• Tidak ada hasil yang ditemukan

 

i

 

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN FERTIGASI PUPUK

ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) DI PEMBIBITAN

RAY MARCH SYAHADAT

A24080004

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

 

RINGKASAN

RAY MARCH SYAHADAT. Pengaruh Komposisi Media dan Fertigasi Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Tanaman Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) di Pembibitan (Dibimbing oleh SANDRA ARIFIN AZIZ). 

Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dapat digunakan sebagai obat tradisional, tanaman lanskap, dan tanaman hias. Banyak penelitian mengenai fitofarmakologi M. paniculata (L.) Jack tapi tidak pada penelitian mengenai budidaya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 hingga Maret 2012 di Gunung Batu, Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi komposisi media dan aplikasi fertigasi dengan pupuk organik terhadap pertumbuhan M. paniculata (L.) Jack.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Teracak dengan perlakuan komposisi media tanah latosol Darmaga + arang sekam padi (1:1) v/v tanpa fertigasi; komposisi media tanah latosol Darmaga + arang sekam padi + pupuk kandang kambing (1:1:1) v/v dan aplikasi fertigasi dengan kotoran kambing; komposisi media dengan tanah latosol Darmaga + arang sekam padi + pupuk kandang kambing (1:1:1) v/v dan aplikasi fertigasi dengan pupuk kandang kotoran ayam; komposisi media tanah latosol Darmaga + arang sekam padi + kotoran ayam (1:1:1 ) v/v dan aplikasi fertigasi dengan kotoran kambing; komposisi media tanah latosol Darmaga + arang sekam padi + kotoran ayam (1:1:1) v/v dan aplikasi fertigasi dengan pupuk kandang ayam. Konsentrasi yang digunakan untuk fertigasi yaitu 1 kg pupuk organik per 5 liter air, dengan dosis 60 ml per tanaman, dan diaplikasikan setiap dua minggu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanah latosol Darmaga + arang sekam + kotoran ayam (1:1:1) v/v dan aplikasi fertigasi dengan pupuk kandang ayam menghasilkan penampilan tanaman lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lain untuk jumlah daun, jumlah anak daun jumlah cabang, dan jumlah bunga. Analisis kualitatif fitokimia menunjukkan daun M. paniculata (L.) Jack mengandung steroid yang paling menonjol, dan kemudian saponin, flavonoid, tanin, dan alkaloid

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman obat dan ramuan obat tradisional merupakan aset nasional yang perlu terus digali, diteliti, ditingkatkan, dan dioptimalkan pemanfaatannya. Hal ini juga didukung oleh adanya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat dan gaya hidup back to nature, yang ditunjukkan dengan naiknya kecenderungan minat masyarakat dunia terhadap tanaman obat tradisional (Kartasubrata, 2010). Meskipun sumber bahan baku tanaman obat di Indonesia cukup melimpah, akan tetapi hingga saat ini belum menjamin kemantapan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.

Pengelompokan komoditas hortikultura, tidak melihat dari sisi botani tanaman tersebut tapi melihat dari sisi penggunaannya. Dewasa ini banyak jenis tanaman yang dikembangkan. Terdapat beberapa jenis tanaman yang memiliki fungsi ganda (Zulkarnain, 2010). Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) merupakan salah satunya. Tanaman famili rutaceae ini sering digunakan sebagai tanaman hias pagar karena morfologi tajuknya yang lebar, serta memiliki nilai estetika dari bunga berwarna putih dan beraroma harum (Mattjik, 2010). Tanaman yang biasa dikenal oleh dunia barat dengan nama orange jessamine ini, juga digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman obat. Bagian yang digunakan untuk pengobatan diperoleh dari daun, ranting, kulit batang, dan akar (Heyne, 1987).

Sulaksana dan Jayusman(2005) menyatakan bahwa daun kemuning memiliki efek farmakologis yang berkhasiat sebagai pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), anti radang, antirematik, antitiroid, penghilang bengkak, pelangsing tubuh, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit. Dalimarta (1999), Sangat et al.

(2000), dan Yuniarti (2008) menambahkan daun kemuning juga berkhasiat untuk radang buah zakar, infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, haid tidak teratur, nyeri pada tukak (ulkus), sakit gigi, dan batuk sesak. Selain daun, akar dan kulit batang kemuning juga memiliki khasiat. Akar kemuning berkhasiat untuk memar akibat benturan, nyeri rematik, keseleo, digigit serangga, ular berbisa, bisul,

 

ekzema, koreng, epidemik encephalitis B. Selanjutnya, kulit batang berkhasiat untuk sakit gigi, dan nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lendir.

Kandungan kimia yang terdapat pada daun kemuning antara lain L-cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, β-caryophyllene, geraniol, carene, 5-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, eugenol, citronellol, coumurrayin, dan coumarin derivatives (Kardono et al., 2003). Sementara itu, Sulaksana dan Jayusman (2003) menyatakan bahwa kulit batang kemuning mengandung mexotionin dan 5-7-dimetoxy-8-2,3-dihydroxyisopenthylcoumarin, pada bunga kemuning mengandung

scopoletin dan buahnya mengandung semi-α-carotene.

Kemuning biasanya dijual dalam bentuk tanaman dalam polybag, daun potong, simplisia, daun basah, dan dalam bentuk kapsul. Selain itu, coumurrayin

dari daun kemuning juga dijual khusus.

Peranan media tanam menentukan kualitas tanaman. Media perakaran yang baik, akan mewujudkan bibit tanaman yang juga baik. Selain media, kualitas tanaman juga dipengaruhi oleh ketersediaan hara. Ketersediaan hara pada media dapat diperoleh dengan pemupukan. Saifudin et al. (2011) menyatakan bahwa efek toksik baik dari luar maupun dalam pada bahan tanaman obat, harus sedapat mungkin dihindari. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan penggunaan pupuk organik dalam budidaya tanaman obat sangat diharapkan karena penggunaan pupuk organik dapat mengurangi resiko efek toksik pada bahan tanaman obat.

Pupuk kandang sebagai pupuk organik memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk lainnya. Selain menyediakan hara bagi tanaman, pupuk kandang juga mampu memperbaiki struktur fisik, kimia, dan biologi tanah, serta ramah lingkungan. Alviana dan Susila (2009) menyatakan bahwa pemupukan dengan menggunakan metode fertigasi lebih efektif pada tanaman sebab tanaman menyerap unsur hara melalui akar dalam bentuk ion dalam larutan.

Penelitian tanaman mengenai kemuning sudah banyak dilakukan pada bidang farmakologi namun tidak pada bidang budidaya tanaman. Hingga saat ini belum ada acuan mengenai metode budidaya yang paling baik untuk digunakan pada tanaman kemuning. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai tanaman kemuning terutama pada bidang teknik budidaya tanaman untuk

3   

   

mendapatkan tanaman yang prima. Dengan demikian, kemuning bisa dimanfaatkan dengan optimal dalam penggunaannya.

Tujuan Percobaan

Mempelajari pertumbuhan tanaman kemuning dari biji di pembibitan, mempelajari pengaruh komposisi media dan fertigasi dengan pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman kemuning di pembibitan, dan melihat pengaruh perlakuan terhadap kandungan bahan bioaktif pada daun kemuning di pembibitan.

Hipotesis

Terdapat minimal satu perlakuan komposisi media dan fertigasi pupuk organik terbaik terhadap pertumbuhan dan kandungan bahan bioaktif tanaman kemuning di pembibitan.

4   

Dokumen terkait