• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBENTUKAN/AKTIVASI DAN MANAGEMENT POS KOMANDO

Regina Rahadi

Ringkasan Eksekutif dan Saran Kebijakan

Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mengamanatkan bahwa salah satu tindakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat keadaan darurat adalah penetapan status keadaan darurat. Dengan adanya penetapan status keadaan darurat tersebut BNPB dan BPBD mempunyai beberapa kemudahan akses, diantaranya adalah kewenangan untuk memerintahkan sektor/lembaga terkait dalam satu komando untuk pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan. Mekanisme pelaksanaan pengendalian dalam satu komando tersebut didasarkan pada sistem komando tanggap darurat bencana.

Sesuai dengan Perka BNPB No. 3 Tahun 2016, yang dimaksud dengan Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) adalah satu kesatuan upaya terstruktur dalam satu komando yang diterapkan untuk mengintegrasikan kegiatan penanganan darurat secara efektif dan efisien pada saat keadaan darurat bencana. Pembelajaran ini mengulas penerapan sistem komando penanganan darurat bencana di wilayah Nusa Tenggara Barat yang terdampak oleh bencana gempabumi yang terjadi secara beruntun pada bulan Juli dan Agustus 2018 di Nusa Tenggara Barat, khususnya untuk masa tanggap darurat yang dimulai sejak 29 Juli hingga 25 Agustus 2018, yang mencakup proses aktivasi berbagai perangkat SKPDB, pembagian peran dan tanggungjawab dari berbagai pihak yang terlibat serta mekanisme komando, kendali dan koordinasi antar perangkat-perangkat tersebut dalam mengelola situasi darurat yang berlangsung saat itu. Yang dimaksud dengan perangkat SKPDB seperti Pos Komando Penanganan Darurat Bencana, Pos Lapangan, Pos Pendamping, Pusdalops PB, dan sebagainya.

Kebijakan yang diacu terkait sistem komando penanganan darurat bencana mencakup Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Perka BNPB No. 24 Tahun 2010 tetang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi Tanggap Darurat, Perka BNPB No.

15 Tahun 2012 tentang Pedoman Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB), dan Perka BNPB No. 3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana.

Pendekatan Kajian

Kajian untuk pembelajaran ini menggunakan pendekatan teknik kualitatif dengan menggali pengalaman para informan yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan darurat bencana secara mendalam. Para informan tersebut dippilih dengan teknik snowballing dann pengumpulan datanya dilakukan dengan metode wawancara semi terstruktur.

Hasil dan Kesimpulan

Hasil kajian pembelajaran menunjukkan bahwa sistem komando penanganan darurat bencana di Nusa Tenggara diaktivasi baik di tataran kabupaten/kota, provinsi maupun nasional untuk mengelola situasi darurat yang terjadi yang disebabkan oleh bencana gempabumi. Proses aktivasinya mengikuti aturan yang berlaku yaitu setelah ditetapkannya status keadaan darurat oleh masing-masing Kepala Daerah yang terdampak, sesuai tingkatannya. Namun demikian, pembagian peran dan tanggungjawab antara perangkat komando di tataran kabupaten/kota dan provinsi masih belum jelas. Peran dan tanggungjawab di tataran nasional sudah menunjukkan sebagai pendukung dan pendamping daerah terdampak namun dukungan dan pendampingan yang diberikan lebih bersifat administratif, masih belum mencakup hal-hal yang bersifat manajerial untuk mengelola Posko PDB. Kebijakan yang ada juga belum memperjelas pembagian peran dan tanggungjawab antara pihak pelaksana, pihak pendukung operasi dan sumberdaya serta pihak yang mempunyai otoritas untuk menentukan kebijakan dan arahan yang diperlukan.

Komando, kendali dan koordinasi antar perangkat SKPDB yang diaktivasi masih belum maksimal karena kurangnya pemahaman mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing perangkat tersebut, maupun kurangnya kapasitas para personil yang ditugaskan mengawaki perangkat-perangkat SKPDB.

Rekomendasi Terkait kebijakan,

1. Diperlukan revisi Perka BNPB No. 3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana untuk memperjelas pembagian peran dan tanggungjawab antara pihak pelaku komando dan kendali di lapangan/lokasi bencana, pihak yang memberikan dukungan dan koordinasi untuk informasi dan sumberdaya, serta pihak yang menetapkan kebijakan dan mempunyai otoritas untuk arahan-arahan strategis dan pengambilan keputusan atau kebijakan bersama.

2. Diperlukan kajian kebijakan/regulasi terkait Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana, untuk memperjelas pengertian tentang Pusdalops, tugas dan fungsinya serta kapasitas yang perlu dimiliki oleh Pusdalops pada saat tanggap darurat bencana agar dapat memberikan dukungan pada Posko PDB.

3. Diperlukan kebijakan yang mengatur tingkatan atau strata dokumen-dokumen perencanaan yang berkaitan dengan penanganan darurat bencana untuk memperjelas format Rencana Operasi. Berdasarkan kebijakan tersebut, Perka BNPB No. 24 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi Tanggap Darurat perlu direvisi.

Terkait pengembangan atau penguatan kapasitas SDM, Pusdiklat PB BNPB harus mempunyai program pelatihan dan latihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia baik di BNPB dan BPBD:

1. Memberikan pelatihan dan latihan yang membangun kemampuan manajerial personil BNPB dan BPBD khususnya terkait perencanaan terpadu. Materi pelatihan dan latihan dapat merujuk atau mengadaptasi materi pelatihan Incident Command System dari US Forest Service ke dalam konteks kebijakan Pemerintah Indonesia 2. Melaksanakan pelatihan dan latihan secara sistematis yaitu bertahap,

bertingkat dan berlanjut serta menerapkan kriteria kelulusan untuk setiap kegiatan pelatihan dengan standar penilaian kelulusan yang jelas.

3. Menugaskan narasumber, fasilitator, pelatih atau tenaga pengajar yang teruji di bidang keahliannya.

Dengan dilakukannya tiga kebijakan diatas maka akan berdampak pada sistem komando penanganan darurat yang lebih sistematis, terstruktur dan terencana dengan baik.

---

Pengantar

Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, menyatakan bahwa dimaksudkan dengan komando untuk memerintahkan sektor/lembaga adalah untuk pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan dalam satu komando. Mekanisme pelaksanaan pengendalian dalam satu komando didasarkan pada sistem komando tanggap darurat bencana, yang diatur dalam Peraturan Kepala BNPB No. 3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB).

Dalam keadaan darurat bencana seperti pada wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, upaya-upaya yang dilakukan tidak hanya upaya penyelamatan saja tetapi juga mencakup pencarian dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan terhadap kelompok rentan dan pemulihan sarana dan prasarana vital, dan sebagainya.

Dengan kompleksitas yang demikian, maka diperlukan keterlibatan multi pihak di bawah satu komando penanganan darurat bencana.

Tujuan dari kajian ini untuk mendapatkan pembelajaran praktik-praktik terbaik dan hal-hal yang perlu ditingkatkan terkait proses aktivasi, fungsi dan manajemen Pos Komando Penanganan Darurat Bencana (PDB) serta entitias pendukung lainnya seperti Pos Lapangan, Pusdalops, Pos Pendamping Nasional, agar dapat menjadi masukan untuk program-program pendidikan dan latihan peningkatan sumberdaya manusia yang akan berdampak pada penyelenggaraan penanganan darurat bencana yang lebih efektif dan lebih efisien.

Kajian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif melalui wawancara dengan informan yang dipilih berdasarkan purposive sampling, dari berbagai tataran, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Nasional.

Peraturan dan Kebijakan

Kebijakan yang terkait dengan sistem komando penanganan darurat adalah:

1. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

2. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

3. Peraturan Kepala BNPB No. 24 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi Tanggap Darurat

4. Peraturan Kepala BNPB No. 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB)

5. Peraturan Kepala BNPB No. 3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana.