BAB III METODE PENELITIAN
H. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Lembar Observasi
(Guba dan Lincoln , 1981:191-193). Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan pencaindera, bias penglihatan,penciuman ,pendengaran,untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas ,kejadian peristiwa ,objek,kondisi atau suasana tertentu ,dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
2. Daftar pertanya lember observasi
(Taxonomi Bloom ) untuk mengungkapkan pengetahuan siswa tentang fakta kejadian ,defenisi dan sebagainya.Pertanyaan ini tidak
menuntut siswa berfikir secara mendalam pertanyaan yang meminta jawabaan Ya atau Tidak.
3. Butir-butir soal
Butir soal merupakan suatu prosedur yang sistematis ,yang akan kita susun.Analisi butir soal pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item soal benar-benar baik,sehingga diperlukan analisisi terhadapnya. Analisis item soal terutama dapat dilakukan untuk tes objektif.
4. Tes
penelitian hasil belajar yaitu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar murid setelah menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL ). Instrumen penelitian akan diuji dengan dua teknik, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
a). Uji Validitas Instrumen
Validitasi adalah sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitasi instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan persamaan sebagai berikut:
= Ʃ (Ʃ )(Ʃ )
[ Ʃ (Ʃ )][ Ʃ (Ʃ ) ]
Dimana :
= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang dikorelasi.
x = Skor item y = Skor total
Kriteria pengujian :
M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 2, (Edisi II; Jakarta : PT . Bumi Aksara, 2002),h. 235
Jika nilai ≥ , maka soal nomor ke-I dinyatakan valid. Sebaliknya jika ≤ , maka soal nomor ke-I dinyatakan tidak valid.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanaka, yaitu “ Pengaruh Model problem Based Learning( PBL ) terhadap hasil belajar IPA murid kelas V Sd Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa “. Untuk mempermudah dalam menginterpretasikan hasil penelitian, maka bab ini dibagi dalam beberapa sub bagianya yaitu hasil penelitian dan pembahasan.
A. Hasil penelitian
Hasil penelitian ini adalah jawaban dari 3 rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada rumusan masalah 1 dan 2 dijawab menggunakan analisis statistic deskriptif sedangkan untuk menjawab rumusan masalah 3 akan dijawab dengan menggunakan analisis statistik inferensial sekaligus menjawab hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi hasil penelitian yang didapatkan setelah penelitian sebagai berikut :
1. Deskripsi Hasil Belajar IPA Pada Murid Kelas V SD Inpres Pamandongang Sebelum diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan yang tidak menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL) .
Berikut ini data hasil observasi pada kelompok eksperimen untuk mengertahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ).
Tabel : 4.1 Data hasil observasi pada kelompok eksperimen untuk mengertahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )
NO Kompenen yang diamati Petemuan X X % I II III IV
1. Murid yang memberi tanggapan
terhadap kelompok lain 2 3 3 4 3 9,67
2. Murid yang bertanya mengenai materi
yang belum dimengerti 4 5 2 3 3,5 10,93
3. Murid yang mengajukan tangan untuk menwakili kelompoknya untuk mempersentasekan
2 4 4 5 3,75 11,71
4. Murid yang hadir pada saat pertemuan 30 28 28 29 28,75 89,84 5. Murid yang menyelesaikan soal di
papan tulis 2 4 5 5 4 12,5
6. Murid yang aktif pada kerja kelompok 19 22 21 25 21,75 60,16 7
Murid yang melakukan kegiatan lain
pada saat kerja kelompok 11 6 7 4 7 21,87
8.
Murid yang mengerjakan soal-soal
yang diberikan oleh 30 28 28 29 28,75 89,84
Berikut ini data hasil observasi pada kelompok kontrol untuk mengetahuiaktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )
Tabel: 4.2 Data hasil observasi pada kelompok kontrol untuk mengetahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )
NO Kompenen yang diamati Petemuan X X % I II III IV
1. Murid yang mendengarkan penjelasan
dari guru mengenai materi 18 16 20 20 18,5 57,68 2. Murid yang bertanya mengenai materi
yang belum dimengerti 3 2 3 4 3 9,37
3. Muridyang memberikan pendapatnya 6 5 6 7 6 19,35 4. Murid yang hadir pada saat pertemuan 30 29 28 30 29,25 94,35 5. Murid yang menjawab pertanyaan
dari guru 1 2 1 1 1,25 4,03
6.
Murid yang aktif pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa ( LKS )
5 4 5 5 4,75 15,32
7
Murid yang melakukan kegiatan lain pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa ( LKS )
5 3 2 2 3 9,68
8.
Murid lyang mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan tidak bekerja sama
3 5 4 5 4,25 13,71
Berikut ini adalah pengolahan data hasil analisis statistik deskriptif untuk hasil belajar IPAmurid pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan pretest yang dapat dilihat pada tabel 4.5:
Tabel 4.3 : Nilai statistik deskriptif hasil pretest Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Statistik
Nilai statirtik
Pretest Kelas Eksperimen Pretes Kelas Kontrol
Jumlah sampel 32 31
Nilai terendah 20 25
Nilai tertinggi 75 75
Nilai rata-rata ( ) 55,63 46,48
Standar deviasi 17,262 14,975
Sumber : Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan ( Jakarta,Rineka Cipta,2007),hal 171 Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa :
Pretest Kelompok Eksperimen
Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 75, sedangkan skor terendah adalah 20, skor rata-rata yang diperoleh adalah 55,63 dengan standar deviasi 17,262.
Pretest Kelompok Kontrol
Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol adalah 75, sedangkan skor terendah adalah 25, skor rata-rata yang diperoleh adalah 46,48 dengan standar deviasi 14,975.
Berdasarkan hasil diatas maka dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dilakukan perlakuan. Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata hasil belajar yang hampir sama, meski kelihatan bahwa kelompok eksperimen hasil rata-ratanya sedikit lebih tinggi. Jika dilihat perbedaan kemampuan rata-rata pada kedua
kelompok hanya 9,15. Jika hasil belajar murid dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan presentase untuk masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pretest.
Berikut tabel distribusi frekuensi dan presentase hasil belajar IPA pada pretest murid kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar murid pada mata pelajaran IPA pada pretest murid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tingkat Kategori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Penguasaan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
0-34 Sangat
rendah 5 15,62 6 19,36
35-54 Rendah 6 18,75 14 45,16
55-64 Sedang 7 21,88 7 22,58
65-84 Tinggi 14 43,75 4 12,90
85-100 Sangat
tinggi 0 0
Jumlah 32 100 31 100
Sumber : Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan ( Jakarta,Rineka Cipta,2007),hal 171 Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA muridpada pretest sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu :
Pada kelompok eksperimen terdapat 5 murid dengan persentase (15,62%) berada pada kategori sangat rendah, 6 murid dengan persentase (18,75%) berada pada kategori rendah, dan 7 murid dengan persentase (21,88%) berada pada ketegori sedang, dan 14 muriddengan persentase (43,75%) berada pada
kategori tinggi, sedangkan pada kategori sangat tinggi dapat dilihat bahwa tidak ada murid atau dengan persentase (0%) berada pada kategori tersebut.
Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan awal kelompok Eksperimen.
Pada kelompok kontrol terdapat 6 murid, dengan persentase (19,36%) berada pada kategori sangat rendah, 14 muriddengan persentase (45,16%) berada pada kategori rendah, 7 murid dengan persentase (22,58%) berada pada kategori sedang, dan 4 muriddengan persentase (12,90%) berada pada kategori tinggi. Sedangkan pada kategori sangat tinggi dapat dilihat bahwa tidak ada muriddengan persentase (0%) berada pada kategori tersebut.
Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan awal kelompok kontrol.
Berikut disajikan histogram hasil pretest untuk memperjelas pengaruh (perbandingan) keadaan awal kedua kelompok setelah dilakukan pretest.
Gambar 4 : Histogram Pengaruh (Perbandingan) Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Dari tabel 4.3 dan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berada pada proporsi atau ketegori yang hampir sama. Kategori hasil belajar dari kedua kelompok sebelum penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada kelas eksperimen dan yang tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) pada kelas kontrol yaitu pada kedua kelompok berada pada kategori rendah, sangat rendah, sedang dan tinggi. Dan kedua kelompok sama-sama tidak ada yang berada pada kategori tinggi sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan harapan sebelumnya bahwa tidak ada pengaruh (perbedaan) signifikan kedua kelompok sebelum dilakukan perlakuan.
2. Deskripsi hasil belajar murid pada mata pelajaran IPA murid kelas V SD Inpres Pamandongang setelah diterapkan Model Problem Based Learning ( PBL) dan yang tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan atas pengolahan data untuk hasil analisis statistik deskripsi hasil belajar IPA murid pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan posttest yang dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.5 :Nilai statistik deskriptif peningkatan hasil belajar muri Kelompok Eksperimen dan muridkelompok Kontrol.
Statistik Nilai statistik
Nilai rata-rata ( x ) 82,66 76,29
Standar deviasi 13,439 13,599
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa :
Posttest Kelompok Eksperimen
Skor maksimum yang diperoleh sesudah dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 100 sedangkan skor terendah adalah 55 skor rata-rata yang diperoleh adalah 82,66 dengan standar deviasi 13,439.
Posttest Kelompok Kontrol
Skor maksimum yang diperoleh sesudah dilakukan pada kelompok kontrol adalah 100 sedangkan skor terendah adalah 55 skor rata-rata yang diperoleh adalah 76,29 dengan standar deviasi 13,599.
Jika hasil belajar murid dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan persentase untuk masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada posttest. Berikut tabel Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar IPA pada posttestmurid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.6:Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar IPA pada posttest murid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol.
Tingkat Kategori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Penguasaan Frekuensi Persentase frekuensi Persentase
0-34 Sangat rendah 0 0 0 0
35-54 Rendah 0 0 0 0
55-64 Sedang 4 12,5 8 25,81
65-84 Tinggi 11 34,38 12 38,71
85-100 Sangat tinggi 17 53,12 11 35,48
Jumlah 32 100 31 100
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA murid pada posttest setelah dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu :
Pada kelompok eksperimen tidak terdapat murid dengan frekuensi (0%) berada pada kategori sangat rendah, 0 murid dengan persentase (0%) berada pada kategori rendah, 4 murid dengan persentase (12,50%) berada pada kategori sedang, 11 murid dengan persentase (34,38%) berada pada kategori tinggi, dan 17 murid dengan persentase (53,12%). Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan akhir. Kelompok eksperimen setelah dilakukan posttest.
Gambar 5 : Diagram lingkaran hasil posttest kelompok eksperimen
Pada kelompok kontrol tidak terdapat murid dengan persentase (0%) berada pada kategori sangat rendah, 8 murid dengan persentase (25,81%) berada pada kategori sedang, 12 muriddengan persentase (38,71%) berada
0% 0%
14%
53% 34%
Eksperimen
sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi
pada kategori tinggi dan 11 muriddengan persentase (35,48%) berada pada kategori sangat tinggi. Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan akhir kelompok kontrol setelah dilakukan posttest.
Berikut disajikan histogram pengaruh dengan melihat perbandingan hasil posttest untuk memperjelas keadaan akhir kedua kelompok setelah dilakukan posttest.
Gambar 7 : Histogram Pengaruh (perbandingan) Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan rata-rata hasil belajar IPA muridkelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan posttest dapat dideskripsikan bahwa hasil belajar setelah dilakukan perlakuan yaitu penerapan Model Problem Based Learning ( PBL )dan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )pada kelompok kontrol terjadi pengaruh (perbedaan) yang signifikan hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar setelah dilakukan posttest. Dimana perbedaan kemampuan rata-rata dari dua kelompok yaitu 6,37. Berdasarkan kategori penilaian menunjukkan
0
bahwa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat 0% murid berada pada kategori sangat rendah dan rendah. Akan tetapi pada kelompok eksperimen terdapat 12,50% murid berada pada kategori sedang sedangkan pada kelompok kontrol 25,81% murid. Pada kelompok ekspeeimen terdapat 34,38%
murid berada pada kategori tinggi sedangkan pada kelompok kontrol 38,71%
murid. Pada kelompok eksperimen terdapat 53,12% murid berada pada kategori sangat tinggi sedangkan pada kelompok kontrol 35,48% murid.
5. Pengaruh hasil belajar IPAmelalui Model Problem Based Learning (PBL) pada muridkelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
a.) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak.
: μ = μ lawan : μ ≠μ
: Tidak ada perbedaan signifikan pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL ) dengan yang tidak menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL )terhadap hasil belajar IPApada murid kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
: Ada perbedaan signifikan pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL ) dengan yang tidak menggunakan Model
Problem Based Learning ( PBL ) terhadap hasil belajar IPApadamuridkelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
μ : rata-rata hasil belajar murid yang diajar dengan model pembelajaran terarah
μ : rata-rata hasil belajar muridyang diajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran kontekstual
Uji hipotesis dilakukan pada hasil posttest kelompok dan kelompok kontrol. Analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji t dengan rumus :
=( − ) − ( − ) +
Dimana rata-rata ( ) hasil belajar yang diajar dengan Model Problem Based Learning ( PBL )adalah 82,66 dan rata-( ) rata hasil belajar yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ) adalah 76,29 dengan = 32 dan
= 31 jadi jumlah n = 63 murid. Standar deviasi = 13,439 dan
= 13,599 jadi t hitung adalah :
=( − ) − ( − ) +
=( , − , ) − ( , − , ) , + ,
= , − , , + ,
= ,
, + ,
= , ,
t = 8,749633 atau t = 8,750
Untuk nilai , dengan taraf signifikan ( α ) = 0,05, adalah
= 1,670.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh (perbedaan) hasil belajar yang signifikan antara muridyang diajar dengan Model Problem Based Learning ( PBL ) dengan yang tidak menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL ).
Kriteria pengujian hipotesis yaitu : - diterima jika ˂ - ditolak jika ˃
Dari pengolahan data diatas maka dapat diketahui
= 8,750 dan = 1,670. Karena ˃ (8,750 ˃ 1,670) maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar muridyang diajar dengan Model Problem Based Learning ( PBL )dengan yang tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ).
B. Pembahasan
Setelah dilakukan pretest dan posttest dimana pretest yaitu hasil belajar IPA sebelum perlakuan pada masing-masing kelompok dan posttest setelah dilakukan perlakuan pada kedua kelompok. Perlakuan yang dimaksud adalah penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada kelompok eksperimen dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL). Berikut diagram hasil rata-rata pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Rata-rata nilai pretest sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen = 55,63 dan kelompok kontrol = 46,48, pengaruh (perbandingan) rata-rata hasil pretest hanya 9,15. Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan rata-rata hasil belajar IPA kedua kelompok hampir sama hal ini sejalan dengan desain penelitian yang telah penulis tetapkan sebelumnya. Hasil yang diharapkan pada pretest ini telah tercapai yaitu pengaruh yang signifikan atau kemampuan rata-rata hasil belajar IPA.
Pada diagram di atas juga dapat dilihat bahwa rata-rata nilai posttest setelah diterapkannya metode pembelajaran yang berbeda pada kedua kelompok yaitu pada kelompok eksperimen = 82,66 dan kelompok kontrol = 76,29, perbedaan rata-rata hasil posttest = 10,37 Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan rata-rata hasil belajar setelah diterapkannya Model Problem Based Learning (PBL) pada kelompok eksperimen dan tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) pada kelompok kontrol tidak berbeda. Hasil yang dari pada posttest ini yaitu tidak terjadi perbedaan
yang signifikan atau kemampuan rata-rata hasil belajar IPAsama. Kesimpulan dari analisis deskriptif ini akan di bahas lebih mendalam pada hasil uji hipotesis dibawah.
Pada pengujian statistik inferensial yaitu pada uji t, diperoleh hasil Uji hipotesis dimana data yang di uji yaitu hasil posttest kedua kelompok.
Berdasarkan hasil pengolahan dengan SPSS maka diperoleh = 8,750 sedangkan = 1,670 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ditolak dan diterima karena ˃ atau ( 8,750 ˃ 1,670). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh (perbedaan) signifikan terhadap penerapan Model Problem Based Learning ( PBL ) dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ) terhadap hasil belajar IPA pada murid kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Dari hasil di atas, diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen yang diajar dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL). Hal ini terjadi karena kedua kelompok yang diajar dengan Model Problem Based Learning (PBL) masing-masing terjadi proses pembelajaran yang lebih komunikatif dan aktif. Murid lebih fokus karena murid belajar dengan lebih terfokus dan dikaitkannya dengan kehidupan sehari-hari dan bagian yang tidak di pahami di tanyakan sama teman sebangku atau guru yang mengajar setelah dipelajari kemudian di beri pertanyaan yang menyangkut materi tersebut.
Waktu murid lebih banyak digunakan untuk mempelajari dan berdiskusi dengan teman sebangkunya Dimana menurut Barbara J. Duch (1966) bahwa model Problem Based Learning Adalah sebuah model yang dengan pengunaan masalah yang ada didunia nyata untuk melatih siswa lebih berfikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalahnya dan memperoleh suatu pengetahuan tentang konsep yang pengting dari apa yang dipelajari ( wijayanto, 2009 )
Hasil belajar pada kelompok eksperimen yang diajar dengan Model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi karena Model Problem Based Learning (PBL) ini lebih dikaitkan dengan bidang studi lainnya. Kelompok kontrol yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL)ini lebih fokus terhadap keterampilan seperti keterampilan berfikir , keterampilan sosial dan keterampilan mengorganisir. Hal ini sejalan dengan hasil observasi peneliti terhadap kegiatan murid selama proses pembelajaran berlangsung, dimana tingkat keaktifan, pemahaman, perhatian (fokus) murid terhadap materi yang diajarkan pada kelompok yang diajar dengan Model Problem Based Learning (PBL) dan dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) masing-masing mengalami peningkatan dari pertemuan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil tes murid, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL)dapat meningkatkan hasil belajar murid dalam pembelajaran IPAkelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar murid dalam menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL )dapat disimpulkan secara khusus yaitu :
Data posttest untuk kelompok eksperimen berdistribusi normal karena nilai sign lebih besar dari α atau (0,158 ˃ 0,05). Pada kelompok kontrol diperoleh sign = 0,110 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok kontrol berdistribusi normal karena sign lebih besar dari α atau (0,110 ˃ 0,05).
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah disampaikan, maka peneliti mengajukan saran sebagaimana berikut :
a. Proses pembelajaran IPA tidak bisa lepas dari metode ceramah, namun hendaknya ceramah tidak mendominasi secara terus menerus pada setiap pembelajaran.
b. Guru dalam menerapkan medel pembelajaran terarahsebenarnya tidak hanya bisa dilakukan didalam kelas saja, penggunaan metode ini juga dapat dilakukan diluar kelas.
c. Model Problem Based Learning ( PBL )akan lebih menarik jika menggunakan media yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Abiddin Nata.(2009).Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta:
Prenada Media
Dimyati dan Mudjiono.(2009).Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta David, et all.(2009).Metods For Teaching.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Djaali.(2008).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara
Dwi Priyatno.(2013).Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS.Yogyakarta:
Mediacom
Hamzah B. Uno.(2010).Teori Hasil Belajar dan Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara
M. Dalyono.(2009).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta
M. Taufiq Amir.(2009).Inovasi Pendidikan Melalui ProblemBased Learning.
Jakarta: Prenada Media
Nana Sudjana.(2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Raymond dan Judith.(2004).Hasrat Untuk Belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Richard L. Arends.(2008).Learning To Teach.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rita Eka Izzaty, et all.(2008).Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press Rusman.(2013).Model-Model Pembelajaran Tematik.Jakarta: PT Grafindo
Persada
Rusmono.(2012).Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor: Galia Indonesia
Sugihartono, et all.(2007).Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press Sugiyono.(2011).Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Satuan Pendidikan : SDI Pamandongang Kelas / Semester : V / 1
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia Sub Tema 1 : Organ Gerak Hewan
Pembelajaran Ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR Kompetensi Dasar (KD) :
Bahasa Indonesia
3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran dalam teks tulis dan lisan secara lisan, tulis, dan visual.
IPA
Kompetensi Dasar (KD) :
3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan Indikator:
3.1.1 Menyebutkan organ gerak hewan beserta fungsinya
3.1.1 Menyebutkan organ gerak hewan beserta fungsinya