebih dianjurkan dari pada digoreng.

Semua produk susu yang memiliki MF (milk fat) 1% dan keju dengan MF 21%

Produk susu yang MFnya 1% dan keju yang MFnya 20%

Lain-lain Gula, selai, sirup, permen, dan produk-produk yang dipanggang

Diatur pilihan produknya yg rendah gula atau bebas gula

Soft drink, alkohol, Air mineral

2.5.2.4Pengaturan Diet pada Hiperlipidemia

Melalui perencanaan/pengaturan makan diharapkan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah, trigliserida darah dan menurunkan berat badan bila diperlukan.

Tujuan terapi diet hiperlipidemia:

1. Mengurangi asupan kalori apabila terlalu gemuk

2. Mengurangi asupan lemak jenuh (saturated fatty acids) dan menggantikannya dengan lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids)

3. Mengurangi asupan kolesterol makanan

4. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan serat, serta menurunkan asupan karbohidrat sederhana.

Pengaturan diet:

1. Energi disesuaikan menurut Berat Badan dan aktivitas fisik. Jumlah energi dibatasi pada pasien yang gemuk

42 2. Protein 10-20 % dari energi total

3. Lemak kurang dari 30 % energi total, diutamakan lemak tidak jenuh. Kolesterol 200-300 mg/hari

4. Karbohidrat 50-60 % energi total 5. Serat lebih dari 25 g/hari

Tabel 8. Pengaturan diet pada hiperlipidemia

Kolesterol Kolesterol+Gemuk Kolesterol+Trigliserida Kolesterol+Trigliserida +Gemuk

Lemak 1. Kurangi lemak sampai <30% kalori total

2. Substitusi lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh, naikkan rasio lemak tidak jenuh/lemak jenuh sampai minimal 0,45%

Karbohidrat Biasa Kurangi karbohidrat, hindari glukosa

Hindari glukosa Kurangi karbohidrat, hindari glukosa

Serat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Cara mengatur diet:

- Gunakan minyak kedelai, minyak kacang tanah atau minyak jagung dalam jumlah terbatas/tidak berlebihan

- Penggunaan daging tidak berlemak.paling banyak 50 gr tiap kali makan. Makanlah ikan sebagai pengganti daging.

- Batasi penggunaan kuning telor maksimum 2 kali per minggu. - Makan banyak sayuran dan buah-buahan segar.

- Sebagian dari sayur sebaiknya dimakan mentah atau sebagai lalapan (cuci bersih).

- Memasak dengan merebus, mengukus, mengungkep, menumis, memanggang atau membakar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

- Bila disertai dengan darah tinggi diberikan pula diet rendah garam. - Hati-hati dengan minuman atau suplemen berenergi (lebih baik

konsultasi Dokter).

43 2.5.2.5Contoh Kartu Menu untuk Manajemen Gizi

2.6Informasi Mengenai Kaki Diabetes dan Perawatan Kaki

Dokumen terkait