• Tidak ada hasil yang ditemukan

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi Tanaman Padi Indonesia pada Tahun 2010-2011 [internet]. [diakses 2012 Juli 26]. Tersedia pada: http://dds.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=0

Busyairi MA, Sudibja MA. 1991. Perencanaan Partisipatoris yang Berorientasi pada Tujuan. Yogyakarta (ID): Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat.

Data Monografi Desa Ciherang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. 2011. Bogor (ID): Desa Ciherang Kecamatan Dramaga Pemerintah Kabupaten Bogor.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2012. Rencana dan realisasi sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT) tahun 1999-2012.

Djojosumarto P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta (ID): PT Agromedia Pustaka.

Effendi BS. 2009. Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi dalam perspektif praktek pertanian yang baik (good agricultural practices).

Pengembangan Inovasi Pertanian. 2(1): 65-78.

Escalada MM, Heong KL. 1997. Methods for research on farmers knowledge, attitudes, and practices in pest management. Di dalam: Escalada MM and Heong KL, editor. Pest Management of Rice Farmers in Asia. Manila (PL): International Rice Research Institute. hlm 1-34.

Gabriel T. 1989. Pest control, pest management, and “human factor”. Tropical Pest Management. 35(3): 254-256.

Haryadi. 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Ika RS dan Soemarno DS. 1986. Budidaya Tanaman Tropika. Surabaya (ID): Usaha Nasional.

Krestiani V. 2010. Implementasi pengelolaan hama terpadu pada tanaman padi di Indonesia. Mawas. 1-8.

Laporan Data Monografi Kecamatan. 2009. Bogor (ID) : Kecamatan Dramaga Pemerintah Kabupaten Bogor.

Mardai. 1996. Pengetahuan, sikap dan tindakan petani peserta SLPHT dan nonSLPHT dalam pengelolaan organisme pengganggu tanaman padi di Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta (ID): LP3ES.

Mumford JD, Norton GA. 1993. Survey and knowledge acquisition techniques. Di dalam: Mumford JD, Norton GA, editor. Decision Tools for Pest Management. Wallingford (UK): CAB International. hlm 79-88.

Muslim A. 2008. Analisis tingkat efisiensi teknis dalam usahatani padi dengan fungsi produksi frontir stokastik. Ekonomi Pembangunan. 13(3):191-206. Oka IN. 1996. Status of integrated pest management, progress and problems. Di

dalam: Yanagi K, editor. Integrated Pest Management in Asia and the Pasific. Report of APO Study Meeting; 1995 Jul 17-22; Bandung. Tokyo (JPN): Asian Productivity Organization. hlm 21-33.

Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. 2011. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat Pupuk dan Pestisida, Kementrian Pertanian.

Pelaksanaan Program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Kabupaten Bogor Tahun 2010. 2010. Bogor (ID): Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Permadi AH, Djatnika I, Ameriana M, Nurtika N, Hartuti N, Nurmalinda, Sinaga RM, Sastrosiswoyo S, Suwandi, Setiawati W et al. 1993. Kubis. Lembang (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Hortikultura.

Purwono, Purnamawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Rauf A, Widodo, Hindayana D. Anwar R. Mutaqin KH. 1993. Studi baseline

identifikasi dan pengembangan teknologi pengendalian hama terpadu pada sayuran dataran tinggi (survei eksplorasi) [laporan akhir]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Purwasari Tahun 2011-2015. 2011. Bogor (ID) : Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Pemerintah Kabupaten Bogor.

Rencana Strategi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2009-2013. 2009. Bogor (ID) : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Sembel DT. 2010. Pengendalian Hayati Hama-hama Serangga Tropis dan Gulma. Yogyakarta (ID): ANDI.

Siregar H. 1981. Budidaya Tanaman Padi Indonesia. Jakarta (ID): PT. Sastra Hudaya.

Sudarmono AS. 1997. Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Sumartono B, Samad, Hardjono R. 1972. Bercocok Tanam Padi. Jakarta (ID): CV Yasaguna.

Suprihatno B, Darajat AA, Satoto, Baehaki, Widiarta IN, Setyono A, Indrasari SD, Lesmana OS, Sembiring H. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Subang (ID): Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Surowinoto S. 1983. Teknologi Produksi Padi Sawah dan Padi Gogo. Bogor (ID): IPB Press.

Suryanto WA. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Masalah dan Solusinya. Yogyakarta (ID): Kanisius.

[TPC] The Population Council. 1970. A Manual for Surveys of Fertility and Family Planning: Knowledge, Attitudes, and Practice. New York (US): Population Council.

Untung K. 1984. Pengantar Analisis Ekonomi Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta (ID): Andi Offset.

Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Untung K. 2007. Kebijakan Perlindungan Tanaman. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Wardhani MA. 1992. Developments in IPM: the Indonesian case. Di dalam: Ooi P A C et al., editor. Integrated Pest Management in the Asia-Pasific Region. Proceedings of the Conference on Integrated Pest Management in the Asia-Pasific Region; 1991 Sep 23-27; Kuala Lumpur. Kuala Lumpur (MA): CAB International. hlm 27-35.

Wudiarto R. 1999. Petunjuk Penggunaan Insektisida. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Yulianto. 2008. Sonic bloom sebagai alternatif teknologi terobosan untuk meningkatkan produktifitas padi. Agrisains [internet]. [diunduh 2011 Apr 26]; 8(2):87-90. Tersedia pada: http://jateng.litbang.deptan.go.id/ind /images/Publikasi/artikel/sbpadi.pdf.

Lampiran 1 Kuesioner pengendalian hama terpadu tanaman padi Lokasi : KARAKTERISTIK PETANI Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Tanggungan keluarga : Pengalaman bertani (tahun) : Pekerjaan sampingan :

KARAKTERISTIK USAHATANI

Status kepemilikan lahan a.Pemilik-penggarap b.Penyewa-penggarap c.Penggarap

Luas lahan keseluruhan (m2) : Luas lahan yang ditanami padi (m2) :

Varietas yang digunakan :

Proporsi biaya produksi (%)

Benih :

Pupuk padat :

Pupuk cair :

Pestisida :

Tenaga kerja : Hasil panen (kg/ha) : Sistem penjualan :

PENERAPAN KOMPONEN PHT

Budidaya Tanaman

 Teknik bercocok tanam Pola tanam

a. Areal beririgasi (lahan ditanami padi 3 x setahun)

Setelah satu tahun ditanam padi, dilakukan pergiliran tanaman. b. Lahan tadah hujan (dilakukan pergiliran tanaman dengan palawija)

c. Tumpang sari dengan... Penanaman: Jarak tanam a. 20 x 20 cm b. 25 x 25 cm c. 22 x 22 cm d. 30 x 20 cm Kedalaman penanaman (cm):  Pemeliharaan tanaman

Penyulaman tanaman yang mati dilakukan pada …….. MST

 Pengairan

Sumber air: ...

 Sumber benih:

Pernyataan B S TT

Biji untuk benih sebaiknya berasal dari tanaman sehat

Bila tidak ditutup tanah, sebagian pupuk urea akan hilang karena menguap dan terbawa air

Pupuk kandang menggemburkan tanah

Pemupukan lengkap adalah campuran urea dengan TSP dan KCL

 Pengetahuan petani responden tentang pengolahan lahan

Pernyataan B S TT

Membersihkan saluran air dan sawah dari jerami dan rumput liar Memperbaiki pematang serta mencangkul sudut petak sawah

yang sukar dikerjakan dengan bajak Membajak sawah

- Pembajakan pertama pada awal musim tanam dibiarkan 2-3 hari setelah itu pembajakan kedua

- Pembajakan ketiga 3-5 hari menjelang tanam

Meratakan permukaan tanah dan menggaru gumpalan tanah Lereng yang curam dibuat teras memanjang dengan petak-petak

yang dibatasi pematang agar permukaan tanah rata Keterangan: B = benar, S = salah, TT = tidak tahu

Alat yang digunakan untuk membajak sawah :

Alasan……… ………...

 Penentuan waktu tanam a.Penanaman padi serentak b.Tidak serentak

 Masa panen

Bagaimana cara menentukan umur panen padi? a.Pengamatan visual

b.Pengamatan teoritis (deskripsi varietas dan pengukuran kadar air gabah) Bagaimana cara petani memanen padi?

a.Panen potong bawah b.Panen potong tengah c.Panen potong atas Sistem panen padi:

a.Sistem panen bebas b.Sistem panen individual c.Sistem panen kelompok

Apakah petani melakukan pembakaran jerami padi setelah panen?

a.Ya, alasan... b.Tidak,

alasan...

Penggunaan Pupuk Pupuk organik alami (pupuk kandang) yang digunakan:

a.Sapi b. Domba c. Ayam d. Campuran

Dosis pupuk kandang ………...

Pemupukan pupuk NPK per hektar pada dosis tertentu (ton): N :

P : K :

Aplikasi pemupukan per musim tanam:

Apakah petani menggunakan pupuk pelengkap cair (PPC)? a.Ya b. Tidak

Bagaimana cara pemberian PPC tersebut?

a.Bersamaan dengan penyemprotan pestisida b.Tersendiri

Berapa frekuensi pemberian PPC yang petani lakukan? Berapa dosis yang digunakan?

... ... Menurut petani apa manfaat dari pemberian PPC?

... ... Jenis PPC yang digunakan:

Pengamatan OPT Secara Berkala

 Pengamatan hama dan penyakit

Apakah petani melakukan pengamatan OPT? a.Tidak

b.Ya, dengan selang waktu: a) < 1 minggu

b) 1 – 2 minggu c) Tidak teratur

 Analisis pengamatan:

a.Berdasarkan jumlah populasi hama

b.Berdasarkan tingkat serangan hama dan penyakit

 Hama dan penyakit tanaman padi yang dihadapi petani pada musim tanam 2011/2012 serta pengendalian yang dilakukan:

a.Penggerek batang padi b.Wereng coklat c.Wereng hijau d.Kepinding tanah e.Walang sangit f. Tikus g.Ganjur

h.Hama putih palsu i. Hama putih j. Ulat grayak k.Ulat tanduk hijau l. Ulat jengkal palsu hijau m. Orong-orong

n.Lalat bibit o.Keong mas p.Burung

q.Hawar daun bakteri r. Bakteri daun bergaris

s.Blas

t. Hawar pelepah daun u.Busuk batang

v.Busuk pelepah daun bendera w. Bercak coklat

x.Bercak Cercospora

y.Hawar daun jingga z.Tungro

aa. Kerdil rumput bb.Kerdil hampa  Penyakit abiotik: a.Defisiensi Nitrogen b.Defisiensi Fosfor c.Defisiensi Kalium d.Defisiensi Belerang e.Defisiensi Seng f. Keracunan Besi

 Penyebab timbulnya hama dan penyakit pada padi: a.Tertular dari tanaman sekitar dan iklim tidak sesuai

b.Tertular dari tanaman sekitar, bibit tidak sehat, dan iklim tidak sesuai c.Tertular dari tanaman sekitar

 Cara penularan penyakit: a.Melalui aliran air dan angin b.Melalui aliran air, angin, sentuhan

c.Melalui aliran air, angin, tanah, dan serangga vektor d.Melalui air dan tanah

 Pengendalian hama dan penyakit secara nonkimiawi

Pernyataan S TS R

Pergiliran tanaman membantu mengurangi serangan OPT Musuh alami perlu dilestarikan

Memusnahkan sisa tanaman sakit membantu menekan serangan penyakit

Pada saat dipertanaman menjumpai ulat, ulat diambil dan dimatikan

Menyiangi gulma dengan tangan atau alat

Keterangan: S = Setuju; TS = Tidak Setuju; R = Ragu-ragu

 Pengendalian gulma

Pengendalian yang dilakukan:

a.1x penyiangan pada ... HST 2x penyiangan pada ... HST b.herbisida selama tanam 1x / 2x*

Menurut petani, gulma apa yang sulit dikendalikan?

... Menurut petani, keberadaan gulma dapat menjadi:

a.sumber penyakit

b.sebagai pesaing unsur hara

Dasar pengambilan keputusan dalam mengendalikan hama dan penyakit: a.Pengalaman sendiri

b.Petugas pertanian c.Petani lain

Pengetahuan Petani tentang Musuh Alami

Pengetahuan dan persepsi petani tentang musuh alami

Pernyataan Coccinellidae Tabuhan Laba-laba

Pernah melihat di pertanaman Menganggap sebagai hama Mengetahui sebagai musuh alami Menganggap hanya hinggap dan tidak tahu peranannya

Penggunaan Pestisida

Apakah petani menggunakan pestisida dalam pengendalian OPT? a.Ya

b.Tidak

Apakah menurut petani penggunaan pestisida dapat meningkatkan produksi padi? Mengapa?

... ... ... Apakah petani menggunakan pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan? ... ... Persepsi petani tentang hasil penggunaan pestisida

o Hasil penyemprotan: a. Serangan berkurang b. Serangan tetap saja c. Serangan meningkat Informasi dalam memilih pestisida

o Sumber informasi: a. Pengalaman sendiri b. Petugas pertanian c. Petani lain

e. Pemilik lahan

Pengetahuan petani tentang pestisida dan penyemprotan

Pernyataan B S TT

Membaca label pestisida sebelum menggunakannya

Pada saat menyemprot, seharusnya berjalan searah dengan arah angin

Pada saat aplikasi pestisida, tubuh harus sehat dan fit

Memilih tempat kerja yang bersih, terang, dan berventilasi baik untuk mencampur pestisida

Menggunakan pakaian/perlengkapan pelindung jika hendak bekerja dengan pestisida

Pencucian tangki bekas menyemprot tidak boleh dilakukan di kolam/sungai

Untuk menghindari keracunan pestisida, penyemprotan tidak dilakukan menjelang panen

Menyimpan pestisida di tempat khusus dan aman bagi siapa pun, terutama anak-anak

Keterangan: B = benar, S = salah, TT = tidak tahu

Penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit padi:

o Pola penggunaan: a. Penggantian b. Terus - menerus

o Dasar penyemprotan pertama: a. Sebelum ada serangan b. Setelah ada serangan

o Penyemprotan pertama dilaksanakan (MST):

o Dasar penyemprotan selanjutnya: a. Ada serangan lagi

b. Berjadwal:

a) Seminggu sekali b) 2 minggu sekali c) Sebulan sekali

Penyemprotan pestisida setiap musim tanam: a.0

c.2x d.3x e.4x f. 5x Pelaksanaan penyemprotan: a.Melaksanakan sendiri

b.Mengupahkan kepada orang lain

c.Melaksanakan sendiri dan mengupahkan Apakah petani memiliki alat semprot?

a.Ya, (jenis alat semprot) ... b.Tidak

Sikap kerasionalan petani dalam penggunaan pestisida

Pernyataan S TS R

Bila harga hasil panen meningkat, penyemprotan dilakukan lebih sering

Hanya dengan penyemprotan bejadwal, dapat menyelamatkan hasil panen

Adanya tetangga yang menyemprot, menunjukkan bahwa kita perlu menyemprot

Penyemprotan pestisida perlu seawal mungkin begitu ada gejala serangan

Bila tersedia cukup uang untuk membeli pestisida, penyemprotan sebaiknya secara berjadwal

Bila setelah penyemprotan turun hujan, maka keesokan harinya pertanaman perlu disemprot lagi

Sikap kecenderungan petani dalam mencampur pestisida

Pernyataan S TS R

Semua jenis pestisida dapat dicampur Pencampuran pestisida menghemat waktu

Pencampuran pestisida perlu dilakukan bila pertanaman diserang berbagai jenis hama dan penyakit secara bersamaan Pencampuran pestisida mengurangi biaya pelaksanaan

penyemprotan

Kelemahan dari pestisida yang dicampur adalah daya bunuhnya menurun

Dengan mencampur pestisida, beberapa jenis hama dan penyakit dapat dikendalikan sekaligus

Keterangan: S = setuju, TS = tidak setuju, R = ragu-ragu Kecenderungan mencampur pestisida

oPencampuran pestisida

Apakah petani mencampur pestisida?

a. Ya, alasan... b. Tidak

Kepedulian petani terhadap dampak pestisida

Pernyataan S TS R

Tanaman yang sering disemprot pestisida dapat mengandung racun sehingga berbahaya bagi konsumen

Berkurangnya udang dan berbagai jenis ikan di sungai berkaitan dengan penggunaan pestisida di pertanaman

Penyemprotan yang terlalu sering dapat menyebabkan hama dan penyakit resisten terhadap pestisida

Pestisida yang digunakan telah memperoleh ijin dari pemerintah sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan

Penyemprotan pestisida tidak hanya membunuh hama/penyakit, tetapi juga dapat membunuh makhluk lain yang berguna di pertanaman

Keterangan: S = setuju, TS = tidak setuju, R = ragu-ragu

Persepsi petani tentang pengaruh penyemprotan terhadap musuh alami

oPengaruh pestisida terhadap musuh alami: a. Ikut terbunuh

b. Tidak ikut terbunuh c. Tidak tahu

Pada saat penyemprotan, butiran cairan pestisida dapat menempel di tubuh: a. Setuju

b. Tidak setuju, alasan...

SIKAP PETANI TERHADAP PHT Apakah petani pernah mendengar istilah PHT?

a.Pernah b.Belum pernah Sumber: a.Televisi b.Surat kabar c.Radio d.Petani lain e.Petugas pertanian f. Lainnya………... Ketertarikan terhadap PHT: a.Tertarik b.Tidak tertarik c.Ragu-ragu

Dasar pengambilan keputusan dalam mengendalikan hama dan penyakit: e.Pengalaman sendiri

f. Petugas pertanian g.Petani lain

h.Lainnya... Manfaat apa yang petani rasakan dari program PHT?

... ... ... Kritik, saran, dan harapan petani terhadap program PHT:

... ... ...

Lampiran 2 Rekapitulasi karakteristik usahatani SLPHT

Nama responden Desa Jenis lahan Luas total (m2) Luas untuk padi (m2) Varietas

Supriadi Mekarsari Sawah 8000 5000 Inpari 13

Sukandar Mekarsari Sawah 6000 6000 Inpari 10

H. Aa Jumaedi Mekarsari Sawah 5000 3000 Ciherang

H. Andung Mekarsari Sawah 10 000 10 000 Inpari 13

Ahmad Mekarsari Sawah 500 500 Inpari 10

Sarta Mekarsari Sawah 10 000 5000 Inpari 10

Enoh Mekarsari Sawah 2500 2500 Inpari 28

Suganda Mekarsari Sawah 10 000 10 000 Inpari 13

Anduy Mekarsari Sawah 7500 5000 Inpari 13

Edi Habasri Mekarsari Sawah 1000 1000 Inpari 13

Majan Suburjaya Sawah 10 000 5000 Inpari 13

H. Abdullah Suburjaya Sawah 10 000 5000 Ciherang, Inpari 13

H. Maji Suburjaya Sawah 5000 3000 Inpari 13

H. Margata Suburjaya Sawah 5000 5000 Inpari 13

Uning Suburjaya Sawah 6500 6500 Inpari 13

Udin Suburjaya Sawah 6000 5000 Inpari 13

H. Maja Suburjaya Sawah 5000 5000 Inpari 13

Nasim Suburjaya Sawah 3000 3000 Inpari 13

Nasir Suburjaya Sawah 3000 3000 Inpari 13

Ota Suburjaya Sawah 5000 5000 Inpari 13

Jumlah 119 000 93 500

Lampiran 3 Rekapitulasi karakteristik usahatani nonSLPHT

Nama responden Desa Jenis lahan Luas total (m2) Luas untuk padi (m2) Varietas

Adi Suardi Purwasari Sawah 5000 2500 Mekongga

Bohi Purwasari Sawah 5000 2500 Mekongga

Mista Purwasari Sawah 5000 2500 Ciherang

Jakim Purwasari Sawah 2000 1250 Ciherang, Inpari 10

Idas Purwasari Sawah 1250 1250 Mekongga

Ukar Purwasari Sawah 5000 2500 Ciherang, Inpari 10

Surya Purwasari Sawah 2500 2500 Ciherang

H. Soleh Purwasari Sawah 10 000 2500 Ciherang

Hapi Purwasari Sawah 4000 3750 Mekongga

Nasa Purwasari Sawah 2500 1250 Mekongga

Agus Ciherang Sawah 25 000 25 000 Inpari 13

Oleh Ciherang Sawah 3000 3000 Inpari 13

Dedi Ciherang Sawah 5000 4000 Inpari 13

Uca Ciherang Sawah 7000 6000 Inpari 13

Udas Ciherang Sawah 7000 7000 Inpari 13

Ohan Ciherang Sawah 5000 5000 Inpari 13

Enda Ciherang Sawah 7000 7000 Inpari 13

Namat Ciherang Sawah 5500 3000 Inpari 13

Emad Ciherang Sawah 5000 5000 Inpari 13

Ade Ciherang Sawah 2500 2500 Inpari 13

Jumlah 114 250 90 000

Lampiran 4 Biaya dan pendapatan usahatani petani SLPHT

Nama responden

Biaya produksi per luas lahan garapan * Rp 1 000.00

Perolehan per hektar (kg) Benih Pupuk padat Pupuk cair Pestisida Tenaga kerja Biaya total

Supriadi 0 500 0 40 890 1,430 7000 Sukandar 0 820 0 0 825 1,645 5250 H. Aa Jumaedi 0 1,197 0 0 1,125 2,322 6300 H. Andung 0 1,020 70 0 980 2,070 7000 Ahmad 0 500 0 0 730 1,230 7000 Sarta 0 380 0 0 725 1,105 7200 Enoh 0 600 0 0 975 1,575 6300 Suganda 0 1,210 90 0 880 2,180 8000 Anduy 0 500 0 0 930 1,430 7800 Edi Habasri 0 525 0 0 710 1,235 8000 Majan 0 1,160 18 50 1,000 2,228 8800 H. Abdullah 0 1,300 0 50 1,200 2,550 8300 H. Maji 0 540 20 20 720 1,300 7800 H. Margata 0 580 20 25 1,000 1,625 7500 Uning 0 1,125 20 50 1,000 2,195 8800 Udin 0 1,080 20 20 680 1,800 7200 H. Maja 0 840 20 25 1,000 1,885 8000 Nasim 0 760 20 25 960 1,765 7700 Nasir 0 520 20 20 770 1,330 7300 Ota 0 1,330 20 50 1,000 2,400 8800 Rata-rata 0 824.35 16.90 18.75 905 1,765 7502.5 71

Lampiran 5 Biaya dan pendapatan usahatani petani nonSLPHT

Nama responden

Biaya produksi per luas lahan garapan * Rp 1 000.00

Perolehan per hektar (kg)

Benih Pupuk padat Pupuk cair Pestisida Tenaga kerja Biaya total Adi Suardi 0 904 280 0 1,650 2,834 6000 Bohi 0 1,020 0 50 1,860 2,930 6000 Mista 0 920 176 160 1,280 2,536 4000 Jakim 0 2,144 0 100 1,580 3,824 6400 Idas 0 1,088 0 280 1,120 2,488 6000 Ukar 0 1,040 172 56 1,460 2,728 3200 Surya 0 908 0 120 1,330 2,358 4800 H. Soleh 0 1,760 360 80 1,000 3,200 4000 Hapi 0 690 0 105 935 1,730 3000 Nasa 0 552 352 120 722 1,746 2700 Agus 0 675 0 600 600 1,875 3000 Oleh 0 742 0 100 640 1,482 5600 Dedi 0 1,462 32 200 800 2,494 3500 Uca 0 565 0 100 800 1,465 3400 Udas 0 682 0 100 1,500 2,282 3700 Ohan 0 852 0 100 720 1,672 2600 Enda 0 517 0 100 1,200 1,817 3200 Namat 0 787 0 100 594 1,481 6600 Emad 0 565 0 100 700 1,365 2600 Ade 0 904 0 100 1,600 2,604 5300 Rata-rata 0 938.85 68.60 133.55 1,104.55 2,245.55 4280 72

Lampiran 6 Pengetahuan petani responden tentang budidaya tanaman

Pernyataan SLPHT (%) nonSLPHT (%)

B a S a TT a B a S a TT a

Biji untuk benih sebaiknya berasal dari tanaman sehat 100 0 0 100 0 0

Saat pemupukan, air sawah tidak menggenang supaya sebagian pupuk tidak

hilang karena menguap dan terbawa air 100 0 0 100 0 0

Pupuk kandang menggemburkan tanah 100 0 0 100 0 0

Pemupukan lengkap adalah campuran urea dengan TSP dan KCL 100 0 0 60 40 0

a

B = Benar. S = Salah. TT = Tidak Tahu.

Lampiran 7 Pengetahuan petani responden tentang pestisida dan penyemprotan

Pernyataan SLPHT (%) nonSLPHT (%)

B a S a TT a B a S a TT a

Membaca label pestisida sebelum menggunakannya 100.00 0.00 0.00 89.47 10.53 0.00

Pada saat menyemprot, seharusnya berjalan searah dengan arah angin 100.00 0.00 0.00 89.47 10.53 0.00

Pada saat aplikasi pestisida, tubuh harus sehat dan fit 100.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00

Memilih tempat kerja yang bersih, terang, dan berventilasi baik untuk

mencampur pestisida 100.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00

Menggunakan pakaian/perlengkapan pelindung jika hendak bekerja dengan

pestisida 100.00 0.00 0.00 21.05 78.95 0.00

Pencucian tangki bekas menyemprot tidak boleh dilakukan di kolam/sungai 100.00 0.00 0.00 21.05 78.95 0.00

Untuk menghindari keracunan pestisida, penyemprotan tidak dilakukan

menjelang panen 100.00 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00

Menyimpan pestisida di tempat khusus dan aman bagi siapa pun, terutama

anak-anak 100.00 0.00 0.00 100.00 0.00

0.00

a

B = Benar. S = Salah. TT = Tidak Tahu.

Lampiran 8 Sikap kecenderungan petani dalam mencampur pestisida

Pernyataan SLPHT (%)

a

nonSLPHT (%) a

S b TS b R b S b TS b R b

Semua jenis pestisida dapat dicampur 0 100 0 89.47 10.53 0

Pencampuran pestisida menghemat waktu 100 0 0 100 0 0

Pencampuran pestisida perlu dilakukan bila pertanaman diserang berbagai jenis

hama dan penyakit secara bersamaan 100 0 0 100 0 0

Pencampuran pestisida mengurangi biaya pelaksanaan penyemprotan 100 0 0 100 0 0

Kelemahan dari pestisida yang dicampur adalah daya bunuhnya menurun 50 50 0 0 100 0

Dengan mencampur pestisida, beberapa jenis hama dan penyakit dapat

dikendalikan sekaligus 100 0 0 100 0 0

a

Jumlah responden untuk petani SLPHT = 20 orang dan petani nonSLPHT = 20 orang.

b

S = Setuju. TS = Tidak Setuju. R = Ragu-ragu.

Lampiran 9 Sikap petani terhadap pengendalian nonkimiawi

Pernyataan SLPHT (%)

a

nonSLPHT (%) a

S b TS b R b S b TS b R b

Pergiliran tanaman membantu mengurangi serangan OPT 55 5 40 75 10 15

Musuh alami perlu dilestarikan 85 0 15 30 30 40

Memusnahkan sisa tanaman sakit membantu menekan serangan penyakit 100 0 0 55 45 0

Pada saat dipertanaman menjumpai ulat, ulat diambil dan dimatikan 85 10 5 55 40 5

Menyiangi gulma dengan tangan atau alat 100 0 0 100 0 0

Setelah melakukan pemanenan, jerami padi biasanya dibakar 0 100 0 0 100 0

a

Jumlah responden untuk petani SLPHT = 20 orang dan petani nonSLPHT = 20 orang.

b

Lampiran 10 Sikap kerasionalan petani dalam penggunaan pestisida

Pernyataan SLPHT (%)

a

nonSLPHT (%) a

S b TS b R b S b TS b R b

Bila harga hasil panen meningkat, penyemprotan dilakukan lebih sering 25 75 0 31.57 68.43 0 Hanya dengan penyemprotan bejadwal, dapat menyelamatkan hasil

panen 83.33 8.33 8.33 94.74 5.26 0

Adanya tetangga yang menyemprot, menunjukkan bahwa kita perlu

menyemprot 58.33 41.67 0 26.32 73.68 0

Penyemprotan pestisida perlu seawal mungkin begitu ada gejala serangan 100 0 0 94.74 5.26 0 Bila tersedia cukup uang untuk membeli pestisida, penyemprotan

sebaiknya secara berjadwal 33.33 58.33 8.33 36.84 63.16 0

Bila setelah penyemprotan turun hujan, maka keesokan harinya

pertanaman perlu disemprot lagi 8.33 91.67 0 15.79 84.21 0

a

Jumlah responden untuk petani SLPHT = 20 orang dan petani nonSLPHT = 20 orang.

b

S = Setuju. TS = Tidak Setuju. R = Ragu-ragu.

Lampiran 11 Sikap kepedulian petani terhadap dampak pestisida

Pernyataan SLPHT (%)

a

nonSLPHT (%) a

S b TS b R b S b TS b R b

Tanaman yang sering disemprot pestisida dapat mengandung racun

sehingga berbahaya bagi konsumen 91.67 8.33 0 94.74 5.26 0

Berkurangnya udang dan berbagai jenis ikan di sungai berkaitan dengan

penggunaan pestisida di pertanaman 100 0 0 100 0 0

Penyemprotan yang terlalu sering dapat menyebabkan hama dan penyakit

resisten terhadap pestisida 91.67 0 8.33 84.21 15.79 0

Pestisida yang digunakan telah memperoleh ijin dari pemerintah sehingga

tidak berbahaya bagi kesehatan 8.33 91.67 0 36.84 63.16 0

Penyemprotan pestisida tidak hanya membunuh hama/penyakit, tetapi

juga dapat membunuh makhluk lain yang berguna di pertanaman 75 0 25 100 0 0

a

Jumlah responden untuk petani SLPHT = 20 orang dan petani nonSLPHT = 20 orang.

b

S = Setuju. TS = Tidak Setuju. R = Ragu-ragu.

Lampiran 12 Produktivitas dan produksi padi Indonesia tahun 2001-2011 Tahun Luas panen (ha) Produktivitas (ku/ha) Produksi (ton)

2001 11 499 997 43.88 50 460 782 2002 11 521 166 44.69 51 489 694 2003 11 488 034 45.38 52 137 604 2004 11 922 974 45.36 54 088 468 2005 11 839 060 45.74 54 151 097 2006 11 786 430 46.20 54 454 937 2007 12 147 637 47.05 57 157 435 2008 12 327 425 48.94 60 325 925 2009 12 883 576 49.99 64 398 890 2010 13 253 450 50.15 66 469 394 2011 13 203 643 49.80 65 756 904

Lampiran 13 Kegiatan selama penelitian: (A) proses wawancara petani di lahan, (B) proses wawancara petani dengan mendatangi rumah petani secara langsung, (C) Petani memperhatikan gambar contoh gejala penyakit di lahan padi

A B

Lampiran 14 Contoh spesimen yang diperlihatkan pada petani: (A) beberapa hama penting tanaman padi, (B) beberapa musuh alami hama penting tanaman padi, (C) gambar beberapa penyakit penting pada tanaman padi, dan (D) beberapa predator hama penting tanaman padi

A

B C

Dokumen terkait