• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Secara garis besar, manfaat penelitian diklasifikasikan menjadi dua diantaranya yakni:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi guru, yaitu menambah pengetahuan sekaligus menjadi opsi untuk penerapan model pembelajaran keaktifan anak terhadap materi sains serta menjadi evaluasi pada hasil belajar yang berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan anak.

b. Bagi mahasiswa diharapkan bisa menjadi bahan patokan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya terkait pengembangan model pembelajaran yang inovatif.

2. Manfaat Praktis

Model pembelajaran plan do review ini menarik perhatian, menumbuhkan motivasi sekaligus membantu anak didik dalam memahami sains serta membantu guru dalam mencapai tujuan belajar.

7 A. Kajian Teori

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang mengangkat permasalahan yang menyatakan bahwasanya model pembelajaran plan do review berdampak serta berpengaruh signifikan pada kemampuan anak. Berikut uraian tentang penelitian terdahulu :

a. Penelitian yang ditulis Bellanita Maryadi pada tahun 2013 dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul “pengaruh model pembelajaran high scope (plan do review) terhadap motivasi belajar anak” Hasil penelitian

yang diperoleh dari penelitian ini motivasi belajar anak mengalami peningkatan sebagaimana dapat dilihat dari skor yang ditunjukan dan menaiknya jumlah anak-anak yang memiliki skor tinggi pasca perlakuan.

Hasil dari penelitian yang dilakukannya ini mengatakan bahwasanya tidak ditemukannya anak-anak yang berkategori rendah pada motivasi belajarnya pasca perlakuan.

b. Penelitian kedua dilakukan oleh Herman dan Rusmayadi Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Makassar yang karyanya telah dijurnalkan pada tahun 2018 dalam International Journal Of Advanced Research (IJAR) 6(12).

Penelitian yang diangkat adalah dampak penerapan plan do review terhadap kemampuan sains pada PAUD. Kesamaannya adalah penelitian

ini juga menggunakan model pembelajaran plan do review. Dari penelitian ini, diperoleh data kemampuan anak didik pada eksperimen (menggunakan model pembelajaraan plan do review) memeliki rerata 18,00 sedangkan pada konvensional (tanpa model pembelajaran plan do review) memeliki rerata 16,00. Sehingga dalam hal ini dapat diketahui

bahwa terdapat perbedaan dengan melihat selisih dari kedua kelompok tersebut.

Dari kedua penelitian tersebut, ditemukan kesamaan fakta bahwa penggunaan model pembelajaran plan do review mampu meningkatkan kemampuan anak didik.

2. Model Pembelajaran

Menurut Mayer (Habibu, 2019:261) Model pembelajaran diartikan sebagai suatu proses terencana pada penerapan tipe dan jenis metode pembelajaran yang diterapkan pada anak atau siswa dengan tujuan yakni menciptakan pengalaman pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik. Oleh karena itu, bermakna agar anak didik yang lebih aktif untuk belajar secara mental d an jasmani. Pembelajaran menurut Gagne & Brigs (Helmiati, 2012:7) ialah segala sesuatu yang dikonsepkan atau telah direncanakan untuk terjadi dan bertujuan untuk memberikan pengaruh belajar pada anak. Knirk & Kent L Gustafson (Helmiati, 2012:8) menjelaskan bahwasanya pembelajaran merupakan aktivitas yang telah diatur oleh tenaga didik untuk tujuan pembelajaran bagi anak-anak.

Model pembelajaran berdasarkan Harjanto (Zainal dan Adi, 2016:2) Hal tersebut diartikan sebagai suatu konsep dan dapat digunakan sebagai pedoman

atau acuan saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut definisi tersebut, Murtadlo (Zainal dan Adi, 2016:2) mendefinisan bahwasanya model pembelajaran yakni suatu acuan yang dapat dianut dalam pembelajaran tertentu.

Joyce & Weil (Nurdiyansah dan Eni, 2016:3) Model pembelajaran diyakini merupakan rencana atau model yang dapat digunakan untuk membentuk pembelajaran (rencana pembelajaran jangka panjang) merancang materi pembelajaran dan memandu ruang kelas atau metode pembelajaran lainnya.

Model pembelajaran dapat digunakan sebagai mode pilihan, artinya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.

Suherman (Syafruddin dan Adriantoni, 2019:181) Model pembelajaran dimaksudkan sebagai mode interaksi dengan siswa dan guru di kelas melibatkan strategi, metode dan keterampilan belajar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Suherman memaparkan konsepnya bahwa model pembelajaran merupakan bentuk yang menunjukkan hubungan interaksi antara guru dan siswa secara strategis dengan metode dan teknik-teknik belajar yang dapat diaplikasikan.

Menurut Trianto (Habibu, 2019:262) Model pembelajaran merupakan proses berisi tahapan belajar dan tujuan yang telah terkonsep. Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Soekanto,dkk (Habibu, 2019:262) model pembelajaran merupakan rangka konsep dengan teknik prosedural untuk fokus pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran yang diimplementasikan

dalam proses belajar mengajar ialah rangkaian kegiatan yang disusun secara terencana dan bertahap sehingga suatu pembelajaran dapat dijalankan dengan optimal.

Berbagai pendapat diatas mengenai model pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwasanya model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang dideskripsikan dari awal sampai akhir yang dikenalkan secara khusus oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran dapat diartikan sebagai metode, contoh atau pola yang tujuannya untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak dengan membuat pola atau contoh menggunakan materi yang dipilih oleh pendidik berdasarkan materi dan kondisi yang disediakan di kelas.

a. Model Pembelajaran Plan Do Review

Jaipaul dan James (Herman dan Rusmayadi, 2018) menyebutkan bahwa model pembelajaran plan do review anak-anak sebagai pembelajar aktif, yang belajar dengan cara terbaik melalui kegiatan yang mereka rencanakan, laksanakan dan renungkan sendiri. Jika diperlukan orang dewasa menggunakan bahasa yang rumit ketika mengamati, membantu dan memperluas pekerjaan anak-anak.

Sedangkan peran pendidik ialah untuk memastikan dan menciptakan lingkungan yang dijadikan proses belajar mengajar menjadi kondusif sehingga mereka juga melibatkan diri dan bergabung dalam kegiatan anak-anak, terlibat dalam percakapan yang mendukung dan memperluas rencana anak-anak dan membantu mereka mencerminkan banyak hal. Orang dewasa mendorong anak-anak untuk membuat keputusan, menyelesaikan masalah atau terlibat dalam kegiatan kurikulum yang berkontribusi pada pembelajaran mereka tentang hal-hal yang

didasarkan pada indikator pembangunan utama yang mencakup semua bidang pengembangan intelektual, sosial dan fisik.

Plan do review mengharuskan tenaga didik untuk berperan sebagai orang

terdekat anak-anak dalam pemilihan minat dan pengembangan bakatnya yang harus distimulus dan diulang-ulang tiap harinya. Plan do review yakni suatu proses pembelajaran dengan konsep perencanaan, melakukan dan mereview ulang (Diana, 2017:47)

Pinter (Shaher dan Abdulbaqi, 2019) menjelaskan siklus plan do review menjadi tiga langkah proses perencanaan, melakukan dan meninjau. Langkah ini mengacu pada berpikir di muka atau perencanaan, berpikir saat melakukan mengaktifkan atau pemantauan dan berpikir bagaimana kegiatan terpecahkan dan akhirnya mengevaluasi kinerja anak didik sendiri.

Morrison (Herman dan Rusmayadi, 2018) mengungkapkan bahwa program plan do review ialah bentuk dari teori konstruk menurut pemaparan Dewey dan Vygotsky milik Piaget. Inti dari teori ini yakni melibatkan pendekatan belajar yang fokus pada anak-anak dan merencanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan minat bakatnya. Sesuai namanya plan bermakna merencanakan do artinya melaksanakan dan review yakni pengulangan. Plan do review memberi anak-anak kesempatan untuk melakukan pembelajaran dengan

disesuaikan minat bakatnya. Lebih luas lagi (plan) pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada anak untuk merencanakan kegiatan mereka dengan bantuan arah guru maka (do) rencana dalam kelompok dan (review) anak melaporkan kembali atau meninjau apa yang telah dilakukannya.

Massari (Shaher dan Abdulbaqi, 2019) menyatakan bahwa urutan plan do review adalah elemen kunci untuk pembelajaran aktif, itu mencakup semua aspek

fundamental dari kegiatan itu: bahan, penanganan, pilihan, bahasa, komunikasi dan pemikiran. Dalam waktu perencanaan anak-anak dapat membuat pilihan dan memutuskan tindakan, waktu untuk melakukan dalam plan do review mengacu pada saat ketika anak dimasukkan ke dalam tindakan niat mereka dan memecahkan masalah serta mengingat rencana asli yang dikembangkan.

Plan do review dapat dianggap sebagai model pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan, menurut Ellis & Brewster (Shaher dan Abdulbaqi, 2019) model pembelajaran tersebut menyediakan kerangka kerja bagi para guru di mana mereka dapat memasukkan peluang untuk anak didik berpikir refleksi merencanakan, melakukan dan meninjau.

Model pembelajaran plan do review memberikan anak-anak kebebasan untuk aktif dalam belajar, memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk terlibat langsung dalam proses belajar serta memberikan pengalaman dengan orang-orang di sekitar mereka sehingga lingkungan belajar dapat membantu anak-anak menumbuhkan kemampuan kognitif. Selain itu, model pembelajaran plan do review ini mendorong anak untuk dapat memberikan empatinya terhadap suatu hal

melakukan komunikasi, menerapkan jiwa kerja sama serta dapat menghormati orang sekitarnya.

Beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa plan do review yakni suatu model pembelajaran berfokus pada anak. Dalam model pembelajaran

ini anak diberi kesempatan mengembangkan minat bakatnya yang dimulai dengan merencanakan pembelajaran, melakukannya dan mengulangnya lagi.

b. Elemen utama Plan Do Review Pada Anak usia dini

Morrison (Herman dan Rusmayadi, 2018) menjelaskan bahwa ada lima elemen utama dalam mengimplementasikan model pembelajaran plan do review, yaitu:

1) Pengaturan Kelas

Pengaturan ruang kelas merupakan penataan kelas dengan rancangan yang disesuaikan dengan minat anak-anak, di mana setiap minat anak memiliki bidangnya sendiri. Setiap bidang d iberikan nama-nama yang mudah diingat untuk objek atau subjek yang mereka minati.

2) Pembelajaran Aktif

Anak-anak merupakan kontributif yang aktif dalam mengambil peran pembelajaran model ini, dikarenakan mereka dapat terlibat secara langsung di dalamnya dan membagikan pengalaman belajarnya, menunjukkan kesenangan dan bakatnya serta mengembangkan pengetahuannya. Misalnya yaitu mengkonsep pembelajaran, pembentukan gagasan, membuat simbol dan abstraksi dari dirinya masing-masing dan tenaga didik hanya berperan sebagai penyedia sarana prasarana yang mendampinginya dalam pengobservasiannya ketika belajar.

3) Isi pembelajaran

Isi pembelajaran yang digunakan adalah materi-materi yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuan anak-anak dalam mengembangkan minat bakatnya.

4) Penilaian

Penilaian merupakan akhir dari evaluasi yang dapat berupa pujian ataupun skoring. Untuk penerapan metode plan do review guru cukup mencatat tentang tingkah laku anak-anak, pengalaman dan minat anak-anak guna memberikan penilaian pada anak didiknya. Proses penilaian ini membutuhkan perencanaan kelompok, note yang berisi pengalaman setiap harinya serta koleksi catatan yang direkam setiap semester. Disamping untuk mendukung proses penilaian, unsur-unsur ini juga wajib diinformasikan kepada orang tua anak untuk mereka memahami apa saja yang telah anak-anaknya capai pada proses pembelajaran.

Pada metode plan do review, penilaian yang digunakan yaitu sistem child observation record (COR) guna melihat, mengamati dan menganalisis

adanya perkembangan signifikan yang terjadi pada anak-anak. Berikut yang harus dianalisis dan diamati oleh guru:

a) Inisiatif anak

b) social interaction (cara berhubungan dengan teman) c) Representasi kreatif (membangun perencanaanya)

d) Bahasa dan literatur (menjabarkan tentang perencanaan yang telah dilakukan)

Guru kelas menulis cacatan yang berisi tingkah laku, pengalaman dan minat bakat anak didik. Catatan ini kemudian dipergunakan untuk dilakukannya skoring terhadap tumbuh kembang anak didik dan melakukan perencanaan di hari-hari selanjutnya.

5) Kegiatan rutin sehari-hari

Ada 5 tahapan berdasarkan Morrison (Herman dan Rusmayadi, 2018) yang mendukung jadwal harian/rutinitas sehari-hari yang termasuk pada belajar aktif anak, yakni:

a) Waktu perencanaan (plan/merencanakan)

Proses ini memberi anak kesempatan untuk membuat rencana dari aktivitasnya yang akan dilaksanakan.

b) Pengalaman utama

Pengalaman dalam berhubungan langsung dengan orang-orang, benda, ide dan peristiwa. Pengalaman belajar aktif akan membantu anak membangun pengetahuan mereka dalam proses pembelajaran, anak menggunakan fungsi indranya seoptimal mungkin, anak membangun pengetahuannya sendiri dengan berbagai objek disekitarnya.

c) Waktu kerja (do/melakukan)

Tahap ini merupakan saat anak memulai kegiatannya sesuai perencanaanya, di mana anak memecahkan dan menyelesaikan perencanaanya.

d) Waktu pembersihan

Anak membersikan peralatan yang telah digunakan.

e) Waktu renungan (review/meninjau)

Tahapan ini yakni tahapan yang mana anak-anak dapat melakukan refleksi terhadap segala sesuatu yang sudah mereka lalui pada pembelajarannya. Model plan do review memiliki banyak manfaat bagi anak untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan minat anak dalam proses pembelajaran, memberikan pengalaman belajar yang positif.

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Plan Do Review

Berikut di bawah merupakan langkah untuk menerapkan model plan do review (Herman dan Rusmayadi, 2018) adalah:

a. Plan (masa untuk merencanakan)

Perencanaan merupakan tahap awal untuk memberikan anak dapat merencanakan gagasan-gagasannya pada gurunya, tenaga didik dapat memulai komunikasi terkait dengan rencananya. Hal ini bertujuan agar keduanya dapat saling memahami apa yang sebenarnya menjadi maksud dan tujuan dari gagasan anak yang telah ia rencanakan. Dalam hal ini, tenaga didik sebagai f asilitator yang berhak untuk memberi saran, mengarahkan dan menuntun atau membantunya mengembangkan kemampuannya.

b. Do (pelaksanaan)

Urutan waktu kerja bagian ini biasanya merupakan waktu yang paling lama dalam pekerjaan sehari-hari. Peran guru selama jam kerja adalah mengamati anak-anak dan melihat bagaimana mereka mengumpulkan informasi, berinteraksi dengan rekan kerja dan memecahkan masalah. Jika perlu, guru akan berpartisipasi

dalam kegiatan anak-anak untuk mendorong, memperluas dan merancang situasi pemecahan masalah.

c. Review (mengingat dan mengulang kembali)

Mereview, berarti anak telah memasuki tahapan akhir yakni dengan mengingat. Dalam kegiatan ini dapat mengingat beragam, misalnya mengingat nama teman, kesukaan teman dan menceritakan kembali peristiwa yang telah ia lihat atau lalui dikegiatannya. Tahap ini adalah penutupan untuk kegiatan perencanaan dan waktu kerja.

Berikut langkah model plan do review (Herman dan Rusmayadi, 2018) adalah:

1. Menentukan tema pembelajaran

2. Menentukan fokus topik atau tema untuk implementasi model pembelajaran plan do review.

3. Mempersiapkan skenario untuk menerapkan model pembelajaran plan do review.

4. Menjelaskan kepada anak-anak bagaimana menerapkan tinjauan rutin dari rencana tersebut.

5. Mengkomunikasikan jenis kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan pembelajaran (kegiatan yang diberikan merupakan hasil diskusi antara guru dengan anak)

6. Memberikan kesempatan kepada anak untuk melihat-lihat pusat kegiatan yang akan dilaksanakan.

7. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan (perencanaan).

8. Anak-anak memulai kegiatan (melakukan) sesuai rencana mereka sendiri.

9. Setelah selesai, anak membersihkan peralatan yang digunakannya kemudian istirahat.

10. Setelah menyelesaikan anak akan mereview semua aktivitas yang dia selesaikan.

3. Sains Anak Usia Dini a. Hakikat Sains

Sains dilansir dari webster new collegiate dictionary (Khadijah, 2016:15) berarti suatu ilmu atau informasi yang berguna yang diperoleh lewat proses pembelajaran atau observasi. Menurut Nugraha (Khadijah, 2016:151) kata sains atau science dari Bahasa Latin yang bermakna pengetahuan yang sistematis.

Sedangkan Conant (Mursyid, 2016:69) menjelaskan bahwasanya sains ialah suatu konsep ilmu yang memiliki hubungan satu dengan lainnya yang merupakan hasil dari suatu observasi yang telah dilakukan dan dapat diuji lanjutan.

Campbell mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang berguna dan sarana atau metode untuk memperoleh pengetahuan. Sementara itu, Abruscasto mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui serangkaian proses sistematis untuk mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta (Murshid, 2006: 69)

Ilmu berkaitan erat dengan kegiatan menelusuri gejala dan fakta alam di sekitar anak, artinya ilmu pengetahuan adalah ilmu tentang lingkungan alam suatu

proses yang meliputi teori atau konsep yang didapatkan dari pengamatan suatu penelitian. Menurut Fisher (Mursyid, 2016:69) Sains adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode berdasarkan observasi yang ketat. Secara konseptual menurut Amien (Mursyid, 2016:68) sebagai ilmu pengetahuan alam meliputi materi dan energi yang terkandung dalam kehidupan lebih banyak membahas tentang ilmu pengetahuan tentang alam seperti fisika, kimia dan biologi.

Dari sudut pandang di atas, bisa ditarik pemahaman bahwasanya konsep umum sains adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari berbagai fenomena alam di lingkungan sekitarnya dan melibatkan kegiatan menemukan hukum alam melalui eksperimen dan observasi sehingga menarik kesimpulan baru yang bermanfaat.

b. Pembelajaran Sains Anak Usia Dini

Pembelajaran sains bertujuan memberi pelatihan pada anak menggunakan panca indra untuk mengenal berbagai gejala kejadian dan gejala benda, dilatih anak untuk melihat, merasakan, mencium, meraba dan mendengarkan. Semakin banyak indra yang terlibat dalam pembelajaran, semakin banyak anak memahami apa yang mereka pelajari. Anak-anak memperoleh pengetahuan baru melalui persepsi berbagai objek di sekitar lingkungannya. Brewer (Khadijah, 2016:152) mendefinisikan bahwa sains ialah rasa keingintahuan yang mengandung pertanyaan-pertanyaan dan selidikan suatu objek atau subjek tertentu.

Menurut Nugraha (Khadijah, 2016:152) sains ialah salah satu metode untuk mendapatkan ilmu dengan pengamatan, eksperimen, konsep dan perumusan

teori. Teori perkembangan kognitif mengklasifikasikan anak-anak berusia 2-7 tahun pada tahapan pra-operasional. Pada tahap ini kemampuan ilmiah anak ialah kemampuan untuk mengamati objek konkret dengan menggunakan semua indra dan kemudian menggunakan bahasa, tulisan atau gambar sebagai tempat untuk melampirkan makna.

Sains ialah ilmu pembelajaran anak memegang peranan terpenting untuk membantu anak mengembangkan kognisi sejak dini. Jika kita menyadari bahwa kita hidup di dunia yang dinamis yang terus berkembang dan berubah menuju masa dewasa, semakin kompleks cakupannya tentunya semakin banyak ilmu yang dibutuhkan dan semakin besar pula kesadaran akan pentingnya memberikan ilmu kepada anak.

Dalam suasana bermain memasukkan pembelajaran saintifik ke dalam rencana PAUD merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena karakteristik respon anak terhadap hal-hal dalam arti bermain. Saepudin (Khadijah, 2016:152) mengartikan anak-anak mendapatkan lebih banyak pengalaman dari dunia sekitarnya, mereka seringkali membutuhkan bantuan untuk mengatur hasil belajar yang spesifik. Oleh karena itu, guru harus percaya bahwa setiap anak memiliki kemauan dan kemampuan sendiri untuk menemukan dan membangun pengetahuan. Nilai dan pengalaman masing-masing menuntut guru untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam proses ini, guru berperan sebagai pembimbing dan motivasi anak untuk merangsang kemauan dan kemampuannya mencari, menemukan, merangkum, bertukar pengetahuan dan pengalaman belajar (Khadijah, 2016:152)

Sains memberi peluang dan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi benda hidup dan mati di lingkungannya dengan baik melalui panca indranya yang artinya melibatkan peraba, perasa, pembauan dan pendengaran. Cakupan kompleksitas unsur tersebut dapat menunjang anak berpotensi mengkaitkan satu objek dengan yang lainnya.

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sains anak usia dini ialah bentuk pembelajaran dan pengetahuan yang menyenangkan dan menarik yang dilakukan melalui observasi, investigasi dan rangkaian eksperimen untuk menemukan jawaban tentang realitas di lingkungan.

c. Tujuan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini

Dalam taksonomi Bloom (Khadijah, 2016:151) Menurut penjelasannya tujuan belajar sains adalah untuk memberikan pengetahuan yaitu pengetahuan dasar tentang prinsip dan konsep yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, pembelajaran sains juga diharapkan mampu memberikan keterampilan (gerak mental), sikap ilmiah (emosi), pemahaman, kebiasaan dan penghargaan.

Anak-anak adalah ilmuwan, anak-anak yang lahir penuh dengan keajaiban dan keingintahuan. Mereka bisa belajar dan mencari tahu apa yang mereka lihat dan rasakan di sekitar mereka. Oleh karena itu, Piaget (Khadijah, 2016:151) mengemukakan bahwa pengetahuan tidak hanya merupakan interaksi langsung antara indra dengan realitas, tetapi juga harus memiliki pemikiran tentang perubahan untuk memperoleh pengetahuan yang ada di alam melalui eksperimen.

Menurut Sujiono (Khadijah, 2016: 151) permainan sains di tingkat anak TK dirancang untuk membekali anak dengan kemampuan sebagai berikut:

1) Amati perubahan yang terjadi di sekitar.

2) Lakukan percobaan sederhana, misalnya benih buah yang ditanam akan tumbuh keluar.

3) Melakukan kegiatan membandingkan dan mengkomunikasikan hal-hal tertentu yang disebabkan oleh pengamatannya.

4) Meningkatkan inovasi dan kreativitas khususnya di bidang ilmu pengetahuan alam, supaya mereka bisa membuat keputusan untuk permasalahan yang tengah dihadapinya.

Menurut Leeper (Mursyid, 2016:71) Adapun tujuan belajar sains anak adalah sebagai berikut:

1) Memungkinkan anak-anak menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi, sehingga membantu anak-anak dengan pandai memecahkan berbagai masalah yang mereka hadapi

2) Membuat anak memiliki sikap ilmiah pengetahuan alam dasar

3) Memungkinkan anak memperoleh pengetahuan dan informasi ilmiah yang lebih baik dan lebih andal, artinya informasi yang diperoleh anak berdasarkan temuannya.

4) Biarkan anak lebih tertarik pada ilmu kehidupan di lingkungan alam Pada penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat ditarik simpulan bahwasanya pembelajaran sains bagi anak berfungsi untuk memberi kemampuan dan dukungan pada anak tentang konsep pemikiran logis lewat

ekperimen-eksperimen mudah yang dapat dilakukan tentang adanya gejala alam di lingkungannya dan melatihnya untuk memiliki daya problem solving untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.

d. Kemampuan Sains Anak Usia Dini

Kemampuan diartikan sebagai potensi yang dimiliki oleh suatu individu yang dapat dikembangkan dengan cara dilatih dan distimulus secara bertahap dan berlanjut. Sedangkan makna dari kemampuan sains pada anak yakni suatu potensi anak-anak dalam memberikan pemahamannya akan suatu objek atau subjek ditinjau dari sudut pandangnya. Kemampuan ini dapat diterapkan pada anak-anak tingkat TK dengan cara pengamatan, membuat simpulan, menyatakan opini, komunikasi dan mengaplikasikannya berdasarkan pengalamannya.

1) Pengamatan

Ketika anak-anak mengamati mereka belajar menggunakan lima fungsi sensorik dengan paling baik seperti melihat, mendengar, mencium, dan merasakan. Forman dan Kruscher (Khadijah, 2016: 154) mengusulkan empat tahapan yang perlu diselesaikan anak selama observasi, yaitu:

a) Identifikasi bagian dari objek b) Lihat objek dari sudut lain

c) Bandingkan objek yang diamati dengan objek lain

d) Mengaitkan struktur objek yang diamati dengan fungsi objek tersebut

2) Dapat menjelaskan alasan yang diberikan

Kemampuan menyatakan sebab atau menjelaskan kejadian yang dialami menuntut anak untuk berpikir, terutama dalam hal sebab dan akibat.

3) Klasifikasi

Dalam kegiatan mengklasifikasikan objek dan kejadian, anak tidak hanya mengamati tetapi juga berpikir sehingga dapat memilih dan menempatkan objek

Dalam kegiatan mengklasifikasikan objek dan kejadian, anak tidak hanya mengamati tetapi juga berpikir sehingga dapat memilih dan menempatkan objek

Dokumen terkait