• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infrasruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

Dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) (Halaman 174-184)

Tema dan Sasaran Pembangunan

PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL 4.1 Pendidikan

3. Program Prioritas Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi

4.8 Infrasruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

Sesuai dengan kerangka umum pembangunan infrastruktur RPJMN 2015-2019, Prioritas Nasional Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman dititikberatkan pada: (1) penyediaan pelayanan dasar, termasuk dalam mendukung aksesibilitas daerah perbatasan dan tertinggal, serta meningkatkan keselamatan transportasi; (2) infrastruktur mendukung sektor unggulan, melalui pembangunan konektivitas dengan tol laut sebagai tulang punggung serta pembangunan jaringan serat optik, untuk mendukung kawasan pertanian, industri dan pariwisata; serta (3) infrastruktur perkotaan, termasuk pengembangan angkutan umum masal dan pengembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung pengembangan smart city.

Pembangunan infrastruktur membutuhkan dana yang sangat besar dengan kebutuhan investasi 2015-2019 sekitar Rp4.796 Triliun, sedangkan anggaran pemerintah (APBN dan APBD) hanya dapat menutupi sekitar 41,3% dari kebutuhan tersebut. Paradigma baru pendanaan infrastruktur adalah menjadikan APBN/APBD sebagai sumberdaya terakhir (last

resource). Pendanaan infrastruktur diutamakan melalui skema Pembiayaan Investasi Non

Anggaran Pemerintah (PINA) serta Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sebagaimana diatur di dalam Perpres Nomor 38/2015.

Pada tahun 2018, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan proyek yang telah disiapkan dengan skema KPBU pada tahun sebelumnya serta menambah proyek-proyek KPBU yang baru. Dengan dukungan peraturan perundang-undangan terkait KPBU yang telah memadai diharapkan inisiasi-inisiasi baru proyek KPBU baik untuk infrastruktur ekonomi maupun infrastruktur sosial terus bermunculan. Untuk mendorong hal tersebut, perlu dilakukan pemrioritasan proyek melalui penyusunan kajian awal prastudi kelayakan yang komprehensif. Sebagai upaya untuk mendorong pemrioritasan proyek tersebut, langkah yang perlu dilakukan Pemerintah antara lain:

1. menyediakan fasilitasi pendampingan penyusunan kajian awal prastudi kelayakan untuk sekurang-kurangnya 6 proyek yang meliputi infrastruktur ekonomi dan sosial;

2. meningkatkan koordinasi dengan mengoptimalkan Kantor Bersama KPBU Republik Indonesia;

3. menyelenggarakan peningkatan kapasitas SDM aparatur negara dan konsultan melalui kerjasama dengan instansi terkait;

4. mencari sumber-sumber pembiayaan dalam penyiapan proyek KPBU agar proyek KPBU dapat distrukturkan dan dapat dipromosikan dengan baik sehingga dapat menarik minat investor; dan

5. menyusun daftar rencana KPBU dan alat-alat bantu penyiapan proyek KPBU untuk mempercepat pemerintah dalam implementasi KPBU di Indonesia.

Selain dengan skema KPBU, pemerintah berkomitmen untuk mendorong innovative financing melalui Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA). PINA merupakan skema pembiayaan dengan memanfaatkan sumber-sumber dana jangka panjang seperti dana pensiun dan asuransi. Pemerintah berperan sebagai penghubung serta fasilitator untuk melakukan konsolidasi dana jangka panjang yang kemudian diarahkan untuk pembiayaan proyek investasi.

Pemerintah telah menunjuk Menteri PPN/Kepala Bappenas sebagai Koordinator PINA. Penunjukan ini masih sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2016. Perpres ini menyatakan bahwa Bappenas memiliki fungsi untuk pengkoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri, serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersama instansi terkait. Dalam menjalankan tugasnya sebagai koordinasi PINA, Menteri PPN/Kepala Bappenas melakukan koordinasi, fasilitasi dan intermediasi dengan para pemangku kepentingan yang terlibat. Untuk mempermudah proses dan pelaksanaan fasilitasi ini, akan disusun Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas yang akan mengatur tata cara pelaksanaan fasilitasi PINA.

Arah Kebijakan dan Sasaran Umum

Arah kebijakan Prioritas Nasional Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman tahun 2018, adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan aksesibilitas pada kawasan perbatasan dan tertinggal melalui penyediaan infrastruktur dan layanan transportasi. Penyediaan infrastruktur transportasi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan dan tertinggal, serta memudahkan akses bagi pelayanan dasar lainnya seperti kesehatan dan pendidikan.

2. Pengembangan konektivitas untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi, jalur utama logistik, dan integrasi antarmoda dalam rangka mendorong pengembangan wilayah strategis. Pengembangan wilayah strategis di luar Pulau Jawa diharapkan dapat menekan disparitas antar wilayah dan memperlancar mobilisasi barang. 3. Infrastruktur mendukung sektor unggulan, melalui pembangunan konektivitas dengan

tol laut sebagai tulang punggung, untuk mendukung kawasan pertanian, industri dan pariwisata.

4. Pemeliharaan infrastruktur transportasi (jalan, kereta api, dermaga penyeberangan, bandara, dan pelabuhan) untuk menjaga kondisi dan kualitas layanan transportasi. Dalam rangka memperbaiki tata kelola dan manajemen pemeliharaan jalan daerah

untuk mendukung kebijakan peningkatan konektivitas nasional, pada tahun 2018 akan dikembangkan skema pendanaan hibah jalan daerah yang bersumber dari Rupiah Murni (APBN). Disamping pelaksanaan program hibah jalan daerah yang bersumber dari hibah Pemerintah Australia (DFAT/Program PRIM).

5. Pengembangan transportasi perkotaan (pengembangan jalan perkotaan dan pengembangan angkutan massal perkotaan) untuk mendorong efisiensi mobilitas perkotaan dan mengurangi berbagai eksternalitas negatif (kemacetan, kerugian bahan bakar, kerugian waktu, dan pencemaran lingkungan).

6. Pemerataan pembangunan infrastruktur TIK khususnya di daerah perbatasan dan tertinggal, serta memastikan utilisasi TIK di sektor Government, Kesehatan, e-Pendidikan, e-Logistik dan e-Commerce.

Sasaran Umum

Sasaran umum Prioritas Nasional Infrastruktur, Konektivitas dan Kemaritiman sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut.

TABEL 4.28

SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS DAN KEMARITIMAN DALAM RPJMN 2015-2019 Indikator 2014 (Baseline) 2015 2016 2017 2018 2019 (Sasaran Akhir RPJMN) a. Pengembangan

Pelabuhan Non Komersil

(lokasi) 163 40 40 40 25 163 (kumulatif)

b. Rata-rata dwelling time

(hari) 7 – 8 5 – 6 4 – 5 4 – 5 3-4 3 – 4

c. Terbangunnya jalur KA termasuk jalur ganda

(Km) 954,43 186,99 542,27 902,3 1.353,17

3.258 (kumulatif) d. Terbangunnya jalan

baru (Km) 1.268 329 490 502,5 677 (kumulatif) 2.650

e. Pengembangan jalan tol

(Km) 820 125 104 253 379 (kumulatif) 1.000

f. Terbangunnya bandara baru /peningkatan

bandara yang ada 1 15

15

(lanjutan) (lanjutan) 15 (lanjutan) 15 15 (kumulatif) g. Tersedianya Subsidi

Perintis Angkutan Udara

(trayek) 115 217 228 240 252 265

h. Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Laut

(trayek) 76 86 113 140 167 193 i. Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Sungai dan Penyeberangan (trayek) 181 210 229 237 249 261

Indikator 2014 (Baseline) 2015 2016 2017 2018 2019 (Sasaran Akhir RPJMN) j. Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut (lokasi) 24 24 24 24 24 24 k. Pengembangan pelabuhan penyeberangan (lokasi) 210 15 23 15 16 270 (kumulatif) l. Pembangunan (penyelenggaraan) kapal perintis (unit) 50 30 30 0* 0* 104 (kumulatif) m. Tersedianya Subsidi

Perintis Angkutan Jalan

(trayek) 208 217 298 364 300 470

n. Tersedianya Subsidi Perintis Kereta Api

(lintas) 3 4 4 4 6 5

o. Meningkatnya Pangsa pasar angkutan umum

(%) 23 24 26 28 30 32

p. Berkembangnya jaringan kereta api

perkotaan (kota) 2

3

(kumulatif) (kumulatif) 5 (kumulatif) 7 (kumulatif) 7 (kumulatif) 10 q. Berkembangnya sistem

BRT dan Transit (kota) 17 (kumulatif) 17 (kumulatif) 20 (kumulatif) 23 (kumulatif) 23 (kumulatif) 34 r. Menurunnya rasio angka

kecelakaan kereta api (kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api) 0,042 0,039 0,035 0,032 0,028 < 0,025 s. Menurunnya indeks fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan (% dari kondisi baseline) **)

16 20 26 32 41 50

t. Jaringan tulang punggung serat optik nasional (ibukota kab/kota)

372

(kumulatif) (kumulatif) 400 (kumulatif) 424 (kumulatif) 446 (kumulatif) 479 514 (kumulatif)

*) Pada Tahun 2017 tidak ada pembangunan baru kapal angkutan laut perintis, hanya melanjutkan kapal yang sudah dibangun dengan multi years

**) Baseline Tahun 2010 untuk indeks fatalitas per 10.000 kendaraan adalah 3,93

Program Prioritas

Prioritas Nasional pembangunan Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman mencakup dua program prioritas, yaitu: (1) pengembangan sarana dan prasarana transportasi (darat, laut, udara, dan intermoda); dan (2) pengembangan telekomunikasi dan informatika.

Kegiatan Prioritas

Kegiatan prioritas yang mendukung Program Prioritas Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (Darat, Laut, Udara dan Intermoda) mencakup tiga kegiatan, yaitu: (1) Aksesibilitas; (2) Konektivitas; serta (3) Transportasi Perkotaan. Kegiatan Prioritas Aksesibilitas berfokus pada kegiatan pengembangan dan pembangunan transportasi yang mendukung kawasan perbatasan dan daerah tertinggal meliputi penyediaan dan pengembangan transportasi darat, angkutan penyeberangan dan poros penghubung, pelabuhan, jalan akses dan jalan paralel perbatasan, bandar udara, serta subsidi operasi dan pelayanan transportasi keperintisan di kawasan perbatasan dan daerah tertinggal.

Kegiatan Prioritas Konektivitas fokus kepada kegiatan pembangunan untuk mendukung jalur utama logistik dan pusat-pusat pertumbuhan seperti kawasan pertanian produktif, kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, serta kawasan strategis pariwisata nasional. Selain itu, kegiatan prioritas tersebut juga menekankan pengembangan integrasi antarmoda dalam rangka meningkatkan konektivitas. Kegiatan Prioritas Konektivitas meliputi: (1) pengembangan dan pembangunan moda transportasi darat (jalan, kereta api, dan angkutan

INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS & KEMARITIMAN Pengembangan Sarana & Prasarana Transportasi (Darat, Laut, Udara & Intermoda) Pengembangan Telekomunikasi & Informatika Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas

sungai dan penyeberangan), laut, dan udara; (2) integrasi antarmoda; serta (3) pengembangan tol laut melalui pembangunan dan pengembangan pelabuhan-pelabuhan strategis.

Kegiatan Prioritas Transportasi Perkotaan memiliki fokus pengembangan transportasi perkotaan yang berkelanjutan dan efisien melalui pengembangan angkutan massal perkotaan dan pengembangan jaringan jalan perkotaan. Kegiatan Prioritas Transportasi Perkotaan meliputi: (1) pembangunan dan pengembangan angkutan massal perkotaan yang berbasis bus dan rel; (2) peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan perkotaan; (3) penerapan manajemen sistem transportasi; serta (4) penguatan integrasi kelembagaan transportasi.

PENGEMBANGAN SARANA & PRASARANA TRANSPORTASI (DARAT, LAUT, UDARA & INTERMODA) Aksesibilitas Konektivitas Transportasi Perkotaan Kegiatan Transportasi untuk mendukung kawasan pusat – pusat pertumbuhan, jalur utama logistik dan integrasi antar moda Kegiatan Transportasi

untuk mendukung kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Kegiatan Transportasi untuk mendukung transportasi berkelanjutan melalui pengembangan angkutan masal perkotaan Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas

Adapun kegiatan, sasaran, target dan lokasi program prioritas dijabarkan dalam tabel berikut:

TABEL 4.29

SASARAN PROGRAM PRIORITAS INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS DAN KEMARITIMAN DALAM RKP 2018

No Kegiatan Prioritas Sasaran Pembangunan 2018 Lokasi

1 Aksesibilitas Pembangunan 466 kilometer jalan paralel perbatasan.

Pembangunan akses jalan di daerah tertinggal untuk membuka isolasi wilayah di 82 kabupaten tertinggal.

Penyediaan subsidi perintis angkutan jalan di 291 trayek. Tersedianya subsidi perintis kereta api di 6 lintas. Pembangunan 16 dermaga penyeberangan.

Penyediaan subsidi perintis angkutan sungai dan penyeberangan di 223 trayek.

Pembangunan lintas penyeberangan (Sabuk Utara dan Lintas Selatan ke Tengah).

Penyediaan subsidi bagi 124 trayek angkutan laut perintis. Pengembangan 34 bandara di kawasan perbatasan dan daerah

tertinggal.

Penyediaan subsidi bagi 193 rute penerbangan perintis. Pengembangan hub jembatan udara.

Tersebar.

2 Konektivitas Pembangunan dan peningkatan jalan lintas utama (jalan trans), jalan arteri, jalan tol, dan jalan akses menuju kawasan

perekonomian strategis, bandara, dan pelabuhan.

Pembangunan dan pengembangan 24 pelabuhan strategis. Perbaikan manajemen dan pengelolaan pelabuhan. Pengembangan reaktivasi jalur kereta api regional. Pengembangan dan reaktivasi KA menuju pelabuhan dan

bandara.

Pengembangan coastal shipping.

Pembangunan dan pengembangan simpul-simpul transportasi.

Tersebar.

3 Transportasi

Perkotaan Pengembangan jaringan kereta api perkotaan di 7 wilayah perkotaan. Pengembangan sistem Bus Rapid Transit (BRT) di 23 wilayah

perkotaan.

Penyediaan subsidi angkutan KA perkotaan.

Penyediaan fasilitas perlengkapan lalu lintas jalan (ATCS). Pembangunan underpass/flyover, jalan lingkar, dan jalan tol

perkotaan.

Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika

Pembangunan infrastruktur dan konektivitas telekomunikasi dan informatika dilakukan dalam rangka pemerataan akses informasi dan komunikasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan ini diharapkan tidak hanya menjamin akses informasi bagi masyarakat, namun juga mendukung tumbuhnya berbagai sektor unggulan. Sektor telekomunikasi dan informatika harus dapat mendorong sektor lain dalam meningkatkan efisiensi, memperluas cakupan layanan, maupun menyediakan berbagai inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi.

Program prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika terdiri atas lima kegiatan prioritas, yaitu: (1) pembangunan jaringan pitalebar; (2) akses internet dan telekomunikasi untuk daerah non komersil; (3) penguatan penyiaran di daerah perbatasan; (4) optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah; serta (5) dukungan TIK pada sektor prioritas

(e-Commerce, e-Health, dll). Sumber : Bappenas, 2017 PENGEMBANGAN TELEKOMUNIKASI & INFORMATIKA Pembangunan Jaringan Pitalebar Akses Internet dan Telekomunikasi untuk Daerah nonKomersil Penguatan Penyiaran di Daerah Perbatasan Optimalisasi Penggunaan TIK Pada Instansi Pemerintah Dukungan TIK Pada Sektor Prioritas (e-Commerce, e-Health, dll) Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas

Adapun sasaran, kegiatan, target serta program prioritas dan proyek prioritas dijabarkan dalam tabel berikut.

TABEL 4.30

SASARAN PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

No Kegiatan Prioritas Sasaran Lokasi

1 Pembangunan jaringan

pitalebar Jaringan tulang punggung serat optik nasional menjangkau 479 kab/kota (93%).

479 Ibu Kota kab/kota.

Persentase (%) ketersediaan tambahan spektrum frekuensi untuk pitalebar nirkabel.

Pusat.

2 Akses telekomunikasi dan internet di daerah non komersil

Jumlah BTS yang dibangun 125 unit . Jumlah penyediaan akses internet

broadband 800 lokasi.

Jumlah Desa Broadband Terpadu 125 lokasi.

Tersebar.

3 Penguatan Penyiaran di

Daerah Perbatasan Jangkauan siaran LPP RRI dan LPP TVRI terhadap populasi masing-masing mencapai 92% dan 78%. Jumlah lokasi pemancar LPP yang

direvitalisasi di daerah perbatasan dan 3T pada 20 lokasi.

Tersebar.

4

Optimalisasi penggunaan TIK pada instansi pemerintah

Indeks e-Pemerintahan nasional mencapai 3,2 (skala 4,0).

Pemantauan titik strategis jaringan internet pada 49 titik.

Pusat.

5

Dukungan TIK pada sektor prioritas (e-Commerce, e-Health, dll)

Jaringan pendidikan nasional di 1.600 sekolah.

Penyediaan 40.000 domain .id dan fasilitasi penciptaan 200

technopreneur.

Dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) (Halaman 174-184)