• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ialah alat atau sarana yang dipergunakan untuk pengumpulan data agar pekerjaan lebih sistematis dan mudah diolah. Penggunaan instrumen penelitian pada studi ini ialah observasi atau pengamatan. Dalam suatu penelitian, diistilahkan sebagai memusatkan perhatian pada suatu objek melibatkan semua data dalam memperoleh data. Panduan observasi yang dipergunakan pada penelitian ini adalah lembaran pengamatan yang terstruktur dan penyusunannya dalam bentuk skala bertingkat (rating sale). Pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda check list (√) jika apa yang diamatinya muncul atau cocok dengan instrumen dan deskripsi kemampuan yang dinginkannya dicapai oleh anak.

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah tahapan terpenting di dalam suatu penelitian, dikarenakan tujuan pokok pada suatu penelitian ialah memperoleh data (Sugiyono, 2016:308) Penggunaan teknik pengumpulan data pada studi ini ialah:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan ialah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Observasi awal dilaksanakan melalui pengamatan keadaan fisik sekolah, model pembelajaran, media dan hasil belajar anak didik.

Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti disaat berlangsungnya proses belajar mengajar sebelum memberi perlakuan serta setelah memberi perlakuan memakai

model belajar plan do review untuk mengetahui kemampuan sains anak mengenal benda cair di kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto.

b. Tes Perlakuan

Teknik pengumpulan data uji pada studi ini menggunakan pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan sains anak mengenal benda cair sebelum

dan sesudah diterapkannya model pembelajaran plan do review.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam studi ini prosedural pengumpulan data melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahapan ini peneliti menyiapkan hal yang dibutuhkan misalnya uji validitas untuk instrumen serta proses izin penelitan.

b. Pemberian Pretest

Peneliti melakukan observasi awal dan menilai perkembangan kemampuan sains sebelum diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran plan do review berdasarkan instrumen yang sudah dibuatnya. Dalam ini memiliki tujuan guna mengetahui tingkat perkembangan sains anak sebelum diterapkannya model belajar plan do review.

c. Pemberian Perlakuan (treatment)

Pemberian perlakuan berbentuk kegiatan model belajar plan do review yang akan diterapkan pada jangka waktu tertentu dan berpedoman pada skenario yang telah dibuat sebelumnya pada tahap perencanaan.

d. Pemberian Posttest

Setelah diberi perlakuan, peneliti memberi penilaian terhadap perkembangan sains anak setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran plan do review. Hal ini memiliki tujuan guna mengetahui tingkat perkembangan sains anak sesudah diterapkan model belajar plan do review.

e. Analisis hasil

Analisis hasil dari penelitian dilaksanakan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, pada tahap ini peneliti membandingkan hasil pretest dan posttest guna mengetahui perubahan yang terjadi pada kemampuan sains anak mengenal benda cair dan juga mengetahui apakah model pembelajaran plan do review berpengaruh pada kemampuan sains anak mengenal benda cair.

F. Teknik Analisis Data

Data yang didapatkan ialah dengan menceklis kemampuan sains anak pada lembar pengamatan dan kategori tersebut dirubah menjadi angka-angka sebagai nilai yang diperoleh dengan memakai skala ukur terlihat pada tabel 3.1 pengukuran tingkat kemampuan sains anak berikut ini:

Tabel 3.1 Pengukuran tingkat kemampuan sains anak

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data ialah aktivitas yang dilakukan sesudah pengumpulan data dari semua responden atau sumber data lainnya.

No Kategori Nilai

1 Berkembang sangat baik 4

2 Berkembang berdasarkan keinginan 3

3 Mulai berkembang 2

4 Belum berkembang 1

Teknik analisis data bertujuan guna menganalisa data hasil observasi mengenai kemampuan sains anak dalam mengenal benda cair sebelum dan setelah diberikan perlakuan model pembelajaran plan do review yaitu analisis deskriptif dan statistik nonparametrik.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ialah statistik dipergunakan dalam menganalisa data melalui cara mendeskripsikan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya, tanpa maksud untuk membuat simpulan secara umum. Selain itu, untuk mendapatkan gambaran umum tentang rata-rata tingkatan kemampuan sains anak-anak dapat digunakan rumus untuk menghitung rata-rata sebagai berikut:

Sumber: Sudijono 2015:81 Penjelasan

P = Presentase

F = Frekuensi yang dicapai persentasenya N = Jumlah subjek (sampel)

2. Analisis Statistik Nonparametrik

Teknik analisis nonparametrik merupakan analisis yang tidak membutuhkan adanya asumsi tentang distribusi data populasi, cara pengujian tidak berdasarkan pada distribusi populasi yang ada sehingga disebut uji bebas distribusi. Sejalan dengan pendapat Sugiono (2015) statististik nonparametrik tidak perlu dipenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisa tidak perlu

terdistribusi normal juga tidak harus berupa data nominal. Dalam menganalisa uji beda, menggunakan analisa beda Wilcoxon melalui rumus dibawah ini:

Keterangan

Z = Landasan pengujian

T = Keseluruhan Jumlah rangking yang bertanda sama N = Jumlah sampel

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik merupakan hipotesis operasional yang dapat diubah menjadi statistik berdasarkan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Berdasarkan penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis, maka hipotesis statistik yang diangkat adalah:

a. Ho diterima apabila Z hitung < Z tabel, artinya tidak ada perbedaan penggunaan model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair.

b. Ho ditolak apabila Z hitung ≥ Z tabel, artinya ada perbedaan penggunaan model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair.

H. Validasi Penelitian

Validasi ialah tahapan pemeriksaan dalam menentukan bahwasanya data memenuhi standar yang ditentukannya yang bertujuan memastikan bahwasanya

data yang akan di input ke dalam database sudah diketahui serta bisa dijelaskan sumber dan keakuratan data tersebut.

Pada tahap ini validasi dilakukan oleh validator yakni pihak ahli dalam penelitian ini. Pemeriksaan yang dilaksanakan ialah memeriksa perangkat yang akan digunakan yakni rencana pembelajaran serta instrumen penelitian yang digunakan agar sesuai dengan indikator yang akan dikembangkan.

42 A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

TK Dharma Wanita Tino berada di Dusun Paccinongan Desa Tino Kabupaten Jeneponto dengan jumlah keseluruhan anak didik pada tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 52 anak didik yang terdiri dari kelompok A berjumlah 20 anak dan kelompok B berjumlah 32 anak.

TK Dharma Wanita Tino memeliki 1 ruangan kantor, 2 ruangan kelas, 1 ruangan dapur, 3 kamar mandi dan 1 kantin. Dalam pandemi COVID-19 kegiatan pelaksanaan pembelajaran disekolah ditiadakan dan kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan ialah guru berkunjung kerumah anak didik. Adapun hari sekolah selama pandemi COVID-19 yaitu hari Senin, Rabu dan Jumat.

Pembelajaran dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, proses penelitian ini dilaksanakan selama 2 pekan pada tanggal 5 Oktober 2020-19 Oktober 2020 yang dilakukan pada beberapa tahapan, yaitu pretest yang dilakukan pada 5 Oktober 2020, treatment yang dilaksanakan sebanyak tiga kali pada tanggal 7, 12, dan 14 Oktober dan posttest dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2020.

2. Hasil Analisis Deskriptif a. Deskriptif Hasil Pretest

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan dengan melihat langsung kegiatan proses pembelajaran serta penilaian perkembangan anak pada

kelompok B. Hasil yang peneliti peroleh yakni perkembangan kemampuan sains anak mengenal benda cair di kelompok B masih banyak yang belum berkembang.

Setelah mengetahui hal tersebut, selanjutnya peneliti melakukan pretest terlebih dahulu sebelum menerapkan treatment yakni model pembelajaran plan do review.

Hal ini dilakukan agar peneliti bisa mendapatkan penilaian awal mengenai aspek yang ingin dikembangkan dalam hal ini kemampuan sains anak mengenal benda cair di kelompok B TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto. Adapun hasil analisis deskriptif pretest tersebut dapat diilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.1 Data persentase Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Data Pretest Kemampuan Sains anak Mengenal Benda Cair

Indikator No Kategori Frekuensi Persentase a. Menunjukkan kegiatan

eksplorasi dan mendeteksi (misalnya apa yang terjadi saat air ditumpahkan)

Sumber: Hasil penelitian, 2020

Sesuai tabel pretest diatas bisa dilihat bahwasanya persentase kegiatan yang bersifat eksploratif dan menyelidik pada item no 1 (memeliki perilaku yang mencerminkan rasa ingin tahu) pada kategori berkembang sangat baik 4 anak (27%) berkembang berdasarkan keinginan 4 anak (27%) mulai berkembang 7 anak (46%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Persentase item no 2 (mengetahui proses mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ketempat rendah) pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan keinginan 4 anak (27%) mulai berkembang 8 anak (53%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Persentase menyatakan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah pada item no 3 (memeliki sikap kreatif untuk melakukan eksperimen diluar instruksi guru) pada katagori berkembang sangat baik dengan jumlah 0 anak (0%) berkembang berdasarkan keinginan 7 anak (47%) mulai berkembang 8 anak

d . Memahami kausalitas lingkungan (angin

(53%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Persentase item no 4 (menceritakan ulang terhadap gurunya mengenai uji yang sudah dilaksanakan) pada kategori berkembang sangat baik 1 anak (7%) berkembang berdasarkan keinginan 5 anak (33%) mulai berkembang 8 anak (53%) dan belum berkembang 1 anak (7%).

Persentase mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan keinginan 6 anak (40%) mulai berkembang 6 anak (40%) dan belum berkembang 0 anak (0%).

Persentase mengenal sebab akibat tentang lingkungannya pada item no 6 (mengetahui perubahan sesudah sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna) pada kategori berkembang sangat baik 1 anak (7%) berkembang berdasarkan keinginan 6 anak (40%) mulai berkembang 6 anak (40% ) dan belum berkembang 2 anak (13%). Persentase pada item no 7 (mengetahui bentuk benda cair meniru wadahnya) pada kategori berkembang sangat baik 1 anak (7%) berkembang berdasarkan keinginan 6 anak (40%) mulai berkembang 7 anak (46%) dan belum berkembang 1 anak (7%). Terdapat 1 item dengan persentase tertinggi pada kategori berkembang sangat baik yaitu pada item no 1 (memeliki perilaku yang mencerminkan rasa ingin tahu) dengan jumlah 4 anak (27%). Adapun hasil analisis statistik deskriptif kemampuan sains anak mengenal benda cair bisa diketahui pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Data Perhitungan Hasil Analisis Data Pretest Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair

Data Perhitungan Data Pretest

Sesuai tabel diatas bisa dilihat bahwasanya data pretest menghasilkan rata-rata skor adalah 18 skor minimal 11 dan skor maksimal sebesar 24.

b. Pelaksanaan Perlakuan (treatment)

Perlakuan adalah pemberian treatment kepada subjek. Pada studi ini memakai model belajar plan do review. Peneliti melakukan kegiatan treatment guna melihat ada tidaknya dampak dalam menggunakan model belajar plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair. Pemberian

perlakuan (treatment) dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 7, 12, dan 14 Oktober 2020 di TK Dharma Wanita Tino Kabupaten Jeneponto penggunaan materi pembelajaran pada studi ini yakni materi pengenalan benda cair dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Perlakuan Pertama

Perlakuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Oktober 2020. Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa, menyapa masing-masing anak, selanjutnya peneliti menanyakan terhadap anak mengenai siapa yang belum hadir, dan terus menyanyikan beberapa lagu. Sebelum memasuki kegiatan inti, peneliti mempersepsikan dalam bentuk tanya jawab. Peneliti memberi pertanyaan terbuka terhadap anak tentang materi yang akan dipelajarinya ialah mengenal benda cair dan melakukan diskusi untuk menentukan kegiatan

yang akan dilakukan pada proses pembelajaran. Anak-anak bertukar jawaban tanpa urutan berdasarkan apa yang mereka ketahui, sehingga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sesudah dirasa cukup kemudian peneliti melanjutkan aktivitas melalui memberi penjelasan kepada anak bagaimana penerapan model pembelajaran plan do review kemudian menentukan dan menyampaikan aktivitas yang akan dilaksanakan (aktivitas ini merupakan hasil diskusi antara guru dan anak) selanjutnya peneliti memulai melaksanakan aktivitas utama melalui penggunaan model pembelajaran plan do review.

Peneliti memberi peluang kepada anak-anak untuk mengelilingi dan melihat pusat aktivitas yang dilaksanakan (percobaan penuangan benda cair) kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat perencanaan (plan) peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk memulai kegiatan (do) percobaan penuangan benda cair sesuai dengan rencananya, mengamati bagaimana proses mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ketempat rendah, mengamati bentuk benda cair meniru wadahnya. Peneliti dengan anak-anak berdiskusi mengenai hasil eksperimen ini dan peneliti memberi pertanyaan terbuka terhadap anak-anak agar merangsang pengetahuan mereka seperti bagaimana proses mengalirnya air anak serontak menjawab deras seperti kerang air yang ada dirumah, proses mengalirnya minyak tidak begitu deras saat dituangkan karena massa jenis minyak yang cukup kental dibanding air, proses mengalirnya sabun cair cuci piring lambat karena tekstur sabun cair yang kental dibandingkan minyak dan air dan proses mengalirnya madu lambat karena tekstur yang sangat kental dibanding air, minyak, dan sabun cair. Setelah bel istirahat

berbunyi anak-anak diizinkan bermain diluar kelas dan sesudah bel masuk berbunyi anak-anak kembali masuk kelas dan peneliti mulai meninjau. Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada anak tentang eksperimen sebelumnya, selanjutnya peneliti menanyakan aktivitas apa yang dilakukan anak hari ini, kemudian pembelajaran ditutup dengan menyanyikan beberapa lagu dan berdoa.

Pada saat perlakuan (treatment) pertama percobaan penuangan benda cair sudah baik anak didik dapat mengenal, menyebutkan dan menunjukkan macam-macam benda cair dengan benar. Anak didik juga sudah dapat melakukan percobaan penuangan benda cair dari tempat tinggi ketempat rendah serta sudah bisa mengetahui bentuk benda cair meniru wadahnya. Semua anak didik dapat melakukan percobaan penuangan benda cair dan anak didik cukup antusias melakukan percobaan tersebut, pada kegiatan review ada beberapa anak yang masih perlu bimbingan peneliti dalam menceritakan kembali percobaan yang telah dilakukan.

2. Perlakuan Kedua

Perlakuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2020.

Treatment kedua dilakukan hampir sama dengan treatment pertama yang mana

sebelum memasuki aktivitas utama, peneliti mempersepsikan dalam bentuk tanya jawab. Peneliti memberi pertanyaan kepada anak-anak tentang materi yang akan dipelajarinya yakni mengenal benda cair dan melakukan diskusi untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan pada proses pembelajaran. Anak-anak bertukar jawaban tanpa urutan berd asarkan apa yang mereka ketahui, sehingga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sesudah dirasa cukup

kemudian peneliti melanjutkan aktivitas melalui memberi penjelasan kepada anak bagaimana penerapan model pembelajaran plan do review kemudian melanjutkan kegiatan dengan menentukan dan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan (kegiatan ini merupakan hasil diskusi antara guru dan anak) selanjutnya peneliti memulai melaksanakan aktivitas utama melalui penggunaan model pembelajaran plan do review.

Peneliti memberi peluang kepada anak-anak untuk mengelilingi dan melihat pusat aktivitas yang dilaksanakan (percobaan susu pelangi) kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat perencanaan (plan) peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk memulai kegiatan (do) percobaan susu pelangi sesuai dengan rencananya, mengamati bagaimana reaksi sesudah sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna. Peneliti dengan anak-anak berdiskusi mengenai hasil eksperimen ini dan peneliti memberi tanya jawab terbuka kepada anak-anak agar merangsang pengetahuan mereka seperti apa reaksi yang terjadi ketika sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna, anak serontak menjawab bercampur dan berwarna menyerupai pelangi. Setelah bel istirahat berbunyi anak-anak diizinkan bermain diluar kelas dan sesudah bel masuk berbunyi anak-anak kembali masuk kelas dan peneliti mulai meninjau.

Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada anak tentang eksperimen sebelumnya, selanjutnya peneliti menanyakan aktivitas apa yang dilakukan anak hari ini kemudian pembelajaran ditutup dengan menyanyikan beberapa lagu dan berdoa.

Pada saat perlakuan (treatment) kedua percobaan susu pelangi seluruh anak didik bisa melaksanakan percobaan dan anak didik sangat antusias serta bersemangat melakukan percobaan bahkan selalu ingin mengulanginya kembali.

Anak didik sudah bisa melihat reaksi sesudah sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna dan mampu menceritakan ulang percobaan yang sudah dilakukannya.

3. Perlakuan Ketiga

Perlakuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 14 Oktober 2020. Treatment ketiga dilaksanakan hampir sama dengan treatment sebelumnya yakni treatment pertama dan kedua, sebelum memasuki aktivitas utama peneliti mempersepsikan dalam bentuk tanya jawab. Peneliti memberi pertanyaan kepada anak-anak tentang materi yang akan dipelajarinya yakni mengenal benda cair, peneliti melanjutkan kegiatan dengan memberi penjelasan kepada anak bagaimana penerapan model pembelajaran plan do review kemudian melanjutkan kegiatan dengan menentukan dan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan (kegiatan ini merupakan hasil diskusi antara guru dan anak) selanjutnya peneliti memulai melaksanakan aktivitas utama melalui penggunaan model pembelajaran plan do review.

Peneliti memberi peluang kepada anak-anak untuk mengelilingi dan melihat pusat akitivitas yang dilaksanakan (percobaan pelangi dalam gelas) kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat perencanaan (plan) peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk memulai kegiatan (do) percobaan pelangi dalam gelas sesuai dengan rencananya,

mengamati bagaimana proses membuat pelangi dalam gelas dengan menuangkan benda-benda cair kedalam gelas. Peneliti dengan anak-anak berdiskusi mengenai hasil eksperimen ini dan peneliti memberi pertanyaan terbuka terhadap anak-anak untuk merangsang pengetahuan mereka seperti bagaimana benda-benda cair tersebut ketika dimasukkan dan dicampurkan kedalam satu wadah, anak serontak menjawab menyerupai pelangi dimana ada warna hijau, kuning dan merah akan tetapi harus dimasukkan secara berurut dimulai dari madu yang kental, kemudian sabun cair cuci piring yang cukup kental, kemudian minyak yang teksturnya ringan. Setelah bel istirahat berbunyi anak-anak diizinkan bermain diluar kelas dan sesudah bel masuk berbunyi anak-anak kembali masuk kelas dan peneliti mulai meninjau. Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada anak tentang eksperimen sebelumnya, selanjutnya peneliti menanyakan aktivitas apa yang dilakukan anak hari ini, kemudian pembelajaran ditutup dengan menyanyikan beberapa lagu dan berdoa.

Pada saat perlakuan (treatment) ketiga percobaan pelangi dalam gelas, semua anak didik dapat melaksanakan percobaan dan anak didik sangat antusias melaksanakan percobaan tersebut dan selalu ingin mengulanginya kembali akan tetapi terdapat beberapa anak didik yang belum dapat berhasil membuat pelangi dalam gelas ini dikarenakan anak didik dalam memasukkan benda-benda cair ke dalam gelas secara acak. Seharusnya dalam percobaan pelangi dalam gelas ini benda-benda cair yang dituangkan kedalam gelas harus berurut dari madu, sabun cair cuci piring kemudian minyak, pada kegiatan review anak didik sudah dapat menceritakan kembali percobaan yang telah dilakukannya.

c. Deskriptif Hasil Posttest

Sesudah memberi perlakuan (treatment) dalam melaksanakan aktivitas penelitian, dalam hal ini memberi posttest. Dari data posttest tersebut, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif. Adapun hasil analisis data posttest tersebut bisa diketahui data tabel 4.3 dan tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data persentase Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Data Posttest Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair

Indikator No Kategori Frekuensi Persentase a. Menunjukkan kegiatan

eksplorasi dan mendeteksi (misalnya apa yang terjadi saat air ditumpahkan)

Sumber: Hasil penelitian, 2020

Sesuai tabel posttest diatas bisa diketahui bahwasanya persentase kegiatan yang bersifat eksploratif dan menyelidik pada item no 1 (memeliki perilaku yang mencerminkan rasa ingin tahu) pada kategori berkembang sangat baik 4 anak (27%) berkembang berdasarkan keinginan 11 anak (73%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Persentase item no 2 (mengetahui proses mengalirnya benda cair dari tempat tinggi ketempat rendah) pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan keinginan 12 anak (80%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum berkembang 0 anak (0%).

Persentase menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah pada item no 3 (memeliki sikap kreatif untuk melakukan eksperimen diluar instruksi guru) pada kategori berkembang sangat baik 2 anak (13%) berkembang sesuai harapan 13 anak (87%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum berkembang 0 anak (0%).

Persentase item no 4 (menceritakan ulang terhadap gurunya mengenai percobaan yang sudah dilaksanakan) pada kategori berkembang sangat baik 1 anak (7%) berkembang berdasarkan keinginan 12 anak (80%) mulai berkembang 2 anak (13%) dan belum berkembang 0 anak (0%).

d . Memahami kausalitas lingkungan (angin

Persentase mengklasifikasikan benda sesuai bentuk pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan keinginan 10 anak (67%) mulai berkembang 2 anak (13%) dan belum berkembang 0 anak (0%).

Persentase mengenal sebab akibat tentang lingkungannya pada item no 6 (mengetahui perubahan sesudah sabun colek dicampur dengan susu dan pewarna) pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang berdasarkan keinginan 12 anak (80%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Persentase pada item no 7 (mengetahui bentuk benda cair meniru wadahnya) pada kategori berkembang sangat baik 3 anak (20%) berkembang sesuai keinginan 12 anak (80%) mulai berkembang 0 anak (0%) dan belum berkembang 0 anak (0%). Hal diatas menyatakan bahwa persentase kemampuan sains anak mengenal benda cair berada pada kategori berkembang sangat baik, berkembang berdasarkan keinginan dan mulai berkembang, akan tetapi lebih dominan pada kategori berkembang berdasarkan keinginan. Hal ini menunjukkan bahwa persentase anak yang berada pada kategori berkembang berdasarkan keinginan lebih tinggi dibandingkan persentase anak yang ada kategori mulai berkembang dan tidak berkembang. Adapun hasil analisis statistik deskriptif kemampuan sains anak mengenal benda cair bisa diketahui pada tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4 Data Perhitungan Hasil Analisis Data Posttest Kemampuan Sains Anak Mengenal Benda Cair

Data Perhitungan Data Posttest

Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwasanya data posttest menunjukkan rata-rata skor adalah 22 skor minimal 20 dan skor maksimal sebesar 26.

3. Uji Statistik Non Parametrik

Hasil penelitian yang didapatkan sesuai data dari hasil pengamatan sebelum dan setelah melakukan treatment, bisa diketahui bahwasanya pengaruh penggunaan model pembelajaran plan do review terhadap kemampuan sains anak mengenal benda cair. Kemudian dilaksanakan pengujian hipotesis melalui analisa uji wilcoxon. Berikut tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Data sebelum (O1) dan setelah (O2) perlakuan diterapkan beda selisih skor

b. Membuat peringkat dari jumlah total anak (terlepas dari tanda) melalui pengurutan nilai dari yang tertinggi ke terendah. Selanjutnya di beri angka yang menyatakan ranking mulai dari angka 1, 2 dan seterusnya. Nilai yang sama perlu diberi peringkat yang sama, yakni melalui menetapkan bilangan nilai peringkat secara adil ke seluruh pemilik dengan nilai yang sama. Tempelkan tiap peringkat tanda (+ atau -)

c. Untuk menentukan nilai T, nilai simbol terkecil akan dijumlah dari dua kelompok peringkat dengan simbol yang sama dan N akan diperoleh dari jumlah sampel yang diteliti.

d. Selanjutnya dilaksanakan dengan membandingkan antara nilai T yang didapatkan dengan nilai T pada uji bertanda Wilcoxon.

Agar bisa lebih jelas hasil data yang didapatkan bisa diketahui pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Plan Do Review Terhadap

Tabel 4.5 Pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Plan Do Review Terhadap

Dokumen terkait