• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Air Bersih dan Sanitasi

Dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) (Halaman 130-135)

Tema dan Sasaran Pembangunan

PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL 4.1 Pendidikan

2. Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Air Bersih dan Sanitasi

Terkait dengan program prioritas Air Bersih dan Sanitasi, kegiatan prioritas yang dikembangkan akan difokuskan pada peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta peningkatan ketersediaan air baku. Kegiatan prioritas peningkatan air bersih dan sanitasi meliputi i) peningkatan kebutuhan layanan air minum dan sanitasi melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat terkait air minum dan sanitasi termasuk menghilangkan praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS); ii) penyediaan infrastruktur air minum dan sanitasi terintegrasi, serta iii); peningkatan manajemen layanan air minum dan sanitasi. Sementara itu, kegiatan prioritas peningkatan ketersediaan air baku dilakukan melalui pembangunan sarana dan prasarana untuk menjamin ketersediaan air baku yang berkualitas dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan air minum dan sanitasi.

TABEL 4.10

SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS AIR BERSIH DAN SANITASI

No. Kegiatan Prioritas Sasaran Lokasi

1. Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi

 Meningkatnya akses air minum layak dalam rangka mencapai akses universal 2019.

 Meningkatnya akses layanan sanitasi yang aman dalam rangka mencapai akses universal 2019.

 296 kab/kota yang memiliki akses air minum rendah.

 293 kab/kota yang memiliki akses sanitasi rendah.

 Daerah tertinggal, daerah perbatasan, daerah kepulauan, kawasan kumuh, daerah rawan bencana.

 Lokasi strategis nasional.  Daerah yang memenuhi kriteria

kesiapan dengan baik. 2 Peningkatan

Ketersediaan Air Baku

 Terjaminnya ketersediaan air baku untuk kebutuhan domestik seluruh Indonesia.  Meningkatnya kualitas air baku untuk

kebutuhan domestik.

 Terlaksananya Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air.

 Tersusunnya Materi Teknis Pedoman Penataan Ruang di sekitar situ embung pada 15 DAS.  Tersedianya peta integrasi neraca spasial 4 komponen sumber daya alam untuk evaluasi tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.

 15 Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas.

 Daerah tertinggal, daerah perbatasan, daerah kepulauan, kawasan kumuh, daerah rawan bencana.

 Kota Metropolitan dan Kota Besar.  5 Daerah Aliran Sungai (DAS) Kritis.  15 Daerah Aliran Sungai (DAS).  2 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Prioritas. AIR BERSIH DAN SANITASI Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi Peningkatan Ketersediaan Air Baku Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas

4.4 Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata Arah Kebijakan dan Sasaran Umum

Sasaran Umum

TABEL 4.11

SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA

Sasaran 2014 (Baseline) 2015 2016 2017 2018 2019 1. Sasaran Pembangunan Pariwisata Kontribusi terhadap PDB Nasional (%) 4,2 4,2 4,0 5,5a 5,5 8,0 Wisatawan mancanegara

(orang) 9,2 juta 10,4 jutab 12,0 jutac 15,0 juta 17,0 juta 20,0 juta Wisatawan nusantara

(orang) 250 juta 255 juta 263 jutab 265 juta 270 juta 275 juta Devisa (Rp triliun) 144,5 163,7 163,8 185,9 223,0 260,0 2. Sasaran Pembangunan Industri Pengolahan Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan (%) 4,7 4,3 4,3 4,8 f 4,8 - 5,3 8,6 Kontribusi PDB Industri (%) 20,7 21,0 20,5 20,6f 20,7 - 20,9 21,6 Kawasan Industri (KI)/

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 7 KEK 2 KI/ 7 KEK 3 KI/ 10 KEK 14 KI/ 12 KEK 3 KI/ 5 KEK 14 KI/ 14 KEK 3. Sasaran Peningkatan

Investasi dan Ekspor Pertumbuhan Investasi

(PMTB) (%) 4,9 5,0 4,5 5,4 f 6,0 - 6,6 12,1

Realisasi Investasi PMA dan

PMDN (RpTriliun) - 545,4 612,8 678,8 f 765 933,0

Kontribusi PMDN (%) - 32,9 35,3 36,3 37,6 38,9

Pertumbuhan ekspor

produk nonmigas (%) -1,0 9,8 -0,3 10,5 f 5,0-7,0 12,3 Rasio ekspor jasa terhadap

PDB (%) - 2,6 2,6 2,9 2,6 – 2,7 3,5

Kontribusi produk manufaktur terhadap total ekspor (%)

Sasaran (Baseline) 2014 2015 2016 2017 2018 2019

4. Sasaran Penciptaan Lapangan Kerjad

Penyediaan lapangan kerja

(orang) - 191,2 ribu 3,59 juta + 2,0 juta + 2,0 juta + 2,0 juta Tenaga kerja formal (%) 40,5 42,25 42,4 46,0 48,0 51,0 Pelatihan kerja (orang) 1.921.283e 875.129 570.839 1.100.000 1.300.000 1.300.000 Sertifikasi (orang) 576.887 e 587.004 371.172 260.000 300.000 400.000 Sumber: RPJMN 2015-2019 (data baseline 2014 dan target 2019), Kementerian/Lembaga dan BPS (data realisasi 2015 dan 2016), RKP 2017 (target 2017, kecuali PDB pariwisata)

Keterangan:

a Target usulan Kementerian Pariwisata

b Data realisasi dari Kementerian Pariwisata yang mencakup wisatawan mancanegara yang masuk melalui pos lintas batas

negara (PLBN)

c Data realisasi sementara/prognosa Kementerian Pariwisata yang mencakup wisatawan mancanegara yang masuk melalui

PLBN dan angka perkiraan dengan metode mobile positioning data. Jumlah wisatawan mancanegara menurut BPS untuk tahun 2016 adalah 11,5 juta (termasuk wisatawan mancanegara yang masuk melalui PLBN).

d Realisasi 2015 dan 2016 berdasarkan data Sakernas periode Agustus

e Akumulasi dari tahun 2011 hingga 2014

f Angka perkiraan tahun 2017

Arah Kebijakan

Prioritas nasional pengembangan dunia usaha dan pariwisata diarahkan untuk mendorong investasi di pusat-pusat pertumbuhan baru dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi. Program-program prioritas yang akan dilaksanakan diharapkan dapat menjawab tantangan pada tahun 2018 yaitu peningkatan daya saing industri pengolahan, pariwisata, ekspor, dan investasi, yang didukung pusat-pusat pertumbuhan baru dan tenaga kerja yang berdaya saing, produktif, dan kompeten. Secara rinci arah kebijakan pengembangan dunia usaha dan pariwisata, yaitu:

1. Peningkatan kontribusi sektor pariwisata, peningkatan daya saing tiga kawasan pariwisata, dan peningkatan kesiapan destinasi wisata prioritas lainnya melalui dukungan: (i) pemasaran pariwisata nasional; (ii) pembangunan destinasi pariwisata; (iii) pembangunan industri pariwisata, dan (iv) pembangunan kelembagaan pariwisata. 2. Percepatan pengembangan lima Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) prioritas berbasiskan

potensi ekonomi wilayah didorong melalui: (i) percepatan hilirisasi pengolahan Sumber Daya Alam (SDA); (ii) percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur; (iii) pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek); (iv) pengembangan regulasi dan kebijakan; serta (v) perbaikan iklim investasi dan iklim usaha.

3. Percepatan pembangunan tiga Kawasan Industri (KI) dan peningkatan kesiapan KI lainnya, terutama di luar Jawa berdasarkan keunggulan wilayah yang didukung dengan percepatan pembangunan infrastruktur, dan energi, serta pengembangan SDM.

4. Pembenahan iklim investasi di pusat dan daerah, melalui deregulasi peraturan, penguatan PTSP daerah dan standardisasi perizinan, penyelesaian masalah investasi, pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi untuk investasi, serta peningkatan perlindungan konsumen dan persaingan usaha.

5. Penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya yang didorong dengan peningkatan iklim ketenagakerjaan dan hubungan industrial, melalui: (a) percepatan penyempurnaan UU Ketenagakerjaan, terutama harmonisasi dengan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional; (b) mendorong terlaksananya perundingan bipartit untuk menghasilkan kesepakatan bersama di tingkat perusahaan; dan (c) penguatan sistem pengawasan ketenagakerjaan dengan menyelesaikan penataan kelembagaan.

6. Pengembangan keahlian tenaga kerja melalui: (a) peningkatan keterpaduan dan efektivitas sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi; (b) penguatan kemitraan (azas triple helix) yang mendorong relevansi dan inovasi program pelatihan dengan industri; dan (c) penguatan layanan informasi pasar kerja terutama di Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus.

7. Peningkatan populasi dan daya saing industri, serta penguatan pertumbuhan ekonomi kreatif yang didukung perbaikan ekosistem, kualitas SDM, kualitas produk, penguatan rantai pasok, dan penerapan teknologi.

8. Peningkatan perdagangan luar negeri melalui peningkatan kinerja ekspor barang dan jasa terutama pada sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Program Prioritas

Prioritas Nasional Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata mencakup 5 Program Prioritas yang disajikan pada Gambar 4.11. Program prioritas difokuskan untuk mempercepat pembangunan pusat-pusat pertumbuhan di luar Pulau Jawa, dan daya saing perekonomian melalui: (1) Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata; (2) Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); (3) Pengembangan 3 Kawasan Industri; (4) Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja; dan (5) Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa. Setiap Program Prioritas diuraikan lebih lanjut ke dalam Kegiatan Prioritas sebagaimana terdapat pada Gambar 4.12 sampai dengan Gambar 4.16.

Kegiatan Prioritas

Dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) (Halaman 130-135)