• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Instrumen Penelitian

Menurut Bungin (2009:94) instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan diukur dari indikator-indikator variabel yang diberikan oleh peneliti. Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Karena melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen adalah perangkat lunak dari seluruh rangkaian proses pengumpulan data penelitian.

Instrumen penelitian menurut Kountur (2004:113) adalah alat pengumpulan data, diantaranya menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan instrumen penelitian dengan memberikan daftar yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:119), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam hal ini, peneliti menggunakan kuesioner tertutup artinya, bentuk jawaban sudah ditentukan oleh peneliti dalam model Likert. Responden yang dibutuhkan adalah Eselon III dan IV di Dinas Kesehatan Kota Serang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner dengan dua variabel. Untuk variabel X (Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil) dan variabel Y (Kinerja Pegawai Eselon III dan IV). Menurut Sugiyono (2005:107), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Tabel 3.1

Skor Tiap Indikator Menurut Skala Likert

Skor Kategori

4 Sangat Setuju

3 Setuju

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Sumber: Sugiyono (2005:107)

Dari tabel 3.1 di atas dapat dijelaskan bahwa skor 4 merupakan skor tertinggi dimana kategorinya yaitu sangat setuju, sedangkan skor 3 adalah setuju, skor 2 adalah tidak setuju dan skor terakhir yaitu skor 1 merupakan skor terendah dengan kategori sangat tidak setuju.

Setelah menentukan skor dengan model skala likert, berikut ini akan dipaparkan indikator dari variabel penelitian mengenai Pengaruh TP-PNS terhadap Kinerja Eselon III dan IV di Dinas Kesehatan Kota Serang.

Tabel 3.2 Indikator Variabel X

Variabel Indikator Sub Indikator No

item

TP-PNS Beban Kerja

1. TP-PNS diberikan berdasarkan beban kerja melampaui beban

kerja normal 1,2, 3,4, 5,6 7,8, 9, dan 10 2. Koordinasi rencana program

dan pengendalian anggaran 3. Laporan akuntabilitas dan

evaluasi kinerja

4. Mengkoordinir program dan mengsinkronkan program

5. Bekerja 7,5 jam dalam sehari 6. Bekerja 37,5 dalam satu minggu 7. Bekerja 5 dalam satu minggu

8. Bekerja 20 hari dalam satu bulan 9. Apel pagi 5x dalam satu minggu 10.Apel sore 5x dalam satu minggu

Kondisi Kerja

1. Kenyamanan dalam ruangan kerja

6, 7, 8, 9, dan 10 2. Keamanan dalam ruang kerja

3. Kerpihan posisi tempat duduk dan meja kerja

4. Ketenangan dalam ruangan 5. Fasilitas sarana dan prasana

yang memadai

6. Pencahayaan ruang kerja 7. Lingkungan kerja eksternal Sumber: Peneliti, 2015

Tabel 3.3 Indikator Variabel Y

Variabel Indikator Sub Indikator No

Item Kinerja Eselon III dan IV 1. Kualitas Pekerjaan

1. Ketelitian dalam penyelesaian pekerjaan

18, 19, 20, dan 21 2. Kerapihan dalam penyelesaian

pekerjaan

3. Penyelesaian pekerjaan lebih cepat dari waktu yang ditentukan 4. Kemampuan yang sesuai dengan

tanggung jawab dan beban kerja

2. Komunikasi

1. Memberi petunjuk kepada staf

22, 23, 24, 25, dan 26 2. Memberi arahan kepada staf

3. Memberi kesempatan untuk berpendapat

4. Memberi motivasi kepada staf 5. Memberi bimbingan kepada staf

3. Ketepatan Waktu

1. Penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu

27, 28, dan 29 2. Datang ke kantor dengan tepat

waktu

3. Pulang dari kantor dengan tepat waktu

4. Kemampuan

1. Bekerja sesuai dengan Tupoksi

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37 2. Latar belakang pendidikan sesuai

dengan penddikan

3. Perencanaan kegiatan dari hasil rumusan program

4. Pengawasan kepada staf

5. Pengendalian dalam

permasalahan

6. Mengontrol pekerjaan 7. Mengoreksi hasil kerja staf 8. Penilaian tingkat kerja dengan

menyususn laporan

5. Inisiatif

1. Melasaknakan pekerjaan tanpa diperintah

38, 39, 40, 41, 42, dan 43 2. Penyelesaian pekerjaan sesuai

dengan prosedur

3. Melakukan tindakan dalam suatu permasalahan

4. Mempercepat penyelesaian pekerjaan

5. Meningkatkan kinerja

6. Berinisiatif dalam setiap tindakan yang dilakukan

Sumber: Peneliti, 2015

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

a. Menurut Bungin (2009:122), data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,

peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus dan penyebaran kuesioner kepada Pegawai Eselon III dan IV di Dinas Kesehatan Kota Serang. b. Menurut Bungin (2009:122), data sekunder adalah data yang

diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Dengan kata lain, data sekunder adalah data yang diambil tidak secara langsung dari narasumber, tetapi melalui referensi / buku. Data sekunder ini merupakan data-data atau dokumen-dokumen pendukung yang dibutuhkan oleh peneliti untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan, seperti Peraturan Pemerintah tentang Tata Tertib Kerja Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Serang, Keputusan Walikota Serang tentang Besaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Tahun Anggarn 2014, dan sebagainya

2. Sumber data

a. Wawancara dan obesrvasi awal untuk mengetahui lebih dalam latar belakang permasalahan

b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data dari berbagai refrensi yang relevan berdasarkan teks book maupun jurnal-jurnal ilmiah

c. Kuisioner atau angket adalah pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pernyataan, yang diajukan kepada responden

untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.

3.2.2 Uji Validitas

Suatu instrumen pengukuran valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Validitas adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap dengan benar gejala atau sebagian gejala yang hendak diukur, artinya tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Tukiran dan Hidayati (2012:42), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Secara mendasar validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validtas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

3.2.3 Uji Reliabilitas

Menurut Tukiran dan Hidayati (2012:43), bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pngumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban terentu. Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahsilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun akan diambil, akan tetap sama. Reliabilitas menunjuk pada suatu tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya jadi dapat diandalkan.

Menurut Azwar (2000:3), bahwa suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu dikelompokan ke dalam lima kelas dengan range

yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Nilai Alpha Cronbach 0,00 sd. 0,20, berarti kurang reliabel 2. Nilai Alpha Cronbach 0,21 sd. 0,40, berarti agak reliabel 3. Nilai Alpha Cronbach 0,41 sd. 0,60, berarti cukup reliabel 4. Nilai Alpha Cronbach 0,61 sd. 0,80, berarti reliabel

5. Nilai Alpha Cronbach 0,81 sd. 0,100, berarti sangat reliabel

Triton dalam bukunya Azwar (2000:3) yang berjudul Reabilitas dan Validitas. Berikut adalah rumus Alpha Cronbach:

Rumus 3.1 Alpha Cronbach α = K { 1- ∑ Si2 } k-1 St2 Keterangan :

α = koefisien Alpha Cronbach

k = jumlah butir Si = varian butir St = varian total

3.2.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data diteliti berdistribusi normal atau tidak. jika data berdistribusi normal dapat dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian normalitas dalam penelitian menggunakan bantuan SPSS versi 16.

Dokumen terkait