• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Blom H dan Rohlfs G. 1966. Landscape and Recreation. Di dalam: Kaneko K, Mitchell M, editor. Landscape and Human Life. Netherlands: Djambatan N.V. hlm 35-60

BPS Kabupaten Kampar. 2006. Kabupaten Kampar dalam Angka. Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar.

Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Seni Budaya Kampar. 2007. Gugusan Candi Muara Takus. Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar.

Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. Mc Graw-Hill Book Co.,Inc. New York. 284p

Gold, SM. 1980. Recreation Planning and Design. Mc Graw-Hill Book Co.,Inc. New York. 322p

Gunn, CA. 1994. Tourism Planning. Third Edition, Taylor and Francis Ltd, London. 460p

Knudson, DM. 1980. Outdoor Recreation. Mac Millan Publishing Co., Inc. London.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dan P4W. 2009. Masterplan Kawasan Agropolitan Kecamatan XIII Koto Kampar. Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar.

Pendit Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Nurisjah, S dan Q. Pramukanto. 2001. Perencanaan Kawasan Untuk Pelestarian Lanskap dan Taman Sejarah. Program Studi Arsitektur Pertamanan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB (tidak dipublikasikan). Bogor.

---2008. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. Departemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian IPB(tidak dipublikasikan). Bogor.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar. 2010. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Wisata Terpadu Candi Muara Takus Kawasan Agropolitan Kecamatan XIII Koto Kampar. Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar.

Simonds, JO. 1983. Landscape Architecture: A Manual of Environment Planning and Design. McGraw-Hill Bok Co. New York.

Lampiran

KUISONER PENELITIAN

RENCANA PELESTARIAN LANSKAP CANDI MUARA TAKUS DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU

SEBAGAI KAWASAN WISATA SEJARAH

Identitas Narasumber

Kategori : Wisatawan/Penduduk Setempat

Nama : ………

Umur : ………

Pekerjaan : ………

PERSEPSI TERHADAP TAPAK

1. Bagaimana pendapat anda jika kawasan Candi Muara Takus dijadikan sebagai kawasan wisata (Sejarah)?

……… ……… 2. Bentuk kegiatan wisata apa yang diinginkan untuk menunjang kawasan

Candi Muara Takus sebagai kawasan wisata sejarah?

……… ……… 3. Bentuk atraksi sejarah dan budaya lokal seperti apa yang terdapat pada

kawasan ini?

Bagaimana menurut anda jika atraksi tersebut ditampilkan di kawasan Candi Muara Takus ini?

……… ……… 4. Menurut anda, sejauh mana batasan yang diinginkan untuk perencanaan

kawasan Candi Muara Takus sebagai kawasan wisata sejarah ini?

……… ………

5. Sejauh mana peran penduduk lokal dalam perencanaan kawasan wisata sejarah ini?

……… ……… 6. Apa harapan yang ingin dicapai dalam perencanaan kawasan Candi Muara

Takus ini? (bagi masyarakat lokal)

……… ……… 7. Kondisi lingkungan yang perlu diperbaiaki pada kawasan ini?

……… ……… 8. Aktivitas wisata apa saja yang diinginkan pada perencanaan kawasan Candi

Muara Takus ini? (boleh lebih dari 1)

a. Penjelasan Sejarah Kawasan (Interpretasi) b. Berziarah

c. Melihat - lihat

d. ……….. e. ………..

9. Fasilitas pendukung apa saja yang diinginkan pada kawasan wisata Candi Muara Takus ini? (boleh lebih dari 1)

a. Bangku b. Pusat informasi c. Toilet umum d. Jalur Interpretasi e. Media interpretasi f. Gazebo g. ……….. h. ………..

RINGKASAN

WIWIEK DWI SERLAN H., Perencanaan Lanskap Candi Muara Takus sebagai Objek Wisata Budaya dalam Upaya Pelestarian Kawasan. Dibimbing oleh SITI NURISJAH.

Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman sejarah dan budaya. Warisan sejarah dan budaya tersebut mempengaruhi pola budaya yang ada dimasa lalu dan dimasa kini. Warisan sejarah dan budaya merupakan sesuatu yang perlu untuk dilestarikan serta dapat dikembangkan menjadi objek atau daya tarik wisata yang bernilai tinggi. Salah satu warisan sejarah dan budaya yang terdapat di Provinsi Riau adalah Candi Muara Takus yang berada di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar.

Candi Muara Takus merupakan candi peninggalan agama Budha yang didirikan pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya di Indonesia. Candi tersebut telah dikenal dunia internasional dan banyak dikunjungi para wisatawan mancanegara. Kawasan Candi Muara Takus berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata yang memberi pengetahuan dan pengalaman sejarah dan budaya sehingga meningkatkan apresiasi dan kecintaan terhadap warisan sejarah dan budaya bangsa. Namun, saat ini pengembangan dan pembangunan kawasan cenderung mengarah pada bentuk wisata rekreatif serta kurang memanfaatkan sumberdaya budaya sekitar kawasan.

Keberadaan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang ada pada sungai Kampar Kanan di sekitar kawasan Candi Muara Takus juga mengancam kelestarian kawasan tersebut. Bendungan PLTA sering menyebabkan Sungai Kampar Kanan meluap sehingga berpotensi banjir khususnya pada musim penghujan. Dengan kegiatan penelitian ini diharapkan nilai-nilai sejarah budaya dan kualitas lanskap pada kawasan tersebut dapat terus terjaga dan lestari keberadaannya sehingga Candi Muara Takus dapat menjadi unggulan tujuan wisata di Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau yang berbasis kepada sejarah dan kebudayaan lokal.

Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Luas kawasan perencanaan adalah 94,5 Ha dengan batasan fisik Sungai Kampar Kanan, hutan campuran, perkebunan penduduk dan rawa. Tahap perencanaan meliputi kegiatan persiapan, pengumpulan data dan informasi, analisis tapak, sintesis, penyusunan konsep, dan perencanaan lanskap. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder terkait aspek kesejarahan kawasan, aspek religi kawasan, aspek kepariwisataan dan aspek sosial budaya masyarakat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei lapang, studi pustaka dan wawancara.

Analisis dilakukan terhadap aspek kesejarahan kawasan, aspek religi, aspek kepariwisataan dan aspek sosial budaya masyarakat. Kegiatan analisis yang dilakukan berupa analisis deskriptif , tabular dan spasial. Analisis potensi lanskap kawasan Candi Muara Takus dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting kawasan dan peluang kawasan untuk dikembangkan sebagai objek wisata budaya. Analisis aspek kesejarahan berperan dalam membentuk zonasi arkeologis yang terdiri dari ruang yang diproteksi, direkonstruksi dan harus mendapat perbaikan.

Analisis aspek religi dilakukan untuk mengetahui ruang-ruang yang harus dijaga tingkat kesakralannya dan analisis aspek wisata menghasilkan zona yang potensial dan tidak potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya. Aspek sosial budaya dianalisis untuk mengetahui penerimaan penduduk dan keinginan pengunjung dan peziarah Budhis dalam pengembangan kawasan. Zona dari aspek- aspek tersebut diintegrasikan secara spasial dengan data aspek sosial budaya sehingga dihasilkan zona pemanfaatan dan sirkulasi terpadu yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya.

Perencanaan kawasan wisata budaya didasari oleh konsep menjaga kelestariannya melalui pengembangannya sebagai kawasan wisata budaya. Konsep tersebut bertujuan untuk melestarikan lanskap situs Candi Muara Takus, meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar candi, serta memberi kepuasan bagi wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang berkunjung ke Candi Muara Takus. Konsep ruang dalam pelestarian situs membagi kawasan Candi Muara Takus menjadi 2 ruang utama, yaitu ruang wisata budaya (9.32 Ha atau 9.86%) dan ruang pendukung wisata (85.18 Ha atau 90.14%). Ruang wisata budaya terbagi menjadi wisata budaya khusus (0.97 Ha atau 1.02%) dan wisata budaya umum (6.62 Ha atau 7.00%). Ruang pendukung wisata terbagi menjadi ruang penerimaan (3.81 Ha atau 4.03%), ruang transisi (29.90 Ha atau 31.64%), dan ruang pelayanan wisata (53.20 Ha atau 56.30%). Sementara konsep jalur wisata budaya yang direncanakan akan menggunakan dasar peringkat keutamaan dari tiap bangunan dalam ritual keagamaan Budha. Perjalanan wisata budaya akan dimulai dengan mengunjungi kawasan yang peringkat keutamaannya paling rendah kemudian meningkat sampai ke kawasan utama (daerah sakral). Wisatawan akan mendapat klimaks diakhir perjalanan yaitu kemegahan kompleks bangunan utama Candi Muara Takus. Hasil dari kegiatan perencanaan ini adalah rencana lanskap kawasan wisata budaya yang mendukung upaya pelestarian kawasan serta dapat meningkatkan kunjungan wisatanya.

Dokumen terkait