BAB II KAJIAN PUSTAKA
G. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan atau sesuai dengan substansi yang akan diteliti. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu Leonardo Baksoro Pandu Yang berjudul “ Penerapan Model Problem Based Learning untu meningkatkan Keaktifan dan hasil belajar siswa pada pelajaran komputer di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta “ Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam Sugiyono (2010: 11) bahwa metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun pendekatan ini disebut pendekatan kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Pamandongang kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, Dan yang menjadi objek penelitian ini adalah murid kelas VA dan VB SD Inpres Pamandongang. Jumlah Murid Kelas VA adalah 22 dan Jumlah murid kelas VB adalah 23 orang.
Peneliti memilih subyek tersebut berdasarkan atas kebutuhan peneliti itu sendiri dan berdasarkan atas situasi dan kondisi sekolah tersebut dengan tujuan agar lebih memudahkan dalam pelaksanaanya peneliti karena murid kelas VA dan VB memiliki cukup pemahaman dan lebih aktif dan efisien untuk kebutuhan penelitian ini dibandingkan dengan kelas rendah. Selain itu pemilihan subjek tersebut atas dasar saran dan masukan-masukan guru ipa dan guru-guru di sekolah tersebut sehingga peneliti memutuskan untuk mengambul subjek penelitian akan dilakukan di kelas VA dan VB.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran yang menjadikan masalah sebagai bahan utama dalam pembelajaran dimana siswa dikondisikan untuk mencari pemecahan masalah tersebut secara mandiri maupun berkelompok
2. Hasil belajar adalah sebagian kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar, yang berupa penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar yang disebut kemampuan (Sudjana, 1992) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dirinci sebagai berikut:
1. Variabel bebas (variabel independen) adalah model problem based learning (PBL).
2. Variabel terikat (variabel dependen) adalah Hasil Belajar belajar siswa dalam pelajaran IPA.
D. Desain Penelitian
Dalam sebuah desain penelitian kita dapat merancang sebuah rencana pelaksanaan penelitian sehingga kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian serta dapat pula mengendalikan atau mengontrol variabel. Desain yang paling tepat untuk diterapkan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental bentuk nonequivalent control group design. Dalam desain ini hanya terdiri dari Dua langkah, yaitu pertama kedua kelompok diberikan pretest terlebih dahulu setelah itu kelompok pertama sebagai kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan guru, dan untuk kelompok
eksperimen diberi treatment yang berbeda dari kelompok kontrol yaitu menggunakan model PBL. Class Pretest Treatment A O X B O.
Class Pretest Treatment Posttest
A X O O
B O - 0
Ketetangan:
• A= kelompok eksperimen.
• B= kelompok kontrol.
• X= treatment kelompok eksperimen.
• O= pretest dan postest.
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sugiono (2005), populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang di dalamnya terdiri dari karakteristik atau kualitas tertentu yang sudah ditetapkan oleh para peneliti agar bisa dipelajari.Populasi dalam penelitian dapat diartikan sebagai keseluruhan unit yang ciri-cirinya akan diduga.
Dalam Penelitian Sosial, Populasi didefinsikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian ( Dr.Saifuddin Azwar,MA,1998:77 ).
Populasi penelitian keseluruhan murid SD Inpres Pamandongang kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa adalah 275 murid.
2. Sampel
Sampel Penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Sugiyono ( 2011: 118 ) memberikan pengertian bahwa : “ Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang memeiliki oleh populasi ”.
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.
Adapun sebaran sampel dalam penelitian ini tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 4 Adapun sebaran sampel penelitian murid kelas VA dan VB SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
No Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
L P
1 VA ( Kelas Eksperimen ) 14 18 32
2 VB ( Kelas Kontrol ) 14 17 31
Total 28 35 63
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan observasi. masing-masing akan dijelaskan lebih detail sebagai berikut :
1. Tes Hasil Belajar
Suharsimi Arikunto (2010: 266) menyatakan bahwa tes untuk manusia adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar atau prestasi. Zainal Arifin (2012: 118) menambahkan, bahwa tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka pengukuran, didalamnya terdapat pertanyaan yang harus dikerjakan murid untuk mengukur kemampuannya. Penelitian ini menggunakan tes berupa pilihan ganda dengan 10 pilihan jawaban untuk mengetahui hasil belajar IPA murid kelas V sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
2. Observasi
Observasi merupakan sebuah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, dalam situasi yang sebenarnya atau dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2012: 153). Dalam pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar murid.
Seperti tingkah laku murid pada saat belajar, berdiskusi, melaksanakan tugas dan sebagainya.
G. Teknik Analisis Data
Pengolahan data hasil penelitian digunakan dua teknik statistik, yaitu deskrftif dan statistic inferensial.
1. Statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA yang diperoleh murid baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar IPA murid, maka dilakukan pengelompokan. Pengelompokan tersebut dilakukan dalam 5 kategori : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Pedoman pengkategori hasil belajar murid yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan statistik deskriptif a. Rata-rata Mean
̅ = ∑∑ ……….1
b. Persentase ( % ) nilai rata-rata
P = x 100%…………...2 Dimana : P = Angka persentase
F = Frekuensi yang di cari persentasenya N = Banyaknya sampel responden
Tabel 3 3. Tingkat Penguasaan Materi
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak.
: μ = μ lawan : μ ≠μ
: Tidak ada perbedaan signifikan pengaruh Problem Based Learning dengan yang tidak menggunakan Problem Based Learning terhadap hasil belajar IPApada murid kelas V SD Inpresa Pammandongang
: Ada perbedaan signifikan pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL ). dengan yang tidak menggunakan Problem Based Learning terhadap hasil belajar IPA pada murid kelas V SD Inpres Pammandongang.
μ : rata-rata hasil belajar murid yang diajar dengan model Problem Based Learning
μ : rata-rata hasil belajar murid yang diajar dengan tidak menggunakan model pembelajaranterarah.
Uji hipotesis dilakukan pada hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji t dengan rumus :
=( − ) − ( − ) +
dengan adalah variansi gabungan yang dihitung dengan rumus :
V = / /
/ /
Keterangan :
= Nilai rata-rata kelompok eksperimen
= Nilai rata-rata kelompok kontrol
= Variansi kelompok perlakuan
= Variansi kelompok kontrol
= Jumlah sampel kelompok eksperimen
= Jumlah sampel kelompok kontrol
Hipotesis penelitian akan diuji dengan criteria pengujian adalah : 1.) Jika ˃ maka ditolak dan diterima. Terdapat
perbedaan signifikan antara hasil belajar IPAyang diajar dengan menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL )dengan yang tidak menggunakan Problem Based Learning padamurid kelas V SD
Inpres Pammandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
2.) Jika ˃ maka ditolak dan ditolak, berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar IPAyang diajar dengan menggunakan Problem Based Learning dengan yang tidak menggunakan Problem Based Learning pada murid kelas V SD Inpres Pammandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Derajat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau α = 0,05
H. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Lembar Observasi
(Guba dan Lincoln , 1981:191-193). Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan pencaindera, bias penglihatan,penciuman ,pendengaran,untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas ,kejadian peristiwa ,objek,kondisi atau suasana tertentu ,dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
2. Daftar pertanya lember observasi
(Taxonomi Bloom ) untuk mengungkapkan pengetahuan siswa tentang fakta kejadian ,defenisi dan sebagainya.Pertanyaan ini tidak
menuntut siswa berfikir secara mendalam pertanyaan yang meminta jawabaan Ya atau Tidak.
3. Butir-butir soal
Butir soal merupakan suatu prosedur yang sistematis ,yang akan kita susun.Analisi butir soal pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item soal benar-benar baik,sehingga diperlukan analisisi terhadapnya. Analisis item soal terutama dapat dilakukan untuk tes objektif.
4. Tes
penelitian hasil belajar yaitu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar murid setelah menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL ). Instrumen penelitian akan diuji dengan dua teknik, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
a). Uji Validitas Instrumen
Validitasi adalah sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitasi instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan persamaan sebagai berikut:
= Ʃ (Ʃ )(Ʃ )
[ Ʃ (Ʃ )][ Ʃ (Ʃ ) ]
Dimana :
= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang dikorelasi.
x = Skor item y = Skor total
Kriteria pengujian :
M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 2, (Edisi II; Jakarta : PT . Bumi Aksara, 2002),h. 235
Jika nilai ≥ , maka soal nomor ke-I dinyatakan valid. Sebaliknya jika ≤ , maka soal nomor ke-I dinyatakan tidak valid.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanaka, yaitu “ Pengaruh Model problem Based Learning( PBL ) terhadap hasil belajar IPA murid kelas V Sd Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa “. Untuk mempermudah dalam menginterpretasikan hasil penelitian, maka bab ini dibagi dalam beberapa sub bagianya yaitu hasil penelitian dan pembahasan.
A. Hasil penelitian
Hasil penelitian ini adalah jawaban dari 3 rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada rumusan masalah 1 dan 2 dijawab menggunakan analisis statistic deskriptif sedangkan untuk menjawab rumusan masalah 3 akan dijawab dengan menggunakan analisis statistik inferensial sekaligus menjawab hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi hasil penelitian yang didapatkan setelah penelitian sebagai berikut :
1. Deskripsi Hasil Belajar IPA Pada Murid Kelas V SD Inpres Pamandongang Sebelum diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan yang tidak menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL) .
Berikut ini data hasil observasi pada kelompok eksperimen untuk mengertahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ).
Tabel : 4.1 Data hasil observasi pada kelompok eksperimen untuk mengertahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )
NO Kompenen yang diamati Petemuan X X % I II III IV
1. Murid yang memberi tanggapan
terhadap kelompok lain 2 3 3 4 3 9,67
2. Murid yang bertanya mengenai materi
yang belum dimengerti 4 5 2 3 3,5 10,93
3. Murid yang mengajukan tangan untuk menwakili kelompoknya untuk mempersentasekan
2 4 4 5 3,75 11,71
4. Murid yang hadir pada saat pertemuan 30 28 28 29 28,75 89,84 5. Murid yang menyelesaikan soal di
papan tulis 2 4 5 5 4 12,5
6. Murid yang aktif pada kerja kelompok 19 22 21 25 21,75 60,16 7
Murid yang melakukan kegiatan lain
pada saat kerja kelompok 11 6 7 4 7 21,87
8.
Murid yang mengerjakan soal-soal
yang diberikan oleh 30 28 28 29 28,75 89,84
Berikut ini data hasil observasi pada kelompok kontrol untuk mengetahuiaktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )
Tabel: 4.2 Data hasil observasi pada kelompok kontrol untuk mengetahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )
NO Kompenen yang diamati Petemuan X X % I II III IV
1. Murid yang mendengarkan penjelasan
dari guru mengenai materi 18 16 20 20 18,5 57,68 2. Murid yang bertanya mengenai materi
yang belum dimengerti 3 2 3 4 3 9,37
3. Muridyang memberikan pendapatnya 6 5 6 7 6 19,35 4. Murid yang hadir pada saat pertemuan 30 29 28 30 29,25 94,35 5. Murid yang menjawab pertanyaan
dari guru 1 2 1 1 1,25 4,03
6.
Murid yang aktif pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa ( LKS )
5 4 5 5 4,75 15,32
7
Murid yang melakukan kegiatan lain pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa ( LKS )
5 3 2 2 3 9,68
8.
Murid lyang mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan tidak bekerja sama
3 5 4 5 4,25 13,71
Berikut ini adalah pengolahan data hasil analisis statistik deskriptif untuk hasil belajar IPAmurid pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan pretest yang dapat dilihat pada tabel 4.5:
Tabel 4.3 : Nilai statistik deskriptif hasil pretest Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Statistik
Nilai statirtik
Pretest Kelas Eksperimen Pretes Kelas Kontrol
Jumlah sampel 32 31
Nilai terendah 20 25
Nilai tertinggi 75 75
Nilai rata-rata ( ) 55,63 46,48
Standar deviasi 17,262 14,975
Sumber : Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan ( Jakarta,Rineka Cipta,2007),hal 171 Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa :
Pretest Kelompok Eksperimen
Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 75, sedangkan skor terendah adalah 20, skor rata-rata yang diperoleh adalah 55,63 dengan standar deviasi 17,262.
Pretest Kelompok Kontrol
Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol adalah 75, sedangkan skor terendah adalah 25, skor rata-rata yang diperoleh adalah 46,48 dengan standar deviasi 14,975.
Berdasarkan hasil diatas maka dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dilakukan perlakuan. Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata hasil belajar yang hampir sama, meski kelihatan bahwa kelompok eksperimen hasil rata-ratanya sedikit lebih tinggi. Jika dilihat perbedaan kemampuan rata-rata pada kedua
kelompok hanya 9,15. Jika hasil belajar murid dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan presentase untuk masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pretest.
Berikut tabel distribusi frekuensi dan presentase hasil belajar IPA pada pretest murid kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar murid pada mata pelajaran IPA pada pretest murid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tingkat Kategori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Penguasaan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
0-34 Sangat
rendah 5 15,62 6 19,36
35-54 Rendah 6 18,75 14 45,16
55-64 Sedang 7 21,88 7 22,58
65-84 Tinggi 14 43,75 4 12,90
85-100 Sangat
tinggi 0 0
Jumlah 32 100 31 100
Sumber : Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan ( Jakarta,Rineka Cipta,2007),hal 171 Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA muridpada pretest sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu :
Pada kelompok eksperimen terdapat 5 murid dengan persentase (15,62%) berada pada kategori sangat rendah, 6 murid dengan persentase (18,75%) berada pada kategori rendah, dan 7 murid dengan persentase (21,88%) berada pada ketegori sedang, dan 14 muriddengan persentase (43,75%) berada pada
kategori tinggi, sedangkan pada kategori sangat tinggi dapat dilihat bahwa tidak ada murid atau dengan persentase (0%) berada pada kategori tersebut.
Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan awal kelompok Eksperimen.
Pada kelompok kontrol terdapat 6 murid, dengan persentase (19,36%) berada pada kategori sangat rendah, 14 muriddengan persentase (45,16%) berada pada kategori rendah, 7 murid dengan persentase (22,58%) berada pada kategori sedang, dan 4 muriddengan persentase (12,90%) berada pada kategori tinggi. Sedangkan pada kategori sangat tinggi dapat dilihat bahwa tidak ada muriddengan persentase (0%) berada pada kategori tersebut.
Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan awal kelompok kontrol.
Berikut disajikan histogram hasil pretest untuk memperjelas pengaruh (perbandingan) keadaan awal kedua kelompok setelah dilakukan pretest.
Gambar 4 : Histogram Pengaruh (Perbandingan) Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Dari tabel 4.3 dan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berada pada proporsi atau ketegori yang hampir sama. Kategori hasil belajar dari kedua kelompok sebelum penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada kelas eksperimen dan yang tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) pada kelas kontrol yaitu pada kedua kelompok berada pada kategori rendah, sangat rendah, sedang dan tinggi. Dan kedua kelompok sama-sama tidak ada yang berada pada kategori tinggi sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan harapan sebelumnya bahwa tidak ada pengaruh (perbedaan) signifikan kedua kelompok sebelum dilakukan perlakuan.
2. Deskripsi hasil belajar murid pada mata pelajaran IPA murid kelas V SD Inpres Pamandongang setelah diterapkan Model Problem Based Learning ( PBL) dan yang tidak menerapkan Model Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan atas pengolahan data untuk hasil analisis statistik deskripsi hasil belajar IPA murid pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan posttest yang dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.5 :Nilai statistik deskriptif peningkatan hasil belajar muri Kelompok Eksperimen dan muridkelompok Kontrol.
Statistik Nilai statistik
Nilai rata-rata ( x ) 82,66 76,29
Standar deviasi 13,439 13,599
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa :
Posttest Kelompok Eksperimen
Skor maksimum yang diperoleh sesudah dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 100 sedangkan skor terendah adalah 55 skor rata-rata yang diperoleh adalah 82,66 dengan standar deviasi 13,439.
Posttest Kelompok Kontrol
Skor maksimum yang diperoleh sesudah dilakukan pada kelompok kontrol adalah 100 sedangkan skor terendah adalah 55 skor rata-rata yang diperoleh adalah 76,29 dengan standar deviasi 13,599.
Jika hasil belajar murid dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan persentase untuk masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada posttest. Berikut tabel Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar IPA pada posttestmurid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.6:Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar IPA pada posttest murid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol.
Tingkat Kategori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Penguasaan Frekuensi Persentase frekuensi Persentase
0-34 Sangat rendah 0 0 0 0
35-54 Rendah 0 0 0 0
55-64 Sedang 4 12,5 8 25,81
65-84 Tinggi 11 34,38 12 38,71
85-100 Sangat tinggi 17 53,12 11 35,48
Jumlah 32 100 31 100
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA murid pada posttest setelah dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu :
Pada kelompok eksperimen tidak terdapat murid dengan frekuensi (0%) berada pada kategori sangat rendah, 0 murid dengan persentase (0%) berada pada kategori rendah, 4 murid dengan persentase (12,50%) berada pada kategori sedang, 11 murid dengan persentase (34,38%) berada pada kategori tinggi, dan 17 murid dengan persentase (53,12%). Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan akhir. Kelompok eksperimen setelah dilakukan posttest.
Gambar 5 : Diagram lingkaran hasil posttest kelompok eksperimen
Pada kelompok kontrol tidak terdapat murid dengan persentase (0%) berada pada kategori sangat rendah, 8 murid dengan persentase (25,81%) berada pada kategori sedang, 12 muriddengan persentase (38,71%) berada
0% 0%
14%
53% 34%
Eksperimen
sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi
pada kategori tinggi dan 11 muriddengan persentase (35,48%) berada pada kategori sangat tinggi. Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan akhir kelompok kontrol setelah dilakukan posttest.
Berikut disajikan histogram pengaruh dengan melihat perbandingan hasil posttest untuk memperjelas keadaan akhir kedua kelompok setelah dilakukan posttest.
Gambar 7 : Histogram Pengaruh (perbandingan) Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan rata-rata hasil belajar IPA muridkelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan posttest dapat dideskripsikan bahwa hasil belajar setelah dilakukan perlakuan yaitu penerapan Model Problem Based Learning ( PBL )dan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )pada kelompok kontrol terjadi pengaruh (perbedaan) yang signifikan hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar setelah dilakukan posttest. Dimana perbedaan kemampuan rata-rata dari dua kelompok yaitu 6,37. Berdasarkan kategori penilaian menunjukkan
0
bahwa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat 0% murid berada pada kategori sangat rendah dan rendah. Akan tetapi pada kelompok eksperimen terdapat 12,50% murid berada pada kategori sedang sedangkan pada kelompok kontrol 25,81% murid. Pada kelompok ekspeeimen terdapat 34,38%
murid berada pada kategori tinggi sedangkan pada kelompok kontrol 38,71%
murid. Pada kelompok eksperimen terdapat 53,12% murid berada pada kategori sangat tinggi sedangkan pada kelompok kontrol 35,48% murid.
5. Pengaruh hasil belajar IPAmelalui Model Problem Based Learning (PBL) pada muridkelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
a.) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak.
: μ = μ lawan : μ ≠μ
: Tidak ada perbedaan signifikan pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL ) dengan yang tidak menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL )terhadap hasil belajar IPApada murid kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
: Ada perbedaan signifikan pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL ) dengan yang tidak menggunakan Model
Problem Based Learning ( PBL ) terhadap hasil belajar IPApadamuridkelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
μ : rata-rata hasil belajar murid yang diajar dengan model pembelajaran terarah
μ : rata-rata hasil belajar muridyang diajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran kontekstual
Uji hipotesis dilakukan pada hasil posttest kelompok dan kelompok kontrol. Analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji t dengan rumus :
=( − ) − ( − ) +
Dimana rata-rata ( ) hasil belajar yang diajar dengan Model Problem Based Learning ( PBL )adalah 82,66 dan rata-( ) rata hasil belajar yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ) adalah 76,29 dengan = 32 dan
= 31 jadi jumlah n = 63 murid. Standar deviasi = 13,439 dan
= 13,599 jadi t hitung adalah :
=( − ) − ( − ) +
=( , − , ) − ( , − , ) , + ,
= , − , , + ,
= ,
, + ,
= , ,
t = 8,749633 atau t = 8,750
Untuk nilai , dengan taraf signifikan ( α ) = 0,05, adalah
= 1,670.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh (perbedaan) hasil belajar yang signifikan antara muridyang diajar dengan Model Problem Based Learning ( PBL ) dengan yang tidak menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL ).
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh (perbedaan) hasil belajar yang signifikan antara muridyang diajar dengan Model Problem Based Learning ( PBL ) dengan yang tidak menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL ).