• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Peraturan dan Prinsip Manajemen Informasi

B. Informasi Taktis

Informasi teknis dalam penelitian ini dapat ditemukan antara lain dalam:

a. Pertemuan Rapat (tidak disebutkan tanggal rapatnya, tetapi dari Laporan Pusdalop BNPB, per tanggal 5 Agustus 2018, 08:30 WIB dilakukan sebelum 5 Agustus 2018) terkait penyelarasan pendapat dan data terkait penanganan bencana gempa bumi 6.4 SR di Prov. NTB 29 Juli dihadiri Bupati Kab. Lombok Timur, Kalak BPBD Kab. Lombok Timur, Kalak BPBD Kab. Lombok Utara, Tim BNPB, OPD di wilayah Kab. Lombok Timur, TNI - Polri dan NGO.

(Pusdalop BNPB, 2018b).

b. Pembuatan Keputusan Distribusi Bantuan Logistik ke Masyarakat terdampak oleh Dinas Sosial didasarkan pada hasil kajian cepat dan pemantauan terus menerus tim tagana di lapangan sejak 29 Juli 2018.

c. TNI dengan jejaring dari Dandim sampai Babinsa di desa-desa mengumpulkan data korban meninggal, rumah rusak, dan pengungsian. Melaporkannya data dan kebutuhan bantuan ke Posko PDB Kabupaten dan Posko Induk PDB sejak tanggal 29 Juli 2018.

d. Dinas PUPR dan Dinas Pendidikan juga melakukan pendataan.

Dinas PUPR mendata terkait rumah rusak dengan pendampingan dari TNI dalam proses pemanfaatan dana ganti rugi. Dinas Pendidikan melakukan pendataan kerusakan sarpras sekolah, guru dan siswa terdampak, dan kebutuhan sekolah darurat.

Pengelolaan informasi di Dinas Pendidikan dilakukan dengan mendistribusikan data dan informasi kemajuan kegiatan tanggap darurat pendidikan dan berkordinasi dengan Posko utama agar data tanggap darurat pendidikan masuk dalam data yang dikeluarkan Posko utama (Pospenas BNPB, 2018g). Sejak 06 Agustus 2018 BNPB menerjunkan Tim bidang data dan membuat Laporan Harian sejak 07 Agustus 2018. Kegiatan Pospenas

didampingi Pospenas BNPB melakukan pendataan dan pembuatan laporan, sementara itu BPBD Provinsi NTB (melalui Pusdalop BPBD Provinsi NTB) juga melakukan pendataan dan pelaporan menggunakan jalur yang terpisah dan bukan bersumber dari Satgas PDB. Pusdalop BPBD Provinsi NTB melakukan pendataan terpisah dan membuat laporan sendiri sampai 20 Agustus 2018.

• Mencoba melakukan klarifikasi data kepada BPBD Provinsi, akan tetapi di Posko Provinsi tidak ada orang Provinsi.

• Mendokumentasikan berupa foto, video dan pemetaan area sekitar Pospenas dan posko utama menggunakan drone.

• Membuat google site dampak gempabumi Lombok.

• Dokumentasi/foto kerusakan jalan.

• Membuat update data dampak bencana gempa lombok 7 SR melalui infografis versi bahasa & inggris.

• Membuat infografis bantuan logistik & peralatan.

• Mendokumentasikan foto aktivitas pasar, puskesmas, dan sebagainya (Pospenas BNPB, 2018f)

e. Pemetaan 5W1H dan Pembuatan Action Plan oleh dilakukan oleh Klaster-klaster, diantaranya klaster perlindungan dan permukiman dikoordinir oleh Dinas Sosial, dan WASH oleh PUPERA.

f. Salah satu rekomendasi dalam laporan Pospenas BNPB adalah mengintegrasikan semua data mengenai sumber daya dalam satu teknologi informasi berbasis spasial peta agar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran, mengkampanyekan #LombokBangkit agar dapat membangkitkan semangat dan memulihkan masyarakat (Pospenas BNPB, 2018c). Di Instagram #LombokBangkit ini diikuti 45.838 kiriman gambar. Pendataan dan informasi dari lapangan menggunakan Qlue, Open Camera (berbasis android) atau Time Stamp (Berbasis IOS) untuk dapat ditampilkan secara spasial (Pospenas BNPB, 2018c). Pemetaan kebutuhan dan distribusi sumber daya yang tersedia di wilayah terdampak melalui inarisk.bnpb.go.id/maptd/ (Pusdalop BNPB, 2018a).

g. Perbaikan manajemen informasi terlihat setelah 2 minggu kejadian Gempa Pertama, yaitu dari Laporan Harian Tanggal 12 Agustus 2018 yang menyebutkan bahwa klaster kesehatan melakukan pendataan relawan, menata alur pendataan dan pelaporan kesehatan, sementara kluster pengungsian dan perlindungan mengkampanyekan penggunaan Qlue sebagai system pelaporan jumlah pengungsi, kebutuhan pengungsi (Pospenas BNPB, 2018a). Perbaikan pendataan pada Laporan harian tanggal 16 Agustus 2018, Pukul 22.00 mulai menyebutkan peran 228 organisasi Lembaga Non Pemerintah, Relawan dan Perguruan Tinggi. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Non Pemerintah antara lain adalah: Melakukan pendataan serta kajian terkait kebutuhan dan penanganan darurat bencana (Pospenas BNPB, 2018b).

h. Laporan harian tanggal 24 Agustus 2018 menyebutkan bahwa TNI turut serta dalam mendata dan mendistribusikan kebutuhan logistic, peralatan dan air bersih ke seluruh wilayah terdampak, Melakukan analisis kebutuhan alat berat dalam melaksanakan pembersihan puing bangunan, Memetakan daerah yang akan dilakukan pembersihan puing (Pospenas BNPB, 2018d).

i. BPBD Provinsi NTB melakukan distribusi logistik ke lapangan berdasarkan informasi yang diterima Pusdalop BPBD Provinsi (Pusdalop BPBD Kabupaten tidak berfungsi). Pusdalop BPBD Provinsi menerima informasi dan meneruskan informasi kebutuhan ke anggota pusdalop, dan Pusdalop BPBD Provinsi juga membuat laporan harian kepada Kepala BPBD Provinsi NTB.

Pusdalop mendapatkan informasi dari masyrakat, informasi dari wilayah yang bersangkutan, TRC yang menyebar ke wilayah, sehingga informasi bencana juga masuk dari TRC, dan dari oang yang dikenal (TSBD atau Kepala Dusun, kepala desa, apparat desa) sehingga kevalidan informasi 90%. Informasi masuk dari dusun ke desa, desa ke camat, camat minta ke logistic. Biasanya Posko PDB Kabupaten selain mengakomodir permintaan kecamatan juga

distribusi kalau persediaan logistiknya tersedia maka barang akan didistribusi ke lapangan tanpa diminta.

1. Berdasarkan Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor 188.45/532/PU/2018 tentang Hasil Verifikasi Hari Kelima Dampak Bencana Alam Gempa Bumi di Wilayah Kecamatan Sambalia dan Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur Kepala BNPB membuat Keputusan BNPB untuk mengirimkan dana DSP sebesar Rp. 34.950.000.000 ke BPBD Kab. Lombok Timur untuk digunakan sebagai dana stimulan pembangunan rumah rusak yang sudah terverifikasi, yaitu 534 Unit rumah (RB) dan 825 Unit rumah (RR) (Laporan Pusdalop BNPB, 5 Agustus 2018, 08:30 WIB).

2. TRC BPBD Lombok Timur mengalami gangguan tidak berfungsinya alat komunikasi selular (wireless line) maupun telepon kabel (fix line) sejak 29 Juli 2018. Sehingga laporan dilakukan dengan bertemu langsung. Pada beberapa lokasi di kota, sistem komunikasi mulai berfungsi lagi pada 31 Juli 2018 namun banyak wilayah yang mengalami gangguan fungsi komunikasi sampai tanggal 2 agustus 2018. Hambatan komunikasi tersebut menyebabkan ada lokasi yang berlebih bantuan disitu sisi namun ada yang kekurangan bantuan di tempat lain (Wawancara Kalaksa BPBD Lombok Timur, 2018).

3. Data dan informasi tentang korban, dampak dan kebutuhan korban diperoleh Dinas Sosial Provinsi NTB dengan langsung mengirim Tagana pada hari Minggu pagi tanggal 29 Juli 2018 untuk melakukan kaji capat ke Sembalun dan Sambalia, begitu pun saat Gempa hari Minggu tanggal 5 Agustus 2018 juga langsung mengirimkan Tagana ke Lombok utara untuk melakukan kaji cepat. Hasil kaji cepat berupa data kebutuhan langsung diresponse dengan mendirikan tenda-tenda pengungsian, mendirikan dapur umum, memberikan makan, logistik berupa pakaian selimut dan matras alat tidur.

Dan kepada kelompok rentan diberikan pendampingan pendampinagn soial maupun psiko sosial. (Wawancara Kabid

Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Prov NTB, 2018)

4. Dinas Sosial Prov NTB memfasilitasi NGO untuk bekerja di Aula, karena NGO-NGO banyak yang tidak punya kantor, dan sudah banyak bekerja untuk penanganan pengungsi beserta fasilitas pendukunganya, mendirikan huntara, MCK, penggalian sumur, akses air bersih, perlindungan kepada anak, orang-orang cacat dan lansia, dan layanan-layanan psikososial. Pertemuan koordinasi di Dinsos dilakukan melalui whatsaapp grup dan pertemuan regular, tetapi karena arahan kepala dinas untuk lebh mengutamakan tindakan, maka rapat-rapat hanya dilakukan untuk update data perkembangan saja, seperti berapa, apa, dimana kebutuhan shelter, kebutuhan yang masih memerlukan support dan siapa yang bisa memenuhi. Pertemuan di Dinsos dihadiri banyak sekali NGO.

5. Koordinasi dengan Posko Induk saat masih di Madayin Sambalia Lombok Timur maupun di Tanjung Lombok Utara dilakukan tiap sore Bersama Pospenas BNPB.

Pertemuan di Posko Induk bisa melakukan update data. Dinas sosial diwakili Kabid mendengarkan update data dari anggota kluster yang lain. Pertemuan di posko melakukan mapping, dengan dibuat petanya, Lokasi yang mempunyai permasahan ditarik garis dengan benang dan dipetakan penanganan dilakukan oleh siapa dan kapan untuk saling menutupi gap.

6. NGO-NGO cukup ikut pertemuan di Aula Dinas Sosia karena jika semua ikut rapat di Posko Induk akan menghabiskan waktu terlalu lama dalam menyampaikan laporan. Pada awalnya NGO-NGO ikut rapat di Posko Induk, tapi memerlukan terlalu banyak waktu sampai larut malam, Pesan-pesan NGO juga tidak seratus persen bisa terpikirkan Sementara pesan yang harus disampaikan oleh sektor di OPD sendiri sudah sangat banyak. Karena itu Komandan Posko Induk PDB memutuskan bahwa NGO cukup diwakili saja oleh

sektor aviliasinya, misalnya untuk perlindungan dan pengungsian diwakili oleh Dinas Sosial NTB (Wawancara Kabid Dinsos NTB, 2018).