• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Peraturan dan Prinsip Manajemen Informasi

A. Informasi Strategis

Informasi strategis dalam penelitian ini dapat ditemukan antara lain dalam:

a. TNI melalui Kodim Lombok Timur bergerak kelapangan dan melakukan pendataan dan berhasil melaporkan jumlah korban jiwa, kerugian, dan kerusakan sejak hari pertama Gempa Lombok 29 Juli 2018. Data-data jumlah korban jiwa dan kerusakan jelas terpapang di Posko Kabupaten di halaman BPBD Lombok Timur tertanggal 29 Juli 2018. Kodim Lombok Timur bergerak dan cepat melaporkan korban dan dampak bencana gempa sebagai pelaksanaan Perintah Presiden dalam Rapat Terbatas tentang Penanganan Gempa Lombok dan Sekitarnya yg dilakukan segera setelah Presiden dan rombongan mendarat di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa 29 Juli 2018 Jam 15.05 WITA.

Presiden memerintahkan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Menteri Sosial, Menteri PUPERA, dan Panglima TNI agar sudah teroganisir dan bergerak membantu masyarakat yang terkena musibah paling lambat pagi hari berikutnya (Agus Triyono, 2018).

b. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2018 tanggal 23 Agustus 2018 tentang Perceptan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Lombok, instruksi nomor 26 kepada Gubernur NTB untuk melakukan verifikasi dan validasi data kerusakan rumah rumah masyarakat dan fasilitas pelayanan publik, nomor 27 memerintahkan kepada bupati Lombok barat, bupati lombok tengah, bupati lombok utara, bupati Lombok timur, walikota matara, dan wilayah terdampak untuk melakukan pendataan kerusakan, menetapkan data kerusakan rumah, dan fasilitas pelayanan publik.

c. Keputusan Gubernur NTB nomor 360-611 Tahun 2018 tentang Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi di Pulau Lombok Provinsi NTB oleh Gubernur NTB berdasarkan dampak timbulnya korban jiwa, kerusakan hunian/perumahan masyarakat, rumah ibadah, bangunan kantor dan fasilitas umum lainnya di Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Sumbawa Barat.

d. Pernyataan Bencana Bupati Lombok Timur No.

360/306/BPBD/2018, Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor 188.45/456/BPBD/2018 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana dibuat berdasarkan surat laporan Camat Sambalia, Camat Sembalun, surat Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten, dan berdasarkan peninjauan ke lokasi kejadian dan berdasarkan pengamatan lapangan.

e. BPBD Lombok Timur segera mendirikan Posko di BPBD sejak pagi 29 Juli 2018, TRC BPBD Lombok Timur, PMI Lombok Timur dan Tagana Dinas Sosial Provinsi bergerak cepat ke lapangan, berkoordinasi dengan jejaring Tim Siaga Bencana Desa di Lombok Timur, setelah mendapat temuan dampak Bencana Gempa bahwa terjadi banyak korban dan kerusakan sebagian TRC segera pulang ke Posko di halaman BPBD dan melaporkan kepada PLT Kalaksa BPBD. PLT Kalaksa BPBD melaporkan kepada Sekda dan meneruskan kepada Bupati. Bupati dan Kepala BNPB hadir pada rapat tanggal 30 Juli di Kantor BPBD Lombok Timur.

f. Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor 188.45/457/BPBD/2018 tentang penetapan komandan pos komando tanggap darurat (incident commander)-di dokumen lain keputusan dengan nomor yang sama (188.45/457/BPBD/2018) adalah pembentukan tim pos komando tanggap darurat bencana gempa bumi, tanggal 30 Juli 2018 untuk Kelancaran penanganan bencana alam gempa dan dalam rangka mengantisipasi dampak bencana, termasuk untuk melaksanakan tugas pengumpulan informasi di lapangan.

Secara khusus tugas asesment dan pendataan diserahkan kepada PMI Lombok Timur, sedangkan tugas Media, Komunikasi dan Humas diserahkan kepada Kadishubkomimfo Kabupaten Lombok Timur.

g. Pembuatan Keputusan Perpanjangan Status Tanggap Darurat, didasarkan dari pertimbamgan instansi teknis seperti BMKG dan laporan pelaksanaan darurat bencana di lapangan. Keputusan perpanjangan status tanggap darurat di Lombok Timur maupun Lombok Utara berdasarkan hasil perhitungan BMKG bahwa gempa susulan masih terus terjadi (gempa yang dirasakan sebanyak 51 kalidi 17 titik) dan bisanya terjadi sampai 2 minggu (14 hari), masih memerlukan penanganan lanjutan bagi pengungsi korban bencana, mengantisipasi dampak bencana yang lebih luas.

h. Perpanjangan Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat selama 7 (tujuh) sejak tanggal 5 Agustus 2018 s.d. 11 Agustus 2018 sesuai Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 360-642 Tahun 2018 tentang Perpanjangan Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat.

i. Perpanjangan Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat selama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal 12 Agustus 2018 s.d 25 Agustus 2018 sesuai Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 360-653 Tahun 2018 tentang Perpanjangan Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pospenas BNPB, 2018e).

j. Pembuatan Surat Permohonan Bantuan Penanganan Bencana Gempa Bumi melalui Dana Siap Pakai (DSP) dari Bupati Lombok Timur kepada Kepala BNPB pada 29 Juli 2018. kepada BNPB, misalnya dari Bupati Lombok Timur kepada Kepala BNPB pada 29 Juli 2018. Surat ini dikeluarkan dengan dasar 3 keputusan bupati tentang penetapan status darurat, pernyataan bencana dan

penetapan komandan pos komando tanggap darurat (incident commander) tanggal 30 Juli 2018). Pembuatan Surat Usulan Bantuan Dana Stimulan oleh Bupati Lombok Timur Nomor 360/309/BPBD/2018 dan Pemberian DSP untuk dana stimulan untuk rumah rusak yang sudah terverifikasi, yaitu 534 Unit rumah (RB) dan 825 Unit rumah (RR) (Pusdalop BNPB, 2018b).

k. Pembuatan Keputusan Penghentian Status Tanggap Darurat/

Perubahan status tanggap darurat menjadi transisi darurat ke pemulihan terhitung sejak tanggal 25 Agustus 2018 oleh Gubernur NTB.

l. BNPB mendirikan dan memfungsikan Pos Pendamping Nasional (Pospenas) di Tanjung Kabupaten Lombok Utara sejak tanggal 5 Agustus 2018 sebagai sarana untuk melakukan koordinasi dan saling berbagi informasi dengan perwakilan Kementerian dan Lembaga (K/L) yang berada di Lombok dan berkoordinasi terkait kendala dan tantangan yang perlu ditindaklanjuti secara Bersama-sama (Pospenas BNPB, 2018g). Terkait dengan data dan informasi untuk keputusan strategis dan taktis kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pospenas mencakup :

• Mendampingi Posko Tanjung sebagai tindak lanjut berupa pemberian masukan yang bisa digunakan untuk penanganan Gempa Bumi Lombok.

• Melanjutkan aktivitas pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi terkait aktivitas kegempaan, pengungsi, keposkoan, aktivitas harian, dan tindak lanjut kegiatan K/L yang disajikan pada Laporan Harian.

• Melakukan pendataan sumberdaya personil dukungan nasional bagi Kementerian dan Lembaga yang baru tiba di Posko Tanjung. (Pospenas BNPB, 2018g)