• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah a. Dokumen

Daftar nilai sesudah penelitian merupakan dokumen yang dipergunakan oleh peneliti. Dokumen yang berupa hasi belajar

26

dianalisis untuk mengetahui kontribusi metode simulasi dalam pembelajaran IPS.

b. Tes

Tes merupakan prosedur atau alat-alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu dalam suasana yang telah ditentukan, dan dengan cara serta aturan-aturan yang sudah ditentukan (Sugihartono dkk, 2014: 141). Instrumen tes hasil belajar IPS ini berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Beberapa tahap yang dilakukan peneliti dalam penyusunan tes objektif pilihan ganda, yaitu:

1) Penyusunan spesifikasi tes

Penyusunan tes disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Tes disusun berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Berdasarkan tabel tes spesifikasi tes tersusun 20 butir soal. Materi tes disesuaikan dengan materi IPS siswa kelas V disesuaikan pula dengan kurikulum yaitu Kurikulum 2013 dengan tema sejarah peradaban di Indonesia.

2) Menyusun tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kurikulum KTSP. Standar kompetensi (SK) adalah menghargai peranan tokoh pejuan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kompetensi dasarnya (KD) adalah menghargai

27

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenal peristiwa-peristiwa di daerah dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berikut ini kisi-kisi instrumen tes hasil belajar kognitif dan afektif yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 3. Kisi-kisi butir soal hasil belajar kognitif

No Indikator Level kognitif No item Jumlah

item 1 Menyebutkan

pahlawan-pahlawan yang berjasa melawan sekutu dan tanggal terjadinya peristiwa mempertahankan kemerdekaan.

C1 1,2,3,4,5 5

Mendeskripsikan dapak atau pengaruh bagi masyarakat dalam menghadapi peristiwa-peristiwa di daerah untuk mempertahankan kemerdekaan. C2 6,7,8,9,10 5 Mengemukakan gagasan atau pendapat tentang peristiwa-peristiwa di daerah dalam mempertahankan kemerdekaan. C3 11,12,13, 14,15 5 Menganalisis tentang kedatangan sekutu dan perlawanan-perlawanan terhadap sekutu. C4 16, 17, 18, 19, 20 5

28 G. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Irawati, 2011: 56). Validitas yang digunakan termasuk ke dalam validitas isi (content validity). Validitas isi yaitu derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Validitas isi ditentukan melalui pertimbangan (judgement) para ahli/pakar (Sukardi, 2013: 122-123). Uji validitas butir-butir instrumen dilakukan dengan berkonsultasi dengan ahli, uji coba, dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda (Sugiyono, 2011: 129).

Setelah dikonsultasikan kemudian instrumen diuji cobakan ke sekolah yang memiliki kemampuan yang setara yaitu SD N Cepit. Untuk mengukur valititas tes digunakan rumus korelasi poin berserial (poin berserial corelation) sebagai berikut:

= √ ⁄

Keterangan:

r p bis : Koefisien korelasi point bersial

Mp : Mean skor subjek yang menjawab benar MT : Maen sekor total

ST : Standar deviasi skor total

P : Proporsi siswa yang menjawab benar q : 1-p

29 a. Uji validitas instrumen

Suharsimi Arikunto (Irawati, 2011: 56) suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Validitas yang digunakan untuk menganalisis item menggunakan rumus korelasi point biserial karena butir soal yang digunakan adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan penilaian benar dan salah.

Apabila telah diperoleh harga r p bis, selanjutnya dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan taraf signifikan 5% untuk mengetahui butir-butir yang valid dan tidak valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila r p bis > r tabel (r hitung > r tabel). Untuk taraf signifikan 5% dengan N = 51 diperoleh r tabel sebesar 0,297 (Suharsimi Arikunto 2010:402).

Setelah diujicobakan pada 51 responden dan dilakukan perhitungan dengan program microsoft excel dapat diketahui dari hasil perhitungan bahwa butir yang valid ada 11 butir, dan yang tidak valid karena r hitung lebih kecil dari r tabel ada 9 butir.

Adapun proses validasi instrumen yang di lakukan oleh peneliti yaitu dosen pembimbing mengevaluasi instrumen, dengan melihat ketepatan dan kesesuaian instrumen dengan indikator, kemudian instrumen diujicobakan di sekolah yang setara dengan SD Bakalan Yogyakarta yaitu SD Cepit

30

Yogyakarta. Untuk rincian butir item soal yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen

Sumeber: Data primer yang diolah b. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen penelitian memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, apabila tes yang dibuat dapat mengukur aspek yang akan diukur secara beberapa kali dan hasilnya tetap sama atau relatif sama (Nana Syaodih Sukmadinata 2010: 229-230). Reliabilitas instrumen

Indikator No Soal Valid Tidak

Valid Menyebutkan

pahlawan-pahlawan yang berjasa melawan sekutu dan tanggal terjadinya peristiwa mempertahankan kemerdekaan. 1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 4, 5 3 Mendeskripsikan dapak atau pengaruh bagi masyarakat dalam menghadapi peristiwa-peristiwa di daerah untuk mempertahankan kemerdekaan. 6, 7, 8, 9, 10 6, 7 8, 9, 10 Mengemukakan gagasan atau pendapat tentang peristiwa-peristiwa di daerah dalam mempertahankan kemerdekaan. 11, 12, 13, 14, 15 11, 13, 14 12, 15 Menganalisis tentang kedatangan sekutu dan perlawanan-perlawanan terhadap sekutu.

16, 17, 18, 19, 20

31

dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik dan dapat dipecaya serta diandalkan Suharsimi Arikunto (2010: 221). Dengan demikian semakin reliabel suatu tes dan memiliki persyaratan maka dapat terbuktikan bahwa hasil suatu tes mumpunyai hasil yang sama ketika dilakukan kembali dan konsisten.

Ada beberapa metode pengujian reliabelitas, diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman-Brown,formula Rulon, formula Flanagan, Cranbach Alpha, metode formula KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt (Suharsimi Arikunto, 2010: 223).

Sesuai dengan metode pengukuran dan instrumen yang digunakan, maka untuk mengetahui besarnya koefesien reliabilitas bentuk sola pilihan ganda digunakan teknik KR-20. Digunakan rumus ini karena skor instrumen merupakan skor 1 dan 0 (Suharsima Arikunto, 2010: 234). Adapun rumus KR-20 adalah sebagai berikut:

= [� − ] [ − ∑� ]

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen k : Jumlah butir pernyataan Vt : Varians total

P : Proporsi subjek yang menjawab benar pada sesuai butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)

32

q : � �

= − (Suharsimi Arikunto, 2010: 231).

Koefisien alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka butir tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika koefesian alpha lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikan 5%, maka soal tersebut dinyatakan tidak reliabel. Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan dapat digunakan kriteria Guilford, yaitu:

a. < 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan b. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

c. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat d. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

e. 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel) f. 1,00 : Hubunga yang sempurna

(Wilda Mutiara Kafa, 2012:67).

Setelah dilakukan dengan bantuan komputer program uji reliabilitas KR-20, maka hasil reliabilitas butir dari variabel hasil belajar didapat reliabilitas KR-20 sebesar 0,286. Kemudian dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment dengan N sebanyak 51 pada taraf signifikan 5% ternyata reliabilitas hitungan lebih besar dibandingkan dengan r kritik dalam tabel 0,297. Dengan demikian apabila dikoefisiankan maka korelasi tersebut termasuk kedalam katagori sempurna.

33 H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam statistik inferensial. Statistik inferensial adalah statisik yang berkaitan dengan pengambilan keputusan (penarikan kesimpulan) dari data yang telah dicatat dan diringkas (Singgih Santoso, 2014: 1). Statistik inferensial dapat menggunakan dua metode, yaitu statistik parametris dan non parametris. Peneliti menggunakan statistik parametris. Statistik parametris memiliki ciri, yaitu: 1) data berdistribusi normal, 2) tipe data nominal atau ordinal (Singgih Santoso, 2014: 4).

Sebelum menggunakan statistik inferensial, statistik deskriptif digunakan terlebih dahulu sebagai pengantar. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskriptif data ini adalah membuat rangkuman distribusi data pre test dan post test dari hasil statistik deskriptif dan membandingkan mean atau rerata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diberi treatment dengan menggunakan metode simulasi di bantu program SPSS 15 for windows.

2. Uji Persyaratan Analisis

Dalam penelitian ini uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas dan homogenitas. Sedangkan uji linearitas pada penelitian ini tidak digunakan karena hanya ada satu data yang dihasilkan setelah dilakukan penelitian yaitu hasil belajar.

34 a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistik one-sample Kolmogorov-Smirnov tes. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows.

Kriteria yang digunakan jika KuantitatifD hasil perhitungan lebih kecil dari KD tabel atau nilai sig lebih besar dari 0,05, maka dinyatakan seberan datanya berdistribusi normal. Sedangkan apabila KD hasil perhitungan lebih besar dari KD tabel, atau nilai sig lebih kecil dari 0,05, maka sebaran datanya berdistribusi tidak normal (Wilda Mutiara Kafa, 2012: 69).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kelompok data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Suharsimi Arikunto (2010:363-364) mengemukakan bahwa uji homogenitas menjadi sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitinya diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi.

Kriteria yang digunakan dalam pengujian homogenitas adalah apibila uji leneni lebih kecil dari pada

35

nilai tabel, atau nilai sig lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat homogen atau memiliki kesamaan dan sebaliknya.

3. Uji Hipotesis

a. Uji t independent

Jika data hasil penelitian telah memenuhi persyaratan, maka dapat diadakan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Uji hipotesis penelitian ini merupakan uji hipotesis komparatif. Uji hipotesis komparatif merupakan uji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan atau pun dengan keadaan variabel yang terdiri dari dua sampel atau lebih (Sugiyono, 2007: 209).

Jika distribusinya mendekati distribusi normal maka uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus z (Singgih Santoso, 2014: 131). Jika distribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis menggunakan dua teknik yaitu teknik Wilcoxon dan Mann-Whitney. Uji Wilcoxon bertujuan untuk menguji hipotesis dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2007: 131). Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji beda pre test dan post test di masing-masing kelas. Uji Mann-Whitney untuk menguji hipotesis dua sampel bebas (tidak bergantung satu sama lain) jika data termasuk statistik nonparametrik (Singgi

36

Santoso, 2014: 104-105). Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji beda kelas saat pre test maupun post test. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

� =

√(∑ ++ ∑− ) +

Keterangan:

M = nilai rata-rata hasil per kelompok N = banyaknya subjek

x = deviasi setiap nilai x2 dan x1

y = deviasi setiap nilai y2 dari mean Y1

Data hasil belajar kategori nilai pre test-post test kelompok kontrol dan eksperimen menggunakan data kuantitatif dari mean yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam data kuantitatif skala 5 menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus Klasifikasi

X > �̅i + 1,8 x sbi Sangat Baik

�̅i + 0,6 x sbi < X ≤ �̅i + 1,8 xsbi Baik

�̅i – 0,6 x sbi < X ≤ �̅i + 0,6 x sbi Cukup

�̅i -1,8 x sbi < X ≤�̅i – 0,6 x sbi Kurang

X ≤ �̅i – 1,8 x sbi Sangat Kurang (Eko Putro Widoyoko, 2010: 238)

Keterangan:

�̅i (Rerata ideal) = ⁄ (skor maksimum ideal + skor minimum ideal).

Sbi (Simpangan baku ideal) = 6 (skor maksimum ideal skor

minimum ideal). X = Skor empiris

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait