• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan berpikir matematis siswa dan angket yang digunakan untuk memperoleh data mengenai respon siswa terhadap pembelajaran.

1. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui sejauh manarespon siswa terhadap pembelajaran matematika. Angket respon siswa ini terdiri dari 40 butir soal yang berisi tentang respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan lima alternatif jawaban yang dijawab oleh siswa sesuai dengan kondisi siswa yang sebenarnya.

Prosedur pengembangan instrumen angket respon siswa terhadap pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi instrumen angket respon siswa terhadap

pembelajaran

Penyusunan kisi-kisi instrumen angket respon siswa terhadap pembelajaran berdasarkan pada kisi-kisi yang dibuat oleh Toyib (2008: 30).

b. Menyusun butir-butir instrumen

Penyusunan butir-butir soal instrumen angket respon siswa terhadap pembelajaran berdasarkan pada kisi-kisi instrumen angket respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

c. Menguji validitas isi angket respon siswa terhadap pembelajaran Instrumen angket respon siswa terhadap pembelajaran diuji validitas isinya melalui penilaian yang dilakukan oleh para pakar atau ahli. Pakar atau ahli yang dimaksud dalam hal ini adalah dosen matematika. Langkah-langkah yang dilakukan dalam validitas isi adalah penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi yang akan diukur, kemudian menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok dengan kisi-kisi yang telah ditentukan sebelumnya (Budiyono, 2003: 65).

Selanjutnya kriteria penelaahan validitas isi angket komunikasi matematika adalah sebagai berikut :

1) Kesesuaian butir angket dengan kisi-kisi

2) Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda 3) Bahasa yang digunakan mudah dipahami

4) Kesesuaian dengan tahap perkembangan siswa 5) Kesesuaian penulisan dengan EYD

d. Menguji konsistensi internal dan reliabilitas angket respon siswa terhadap pembelajaran

1) Konsistensi Internal

Sebuah instrumen terdiri dari butir-butir instrumen yang mengukur suatu hal yang sama dan kecenderungan yang sama pula. Konsistensi Internal dari masing-masing butir instrumen dapat dilihat dari korelasi antara skor butir instrumen tersebut dengan skor totalnya. Untuk menghitung konsistensi internal digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:

dengan :

X = skor untuk butir ke- i Y = total skor dari subyek

Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang (Budiyono, 2003: 65).. b) Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas angket respon siswa terhadap pembelajaran digunakan rumus Alpha, sebab skor butir angket bukan 1 dan 0. Rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut :

2 t 2 i 11 s s 1 1 n n r dengan :

r11 = indeks reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen si2 = variansi butir ke-i, i = 1, 2, 3, 4,...,n st

2

= variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba

Dalam penelitian ini suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 0,70.

(Budiyono, 2003: 70)

e. Menyusun kembali instrumen angket respon siswa terhadap

pembelajaran berdasarkan uji coba

f. Menetapkan instrumen angket respon siswa terhadap pembelajaran

2. Tes Kemampuan Berpikir Matematis

Tes kemampuan berpikir matematis ini berupa soal-soal subjektif atau uraian yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Hal ini karena dari jawaban soal uraian, peneliti dapat melihat bagaimana langkah-langkah siswa dalam menyelesaikan masalah dalam soal tersebut. Prosedur pengembangan instrumen tes kemampuan berpikir matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi instrumen tes kemampuan berpikir matematis Penyusunan kisi-kisi instrumen tes kemampuan berpikir matematis berdasarkan pada silabus pembelajaran matematika SMA/MA.

b. Menyusun butir-butir instrumen tes kemampuan berpikir matematis Penyusunan butir-butir instrumen tes kemampuan berpikir matematis berdasarkan pada kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir matematis yang telah dibuat sebelumnya.

c. Menguji validitas isi instrumen tes kemampuan berpikir matematis Suatu instrumen dikatakan valid menurut validitas isi apabila isi dari instrumen tersebut telah mewakili keseluruhan isi dari hal yang akan diukur. Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi dilakukan melalui penilaian oleh para pakar atau ahli (Budiyono, 2003: 59). Ahli yang dimaksud dalam hal ini adalah dosen serta guru matematika. Langkah-langkah yang dilakukan dalam validitas isi adalah penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi yang akan diukur, kemudian menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok dengan kisi-kisi yang telah ditentukan sebelumnya (Budiyono, 2003: 59).

Selanjutnya kriteria penelaahan validasi isi tes kemampuan berpikir matematis meliputi:

1) Segi materi

a) Soal sesuai dengan indikator

b) Hanya ada satu jawaban yang paling tepat 2) Segi konstruksi

a) Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas

b) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsiran ganda

c) Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya 3) Segi bahasa

c) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat

d. Menguji daya beda dan reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir matematis

1) Daya Beda

Konsistensi internal dalam instrumen angket respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diuraikan sebelumnya disebut juga dengan daya beda apabila pada tes. Daya beda dari masing-masing butir instrumen dapat dilihat dari korelasi antara skor butir instrumen tersebut dengan skor totalnya. Untuk menghitung daya beda digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut:

dengan :

rxy = indeks daya beda untuk butir ke- i

n = banyaknya subyek yang dikenai instrumen tes X = skor untuk butir ke- i

Y = total skor dari subyek

Jika rxy < 0,3 maka butir soal harus dibuang. Hal tersebut dikarenakan butir soal tersebut tidak dapat membedakan antara anak yang pandai dan yang kurang pandai (Budiyono, 2003: 65). 2) Uji Reliabilitas

instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yan

Dalam penelitian ini, untuk uji reliabilitas digunakan rumus Alpha, sebab skor butir angket bukan 0 dan 1. hal ini sesuai dengan

pendapat

Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya

Adapun rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Dengan

= koefisien reabilitas tes

= banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

1 = bilangan konstan

= jumlah varian skor dari tipa-tipa butir item

= varian total

Menurut Budiyono (2003:72) tidak ada ketentuan baku mengenai batas reliabilitas yang harus dimiliki sebuah instrumen, tetapi biasanya diambil nilai 0,70. Ini berarti instrumen yang memiliki reliabilitas 0,70 atau lebih dapat dipakai untuk melakukan pengukuran.

e. Menyusun kembali instrumen tes kemampuan berpikir matematis berdasarkan uji coba

f. Menetapkan instrumen tes kemampuan berpikir matematis siswa

G. Teknik Analisis Data

Dokumen terkait