• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINGKONG PASCA TRANSPORTAS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN

PANJI KUSUMAH. D14050527. 2011. Performa Domba Ekor Tipis Jantan yang Diberi Pakan Rumput Brachiaria humidicola dan Kulit Singkong Pasca Transportasi. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Dr. Ir. M. Yamin, M.Agr.Sc. Pembimbing Anggota : Ir. Sri Rahayu, MSi.

Ternak yang telah mengalami proses pengangkutan umumnya akan mengalami penyusutan bobot badan. Hal ini disebabkan karena ternak umumnya diangkut menggunakan mobil pick up atau truk dengan tingkat kepadatan dan suhu yang tinggi sehingga ternak mengalami stres selama diperjalanan. Penggunaan kulit singkong sebagai pakan ternak diharapkan dapat menjadi pakan alternatif untuk mengembalikan bobot badan domba pasca transportasi, karena kulit singkong merupakan pakan sumber energi dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, namun penggunaannya harus dibatasi karena terdapat kandungan zat antinutrisi HCN.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian rumput Brachiaria humidicola dan kulit singkong pada level yang berbeda terhadap lama rekondisi domba ekor tipis jantan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Februari sampai 3 Maret 2009, di Laboratorium Lapang bagian Ruminansia Kecil, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi penelitian yang digunakan adalah domba ekor tipis jantan yang berumur dibawah 1 tahun berjumlah 12 ekor dengan bobot rata-rata 16,38 ± 0,92 kg. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan pakan yang berbeda, yaitu P0 (100% rumput Brachiaria humidicola dan 0% kulit singkong), P1 (75% rumput Brachiaria

humidicola dan 25% kulit singkong), P2 (50% rumput Brachiaria humidicola dan

50% kulit singkong) dan P3 (25% rumput Brachiaria humidicola dan 75% kulit singkong). Peubah yang diamati adalah penyusutan bobot badan pasca transportasi, lama rekondisi, pertambahan bobot badan selama masa pemulihan, konsumsi pakan selama masa pemulihan dan konversi pakan selama masa pemulihan. Rancangan statistik yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of variance (ANOVA), jika hasilnya berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemberian ransum tidak berpengaruh terhadap lama rekondisi, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan. Domba dengan perlakuan pemberian 25% kulit singkong dan 75% rumput Brachiaria humidicola menghasilkan waktu rekondisi yang paling cepat dan mengandung HCN dalam ransum yang lebih kecil dibanding batas ambang kemampuan domba dalam menerima HCN. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kulit singkong dapat digunakan sebagai pakan substitusi sumber energi bagi ternak pasca transportasi dengan kadar yang dapat direkomendasikan maksimum 25%.

ABSTRACT

Performance of Male Thin Tail Sheep Given of Brachiaria humidicola Grass and Cassava Hull After Transportation

Panji Kusumah, M. Yamin and S. Rahayu

Livestock transportation has been known to cause decrease in their body weight. This is because that livestock are generally transported by pick up car or truck with a high density and temperature so that livestock become stress during the trip. Using cassava hull as livestock feed is expected to become alternative feed for the

sheep’s body weight recovery, because the cassava hull is a source of energy with

high carbohydrate content, but its use should be restricted because there are HCN as antinutrition substances. Twelve yearling male indigenous local sheep with initial average body weight 16,94 ± 0,67 were used in this research. Dietary treatments consisted of R0 : 100% Brachiaria humidicola + 0% cassava hull, R1 : 75% cassava hull + 25% Brachiaria humidicola, R2 : 50% cassava hull + 50% Brachiaria

humidicola, R3 : 25% cassava hull + 75% Brachiaria humidicola. The experimental

design was randomized completely design. Variables observed were recondition time, body weight decrease, daily weight gain, feed consumption and feed conversion. The data were analyzed using Analysis of Variance and any significant differences were

further tested using Duncan’s test. The results showed that different level of

Brachiaria humidicola grass and cassava hull did not have effect on the time of

recondition, daily weight gain, average feed consumption and feed conversion during reconditioning periods. The conclusion of research is that cassava hull could be used as a feed substitute energy source for sheep after transportation, with recommended level of cassava hull can be 25%.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Domba merupakan salah satu hewan penghasil daging yang cukup banyak diminati di Indonesia. Populasi domba tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Namun penyebaran domba di beberapa wilayah tidak merata karena tingkat konsumsi dan produksi domba yang berbeda. Sebagai contoh wilayah Jakarta setiap tahun kekurangan ± 4000 ton daging domba untuk dikonsumsi, sebaliknya wilayah Jawa Barat setiap tahunnya menghasilkan ± 23000 ton daging domba lebih banyak dari kebutuhan konsumsinya (Direktorat Jendral Peternakan, 2009). Untuk mengatasi ketimpangan tersebut maka perlu dilakukan distribusi domba dari wilayah yang kelebihan ke wilayah yang kekurangan stok domba. Kendala utama dalam pendistribusian domba ini adalah penyusutan bobot badan selama perjalanan. Penyusutan bobot badan ini disebabkan domba mengalami stres selama pengangkutan. Stres pengangkutan ini dapat dipicu oleh beberapa hal, yaitu jarak pengangkutan, lama perjalanan, tingkah laku ternak, bentuk pengangkutan, tingkat kepadatan saat pengangkutan, keadaan iklim, kondisi jalan, penanganan pada saat perjalanan dan tingkat kerentanan terhadap stres.

Domba yang telah mengalami pengangkutan harus diperlakukan dengan baik sesampainya di kandang agar pengembalian bobot badan yang menyusut selama pengangkutan dapat berlangsung dengan cepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian pakan yang baik. Kualitas dan kuantitas pakan dapat mempengaruhi lama rekondisi domba karena pakan merupakan unsur yang sangat menentukan pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ternak.

Kendala lain yang dihadapi peternak saat ini adalah kurangnya ketersediaan pakan hijauan di lingkungan sekitar dan tingginya harga konsentrat dipasaran, padahal pengembalian bobot badan yang menyusut selama transportasi (rekondisi) sangat tergantung salah satunya oleh kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi ternak. Oleh karena itu, peternak dituntut harus lebih kreatif dalam mencari pakan alternatif pengganti hijauan dan konsentrat yang murah, mudah didapat, namun tetap memiliki kualitas yang baik. Salah satu solusi pakan alternatif tersebut adalah kulit singkong. Walaupun memiliki zat antinutrisi HCN yang beracun bagi tubuh ternak, namun kulit singkong merupakan pakan sumber energi dengan kandungan GE

2

(Gross Energy) yang cukup tinggi, yaitu sebesar 3.553 Kcal. Kandungan HCN dalam

kulit singkong dapat dikurangi hingga batas aman penggunaannya dengan menggunakan beberapa metode. Menurut Balagopalan et al. (1988), kandungan HCN dalam singkong dapat direduksi dengan metode pengeringan, perendaman, perebusan, fermentasi dan kombinasi dari proses-proses ini.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pakan rumput Brachiaria humidicola dan kulit singkong pada level yang berbeda terhadap performa domba ekor tipis jantan pasca transportasi yang meliputi lama rekondisi, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.

Dokumen terkait