• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh HASRI 10540 9556 15

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Hasri

Nim : 10540 9556 15

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan :

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah ASLI hasil karya saya sendiri , bukan ciplakan dan tidak di buat oleh siapapun

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Februari 2020 Yang membuat pernyataan

Hasri

Nim : 10540955615

(5)

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hasri

Nim : 10540 9556 15

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini saya yang menyusun sendiri tidak di buat oleh siapapun.

2. Dalam penyusunan skripsi saya , saya akan melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah di tetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak melakukan penciplakan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1,2 dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikianlah surat perjanjian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, Februari 2020 Yang membuat perjanjian

Hasri

Nim : 10540955615

(6)

Yakinlah bahwa semua yang bisa kamu bayangkan di dunia ini juga bisa menjadi nyata. Akan tetapi,tentu saja perlu doa, usaha dan kerja keras untuk mewujudkanya.

Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan

ﻌﻟا ﻊﻣ نا ارﺳﯨ رﺳ

( )

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS.Alamnasyrah ayat:6)

Kupersembahkan karya sederhana ini buat Ibunda dan Ayahanda tercinta, keluargaku, motivatorku,serta semua

sahabat-sahabatku.

(7)

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Oleh Khaeruddin dan Pembimbing II Oleh Ma’ruf.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh model pembelajaranProblem Based Learning ( PBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres Pamandongang. Penelitian ini bertujuan memberikan tentang keberhasilan belajar murid dengan membandingkan hasil belajar murid dalam pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning ( PBL ) untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada murid kelas V SD Inpres Pamandongang Kabupaten Gowa Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) dan kelas kontrol yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ).Subjek penelitian sebanyak 63 murid kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa,hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diajar dengan tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ).

Hal ini terjadi karena kedua kelompok yang diajar dengan model pembelajaran terarah masing-masing terjadi proses pembelajaran yang lebih komunikatif dan aktif. Murid lebih fokus karena murid belajar dengan lebih terfokus dan dikaitkannya dengan kehidupan sehari-hari dan bagian yang tidak di pahami di tanyakan sama teman sebangku atau guru yang mengajar setelah dipelajari kemudian di beri pertanyaan yang menyangkut materi tersebut. Waktu murid lebih banyak digunakan untuk mempelajari dan berdiskusi dengan teman sebangkunya.Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa, jika menggunakan model pembelajaran terarah memberikan pengaruh yang sedang terhadap hasil belajar murid pada pembelajaran IPA pada murid kelas SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

Kata kunci: Model Problem Based Learning ( PBL), Eksperimen dan Kontrol

(8)

Puji syukur kita panjatkan kehadirat kebesaran Allah SWT, karena atas limpahan Rahmatnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL ) Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”. Salam dan shalawat semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnnya dan keluarganya.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pertama penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang teristimewa kepada terkasih : ibunda yang telah melahirkanku dan keluarga yang telah mengasuh dan membersarkanku penuh kasih sayang serta senantiasa membimbing dan memberikan motivasi serta mendoakan keberhasilan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan penelitian sampai dengan penelitian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Dr. Khaeruddin, S.Pd.M.Pd, Dan Ma’ruf,S.Pd.M.Pd masing-masing sebagai Pembimbing dalam pemberian bimbingan sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini.

(9)

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Aliem Bahri., S.Pd. M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Para dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak memberikan kontrubusi ilmiah, sehingga mampu membuka cakrawala berfikir penulis selama masa studi.

Para staf Tata Usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian administrasi selama perkuliahan dan penelitian terhadap penulisan skripsi ini.

Muhammad Arif Yusuf,S.Pd Dan Samsiari,S. Pd Guru Kelas V, serta guru dan staf tata usaha SD Inpres Pamandongang yang telah membantu dan memberikan informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan kerjasama terhadap penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

(10)

Makassar,15 Januari 2020

Penulis,

Hasri

Nim.10540955615

(11)

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian …... 6

F. Manfaat Penelitian …... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Tentang Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 8

B. Kajian Tentang Karakteristik Siswa SD kelas V ... 11

C. Kajian Tentang Model Problem Based Learning (PBL) ... 14

(12)

G. Penelitian Yang Relevan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 27

C. Defenisi Operasional Variabel ... 28

D. Desain Penelitian ... 28

E. Populasi dan Sampel ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 32

H. Instrumen Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 51

BAB V SIMPULAN ... 56

A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

3.1 Populasi SD Inpres Pamandongang ...

30

3.2 Sampel Penelitian ... 31 3.3 Tingkat Penguasaan Materi ... 33 4.1 Data hasil observasi pada kelompok eksperimen untuk mengertahui

aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ) ... 39 4.2 Data hasil observasi pada kelompok kontrol untuk mengetahui

aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ) ... 40 4.3 Nilai statistik deskriptif hasil pretest Kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol ... 41 4.4 Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar murid pada mata

pelajaran IPSpada pretest murid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 42 4.5 Nilai statistik deskriptif peningkatan hasil belajar muri

Kelompok Eksperimen dan muridkelompok Kontrol …... 45 4.6 Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar IPA pada posttest

murid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelompok

Eksperimen dan kelompok Kontrol …... 46

(14)

1 Kerangka Fikir ... 25 2 Diagram lingkaran hasil pretest kelompok eksperimen ... 43 3 Diagram lingkaran hasil pretest kelompok Kontrol ... 44 4 Histogram Pengaruh (Perbandingan) Hasil Pretest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 44 5 Diagram lingkaran hasil posttest kelompok eksperimen ... 47 6 Diagram lingkaran hasil Postest kelompok Kontrol ... 48 7 Histogram Pengaruh (perbandingan) Hasil Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 48 8 Diagram pengaruh (perbandingan) hasil rata-rata hasil pretest

dan posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol ... 52

(15)

Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Seorang Murid yang ingin mencapai cita-citanya harus belajar dengan giat. Belajar adalah syarat utama untuk dapat menjadi pandai dalam segala hal, baik itu bidang ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Seperti dikemukakan oleh M.

Dalyono (2009: 48 ) bahwa belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh setiap orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu. Sebagai contoh, seorang anak yang ingin dapat berbicara, maka ia harus berlatih mengeja huruf, kata, dan berlatih merangkainya menjadi kalimat agar dapat dipahami oleh orang di sekitarnya. Jika anak tersebut tidak ada keinginan untuk dapat berbicara maka ia pun akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.

Belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugihartono dkk (2007: 76) yang menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal (yang berasal dari dalam diri individu) dan faktor eksternal (yang berasal dari luar diri individu). Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah yaitu kesehatan dan cacat tubuh, dan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, Hasil Belajar, kematangan, dan kelelahan.

(16)

Adapun faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Senada dengan pendapat tersebut.

M. Dalyono (2009: 55) juga mengemukakan hal serupa, ditambahkan dengan faktor internal yaitu cara belajar dan faktor eksternal yaitu lingkungan masyarakat. Hasil Belajar memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar Murid. Hal ini juga disebutkan oleh M. Dalyono (2009: 235) bahwa jika seorang anak mengalami keadaan di mana Hasil Belajar belajarnya rendah maka anak tersebut akan mengalami kesulitan belajar. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi kesuksesan belajar atau prestasi anak ke depan.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar ada beberapa hal yang mempengaruhi Hasil Belajar belajar Murid. Hal tersebut akan membantu Murid dalam mengembangkan kemampuan bertanya, cara berpikir ilmiah, dan mencari jawaban berdasarkan bukti. Fokus pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan Murid yang sesuai dengan kehidupan Murid itu sendiri.

Strategi belajar-mengajar mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi belajar-mengajar merupakan rancangan dasar bagi seorang guru tentang cara membawakan pengajarannya di dalam kelas.Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum interaksi guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain sebagai cara untuk mencapai tujuan, strategi belajar-mengajar guru juga akan mempengaruhi situasi dan kondisi Murid ketika belajar. Hal ini tentunya akan sangat

(17)

berpengaruh kepada minat dan Hasil Belajar Murid untuk belajar selama proses pembelajaran berlangsung.

Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menarik Hasil Belajar Murid dalam belajar yaitu strategi pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan suatu model pembelajaran yang titik tolak utamanya adalah masalah dan cara penyelesaiannya. M. Taufiq Amir (2009: 29) menjelaskan bahwa salah satu manfaat dari PBL yaitu dapat meHasil Belajar Murid.

Adapun kelebihan lain dari PBL dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain yaitu dengan PBL Murid akan dilatih untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah yang disajikan selama proses belajar. Melalui tahapan tersebut maka Murid akan terbiasa menghadapi permasalahan dan menemukan jalan penyelesaian masalah yang ada di sekitar mereka. Selain itu, dengan PBL ini akan terjadi pembelajaran yang bermakna karena Murid secara simultan mencari dan mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan pendapat tersebut M. Taufiq Amir (2009: 27) menyatakan bahwa:

“PBL memiliki beberapa manfaat yaitu 1) menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi ajar, 2) meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan, 3) mendorong Murid untuk berpikir, 4) membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial, dan kecakapan belajar, serta 5) meHasil Belajar Murid untuk belajar”.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu diadakannya suatu penelitian yang untuk mengetahui pengaruh positif model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar belajar IPA. Murid kelas V SD Inpres

(18)

Pamandongang dipilih sebagai objek penelitian karena berdasarkan hasil observasi Hasil Belajar belajar IPA Murid di SD Inpres Pamandongang masih rendah karena berdasarkan hasil nilai rata-rata UTS semester 1, mata pelajaran IPA menempati urutan ke 8 dari 9 mata pelajaran yang diujikan. Hasil Belajar belajar IPA Murid yang masih rendah juga dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada 9 Januari 2019 di SD Inpres Pamandongang kelas V, yang menunjukkan bahwa beberapa Murid yang duduk di bagian samping dan belakang masih berbicara sendiri dengan teman ketika guru sedang menjelaskan, Murid tidak aktif dan tidak antusias selama pembelajaran, tidak ada Murid yang menunjukkan jari untuk menjawab pertanyaan dari guru, tidak ada Murid yang bertanya selama pembelajaran, dan lingkungan belajar kondusif karena metode mengajar guru yang monoton. Hal tersebut tidak sesuai dengan indikasi Hasil Belajar belajar Murid yang ada yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan kondusif yang, sehingga memungkinkan seorang Murid dapat belajar dengan baik.

Adapun kelas V di SD Inpres Pamandongang ini paralel sehingga peneliti memutuskan bahwa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dengan diberi treatment, dan kelas VB sebagai kelompok kontrol dalam penelitian ini.

Adapun penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan undian. Pengundian dilakukan setelah peneliti menggunakan uji match/kecocokan kedua kelas. Hasil yang diperoleh yaitu jumlah Murid yang

(19)

relatif sama yaitu 23 Murid untuk kelas VA dan 22 Murid untuk kelas VB, tingkat pendidikan kedua guru S1, berada dalam lingkungan sekolah yang sama.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Hasil Belajar belajar IPA Murid masih rendah

2. Metode mengajar yang digunakan guru masih monoton 3. Keaktifan Murid kurang dioptimalkan

4. Belum diketahui pengaruh positif model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar belajar Murid dalam pembelajaran IPA.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan pembatasan masalah yaitu Hasil Belajar belajar IPA Murid masih rendah dan belum diketahui pengaruh positif model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar belajar Murid dalam pembelajaran IPA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diuraikan rumusan masalahnya yaitu apakah ada pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar belajar IPA Murid kelas V SD Inpres Pamandongang.

(20)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar belajar IPA Murid kelas V SD Inpres Pamandongang.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa manfaat antara lain:

1. Secara Teoritis . a. Bagi peneliti.

Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran tentang penggunaan model pembelajaran PBL yang dapat digunakan untuk memberi Hasil Belajar Murid dalam belajar.

b. Bagi pembaca.

Penelitian ini dapat dijadikan referensi baik hanya sebagai bacaan ataupun sebagai referensi penelitian berikutnya. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi yang ilmiah bagi pembaca yang tertarik pada Murid yang memiliki Hasil Belajar belajar kurang serta menawarkan salah satu model pembelajara, yaitu model PBL untuk mengatasinya.

2. Secara Praktis.

a. Bagi guru.

Hasil penelitian dapat digunakan untuk memaksimalkan penggunaan model PBL dalam meningkatkan Hasil Belajar belajar Murid.

(21)

b. Bagi Murid.

Manfaat penelitian ini bagi Murid yang memiliki kesulitas dalam Hasil Belajar belajar dapat teratasi masalahnya dan dapat memperoleh prestasi yang lebih tinggi sesuai harapan.

c. Bagi peneliti

Peneliti ini menjadi sarana untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan studi strata 1 sekaligus menambah wawasan sebagai bekal untuk profesinya kelak.

d. Bagi Sekolah

Peneliti ini dapat memberikan sumbangan terhadap sekolah dalam upaya perbaikan dan peningkatan pembelajaran sehingga dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap murid sesuai yang diharapkan.

(22)

A. Kajian Tentang Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 1. Hakikat IPA

Usman Samatowa (2011:3) mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan alam atau science ilmu tentang alam, yaitu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala- gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Winaputra, 1992 (Usman Samatowa: 2011) mengemukakan bahwa IPA tidak hanya kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.

Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam kamus fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai: systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction (yang diar\tikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan

(23)

gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi). Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai piece of theoretical knowladge atau sejenis pengetahuan teoritis

2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

a. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.

b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.

e. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain.

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai melelui pembelajaran IPA yaitu a) menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA, teknologi dan masyarakat, b) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan membuat keputusan, c) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, d) ikut serta dalam memelihara, menjaga dan menjaga lingkungan alam.

(24)

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Ruang lingkup mata pelajaran IPA di SD meliputi dua dimensi yaitu:

a. Kerja Ilmiah

Pendidikan IPA menekakan pada pemberian belajar langsung. Hal ini dijelaskan dalam Effendi dan Malihah (2007: 120) bahwa ”pendidikan sains (IPA) menekankan pada pengalaman secara langsung”. Dalam pembelajaran IPA siswa dapat mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Kerja ilmiah sains (IPA) dalam kurikulum SD terdiri dari penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah.

b. Pemahaman Konsep dan Penerapannya

Adapun dimensi pemahaman konsep dan penerapannya mencakup:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu mausia, hewan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas.

3. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan benda- benda langit lainnya.

(25)

5. Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas) merupakan penerapan konsep IPA dan saling keterkaitan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederha termasuk merancang dan membuat

B. Kajian Tentang Karakteristik Siswa SD kelas V

Siswa SD kelas V masuk dalam kategori masa kanak-kanak akhir (Rita Eka Izaty dkk, 2008: 104). Pada masa ini anak mengalami berbagai perkembangan dalam dirinya seperti:

1. Perkembangan Fisik

Pada masa ini pertumbuhan fisik cenderung labih stabil, peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada prinsipnya anak selalu aktif bergerak, sehingga kegiatan fisik sangat perlu untuk sebagai tempat penyaluran kebutuhan anak yang selalu aktif untuk bergerak.

2. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasional konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada masa sebelumnya masih samar-samar dan tidak jelas sekarang lebih konkret. Pada

masa ini rasa ego pada anak berkurang dan mulai bersikap sosial. Selain itu, anak sudah dapat memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret.

Kemampuan berpikir anak yang selalu berkembang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami dan

(26)

memecahkan masalah. Dalam hal ini diharapkan guru dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya.

3. Perkembangan Bahasa

Kemampuan berbahasa pada masa ini terus tumbuh ditandai dengan perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak lebih baik dalam memahami dan berkomunikasi lisan dan tulisan.

4. Perkembangan Moral

Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Pada masa pengertian anak tentang benar dan salah yang telah dipelajari dari orangtua mulai berubah. Sebagai contoh yang tadinya berbohong merupakan hal yang buruk, sekarang anak berpikiran dalam beberapa situasi berbohong itu dibenarkan.

5. Perkembangan Emosi

Pergaulan yang semakin luas denga teman sekolah dan teman sebaya lain mengembangkan emosi anak. Dari sini anak mulai belajar bahwa ungkapan emosi yang kurang baik tidak diteriman oleh teman-temannya, sehingga anak belajar mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima.

6. Perkembangan Sosial

Pada masa ini, dunia sosio-emosional anak semakin kompleks dan berbeda. Interaksi dalam keluarga, sekolah, dan teman sebaya mempunyai

(27)

peran yang penting. Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam perkembangan gender dan moral menandai perkembangan anak pada masa kanak-kanak akhir.

Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase yaitu masa kelas rendah sekolah dasar (6/7-9-10 tahun),biasanya duduk di kelas 1, 2, atau 3, dan masa kelas tinggi sekolah dasar (9/10-12-13 tahun), biasanya duduk di kelas 4, 5, dan 6. Adapun ciri-ciri anak kelas tinggi sekolah dasar yaitu: a) perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari, b) ingin tahu, ingin belajar dan realistis, c) timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus, d) anak memandang nilai sebagai ukuran dalam prestasinya, dan e) anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup.

Menurut Marsh (Rita Eka Izaty, 2008) menyatakan bahwa strategi guru yang dapat digunakan dalam pembelajaran masa kanak-kanak akhir yaitu a) menggunakna bahan yang konkret, b) gunakan alat visual, c) gunakan contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang sederhana ke yang kompleks, d) menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik, dan e) memberi latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan.

Berdasarkan penjelasan di atas, model PBL sangat tepat diterapkan untuk siswa kelas V karena a) masalah yang dikemukakan dalam PBL ada dalam kehidupan sekitar siswa, b) PBL dapat menyalurkan rasa ingin tahu, belajar dan realistis siswa dengan masalah yang disajikan, c) PBL

(28)

menggunakan permasalahan yang sudah akrab dengan siswa, dan d) PBL memberi latihan nyata dalam menganalisis suatu masalah. Selain itu, PBL sebagai sarana untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya seperti mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, moral, emosi dan sosial siswa.

C. Kajian Tentang Model Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Menurut Joyce & weil model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum ( rencana pembelajaran jangka panjang ), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain ( Rusman, 2012:133 ).

Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah “PBM” merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Menurut Barbara J. Duch (1996), Problem Based Learning (PBL) adalah satu model yang ditandai dengan penggunaan masalah yang ada di dunia nyata untuk melatih siswa berfikir kritis dan terampil memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan tentang konsep yang penting dari apa yang dipelajari (Wijayanto, 2009:15). Pembelajaran berdasarkan masalah tidan dirancang untuk membantu guru untuk memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis

(29)

masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dan pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran mandiri.

Menurut Suyatno (2009), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah tersebut digunakan sebagai stimulus yang mendorong mahasiswa menggunakan pengetahuannya untuk merumuskan sebuah hipotesis, pencarian informasi relevan yang bersifat student-centered melalui diskusi dalam sebuah kelompok kecil untuk mendapatkan solusi dari masalah yang diberikan.

2. Karakteristik PBL

Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdesan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada .

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah ( Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd dan Adriantoni, M.Pd ), adalah sebagai berikut.

a. Permasalahan menjadi strating point dalam belajar.

b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak tertsruktur.

c. Permasalahan membutuhkan perpsektif ganda ( multiple perpective ).

(30)

d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan yang esensial dalam PBM.

g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pengtinya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebua masalah.

i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar; dan

j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Pendapat lain yaitu Baron (Rusmono: 2012) yang menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik dari PBL yaitu sebagai berikut.

a. Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata b. Pembelajaran dipusatkan dalam penyelesaian masalah c. Tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan d. Guru berperan sebagai fasilitator.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyatakan bahwa beberapa ciri / karakteristik utama yang harus ada dalam PBL di SD yaitu :

a. pembelajaran berfokus pada masalah.

(31)

b. siswa bertugas untuk mencari solusi masalah yang disajikan baik bekerja mandiri maupun berkelompok.

c. sumber belajar bervariasi tidak hanya satu sumber, dan d. guru sebagai fasilitator.

3. Manfaat PBL

Menurut M. Taufiq Amir (2009: 27), PBL memiliki beberapa manfaat antara lain a) menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahaman atas materi ajar, b) meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan, c) mendorong untuk berpikir, d) membangun keterampilan soft skill, e) membangun kecakapan belajar, dan f) meHasil Belajar siswa belajar. Richard L. Arrend (2008: 43) menyebutkan beberapa manfaat pembelajaran berbasis masalah untuk siswa yaitu membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri.

Senada dengan kedua tokoh di atas, Smith (Taufiq Amir: 2009) juga menyatakan bahwa dengan menggunakan PBL maka siswa akan memperoleh beberapa manfaat yaitu: meningkat kecakapan pemecahan masalahnya, lebih mudah mengingat, meningkat pemahamannya, meningkat pengetahuannya yang relevan dengan dunia praktik, mendorong mereka penuh pemikiran, membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama, kecakapan belajar, dan meHasil Belajar siswa dalam belajar.

Melalui penelitian ini, manfaat PBL yang ingin dicapai untuk siswa SD Inpres Pamandongang yaitu a) meHasil Belajar siswa dalam belajar IPA, b)

(32)

meningkatkan pemahaman atas materi daur air dan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, dan c) meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan mengatasi masalah siswa.

4. Kelebihan PBL

Kelebihan pembelajaran Berbasi Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan mandiri.

b. Meningkatkan Hasil Belajar dan kemampuan memecahkan masalah.

c. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.

d. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.

e. Dalam situasi PBM, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

f. PBM dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, Hasil Belajar internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Abuddin Nata (2009: 250) menyatakan bahwa PBL memiliki beberapa kelebihan antara lain a) dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja, b) dapat membiasakan siswa menghadapai dan memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat, dan c) dapat merangsang kemampuan berpikir secara kreatif dan mnyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya siswa

(33)

banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahn dari berbagai aspek..

Dari pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menggunakan PBL memiliki beberapa kelebihan/ keunggulan dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya yaitu a) dengan terbiasa menghadapi masalah real word siswa menjadi lebih paham sehingga tercipata pembelajaran yang bermakna, b) pengetahuan yang didapatkan oleh siswa dapat diaplikasikan dalam konteks yang relevan, c) meningkatkan berbagai keterampilan yang ada dalam diri siswa, baik itu soft skill maupun hard skill, d) pembelajaran yang menantang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran.

5. Langkah-Langkah PBL dalam Proses Pembelajaran

Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd dan Adriantoni, M.Pd mengemukakan bahwa langkah-langkah ( sintaks ) PBL/PBM, Sebagai berikut : Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah

No Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan meHasil Belajar siswa terlibat aktivitas pemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhububungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing pengalaman individual/kelompok

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

(34)

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temanya 5 Menganalisis dan

mengevaluasi

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan

Senada dengan pendapat di atas, Rusmono (2012: 81) juga menyebutkan pendapat yang sama mengenai tahapan pembelajaran dengan strategi PBL yaitu a) mengorganisasikan siswa kepada masalah, b) mengorganisasikan siswa untuk belajar, c) membantu penyelidikan mandii dan kelompok, d) mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran, dan e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

6. Peran Guru dalam PBL

Rusmono (2012: 77) yang menyatakan bahwa guru sebagai tutor dalam PBL mempunyai tugas a) mengelola strategi PBL dan langkah-langkahnya, b) memfasilitasi berfungsinya kelompok kecil, c) memandu isswa untuk mempelajari materi khusus (isi mata pelajaran) menuju mekanisme dan konsep dan bukan solusi dari masalah, d) mendukung otonomi siswa dalam belajar, e) mendukung humanisme melalui kesatuan keilmuan, penghargaan terhadap nilai-nilai empati, f) menstimulasi Hasil Belajar untuk mengarahkan dan mempengaruhi perkembangan siswa, g) mengevaluasi pembelajaran, dan h) bekerja sama dengan administrasi program studi, bertindak sebagai mediator antar siswa dan program.

(35)

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyatakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai fasilitator dan pendukung bagi siswa. PBL yang berdasar atas teori kontruktisme menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa/ student center, sehingga peran guru dalam penelitian ini bertugas untuk membimbing dan menyediakan berbagai kebutuhan siswa selama proses pembelajaran.

D. Kajian Tentang Hasil Belajar Belajar IPA 1. Pengertian Hasil Belajar Belajar IPA

Pengertian hasil belajar adalah pencapaian yang dihasilkan dari suatu proses penilaian atau evaluasi yang berlangsung pada satuan waktu tertentu. Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran secara umum. Ngalim Purwanto memberikan penjelasan bahwa: “ Hasil belajar adalah prestasi yang dapat digunakan oleh guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan pada siswa dalam waktu tertentu”(Ngalim Purwanto, 1982).

Pada kesempatan lain Sudjana juga menegaskan bahwa “Hasil belajar adalah sebagian kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar, yang berupa penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar yang disebut kemampuan”(Sudjana, 1992).

Kegiatan penilaian yang dilakukan hanya dengan mengandalkan teknik observasi saja kiranya sangat riskan karena subyektifitas peneliti sangat berperanan. Tak jarang terjadi bahwa antara apa yang dilihat mata, diobservasi, misalnya tingkah laku hasil belajar siswa, tidak mencerminkan

(36)

keadaan atau kemampuan yang sebenarnya. Jika demikian halnya, berarti telah terjadi kekeliruan dalam memberikan pertimbangan dalam menafsirkan hasil belajar siswa karena informasi yang diperoleh pun tidak dapat dipercaya.

Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata- mata untuk menilai hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor lain, diantaranya kegiatan-kegiatan pengajaran itu sendiri. Anggapan bahwa kurang berhasilnya siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan berarti selalu siswa yang gagal menempuh mata pelajaran tersebut kini perlu diluruskan. Kurang berhasilnya siswa mencapai hasil belajar yang telah ditargetkan belum tentu kesalahan semata-mata ada pada pihak siswa, mungkin justru pada pihak guru yang mungkin kurang tepat dalam menerapkan strategi dalam kegiatan belajar mengajarnya, atau mungkin faktor lain yang menjadi pendukung atau mungkin penghambatnya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Belajar IPA

Mata Pelajaran IPA pembelajarannya memiliki bahasan tersendiri yang ikut andil menjadi sebuah problematika wajah pendidikan kita.

Masalah ini seolah membuka tabir sejarah pendidikan yang tak pernah berubah seiring kemajuan dan perubahan kurikulum. Banyak permasalahan pembelajaran IPA yang diangkat ke media, tapi pembelajaran di kelas, tetap bertahan tanpa adanya inovasi dari guru selaku pelaku pembelajaran yang langsung berhadapan dengan siswa.

(37)

Selain itu pemberian materi pembelajaranpun harus diperhatikan dengan baik, sehingga kesalahan/kekurangan pada anak terhadap penerimaan konsep. Diperlukan juga untuk memperhatikan aspek psikologi anak yang dimulai dari pembukaan, sampai evaluasi di akhir pembelajaran pertama ini. Pembelajaran bermakna dimana penyampaian materi dengan contoh yang terdekat dengan anak sehingga akan lebih mudah memahami dan dirasakan lebih bernilai, maksudnya lebih bisa berguna bukan hanya sekedar teori tapi menyenangkan.

Media pembelajaran yang kurang memadai menjadi persoalan lain.

Misalkan untuk menjelaskan suatu konsep diluar praktikum dan observasi jika tidak didukung media yang memadai akan mengkaburkan konsep yang disampaikan. Jadi guru harus kreatif dan inovatif.

Berdasarkan beberapa pengamatan di kelas pada saat pembelajaran IPA, banyak masalah yang muncul yang dialami guru, diantaranya :

 Guru belum memahami konsep materi yang diajarkan.

 Guru kesulitan memancing minat belajar siswa

 Metode pembelajaran yang dipakai tidak optimal.

 Alat peraga tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.

 Konsep yang disampaikan masih bersifat verbal.

E. Kerangka Berpikir

IPA merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa.

Melalui IPA diharapkan siswa akan mampu memecahkan berbagai

(38)

persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Hasil Belajar merupakan salah satu yang mempengaruhi belajar. Jika Hasil Belajar belajar siswa rendah maka itu akan menjadi salah satu hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil Belajar siswa dalam belajar juga akan menentukan tingkat keberhasilan/kesuksesan siswa terhadap hasil belajarnya. Cara pengajaran guru di kelas mempunyai peran yang besar dalam menumbuhkan Hasil Belajar dan ketertarikan siswa dalam belajar.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa jenuh siswa dalam belajar yaitu dengan strategi belajar mengajar. Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi salah satu pilihan untuk menambah ketertarikan siswa ketika belajar. Strategi ini biasa diaplikasikan dalam bentuk model problem based learning (PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai bahan utama dalam pembelajaran. M Taufiq Amir (2009: 27) juga mengemukakan bahwa PBL dikembangkan untuk menyalurkan keaktifan siswa, melatih keterampilah berpikir, mengajarkan pembelajaran bermakna, dan meningkatkan Hasil Belajar belajar siswa. Selain itu, dengan PBL ini siswa akan dapat berlatih untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan sekitar siswa. Pembelajaran menggunakan model PBL dianggap lebih disukai dan menarik bagi siswa.

(39)

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu prediksi bahwa PBL mempunyai pengaruh positif dalam menumbuhkan Hasil Belajar siswa dalam belajar. Oleh sebab itu, diadakan penelitian ini dengan judul

“pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap Hasil Belajar belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. “.

Gambar 1 : kerangka Berfikir

PEMBELAJARAN IPA

Kelas experimen Kelas kontrol

Proses pembelajaran kelas eksperimen dengan model PBL

Proses pembelajaran kelas kontrol tanpa menggunakan model

Pengaruh model

pembelajaran PBL Pengaruh

pembelajaran tanpa menggunakan model

Motivasi Belajar

kelas experimen Motivasi Belajar

kelas Kontrol

(40)

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha: ada pengaruh yang positif penggunaan model problem based learning (PBL) terhadap Hasil Belajar belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Ho: tidak ada pengaruh yang positif penggunaan model problem based learning (PBL) terhadap Hasil Belajar belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

G. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan atau sesuai dengan substansi yang akan diteliti. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu Leonardo Baksoro Pandu Yang berjudul “ Penerapan Model Problem Based Learning untu meningkatkan Keaktifan dan hasil belajar siswa pada pelajaran komputer di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta “ Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

(41)

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam Sugiyono (2010: 11) bahwa metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun pendekatan ini disebut pendekatan kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Pamandongang kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, Dan yang menjadi objek penelitian ini adalah murid kelas VA dan VB SD Inpres Pamandongang. Jumlah Murid Kelas VA adalah 22 dan Jumlah murid kelas VB adalah 23 orang.

Peneliti memilih subyek tersebut berdasarkan atas kebutuhan peneliti itu sendiri dan berdasarkan atas situasi dan kondisi sekolah tersebut dengan tujuan agar lebih memudahkan dalam pelaksanaanya peneliti karena murid kelas VA dan VB memiliki cukup pemahaman dan lebih aktif dan efisien untuk kebutuhan penelitian ini dibandingkan dengan kelas rendah. Selain itu pemilihan subjek tersebut atas dasar saran dan masukan-masukan guru ipa dan guru-guru di sekolah tersebut sehingga peneliti memutuskan untuk mengambul subjek penelitian akan dilakukan di kelas VA dan VB.

(42)

C. Definisi Operasional Variabel

1. Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran yang menjadikan masalah sebagai bahan utama dalam pembelajaran dimana siswa dikondisikan untuk mencari pemecahan masalah tersebut secara mandiri maupun berkelompok

2. Hasil belajar adalah sebagian kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar, yang berupa penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar yang disebut kemampuan (Sudjana, 1992) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dirinci sebagai berikut:

1. Variabel bebas (variabel independen) adalah model problem based learning (PBL).

2. Variabel terikat (variabel dependen) adalah Hasil Belajar belajar siswa dalam pelajaran IPA.

D. Desain Penelitian

Dalam sebuah desain penelitian kita dapat merancang sebuah rencana pelaksanaan penelitian sehingga kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian serta dapat pula mengendalikan atau mengontrol variabel. Desain yang paling tepat untuk diterapkan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental bentuk nonequivalent control group design. Dalam desain ini hanya terdiri dari Dua langkah, yaitu pertama kedua kelompok diberikan pretest terlebih dahulu setelah itu kelompok pertama sebagai kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan guru, dan untuk kelompok

(43)

eksperimen diberi treatment yang berbeda dari kelompok kontrol yaitu menggunakan model PBL. Class Pretest Treatment A O X B O.

Class Pretest Treatment Posttest

A X O O

B O - 0

Ketetangan:

• A= kelompok eksperimen.

• B= kelompok kontrol.

• X= treatment kelompok eksperimen.

• O= pretest dan postest.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiono (2005), populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang di dalamnya terdiri dari karakteristik atau kualitas tertentu yang sudah ditetapkan oleh para peneliti agar bisa dipelajari.Populasi dalam penelitian dapat diartikan sebagai keseluruhan unit yang ciri-cirinya akan diduga.

Dalam Penelitian Sosial, Populasi didefinsikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian ( Dr.Saifuddin Azwar,MA,1998:77 ).

Populasi penelitian keseluruhan murid SD Inpres Pamandongang kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa adalah 275 murid.

(44)

2. Sampel

Sampel Penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Sugiyono ( 2011: 118 ) memberikan pengertian bahwa : “ Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang memeiliki oleh populasi ”.

Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.

Adapun sebaran sampel dalam penelitian ini tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 4 Adapun sebaran sampel penelitian murid kelas VA dan VB SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

No Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah

L P

1 VA ( Kelas Eksperimen ) 14 18 32

2 VB ( Kelas Kontrol ) 14 17 31

Total 28 35 63

(45)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan observasi. masing-masing akan dijelaskan lebih detail sebagai berikut :

1. Tes Hasil Belajar

Suharsimi Arikunto (2010: 266) menyatakan bahwa tes untuk manusia adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar atau prestasi. Zainal Arifin (2012: 118) menambahkan, bahwa tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka pengukuran, didalamnya terdapat pertanyaan yang harus dikerjakan murid untuk mengukur kemampuannya. Penelitian ini menggunakan tes berupa pilihan ganda dengan 10 pilihan jawaban untuk mengetahui hasil belajar IPA murid kelas V sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

2. Observasi

Observasi merupakan sebuah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, dalam situasi yang sebenarnya atau dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2012: 153). Dalam pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar murid.

Seperti tingkah laku murid pada saat belajar, berdiskusi, melaksanakan tugas dan sebagainya.

(46)

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian digunakan dua teknik statistik, yaitu deskrftif dan statistic inferensial.

1. Statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA yang diperoleh murid baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar IPA murid, maka dilakukan pengelompokan. Pengelompokan tersebut dilakukan dalam 5 kategori : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Pedoman pengkategori hasil belajar murid yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan statistik deskriptif a. Rata-rata Mean

̅ = ……….1

b. Persentase ( % ) nilai rata-rata

P = x 100%…………...2 Dimana : P = Angka persentase

F = Frekuensi yang di cari persentasenya N = Banyaknya sampel responden

(47)

Tabel 3 3. Tingkat Penguasaan Materi Tingkat Penguasaan

( % )

Kategori Hasil Belajar 0 – 34

35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

2. Statistik Inferensial a.)Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak.

: μ = μ lawan : μ ≠μ

: Tidak ada perbedaan signifikan pengaruh Problem Based Learning dengan yang tidak menggunakan Problem Based Learning terhadap hasil belajar IPApada murid kelas V SD Inpresa Pammandongang

: Ada perbedaan signifikan pengaruh Model Problem Based Learning ( PBL ). dengan yang tidak menggunakan Problem Based Learning terhadap hasil belajar IPA pada murid kelas V SD Inpres Pammandongang.

μ : rata-rata hasil belajar murid yang diajar dengan model Problem Based Learning

(48)

μ : rata-rata hasil belajar murid yang diajar dengan tidak menggunakan model pembelajaranterarah.

Uji hipotesis dilakukan pada hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji t dengan rumus :

=( − ) − ( − ) +

dengan adalah variansi gabungan yang dihitung dengan rumus :

V = / /

/ /

Keterangan :

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen

= Nilai rata-rata kelompok kontrol

= Variansi kelompok perlakuan

= Variansi kelompok kontrol

= Jumlah sampel kelompok eksperimen

= Jumlah sampel kelompok kontrol

Hipotesis penelitian akan diuji dengan criteria pengujian adalah : 1.) Jika ˃ maka ditolak dan diterima. Terdapat

perbedaan signifikan antara hasil belajar IPAyang diajar dengan menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL )dengan yang tidak menggunakan Problem Based Learning padamurid kelas V SD

(49)

Inpres Pammandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

2.) Jika ˃ maka ditolak dan ditolak, berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar IPAyang diajar dengan menggunakan Problem Based Learning dengan yang tidak menggunakan Problem Based Learning pada murid kelas V SD Inpres Pammandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Derajat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau α = 0,05

H. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Lembar Observasi

(Guba dan Lincoln , 1981:191-193). Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan pencaindera, bias penglihatan,penciuman ,pendengaran,untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas ,kejadian peristiwa ,objek,kondisi atau suasana tertentu ,dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

2. Daftar pertanya lember observasi

(Taxonomi Bloom ) untuk mengungkapkan pengetahuan siswa tentang fakta kejadian ,defenisi dan sebagainya.Pertanyaan ini tidak

(50)

menuntut siswa berfikir secara mendalam pertanyaan yang meminta jawabaan Ya atau Tidak.

3. Butir-butir soal

Butir soal merupakan suatu prosedur yang sistematis ,yang akan kita susun.Analisi butir soal pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item soal benar-benar baik,sehingga diperlukan analisisi terhadapnya. Analisis item soal terutama dapat dilakukan untuk tes objektif.

(51)

4. Tes

penelitian hasil belajar yaitu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar murid setelah menggunakan Model Problem Based Learning ( PBL ). Instrumen penelitian akan diuji dengan dua teknik, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

a). Uji Validitas Instrumen

Validitasi adalah sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitasi instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan persamaan sebagai berikut:

= Ʃ (Ʃ )(Ʃ )

[ Ʃ (Ʃ )][ Ʃ (Ʃ ) ]

Dimana :

= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang dikorelasi.

x = Skor item y = Skor total

Kriteria pengujian :

M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 2, (Edisi II; Jakarta : PT . Bumi Aksara, 2002),h. 235

Jika nilai ≥ , maka soal nomor ke-I dinyatakan valid. Sebaliknya jika ≤ , maka soal nomor ke-I dinyatakan tidak valid.

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanaka, yaitu “ Pengaruh Model problem Based Learning( PBL ) terhadap hasil belajar IPA murid kelas V Sd Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa “. Untuk mempermudah dalam menginterpretasikan hasil penelitian, maka bab ini dibagi dalam beberapa sub bagianya yaitu hasil penelitian dan pembahasan.

A. Hasil penelitian

Hasil penelitian ini adalah jawaban dari 3 rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada rumusan masalah 1 dan 2 dijawab menggunakan analisis statistic deskriptif sedangkan untuk menjawab rumusan masalah 3 akan dijawab dengan menggunakan analisis statistik inferensial sekaligus menjawab hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi hasil penelitian yang didapatkan setelah penelitian sebagai berikut :

1. Deskripsi Hasil Belajar IPA Pada Murid Kelas V SD Inpres Pamandongang Sebelum diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan yang tidak menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL) .

Berikut ini data hasil observasi pada kelompok eksperimen untuk mengertahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL ).

(53)

Tabel : 4.1 Data hasil observasi pada kelompok eksperimen untuk mengertahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )

NO Kompenen yang diamati Petemuan X X % I II III IV

1. Murid yang memberi tanggapan

terhadap kelompok lain 2 3 3 4 3 9,67

2. Murid yang bertanya mengenai materi

yang belum dimengerti 4 5 2 3 3,5 10,93

3. Murid yang mengajukan tangan untuk menwakili kelompoknya untuk mempersentasekan

2 4 4 5 3,75 11,71

4. Murid yang hadir pada saat pertemuan 30 28 28 29 28,75 89,84 5. Murid yang menyelesaikan soal di

papan tulis 2 4 5 5 4 12,5

6. Murid yang aktif pada kerja kelompok 19 22 21 25 21,75 60,16 7

Murid yang melakukan kegiatan lain

pada saat kerja kelompok 11 6 7 4 7 21,87

8.

Murid yang mengerjakan soal-soal

yang diberikan oleh 30 28 28 29 28,75 89,84

Berikut ini data hasil observasi pada kelompok kontrol untuk mengetahuiaktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )

(54)

Tabel: 4.2 Data hasil observasi pada kelompok kontrol untuk mengetahui aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan tidak menerapkan Model Problem Based Learning ( PBL )

NO Kompenen yang diamati Petemuan X X % I II III IV

1. Murid yang mendengarkan penjelasan

dari guru mengenai materi 18 16 20 20 18,5 57,68 2. Murid yang bertanya mengenai materi

yang belum dimengerti 3 2 3 4 3 9,37

3. Muridyang memberikan pendapatnya 6 5 6 7 6 19,35 4. Murid yang hadir pada saat pertemuan 30 29 28 30 29,25 94,35 5. Murid yang menjawab pertanyaan

dari guru 1 2 1 1 1,25 4,03

6.

Murid yang aktif pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa ( LKS )

5 4 5 5 4,75 15,32

7

Murid yang melakukan kegiatan lain pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa ( LKS )

5 3 2 2 3 9,68

8.

Murid lyang mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan tidak bekerja sama

3 5 4 5 4,25 13,71

Berikut ini adalah pengolahan data hasil analisis statistik deskriptif untuk hasil belajar IPAmurid pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan pretest yang dapat dilihat pada tabel 4.5:

(55)

Tabel 4.3 : Nilai statistik deskriptif hasil pretest Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Statistik

Nilai statirtik

Pretest Kelas Eksperimen Pretes Kelas Kontrol

Jumlah sampel 32 31

Nilai terendah 20 25

Nilai tertinggi 75 75

Nilai rata-rata ( ) 55,63 46,48

Standar deviasi 17,262 14,975

Sumber : Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan ( Jakarta,Rineka Cipta,2007),hal 171 Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa :

 Pretest Kelompok Eksperimen

Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 75, sedangkan skor terendah adalah 20, skor rata- rata yang diperoleh adalah 55,63 dengan standar deviasi 17,262.

 Pretest Kelompok Kontrol

Skor maksimum yang diperoleh sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol adalah 75, sedangkan skor terendah adalah 25, skor rata-rata yang diperoleh adalah 46,48 dengan standar deviasi 14,975.

Berdasarkan hasil diatas maka dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dilakukan perlakuan. Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata hasil belajar yang hampir sama, meski kelihatan bahwa kelompok eksperimen hasil rata-ratanya sedikit lebih tinggi. Jika dilihat perbedaan kemampuan rata-rata pada kedua

(56)

kelompok hanya 9,15. Jika hasil belajar murid dikelompokkan dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan presentase untuk masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pretest.

Berikut tabel distribusi frekuensi dan presentase hasil belajar IPA pada pretest murid kelas V SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar murid pada mata pelajaran IPA pada pretest murid kelas V SD Inpres Pamandongang untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Tingkat Kategori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Penguasaan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

0-34 Sangat

rendah 5 15,62 6 19,36

35-54 Rendah 6 18,75 14 45,16

55-64 Sedang 7 21,88 7 22,58

65-84 Tinggi 14 43,75 4 12,90

85-100 Sangat

tinggi 0 0

Jumlah 32 100 31 100

Sumber : Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan ( Jakarta,Rineka Cipta,2007),hal 171 Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA muridpada pretest sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu :

 Pada kelompok eksperimen terdapat 5 murid dengan persentase (15,62%) berada pada kategori sangat rendah, 6 murid dengan persentase (18,75%) berada pada kategori rendah, dan 7 murid dengan persentase (21,88%) berada pada ketegori sedang, dan 14 muriddengan persentase (43,75%) berada pada

(57)

kategori tinggi, sedangkan pada kategori sangat tinggi dapat dilihat bahwa tidak ada murid atau dengan persentase (0%) berada pada kategori tersebut.

Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan awal kelompok Eksperimen.

 Pada kelompok kontrol terdapat 6 murid, dengan persentase (19,36%) berada pada kategori sangat rendah, 14 muriddengan persentase (45,16%) berada pada kategori rendah, 7 murid dengan persentase (22,58%) berada pada kategori sedang, dan 4 muriddengan persentase (12,90%) berada pada kategori tinggi. Sedangkan pada kategori sangat tinggi dapat dilihat bahwa tidak ada muriddengan persentase (0%) berada pada kategori tersebut.

Berikut penulis sajikan diagram lingkaran untuk lebih memperjelas gambaran keadaan awal kelompok kontrol.

Berikut disajikan histogram hasil pretest untuk memperjelas pengaruh (perbandingan) keadaan awal kedua kelompok setelah dilakukan pretest.

Gambar 4 : Histogram Pengaruh (Perbandingan) Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

0.0 20.0 40.0 60.0

sangat rendah

15.6 21.9

43.8

0 19.36

45.16

22.58

0

Eksperimen Kontrol

rendah sedang tinggi sangat tinggi 18,75

PreTest

12,90

Gambar

Gambar 1  : kerangka Berfikir
Tabel  4 Adapun  sebaran  sampel  penelitian  murid  kelas  VA  dan  VB  SD Inpres  Pamandongang  Kecamatan  Bontonompo  Selatan  Kabupaten  Gowa.
Tabel : 4.1  Data hasil observasi pada kelompok eksperimen untuk mengertahui  aktivitas murid pada kelompok yang diajar dengan menerapkan  Model Problem Based Learning ( PBL )
Tabel 4.4 :  Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar murid pada mata pelajaran   IPA  pada  pretest  murid  kelas  V  SD  Inpres  Pamandongang untuk  kelas  eksperimen dan kelas kontrol
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan merupakan proses penilihan informasi dalam pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan

Pada penelitian ini, telah dibuat dan dikarakterisasi superkapasitor menggunakan bahan karbon aktif berbasis bambu sebagai elektroda dengan aktivator KOH dan variasi

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak pidana.. hakim untuk menjatuhkan putusan terhadap terdakwa. Penggunaan kata bukti seperti yang disebutkan dalam

PS PICE dot-model statement for the ideal bipolar transistor: β = Bf, Early voltage Vaf, and scale current Is; as shown by curly braces {}, these values are set using variables

(4) Pengangkatan anak Warga Negara Asing yang di lakukan oleh Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib dilaporkan oleh

Teknik lanjutan dari teknik pilah adalah teknik hubung banding membedakan (HBB) peneliti akan membedakan atau membandingkan bunyi ujaran yang dihasilkan penderita stroke