• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. Sampling

menggunakan peta RBI. Untuk tegalan diambil dari desa yang dominan. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan masing-masing dari desa dominan diambil 30 sampel karena waktu terbatas. 4. Bp. Pramono Untuk Bp Purwanto :

1. DAS Mikro bukan berdasar luasan namun kehomogenan. DAS Mikro merupakan perkembangan dari plot. Bp Purwanto:

1. Unit yang seragam akan ditampung. Namun kami lebih memilih ke penyelesaian permasalahan bagaimana perencanaan mikro DAS kedepan. Bp. Paimin:

2. Mikro DAS sudah

integrated process

bukan sekedar perkembangan plot. Karena mikro DAS merupakan derivat dari Sub DAS. Kehomogenan dapat diambil dari karakter sub DAS untuk membangun mikro

285

NO NAMA &

INSTANSI DISKUSI TANGGAPAN

DAS.

HASIL DISKUSI SESI II NO. NAMA &

INSTANSI DISKUSI TANGGAPAN

5. Bp Dibyo Untuk Bp Irfan :

1. Bukan hanya kekeruhan saja tapi juga kualitas air tersebut. Badan internasional sudah studi kualitas air sungai di DAS Citarum (Citarum panjang sungainya dari Garut s/d Indramayu, terdapat PLTA jatiluhur dan siguling. Studi lebih pada kualitas air sungai Citarum. Ternyata air sungai Citarum sudah tercemar mulai dari hulu (pusat industri). Kualitas air pada bendungan I Saguling 6 meter kebawah sudah tidak ada oksigen. Air citarum ikut mempercepat umur kincir angin. Citarum sebagai sumber pengairan untuk padi jadi mempengaruhi produktifitas.

Bp Irfan:

1. Analisa sebenarnya tidak hanya kekeruhan tapi juga kualitas airnya

286 Bagaimana

mengkaitkan kualitas air dengan tingkat kecemaran. 2. Hubungan antar pemanfaatan sungai dengan keanekaragaman hayati. Penelitian di Cinimang ternyata diketemukan berbagai jenis ikan yang tadinya berada di situ ternyata menjadi hilang. 6. Bp

Herudoyo

Untuk Bp Irfan :

1. Data tentang curah hujan belum ditampilkan

2. Tanaman bawah perlu disinggung 

dominasi tanaman bawah perlu dikaji karena dapat mempengaruhi kekeruhan.

Untuk Bp Andi :

3. Lebih baik dalam perencanaan menggunakan karakterisasi DAS atau tipologi DAS ?

4. Atau kedepan dengan tipologi begini maka perlakuannya

Bp Irfan :

1. Pengaruh tanaman bawah memang sangat berpengaruh, nanti akan kami lengkapi.

2. Tingkat kekeruhan di Kedung Pane tinggi karena di atas dibuat bendung sementara dari kayu dan daun kelapa dengan tujuan untuk menyaring pasir.

Bp Andi :

3. Dengan 2 unsur dominan (hujan dan kepadatan penduduk) sudah didapat 4 tipologi 4. Karakteristik dan tipologi dapat digunakan. Seperti DAS tertentu yang

287

seharusnya demikian cenderung ke tipologi 1 agar lebih detil dapat dikombinasikan dengan karakteristik. Tipologi dapat membantu dalam menyederhanakan membuat kesimpulan. 7. Bp.Wanda (Aek Nauli) Untuk Bp Pamungkas :

1. Tipologi DAS berbeda seperti di Jawa dan Sumatara. Apakah terdapat strategi untuk menyusun perencanaan pengelolaan DAS untuk hutan konservasi. 2. Penyebab kerusakan DAS karena ketergantungan masyarakat tinggi dan ekonomi rendah. Sebenarnya apa yang mendasari kerusakan DAS kemiskinan, kebutuhan lahan atau kesadaran masyarakat

Untuk Bp Andi :

3. Dalam penyusunan persamaan apakah telah dilakukan uji sebelumnya (mengingat terdapat banyak parameter). Adakah studi pendahuluan sebelum Bp. Pamungkas:

1. Kalau konservasi maka dapat disinergikan dengan kawasan di bawahnya

2. BPK Solo belum melakukan pada DAS konservasi

288 menerapkan parameter  sesi i 8. Ibu Triwilaida Untuk Bp Andi : 1. Karakter keragaman di DAS hulu 2. Tipologi 3 terdapat penjelasan dengan penduduk kurang tapi terdapat konflik. Konflik yang bagaimana?

Bp Andi :

1. Daerah hulu biasanya suku lebih serderhana namun jumlah suku banyak dalam jumlah anggota kecil.

9. Ibu Sri (Pusdal)

Untuk Bp Pamungkas :

1. Pengelolaan DAS yang disampaikan

merupakan lintas sektoral. Jadi

kelembagaan lain ikut berperan dalam keberhasilan pengelolaan DAS. Ketika perencanaan dibuat apakah sudah melibatkan/partisipati f antar pihak karena sering terjadi perbedaan kepentingan antar pihak yang akhirnya menjadi konflik dan membuat malas berkoordinasi. Karena masalah koordinasi selalu menjadi kendala, sebaiknya Bp Pamungkas: 1. Sepakat untuk penyusunan partisipatif. Namun perlu pihak yang

powerfull untuk dapat

memaksa dalam implementasi bukan hanya partisipatif dalam perencanaan tapi lebih penting dalam implementasi. 2. Perencanaan diusulkan untuk disahkan Gubernur, namun berasarkan hirarki lebih cenderung ke Bupati.

289 perencanaan melibatkan stakeholder.

2. Siapa yang melakukan karakterisasi.

PLENO:

NO. NAMA &

INSTANSI DISKUSI TANGGAPAN

1. Bp. Soenarto Gunadi (Yogya) 1. Kebutuhan riset terkini belum tercermin sampai dengan hari ini

Bp Paimin :

1. Terima kasih saran 2. Tim pernah

memperkenalkan ke

stakeholder cuma

karena terbatas waktu maka gagal

3. Untuk justifikasi hasil peneltian tergantung jenis penelitian. Tidak semua penelitian dapat dilakukan justifikasi terutama penelitian yang bersifat survei. 4. Himbauan PU akan

diakomdir tapi bukan dalam bentuk semiloka (alam semiloka ini diharapkan peserta berbagi pengalaman hasil penelitian bukan hanya dalam tulisan). 5. Institusi dengan

masing-masing tupoksi diharapkan dapat melihat peraturan perundangan dan peka terhadap kebutuhan

290

NO. NAMA &

INSTANSI DISKUSI TANGGAPAN

pengguna.

Prof. Ris. Pratiwi:

6. Keterkinian sudah dapat dilihat dengan selalu memperhatikan peraturan dirjen BPDAS PS  seperti rehabilitasi dengan jenis lokal. 2. Bp. Sunarno

1. Perlu koordinasi lebih lanjut supaya sampai pada masyarakat. Sebelum menyusun laporan akhir penelitian perlu proses justifikasi dari stakeholder kira-kira hasil penelitian dapat bermanfaat tidak. 2. Penelitian selalu memperhatikan 4 aspek : ekonomi, kemudahan adopsi, lingkungan, dan masyarakat dapat menerima. 3. Kepala Balai Sabo

1. Saran kedepan untuk paper dapat diambil dari institusi lain karena yang bergerak di bidang pengelolaan DAS tidak hanya BPK Solo. 2. Paper dapat

291

NO. NAMA &

INSTANSI DISKUSI TANGGAPAN

dilanjutkan ke jurnal. 4. Bp. Purwanto (UNS) 1. Terkini seharusnya mengacu pada peraturan terkini yaitu UU 32 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa pengelolaan harus berdasarkan pada kelestarian biidiversitas. 2. Penelitian yang terkait dengan teknologi konservasi tanah dan air dengan agroforestry harus lebih diintensifkan 3. Keragaman semakin

beragam maka ekosistem semakin stabil dan biota tanah semakin beragam. 4. Biopori tidak perlu bila selama di tanah masih terdapat cacing tanah yang akan mengurangi run-off. 5. Perakaran sawit hanya 40 cm. Wacana menjadikan sawit sebagai tanman kehutanan perlu ditinjau

kembali. Karena akan mempercepat Bp Paimin : 1. Itjen bekerjasama dengan PU bagaimana monitoring litbang. Sebelum memonev tolong dilihat terlebih dahulu mampukah melakukan.

292

NO. NAMA &

INSTANSI DISKUSI TANGGAPAN

kerusakan hutan. 6. Terkait dengan UU

nomor 41 kehutanan. Penelitian tentang luas hutan optimal 30%  perlu kajian untuk di luar Jawa. 5. Pusdal 1. Pusdal II akan

melakukan monev terhadap hasil litbang namun pusdal kesulitan menetapkan parameter monev. Mungkin litbang dapat membantu dalam menetapkan kriteria dan indikator. Monev yang

diharapkan lebih teknis apakah hasil peneltian

termanfaatkan oleh masyarakat.

Bp Paimin :

1. Monev apa? Substansi penelitian atau manajemen? Kalau manajemen ok, tapi kalau substansi penelitian itu yang akan susah.

293

Komisi II : Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung

Dokumen terkait