• Tidak ada hasil yang ditemukan

h. Resonansi Bunyi

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, model pembelajaran Do Talk Record (DTR) merupakan variable independent (variabel bebas), sedangkan kemampuan pemecahan masalah siswa merupakan variable dependent (variabel terikat).

1. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.6Tes dalam penelitian ini adalah tes tulis dalam bentuk soal essay. Setelah divalidasi jumlah soal sebanyak 4 soal, tes dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama sebelum diberikan perlakuan (pretest) untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah awal siswa, yang kedua ialah setelah diberikan perlakuan (posttest)untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah setelah diberikan perlakuan. Lalu kedua hasil tersebut dibandingkan apakah ada pengaruh atau tidak dari penggunaan model pembelajaran Do Talk Record (DTR). Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, instrument tes kemampuan pemecahan masalah terlebih dahulu diuji validitasnya dengan cara judgement experts, diuji coba pada kelas yang telah mempelajari materi bunyi, lalu dianalisis daya pembeda, tingkat kemudahan dan reliabilitasnya.

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini:

6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), Ed. 2, Cet. 4, h. 67.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Indikator Soal Indikator Kemampuan

Pemecahan Masalah

Nomor Soal

a b c d

Mengidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan cepat rambat bunyi, perambatan bunyi (melalui media cair, padat dan cair) serta menjawab masalah terkait dengan cepat rambat bunyi, perambatan bunyi(melalui media cair, padat dan cair)serta pemantulan dan penyerapan bunyi.

1b, 2b,

3b, 4b dan 5b

Menuliskan langkah-langkah percobaan terkait dengan cepat rambat bunyi, perambatan bunyi (melalui media cair, padat dan cair)serta pemantulan dan penyerapan bunyi. percobaan terkait dengan cepat rambat bunyi, perambatan bunyi (melalui media cair, padat dan cair) serta pemantulan dan penyerapan bunyi.

1d, 2d, 3d, 4d dan 5d

Keterangan (Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah IPA):

a. Memahami masalah

b. Merencanakan penyelesaian masalah c. Melaksanakan rencana penyelesaian d. Memeriksa kembali penyelesaian

Setelah membuat kisi-kisi kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal dan kunci jawaban yang mengacu pada pedoman penskoran.

Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk kemampuan pemecahan masalah IPA, sebagai berikut:

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Aspek yang

Dinilai

Reaksi Terhadap Soal/ Masalah Skor Memahami

Masalah

Tidak memahami soal/ tidak ada jawaban

0 Memahamai soal tetapi kurang tepat 1

Memahami soal dengan baik 2

Merencanakan Strategi yang direncanakan kurang

tepat

1 Strategi yang direncanakan tepat 2 Melaksanakan

Rencana Penyelesaian

Tidak menuliskan langkah-langkah percobaan

0 Menuliskan langkah-langkah

percobaan yang benar tetapi kurang tepat percobaan yang benar dan lengkap

3 Memeriksa

Kembali Penyelesaian

Tidak ada jawaban 0

Pemeriksaan hasil jawaban tidak tepat 1 Pemeriksaan hasil jawaban kurang

tepat tepat

2 Pemeriksaan hasil jawaban tepat 3 Skor akhir menggunakan skala 0 sampai 100

Instrumen Penilaian : essay Skor tertinggi : 100 Skor maksimal 50

Nilai Akhir = x 100

Panduan Konversi Nilai :

2. Non-Tes

Instrumen non-tes yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Kegiatan wawancara dilakukan pada saat pra-penelitian, begitu juga dengan observasi. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti kepada sumber data.

a. Lembar wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan pada pra penelitian.

Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan respondennya adalah guru IPA kelas 4F dan 4N. Peneliti mengajukan pertanyaan yang berjumlah 10 butir yang sesuai dengan pedoman wawancara kemudian guru menjawabnya.

b. Lembar observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada pra penelitian. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan mengamati kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Observasi ini sesuai dengan pedoman observasi dan diisi langsung oleh peneliti sesuai apa yang dilihat saat observasi di dalam kelas.

F. Kontrol Terhadap Validitas Internal 1. Uji Coba Instrumen Tes.

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Instrumen yang digunakan harus diuji coba terlebih dahulu. Sebab instrumen yang baik adalah instrumen tes yang Konversi Nilai (skala

0-100)

Predikat Klasifikasi

81-100 A SB (sangat baik)

66-80 B B (baik)

51-65 C C (cukup)

0-50 D K (kurang)

valid dan reliable. Berikut analisa yang dilakukan terhadap instrumen tes, yaitu:

a. Uji Validitas

Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti7.Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal itu valid atau tidak. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Untuk mengetahui validitas sebuah instrument digunakan penilaian dari ahli (judgement experts). Judgement experts dilakukan dengan meminta penilaian dari ahli yang sesuai dengan lingkup yang diteliti untuk memastikan instrument yang dibuat telah sesuai dengan aspek-aspek yang diukur pada penelitian. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen yaitu dengan menggunakan rumus korelasi ― Product Moment‖ yaitu :8

Rxy

∑ ∑ ∑

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi antara skor butir soal X dan total skor Y

N = banyak subjek

X = Skor butir soal atau skor item pernyataan/pertanyaan Y = total skor

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 299.

8 Asep Saepul Hamdi dan E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan, (Yogyakarta:Deepublish,2014), h.73.

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan di atas dengan rtabel pada taraf signifikansi 5 % (α

= 0,05) dengan ketentuan:

Jika rhitung> rtabel = butir soal valid Jika rhitung< rtabel = butir soal tidak valid

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Indikator valid yang mewakili indikator memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali penyelesaian.

b. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

Uji ini bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur

tingkat kesukaran. Untuk mengetahuinya, digunakan rumus indeks kesukaran sebagai berikut9:

P = Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = jumlah skor yang didapat siswa per butir soal JS = jumlah skor maksimum per butir soal

Klasifikasi indeks kesukaran:

IK = 0,81 - 1,00 = sangat mudah 0,71 – 0,80 = mudah 0,31 – 0,70 = sedang 0,21 – 0,30 = sukar

0,00 – 0,20 = sangat sukar Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Indikator Pemecahan

Masalah

No. Soal Taraf Kesukaran

TK Kriteria

Memahami Masalah Merencanakan

Penyelesaian Masalah Melaksanakan Rencana Penyelesaian

Memeriksa Kembali Penyelesaian

1 0,408 Sedang

2 0,7 Sedang

3 0,733 Mudah

4 0,683 Sedang

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet. Ke-5, h. 72.

5 0,616 Sedang

Berdasarkan tabel 3.6 dari 4 soal yang valid diperoleh taraf kesukaran mudah dan sedang. Sedangkan dari soal yang tidak valid diperoleh taraf kesukaran sedang.

c. Uji Daya Pembeda

Uji ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kemampuan pemecahan masalah siswa. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus daya pembeda sebagai berikut10:

DP =

-

Keterangan:

DP = Daya pembeda

BA = jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar BB = jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar JA = jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya JB = jumlah skor maksimum kelompok bawah yang seharusnya Klasifikasi daya pembeda:

0,00 - 0,20 = jelek (poor)

0,21 – 0,40 = cukup (satisfactory) 0,41 – 0,70 = baik (good)

0,71 – 1,00 = baik sekali (excellent)

Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.

10 Ibid., h. 213.

Tabel 3.7 menunjukkan daya pembeda yang jelek.

d. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah ketepatan suatu alat ukur (evaluasi). Tes dapat dikatakan reliable jika dapat dipercaya, konsisten (stabil), dan produktif. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk essay. Rumus yang digunakan untuk mengukur reabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah menggunakan rumus Alpha.

Adapun rumus uji reliabilitas yaitu sebagai berikut11:

11 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), Ed. 2, Cet. 4, h. 122.

11= : [ ] [ ]

Keterangan:

11 = reabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya butir soal

Berikut rekapitulasi hasil uji coba validitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Taraf Kesukaran, Daya Pembeda

Mudah Cukup Digunakan

4 Sangat

Valid

Sedang Cukup Digunakan

5 Sangat

Valid

Sedang Cukup Digunakan

2. Uji Coba Instrumen Non Tes

Awal pengujian instrumen tes adalah pengujian internal yang dilakukan oleh ahli12. Dalam pengujian tersebut, penulis mempersiapkan kisi-kisi dan pedoman instrumen penelitian yang selanjutnya dimintakan pendapat kepada para ahli untuk memberikan saran maupun komentar baik dari segi teori yang digunakan maupun keterbacannya. Kemudian, saran dan komentar dari ahli tersebut sebagai dasar untuk memperbaiki instrumen sebelum diterapkan dalam penelitian.

Dokumen terkait