• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK

KURNIATUS ZIYADAH. Kemampuan Makan, Preferensi Pakan, dan Pengujian Umpan Beracun pada Bondol Peking (Lonchura punctulata L

.

) dan Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides Horsfield & Moore). Dibimbing oleh SWASTIKO PRIYAMBODO.

Padi merupakan bahan pangan dengan sumber karbohidrat yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa kendala dalam peningkatan produksi padi, salah satu penyebabnya adalah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Vertebrata hama cukup penting pada tanaman padi yaitu bondol peking (L. punctulata L.) dan bondol jawa (L. leucogastroides

Horsfield & Moore). Diperlukan cara pengendalian yang tepat untuk menekan serangan hama tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsumsi burung bondol terhadap gabah dan beras merah, preferensi makan burung bondol terhadap biji-bijian dan pakan buatan yang dapat digunakan sebagai umpan dalam pemerangkapan maupun umpan beracun, serta mengetahui jenis racun yang efektif dalam pengendalian burung bondol. Terdapat dua pengujian dalam percobaan yaitu pengujian individu dan pengujian populasi. Pada masing- masing pengujian terdapat tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu perlakuan kemampuan makan dengan memberikan pakan utama (gabah) pada masing-masing pengujian. Tingkat konsumsi bondol peking dan bondol jawa sebesar 2-2,8 gram/hari. Konsumsi bondol jantan dan betina menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Percobaan kedua yaitu perlakuaan preferensi pakan dengan metode pilihan (multiple choice) dengan meletakkan enam pakan (gabah, beras merah, jewawut, milet, jagung pipil dan pelet) secara bersamaan pada setiap kandang. Hasil percobaan menunjukkan tingkat konsumsi terhadap jenis pakan alami (biji-bijian) lebih disukai dari pada pakan buatan. Percobaan ketiga yaitu perlakuan preferensi racun dengan metode pilihan. Pada pengujian menunjukkan pakan alami tanpa racun lebih disukai dari pada umpan beracun.

ABSTRACT

KURNIATUS ZIYADAH. The Ability of Eat, Feed Preference, and Poisons Bait Testingon Scaly-breasted Munia (Lonchura punctulata L.) and Javan Munia (Lonchura leucogastroides Horsfield & Moore). Adviced by SWASTIKO PRIYAMBODO.

Rice is the food sources of carbohydrates that important in life Indonesian society. There are several constraints to increasing rice production, one of the constraints is pest of plant attack. Vertebrate pest wich quite important in the rice plant is scaly-breasted munia (L. punctulata L.) and javan munia (L. leucogastroides Horsfield & Moore). The right way to control and press the pest attack is necessary. This research aims to know the level of grain consumption of bird, bird feed preference to the grain and artificial feed that can be used as bait in entrapment and poisons bait, and to know what types of poisons that are effective in controlling of bird. There are two test in the experiment such as individual testing and population testing. In each test there are three experiments. The first experiment is the ability of eat treatment with the primary feed grain as in each tests. Consumption level of scaly-breasted muniaand javan munia is 2-2,8 grams of day. Consumption bird of males and females do not show significant different result. The second experiment is feeding preferences treatment by the method of choice (multiple choice) with placing six of feed (grain, brown rice, berley, millet, corn grain, and pellet) simultaneously on each cage. The result show the consumption of natural feed (grain) is more desirable than artificial feed. The third experiment is poisons bait preference treatment by the method of choice. On this examination show natural food without poison bait is more desirable than poison bait.

Keywords: Scaly-breasted Munia, Javan Munia, feeds bird, and poisons bait.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional (Mubyarto 1989). Hal ini ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian dan produk nasional yang berasal dari pertanian. Menurut BPS (2010a), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebesar 237.556.363 jiwa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan struktur tenaga kerja didominasi oleh sektor pertanian sebesar 42,83 juta jiwa. Sektor pertanian terdiri atas subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan perkebunan (Rahim dan Diah 2008).

Subsektor pangan dikenal juga sebagai subsektor makanan pokok yang dikonsumsi sebagian besar penduduk dalam jumlah yang cukup besar dan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi (Rahim dan Diah 2008). Menurut Setiaji (1981), tanaman pangan utama Indonesia adalah beras, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, dan kedelai. Konsumsi pangan terbesar Indonesia sebagai sumber karbohidrat adalah beras. Konsumsi beras per kapita sebesar 139,15 kg/tahun dan merupakan konsumsi terbesar di dunia dengan rata-rata konsumsi dunia hanya 60 kg/kapita/tahun (BPS 2010b). Tidak hanya Indonesia, bahkan hampir setengah penduduk dunia saat ini tergantung pada beras sebagai makanan pokoknya.

Kebutuhan pangan beras semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk. Pada tahun 1950 sampai 1960-an ketergantungan pangan masyarakat Indonesia pada beras baru sebesar 53%, namun sampai tahun 2010 ketergantungan akan beras semakin tinggi hingga 92-95% (Purnomo 2010). Mengingat kebutuhan pangan beras terus meningkat, maka usaha peningkatan produksi beras terus dilakukan oleh pemerintah. Akan tetapi, upaya pemerintah ini dihadapkan pada berbagai kendala dalam produksi beras Indonesia, diantaranya alih fungsi lahan pertanian, degradasi lahan, dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Gangguan organisme pengganggu tanaman salah satunya disebabkan oleh serangan hama. Hama merupakan masalah penting yang dihadapi petani dalam usahatani padi. Hama yang menyerang tanaman padi dapat dikelompokkan dalam avertebrata hama (hewan tidak bertulang belakang) dan vertebrata hama (hewan bertulang belakang). Avertebrata hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya penggerek batang padi putih, penggerek batang padi kuning, walang sangit, wereng daun padi dan wereng batang cokelat yang menjadi serangga hama utama di Jawa (Soehardjan 1971). Sedangkan vertebrata hama yang menyebabkan penurunan produksi padi diantaranya tikus, babi hutan, burung dan beberapa hama lainnya (Matnawy 1989).

Burung dapat menyebabkan kerusakan tanaman di beberapa tempat di dunia, seperti kerusakan pada jagung di Amerika Utara, gandum di Selandia Baru, buah-buahan di Australia, dan padi di Afrika (Hone 1994). Jenis burung yang dikenal sebagai hama padi secara umum adalah burung pipit, bondol, dan manyar. Jenis-jenis burung ini mengonsumsi bulir padi yang sudah menguning dan terkadang menyebabkan kerusakan tanaman pertanian yang parah. Selain ketiga jenis burung di atas Beberapa jenis burung yang menjadi hama pertanian seperti jenis mandar, merpati, dan betet yang juga mengonsumsi padi dan jagung (MacKinnon & Phillips 1993).

Burung pipit dan bondol merupakan jenis burung pemakan biji yang dapat menyebabkan kehilangan hasil produksi padi, jenis burung ini termasuk dalam Famili Estrildidae (Balen & Burung Indonesia 2010). Terdapat 28 spesies burung bondol diantaranya bondol peking (Lonchura punctulata) dan bondol jawa (Lonchura leucogastroides) (Grzimek 1973). Jenis burung yang sering dijumpai di lapangan dan sering diperdagangkan adalah bondol peking dan bondol jawa (Iskandar 2000, Moreno 1997).

Serangan burung pipit atau bondol terhadap tanaman padi dua tahun terakhir (tahun 2009 dan 2010) telah meresahkan beberapa petani di beberapa tempat seperti Kabupaten Ciamis, Subang, Bogor, dan beberapa daerah di Aceh. Akibat serangan burung tersebut produksi padi mengalami penurunan produksi sebanyak 30-50 %. Burung pipit biasanya mulai memakan bulir padi yang sedang memasuki masa masak susu atau padi dengan masa tanam 70 hari. Serangan

terjadi saat kondisi cuaca sedang teduh dan burung menyerang secara bergerombol. Salah satu penyebab tingginya serangan burung terhadap tanaman padi adalah penanaman dan pemanenan padi yang tidak serempak (Aceng 2009, Bahri 2009, Nastain 2009, Susilo 2010).

Beberapa teknik pengendalian terhadap burung telah dilakukan di sawah- sawah Pulau Jawa dan Bali, namun usaha yang dilakukan membutuhkan tenaga dan waktu yang lama untuk mengusir burung-burung tersebut dari sawah. Beberapa cara pengendalian telah dikembangkan seperti menggunakan tenaga angin atau seorang anak kecil yang duduk dalam gubuk di tengah-tengah sawah dan menggoncang-goncangkan tali untuk mengusir burung di sawah. Para petani menggunakan beberapa cara tradisional sebagai upaya pengendalian serangan hama burung yaitu menggunakan jaring, kaleng berisikan batu kerikil yang diikat pada tali kemudian dibentangkan ke seluruh areal sawah, atau dengan membuat orang-orangan sawah atau menjaga sawah dari pagi hingga sore dari serangan burung (MacKinnon & Phillips 1993).

Tindakan khusus sebagai upaya dalam mengatasi masalah hama burung belum banyak dilakukan oleh pemerintah, meskipun telah banyak laporan mengenai serangan hama burung tersebut, sehingga diperlukan beberapa rekomendasi pengendalian terhadap serangan hama burung tersebut. Penelitian mengenai tingkat konsumsi hama burung pada padi dapat menggambarkan estimasi kehilangan hasil produksi di pertanaman padi, dan penelitian berbagai jenis pakan untuk mengetahui jenis pakan yang disukai bermanfaat dalam pemerangkapan, serta uji racun untuk mengetahui jenis racun yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsumsi burung bondol terhadap gabah dan beras merah, preferensi makan burung bondol terhadap biji- bijian dan pakan buatan yang dapat digunakan sebagai umpan dalam pemerangkapan maupun umpan beracun, serta mengetahui jenis racun yang efektif dalam pengendalian burung bondol.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai besaran konsumsi burung bondol terhadap gabah sebagai acuan dalam mengetahui kerugian di lapangan, memberikan informasi mengenai jenis pakan yang disukai, dan mengetahui jenis racun yang efektif untuk pengendalian burung.

Dokumen terkait