• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Installasi Web Server Apache

Langkah awal sebelum melakukan pengujian adalah installasi web server Apache dan aplikasi pendukung seperti mysql-server dan PHP. Dalam melakukan installasi ini menggunakan aplikasi Putty untuk me-remote web server melalui client dan menggunakan aplikasi WinSCP untuk melakukan transfer file kedalam web server. Berikut pada gambar 4.1 adalah langkah awal untuk menginstall web server Apache.

Gambar 4.1 Remote web server Apache dengan Putty

Setelah melakukan remote dengan client, pada gambar 4.2 adalah langkah installasi web server Apache yang kita remote dari client dengan menggunakan aplikasi Putty.

Gambar 4.2 Install web server Apache

MySQL adalah database management system yang menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language) sebagai bahasa penghubung antara perangkat lunak aplikasi dengan database server. Instal Mysql-server pada web server Apache bisa dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Install MYSQL-server di Apache

PHP merupakan bahasa pemrograman server-side, maka script dari PHP nantinya akan diproses di server. Untuk menginstall PHP pada Apache web server bisa dilihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Install PHP di Apache 4.2 Installasi Web Server Nginx

Setelah selesai installasi web server Apache dan aplikasi pendukung seperti mysql-server dan PHP. Selanjutnya dilakukan installasi lagi untuk web server Nginx di laptop yang berbeda. Dalam melakukan installasi ini menggunakan aplikasi Putty untuk me-remote web server melalui client dan menggunakan aplikasi WinSCP untuk melakukan transfer file kedalam web server. Berikut pada gambar 4.5 adalah langkah awal untuk menginstall web server Nginx.

Gambar 4.5 Remote web server Nginx dengan Putty

Setelah melakukan remote dengan client, pada gambar 4.6 adalah langkah installasi web server Nginx yang kita remote dari client dengan menggunakan aplikasi Putty.

Gambar 4.6 Install web server Nginx

MySQL adalah database management system yang menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language) sebagai bahasa penghubung antara perangkat lunak aplikasi dengan database server. Install Mysql-server pada web server Nginx bisa dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Install MYSQL-server di Nginx

PHP merupakan bahasa pemrograman server-side, maka script dari PHP nantinya akan diproses di server. Untuk menginstall PHP pada Nginx web server bisa dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Install PHP di Nginx

Untuk web server Nginx kita perlu mengkonfigurasi default site agar php dapat berjalan. Kita dapat mengkonfigurasi dengan masuk ke direktori

“/etc/nginx/sites-available/default” dan menambahkan index.php dan menghapus tanda pagar di kalimat tertentu agar php dapat berjalan. Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan dan lihat gambar 4.9 dibawah ini.

Gambar 4.9 Konfigurasi PHP di web server Nginx

4.3 Installasi Web Server Openlitespeed

Setelah selesai installasi web server Nginx dan aplikasi pendukung seperti mysql-server dan PHP. Selanjutnya dilakukan installasi lagi untuk web server Openlitespeed di laptop yang berbeda. Dalam melakukan instalasi ini menggunakan aplikasi Putty untuk me-remote web server melalui client dan menggunakan aplikasi WinSCP untuk melakukan transfer file kedalam web server. Berikut pada gambar 4.10 adalah langkah awal untuk menginstall web server Openlitespeed.

Gambar 4.10 Remote web server Openlitespeed dengan Putty

Setelah melakukan remote dengan client, pada gambar 4.11 dilakukan penambahan repositori didalam web server Openlitespeed dengan perintah “ wget –O - http://rpms.litespeedtech.com/debian/enable_lst_debian_repo.sh | sudo bash

” karena Openlitespeed tersedia dari pihak ketiga dan belum ada didalam repositori default ubuntu server.

Gambar 4.11 Menambahkan repo web server Openlitespeed

setelah selesai menambahkan repositori di web server Openlitespeed lakukan instalasi web server Openlitespeed dan tunggu hingga selesai seperti gambar 4.12.

Gambar 4.12 Install web server Openlitespeed

Untuk Openlitespeed menggunakan MariaDB dalam mengelola database.

MariaDB adalah relational database management system (DBMS) open source yang merupakan drop in yang kompatible untuk pengganti MYSQL. Langkah menginstall MariaDB didalam web server Openlitespeed bisa dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Install MariaDB-server Openlitespeed

Setelah itu rubah username dan password MariaDB-server seperti pada gambar 4.14 dengan mengetikkan perintah “ mysql_secure_installation “ agar dapat diingat dengan mudah.

Gambar 4.14 Seting username dan password mariadb-server

Karena web server Openlitespeed mempunyai web page login admin, maka kita perlu merubah default username dan password seperti pada gambar 4.15 agar mudah mengakses web page login admin tersebut dengan mengetikkan perintah “ /usr/local/lsws/admin/misc/admpass.sh “.

Gambar 4.15 Merubah default username dan password Openlitespeed Setelah masuk ke web page admin web server, rubah port default dari web server Openlitespeed dari 8088 menjadi 80 seperti pada gambar 4.16 agar dapat langsung mengakses halaman web server dengan ip address kita. Seting port yaitu masuk ke menu “ Listener > Default > Edit > Port : 8088 menjadi 80 > Save “.

Gambar 4.16 Merubah port Openlitespeed

Kemudian konfigurasi php agar dapat digunakan di web server Openlitespeed seperti gambar 4.17 dengan cara masuk ke menu “ Virtual Hosts >

Example > Edit > General > Index Files > Edit > Save“.

Didalam edit index files sesuaikan untuk “name : lsphp”, “address : uds://tmp/lshttpd/lsphp.dock”, “max connection : 35”, “initial request timeout : 60”, “retry timeout : 0”, “persistent connection : yes”, “response buffering : no”,

“start by server ; yes (Trough CGI Daemon)”, “command : $server_root/fcgi-bin/lsphp”, “back log : 100”, “instances : 1”, “priority : 0”, “memory soft limit : 2047M”, “memory hard limit : 2047M”, “process soft limit : 1400” dan “process hard limit : 1500”.

Gambar 4.17 Konfigurasi PHP Openlitespeed

Setelah melakukan installasi dan konfigurasi semua aplikasi yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian dengan aplikasi apache JMeter. Didalam aplikasi apache JMeter ini yang dilakukan pengujian dengan jumlah user 700, 900 dan 1100 user dengan rentan waktu 1 detik dan 5 detik untuk melihat perbedaan hasil dari pengujian yang dilakukan.

4.4 Konfigurasi Apache JMeter

Didalam aplikasi apache JMeter ini kita melakukan metode stress test untuk melihat nilai dari troughput, response time, sent, received, dan error dengan melakukan konfigurasi jumlah user serta waktu yang dibutuhkan user untuk mengakses web server tersebut. Pada gambar 4.18 adalah tampilan aplikasi Apache JMeter untuk pengujian 700 users dengan waktu pengujian yaitu 1 detik.

Gambar 4.18 Konfigurasi Apache JMeter 700 users dalam waktu 1 detik Kemudian dilakukan pengujian kembali dengan jumlah user yang sama yaitu 700 user dengan waktu yang berbeda dimana waktu sebelumnya adalah 1 detik di naikkan menjadi 5 detik seperti pada gambar 4.19.

Gambar 4.19 Konfigurasi Apache JMeter 700 users dalam waktu 5 detik Setelah selesai dengan pengujian 700 user dalam waktu 1 detik dan 5 detik dilanjutkan kembali ke pengujian dengan jumlah 900 user dalam waktu 1 detik seperti gambar 4.20.

Gambar 4.20 Konfigurasi Apache JMeter 900 users dalam waktu 1 detik Kemudian dilakukan pengujian kembali dengan jumlah user yang sama yaitu 900 user dengan waktu yang berbeda dimana waktu sebelumnya adalah 1 detik di naikkan menjadi 5 detik seperti pada gambar 4.21.

Gambar 4.21 Konfigurasi Apache JMeter 900 users dalam waktu 5 detik Setelah selesai dengan pengujian 900 user dalam waktu 1 detik dan 5 detik dilanjutkan kembali ke pengujian dengan jumlah 1100 user dalam waktu 1 detik seperti gambar 4.22.

Gambar 4.22 Konfigurasi Apache JMeter 1100 users dalam waktu 1 detik Kemudian dilakukan pengujian kembali dengan jumlah user yang sama yaitu 1100 user dengan waktu yang berbeda dimana waktu sebelumnya adalah 1 detik di naikkan menjadi 5 detik seperti pada gambar 4.23.

Gambar 4.23 Konfigurasi Apache JMeter 1100 users dalam waktu 5 detik 4.5 Pengujian Kinerja Web Server

Pengujian kinerja web server dilakukan secara bergantian dengan mendahulukan pengujian terhadap web server Apache, Nginx, lalu kemudian pengujian dilakukan terhadap web server Litespeed dengan menggunakan metode stress test didalam aplikasi Apache JMeter.

4.5.1 Pengujian Web Statis

Pengujian web statis dilakukan dengan mengakses file web yang bernama

“File.php” dengan ukuran 653 bytes berisikan tulisan “Hello, World. Please enter your name” yang sudah di modifikasi dengan css dan json. File ini berada didalam direktori “/var/www/html” dari web server Apache dan Nginx. Sedangkan untuk web server Openlitespeed berada didalam direktori

“/usr/local/lsws/Example/html”. Gambar 4.24 adalah tampilan halaman testing dari web statis yang telah dibuat.

Gambar 4.24 Tampilan halaman pengujian web statis

Hasil dari pengujian web statis untuk web server Apache disajikan dalam tabel 4.1 meliputi parameter error, troughput, sent, dan received.

Tabel 4.1 Hasil pengujian web statis di Apache Jumlah

Untuk hasil dari web server Nginx juga disajikan didalam tabel 4.2 meliputi parameter error, troughput, sent, dan received.

Tabel 4.2 Hasil pengujian web statis di Nginx Jumlah

Kemudian hasil dari web server Openlitespeed juga disajikan didalam tabel 4.3 dengan meliputi paratemer error, troughput, sent dan received.

Tabel 4.3 Hasil pengujian web statis di Openlitespeed Jumlah

Setelah mendapatkan hasil dari pengujian semua parameter yang di sajikan didalam tabel, didalam aplikasi Apache JMeter juga sudah tersedia fitur menu untuk menampilkan response time graph yaitu grafik untuk melihat hasil dari waktu respon web server tersebut. Untuk lebih jelasnya Grafik response time graph bisa dilihat pada gambar 4.25.

Gambar 4.25 Grafik hasil response time web statis

Dari gambar 4.25 dapat diambil kesimpulan bahwa web server Openlitespeed mendapatkan nilai response time yang baik dari web server Apache dan Nginx karena di pengujian dengan beban users 700 dan 900 Openlitespeed lebih responsif dalam menanggapi interaksi yang terjadi antara server dengan client.

4.5.2 Pengujian File PHP

Pengujian file PHP dilakukan dengan mengakses file informasi php dari web server dengan nama “info.php” berukuran 22 bytes. Untuk web server Apache dan

0

Nginx file ini berada didalam direktori “/var/www/html”. Sedangkan untuk web server Openlitespeed berada di direktori “/usr/local/lsws/Example/html”. Gambar 4.26 adalah tampilan halaman info php.

Gambar 4.26 Tampilan halaman pengujian info PHP

Hasil dari pengujian info PHP untuk web server Apache disajikan dalam tabel 4.4 meliputi parameter error, troughput, sent, dan received.

Tabel 4.4 Hasil pengujian info PHP di Apache Jumlah

Untuk hasil dari web server Nginx juga disajikan didalam tabel 4.5 meliputi parameter error, troughput, sent, dan received.

Tabel 4.5 Hasil pengujian info PHP di Nginx Jumlah

Kemudian hasil dari web server Openlitespeed juga disajikan didalam tabel 4.6 dengan meliputi paratemer error, troughput, sent dan received.

Tabel 4.6 Hasil pengujian info PHP di Openlitespeed Jumlah

Setelah mendapatkan hasil dari pengujian semua parameter yang di sajikan didalam tabel, didalam aplikasi Apache JMeter juga sudah tersedia fitur menu untuk menampilkan response time graph yaitu grafik untuk melihat hasil dari waktu respon web server tersebut. Untuk lebih jelasnya Grafik response time graph bisa dilihat pada gambar 4.27.

Gambar 4.27 Grafik hasil response time info PHP

Dari gambar 4.27 dapat diambil kesimpulan bahwa web server Openlitespeed mendapatkan nilai response time yang baik dari web server Apache dan Nginx karena di pengujian dengan beban users 700 dan 900 Openlitespeed lebih responsif dalam menanggapi interaksi yang terjadi antara server dengan client.

4.5.3 Pengujian File Gambar

Pengujian file gambar dilakukan dengan mengakses file gambar dengan nama file “mural_covid.jpg” berukuran 84100 bytes dari web server. File ini berada didalam direktori “/var/www/html” dari web server Apache dan Nginx, sedangkan

0

untuk web server Openlitespeed berada di direktori

“/usr/local/lsws/Example/html”. Gambar 4.28 adalah tampilan gambar dari file yang akan diuji.

Gambar 4.28 Tampilan halaman pengujian file gambar

Hasil dari pengujian file gambar untuk web server Apache disajikan dalam tabel 4.7 meliputi parameter error, troughput, sent, dan received.

Tabel 4.7 Hasil pengujian file gambar di Apache Jumlah

Untuk hasil dari web server Nginx juga disajikan didalam tabel 4.8 meliputi parameter error, troughput, sent, dan received.

Tabel 4.8 Hasil pengujian file gambar di Nginx Jumlah

Kemudian hasil dari web server Openlitespeed juga disajikan didalam tabel 4.9 dengan meliputi paratemer error, troughput, sent dan received.

Tabel 4.9 Hasil pengujian file gambar di Openlitespeed Jumlah

Setelah mendapatkan hasil dari pengujian semua parameter yang di sajikan didalam tabel, didalam aplikasi Apache JMeter juga sudah tersedia fitur menu untuk menampilkan response time graph yaitu grafik untuk melihat hasil dari waktu respon web server tersebut. Untuk lebih jelasnya Grafik response time graph bisa dilihat pada gambar 4.29.

Gambar 4.29 Grafik hasil pengujian file gambar

Dari gambar 4.27 dapat diambil kesimpulan bahwa web server Openlitespeed mendapatkan nilai response time yang baik dari web server Apache dan Nginx karena di pengujian dengan beban users 700, 900 dan 1100 Openlitespeed lebih responsif dalam menanggapi interaksi yang terjadi antara server dengan client.

4.5.4 Pengujian Wordpress

Pengujian ini dilakukan dengan mengakses halaman utama dari sebuah web wordpress yang bernama PT. INDOKOR MITRATAMA SEJAHTERA dari web server. File ini bernama “web-portal.php” berukuran 28100 bytes terletak didalam

0

folder webims dan berada didalam direktori “/var/www/html” web server Apache dan Nginx. Sedangkan untuk web server Openlitespeed berada didalam direktori

“/usr/local/lsws/Example/html”. Gambar 4.30 adalah tampilan dari halaman utama wordpress yang diuji.

Gambar 4.30 Tampilan halaman pengujian wordpress

Hasil dari pengujian wordpress untuk web server Apache disajikan dalam tabel 4.10 meliputi parameter error, troughput, sent, dan received.

Tabel 4.10 Hasil pengujian wordpress di Apache Jumlah

Untuk hasil dari web server Nginx juga disajikan didalam tabel 4.11 meliputi parameter error, troughput, sent, dan received.

Tabel 4.11 Hasil pengujian wordpress di Nginx Jumlah

Kemudian hasil dari web server Openlitespeed juga disajikan didalam tabel 4.12 dengan meliputi paratemer error, troughput, sent dan received.

Tabel 4.12 Hasil pengujian wordpress di Openlitespeed Jumlah

Setelah mendapatkan hasil dari pengujian semua parameter yang di sajikan didalam tabel, didalam aplikasi Apache JMeter juga sudah tersedia fitur menu untuk menampilkan response time graph yaitu grafik untuk melihat hasil dari waktu respon web server tersebut. Untuk lebih jelasnya Grafik response time graph bisa dilihat pada gambar 4.31.

Gambar 4.31 Grafik hasil pengujian wordpress

Dari gambar 4.31 dapat diambil kesimpulan bahwa web server Apache mendapatkan nilai response time yang baik dari web server Nginx dan Openliterspeed karena di pengujian dengan beban users 700 dan 1100 Apache lebih responsif dalam menanggapi interaksi yang terjadi antara server dengan client.

4.6 Hasil Pengujian Kinerja Web Server

Hasil pengujian kinerja dari ketiga web server tersebut meliputi beberapa parameter yaitu troughput, response time, error, sent dan received. Adapun hasil dari pengujian kinerja adalah sebagai berikut :

0

1. Troughput

Throughput adalah jumlah permintaan yang diproses per unit waktu (detik, menit, jam) oleh server. Waktu ini dihitung dari awal sampel pertama hingga akhir sampel terakhir. Nilai Throughput adalah nilai yang semakin besar semakin baik.

Gambar 4.32 Grafik hasil pengujian troughput

Berdasarkan gambar 4.32 hasil dari pengujian parameter troughput Openlitespeed mendapatkan nilai lebih baik daripada web server lainnya.

Sedangkan untuk web server Apache mendapatkan nilai terbaiknya hanya pada pengujian php, gambar dan wordpress dengan beban 700 user. Untuk web server Nginx mendapatkan nilai terbaiknya pada pengujian php dengan beban 1100 user.

2. Sent/Received KB/Sec

Received/Sent adalah jumlah data yang dikirim atau diterima dari server selama uji kinerja. Untuk parameter Received/Sent semakin kecil nilainya semakin baik.

700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user

1 detik 1 detik 1 detik 1 detik 5 detik 5 detik 5 detik 5 detik HTML

Gambar 4.33 Grafik hasil pengujian sent

Berdasarkan gambar 4.33 diatas adalah hasil dari pengujian parameter dari Sent. Dimana didapatkan Apache web server mendapatkan hasil lebih baik dari web server lainnya. Sedangkan untuk web server Nginx mendapatkan hasil lebih baik pada saat pengujian html dengan beban pengujian 900 user dengan waktu 1 detik.

Untuk web server Openlitespeed mendapatkan hasil lebih baik pada saat pengujian gambar dengan beban pengujian 700 user dengan waktu 1 detik.

0

700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user

1 detik 1 detik 1 detik 1 detik 5 detik 5 detik 5 detik 5 detik HTML

Gambar 4.34 Grafik hasil pengujian received

Berdasarkan gambar 4.34 diatas adalah hasil dari pengujian parameter dari Received. Dimana didapatkan Apache web server mendapatkan hasil lebih baik dari web server lainnya. Sedangkan untuk web server Nginx mendapatkan hasil lebih baik pada saat pengujian html dengan beban pengujian 900 user dengan waktu 1 detik. Untuk web server Openlitespeed mendapatkan hasil lebih baik pada saat pengujian html dengan beban pengujian 900 user dengan waktu 1 detik.

4.7 Pengujian Log Web Server Apache Nginx dan openLitespeed

Pengujian log disini dengan mengakses file “access.log” didalam web server Apache, Nginx dan Openlitespeed untuk melihat interaksi yang terjadi di dalam web server tersebut.

700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user 700 user 900 user 1100 user

1 detik 1 detik 1 detik 1 detik 5 detik 5 detik 5 detik 5 detik HTML

1. Log Web Server Apache

Untuk melihat log web server Apache, kita bisa mengetikkan sintaks didalam web server Apache yaitu “nano /var/log/apache2/access.log”. maka hasil yang akan ditampilkan seperti gambar 4.35.

Gambar 4.35 Log Web Server Apache

Disini bisa dilihat bahwa log web server Apache bisa menampilkan dengan lengkap apa saja yang telah diakses oleh user maupun web server. Mulai dari ip address, tanggal, sampai diakses menggunakan tipe browsernya.

2. Log Web Server Nginx

Untuk melihat log web server Nginx, kita bisa mengetikkan sintaks didalam web server Nginx yaitu “nano /var/log/nginx/access.log”. maka hasil yang akan ditampilkan seperti gambar 4.36.

Gambar 4.36 Log Web Server Nginx

Disini bisa dilihat bahwa log web server Nginx bisa menampilkan dengan lengkap apa saja yang telah diakses oleh user maupun web server. Mulai dari ip address, tanggal, sampai diakses menggunakan tipe browsernya.

3. Log Web Server Openitespeed

Untuk melihat log web server Openlitespeed, kita bisa mengetikkan sintaks didalam web server Openlitespeed yaitu “nano /usr/local/lsws/logs/access.log”.

maka hasil yang akan ditampilkan seperti gambar 4.37.

Gambar 4.37 Log Web Server Openlitespeed

Disini bisa dilihat log web server Openlitespeed hanya bisa menampilkan ip address dan tanggal saja. Sedangkan interaksi yang berjalan antara user dan web server tidak ditampilkan.

4.8 Pengujian Keamanan Web Server

Pengujian keamanan web server Apache, Nginx dan Openlitespeed menggunakan aplikasi wireshark network-monitoring dimana dengan melihat transfer data dari client menuju server dengan aplikasi WinSCP sudah ter-enkripsi atau tidak.

1. Web Server Apache

Gambar 4.38 Hasil pengujian wireshark web server Apache

Dapat dilihat pada gambar 4.38 dimana transfer data sudah ter-enkripsi dengan baik dan tidak mudah di retas oleh hacker.

2. Web Server Nginx

Gambar 4.39 Hasil pengujian wireshark web server Nginx

Pada gambar 4.39 Web server Nginx juga sudah meng-ekripsi paket yang dikirimkan dengan baik jika melakukan transfer data dan tidak mudah di retas oleh hacker.

3. Web Server Openlitespeed

Gambar 4.40 Hasil pengujian wireshark web server Openlitespeed

Pada gambar 4.40 juga di jelaskan bahwa web server Openlitespeed juga sudah memiliki fitur enkripsi data untuk melindungi paket yang akan dikirimkan baik itu dari client menuju server atau pun sebaliknya.

4.9 Pembahasan

Berdasarkan semua hasil pengujian yang sudah dilakukan pada web server Apache, Nginx dan Openlitespeed maka hasil yang didapatkan adalah :

1. Untuk pemilihan web server dalam menangani jumlah permintaan yang besar dalam satu waktu, Openlitespeed web server bisa di jadikan pilihan karena unggul dari segi parameter troughput, error dan response time. Openlitespeed juga sudah menerapkan fitur enkripsi paket yang dikirimkan dari client menuju server maupun sebaliknya, sehingga data yang dikirimkan aman dari serangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab (hacker). Tetapi kekurangan dari Openlitespeed adalah dari segi log atau catatan aktifitas yang terjadi antara client dan server. Log dari Openlitespeed hanya menampilkan ip address dan tanggal saja. Tidak menampilkan secara detail aktifitas yang terjadi antara client dan server seperti pada gambar 4.37.

2. Untuk pemilihan web server dalam manajemen bandwidth data atau permintaan dari users, Apache web server bisa dijadikan pilihan karena unggul dari segi parameter sent, received dan log. Apache web server juga sudah menerapkan fitur enkripsi paket yang dikirimkan dari client menuju server maupun sebaliknya. Sehingga data yang dikirimkan antara client dan server aman dari serangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab (hacker).

65

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari pembahasan yang sudah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil analisa dari pembahasan yang sudah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Dokumen terkait