• Tidak ada hasil yang ditemukan

Information Seeking skills (Keterampilan Mencari Informasi)

TINJAUAN TEORITIS

D. Keterampilan Yang Perlu Diajarkan Dalam Pendidikan Pemakai

5. Information Seeking skills (Keterampilan Mencari Informasi)

Keahlian dalam mencari informasi bisa juga di sebut dengan Literasi informasi. Literasi Informasi terdiri dari dua kata, yakni literasi dan informasi. Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan

54

Ibid.,

55

membaca dan menulis atau dengan kata lain melek aksara.56 Dari kedua macam definisi sederhana tadi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa literasi informasi adalah kemampuan untuk mencari, mempelajari, dan memanfaatkan berbagai sumber informasi dalam berbagai bentuk. Istilah literasi informasi juga dapat disamakan dengan istilah ’melek informasi’.

Dalam CILIP seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita dikemukan bahwa literasi informasi adalah keterampilan untuk mengetahui kapan dan mengapa kita membutuhkan sebuah informasi, dimana mendapatkannya, bagaimana cara mengevaluasinya, menggunakan dan mengkomunikasikannya dengan tata cara yang benar.57

Sedangkan menurut APISI seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita Literasi informasi adalah seperangkat ketrampilan untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah yang ada58. Ketrampilan ini mencakup ketrampilan mengidentifikasi masalah, mencari informasi, menyortir, menyusun, memanfaatkan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi tadi.

1. Keterampilan Literasi Informasi

Seseorang dikatakan memiliki keterampilan literasi informasi jika memiliki keterampilan sebagai berikut :

56

Isnaini. “Minat baca dan persepsi terhadap informasi”.artikel di akses pada 24 Agustus 2008 dari:http://imamisnaini.multiply.com/journal/item/89?&item_id=89&view:replies= threaded.

57

S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi , artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69

58

a. Mengetahui kebutuhan akan informasi

a) Mengetahui bahwa sebuah informasi diperlukan b) Kenapa informasi tersebut diperlukan,

c) Apa yang diperlukan dari sebuah informasi (berapa banyak; seperti apa) dihubungkan dengan batasan-batasan yang ada (seperti waktu, bentuk, finansial, akses)

d) Mengenali bahwa informasi itu tersedia di suatu cakupan luas dari bentuk-bentuk dalam berbagai lokasi-lokasi maya dan geografis.59

Informasi bisa tersedia secara tertulis (buku, acuan bekerja, jurnal-jurnal, surat kabar, surat kabar, dll), secara digital (CD-ROMs, internet atau World Wide Web, DVDs, komputer, website pribadi, dll), melalui media yang lain seperti siaran atau film, atau dari seorang rekan kerja atau teman.

Intinya dalam tahap ini mahasiswa sudah dapat mengambil keputusan yang tepat saat dia membutuhkan informasi, dengan cara mencari informasi dari tempat terdekat, cepat, dan mudah.

b. Mengetahui dimana sumber informasi Dalam tahap ini :

a) Sudah dapat mengidentifikasi apakah sumber dari informasi tersebut dapat dieksploitasi/digunakan,

b) Mengetahui dimana informasi tersebut tersedia,

59

c) Mengetahui bagaimana cara mengaksesnya

d) Mengetahui baik buruk individu yang menjadi nara sumbernya. e) Kapan informasi tersebut sesuai digunakan, dan

f) Mengetahui apa yang menjadi perbedaan diantaranya seperti : artikel jurnal ada yang tersedia dalam bentuk tercetak, elektronik, dan ataupun sebagai database saja.60

c. Memahami bagaimana memperoleh informasi Dalam tahap ini :

a) Sudah memiliki keterampilan untuk dapat mencari informasi secara cepat dari berbagai sumber yang terkait dengan pencarian.

b) Sudah memiliki strategi kapan dia harus mulai dan mengakhiri pencarian informasi hanya dengan membaca sekilas sebuah sumber informasi.61

Intinya dalam tahap ini seseorang sudah memiliki keterampilan ”purposive searching

d. Memahami bagaimana melokasi dan mengumpulkan informasi Melokasi dan mengumpulkan informasi merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai para mahasiswa agar mereka mampu menelusur/mencari informasi di perpustakaan sebagai pembelajar mandiri. Keterampilan ini mencakup :

a. Pemahaman susunan berdasarkan abjad dan nomor

60

Ibid.,

61

b. Pemahaman menggunakan berbagai jenis alat untuk penelusuran informasi di pangkalan data di komputer dan Internet.

Diperlukan bantuan untuk menguasai keterampilan melokasi informasi. Semuanya terkait dengan kurikulum keseluruhan dan dikembangkan secara progresif dalam konteks subyek. Latihan untuk keterampilan ini hendaknya mencakup penggunaan majalah indeks, berbagai sumber rujukan dan jangkauan penuh teknologi informasi. Mahasiswa yang kompeten yang menguasai keterampilan ini akan mampu mengintegrasikan semua hasil informasi tersebut pada saat dia bekerja dengan menggunakan metode yang berbeda-beda seperti survei, wawancara, eksperimen, observasi dan kajian sumber.62

Pustakawan hendaknya mendisain pelatihan keterampilan melokasi dan mengumpulkan informasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus perorangan maupun kelompok. Disain tersebut hendaknya dikerjakan bersama guru.

Secara umum, pelatihan keterampilan semacam itu merupakan bagian paling penting dalam pendidikan pemakai di perpustakaan. e. Memiliki pemahaman tentang memilih dan mengevaluasi hasil

temuan informasi

62

IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Sekolah”, artkel di akses tanggal 25 Agustus 2008 dari :http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

Program yang didisain guna meningkatkan keterampilan ini, hendaknya mencakup latihan berikut ini:

a) Membentuk pertanyaan yang tepat

b) Mengidentifikasi sumber informasi yang diperkirakan dapat digunakan

c) Menggunakan bermacam-macam strategi d) Menentukan perkiraan kesesuaian waktu e) Membuat berbagai etika.63

Pustakawan hendaknya secara khusus memfokuskan dalam membimbing mahasiswa dalam hal bagaimana mencari informasi otoritatif, terkini dan relevan serta bagaimana mendeteksi setiap bias atau ketidaktepatan. Sejumlah besar cakupan sumber informasi perlu diperiksa, dibandingkan dan dinilai guna memastikan bahwa hipotesis serta kesimpulan terbentuk berdasarkan landasan pengetahuan yang luas. Mahasiswa yang kompeten hendaknya mampu mengidentifikasi kriteria berkaitan otoritas, kelengkapan, format dan relevansi, sudut pandang, keandalan dan kesesuaian waktu.

Dalam tahap ini : Sudah mempunyai kesadaran untuk mengecek keakuratan, keaslian, ataupun apakah isi dari informasi

63

S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi , artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69

tersebut dapat dipertanggungjawabkan (dengan kata lain tidak menyesatkan).

f. Mengetahui bagaimana cara untuk bekerja dengannya atau mengolah informasi yang didapat. Dalam tahap ini :

a) Mengetahui bahwa untuk memahami sebuah informasi, maka terlebih dahulu harus memaknai dan mengolah informasi yang didapatnya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan membandingkan, mengkombinasikan, menambah catatan, dan menerapkan (penggunaan) informasi ditemukan.

b) Membuat keputusan apakah perlu mencari informasi tambahan atau tidak.64

g. Memiliki etika dan tanggung jawab dalam penggunaannya

Dalam tahap ini : seseorang sudah memiliki etika dan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam setiap menggunakan informasi yang diperolehnya. Salah satu caranya, yaitu dengan mencantumkan sumber asal informasi tersebut diperoleh. Hal ini untuk menjauhkan plagiat dan ketidakadilan dalam menggunakan informasi.65

h. Memiliki pemahaman tentang bagaimana caranya mengkomunikasikan atau membagi apa yang telah ditemukan. Dalam tahap ini :

64

Ibid.,

65

a) Seseorang sudah mengetahui sekaligus memahami bagaimana caranya mengkomunikasi informasi yang dia dapatkan secara benar.

b) Sudah memiliki kemampuan mensintesa (lebih dari sekedar analisa) dan selanjutnya

c) Dapat menginformasikannya dalam format diseminasi yang sesuai.66

i. Memiliki pemahaman tentang bagaimana mengorganisasi, mencatat dan memenej sebuah temuan informasi

Pustakawan hendaknya membantu mahasiswa dalam pengembangan keterampilan ini bila mereka mengerjakan proyek dan tugas lain. Karena alasan ini, maka pustakawan hendaknya seorang pakar dalam kaidah struktural laporan proyek dan membantu mahasiswa mengenai bagaimana menulis tajuk, bab dan daftar pustaka. Di samping itu, keterampilan mahasiswa meringkas, mengutip dan menulis daftar bacaan secara lengkap dan akurat, hendaknya dikembangkan di perpustakaan serta dibantu oleh pustakawan. Mahasiswa yang kompeten hendaknya sanggup membuat catatan, menyimpan informasi dan menjadikannya siap untuk digunakan.67

66

Ibid.,

67

IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi”, artkel di akses tanggal 25 Agustus 2008 dari :http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

Dalam tahap ini : seseorang sudah mengetahui sekaligus memahami bagaimana caranya menyimpan dan mengatur informasi yang sudah diperolehnya dengan menggunakan metode-metode yang paling efektif. Hasil temuannya tersebut dapat mencerminkan proses berpikir kritisnya dalam mengolah dan meramu kembali semua informasi yang telah diperolehnya.

Jadi, seseorang yang memiliki tingkat literasi informasi yang tinggi mengetahui lebih dari hanya sekedar bagaimana memperoleh informasi. Mereka juga memahami batasan-batasan dan kebutuhan untuk menguji bagaimana mereka menggunakan informasi, dan mereka memahami bagaimana caranya mengatur dan mengkomunikasikan informasi. Informasi melek huruf adalah satu keterampilan terpisah dan sangat penting bagi setiap orang yang setiap harinya selalu bergulat dengan informasi

Dokumen terkait