• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

Rumus 3.5 Linier Sederhana

Model regresi linier sederhana

Keterangan :

Y = Variabel tak bebas (terikat) x = Variabel bebas

a = Penduga bagi intersap (α)

b = Penduga bagi koefisien regresi (β)

α , β = Parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistik sampel

3.5Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian ini bertwmpat di Dinas Kesehatan Kota Serang Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 159 Ciwaktu – Serang. Adapun rencana jadwal dan waktu penelitian yang dilakukan peneliti mulai dari bulan Oktober 2013 sampai bulan Agustus 2015, sehingga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian No Kegiatan 2013 2014 2015 Okt Nov/ Des Jan s/d Mei Jun s/d Sept

Okt Nov Des Jan s/d Feb Mar s/d aprl Mei s/d Jun

Jul Agst Sept

1 Menentukan Judul 2 Pengesahan Judul 3 Bimbingan 4 Seminar Proposal Skripsi 5 Perbaikan Proposal Skripsi 6 Penelitian Lapangan 7 Pengolahan dan analisis data 8 Bimbingan Skripsi 9 Sidang Skripsi 10 Perbaikan Skripsi Sumber: Peneliti, 2015

88

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.2.1 Profil Kota Serang

Kota Serang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Banten yang juga merupakan Ibukota Provinsi Banten yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten, dan ditetapkan setiap tanggal 10 Agustus merupakan hari jadi Kota Serang. Sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Banten Kota Serang merupa kan kota yang baru beridiri yaitu pemekaran dari Kabupaten Serang dan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Banten. Secara geografis terdiri dari daratan, perbukitan dan lautan, apabila memakai koordinat system UTM (Universal Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 m dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Batas Wilayah Kota Serang mencakup yaitu :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Banten.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang, Kecamatan Ciruas, Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waringin Kurung dan Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang. 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan

Petir dan Kecamatan Baros Kabupaten Serang.

Kota Serang yang merupakan Ibukota Provinsi Banten terletak pada posisi yang sentral dan strategis karena berada di jalur utama penghubung lintas Jawa Sumatera. Kota Serang juga dilintasi jalan Negara lintas Jakarta-Merak serta dilintasi Jalur Kereta Api Lintas Jakarta-Jakarta-Merak, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibu Kota Negara, Jarak Kota Serang hanya kurang lebih 70 km ke Jakarta Ibukota Negara yang telah dihubungkan dengan jalan bebas hambatan ( Jalan Tol Jakarta-Merak).

Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 53 mm dan rata-rata 14 hari hujan. Luas wilayah Kota Serang secara Administratif tercatat 26.674 ha yang terdiri dari 6 Kecamatan (Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Curug, dan Kecamatan Walantaka).

4.2.2 Dinas Kesehatan Kota Serang

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang menyelenggarakan sebagian unsur pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang berlokasikan di Jl. Ahmad Yani No. 159 Ciwaku – Serang, Telp / Fax (0254) 221061 Kota Serang Provinsi banten.

Dinas Kesehatan Kota Serang sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Serang mempunyai tugas untuk membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan. Adapun salah satu misinya berkaitan dengan bidang kesehatan, yaitu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kesehatan dan keberdayaan masyarakat yang produktif, berbudaya dan agamis yang diwujudkan dalam prioritas ke empat yaitu: Peningkatan Kualitas Kesehatan, Masyarakat dan lingkungan dengan tujuannya yaitu Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui sasaran:

1. Adanya dukungan profesionalisme aparatur kesehatan

2. Peningkatan sarana/prasarana kesehatan yang memadai sesuai SPM peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Gratus bagi Masyarakat Tidak Mampu

3. Pengembangan layanan sistem kesehatan masyarakat 4. Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut juga ditetapkan strategi peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau serta pemeliharaan kesehatan lingkungan dengan 2 kebijakan, sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapasitas fasilitas dan manajemen peayanan kesehatan serta SDM tenaga kesehatan

2. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan lingkungan dan pencegahan penyakit

Dengan berpijak pada kedudukan, tugas pokok dan fungsinya serta isu strategis yang diahadapi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka visi Dinas Kesehatan Kota Serang yaitu Terwujudnya Masyarakat yang Hidup Sehat dan Mandiri menuju Kota Serang Madani. Maksud dari visi diatas adalah suatu kondisi dimana masyarakat Kota Serang sadar, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan menanggulangi permasalahan kesehatan yang dihadapi baik oleh diri, keluarga, maupun lingkungannya. Sedangkan makna dari visi terdapat 3 (tiga) makna yaitu hidup, sehat, mandiri, dan madani.

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kota Serang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang No. 10 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang: 2. Sekretariat, membawahkan;

1) Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan; 2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

3) Sub Bagian Keuangan.

3. Bidang Pencegahan Pengendalian penyakit dan Kesehatan Lingkungan, membawahkan:

1) Sub Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit; 2) Sub Bidang Surveilan dan Imunisasi;

3) Sub Bidang Kesehatan Lingkungan.

4. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, membawahkan: 1) Sub Bidang Kesehatan Keluarga;

2) Sub Bidang Gizi, Kesehatan Remaja, dan Lanjut Usia; 3) Sub Bidang Promosi Kesehatan.

5. Bidang Bina Pelayanan Dan Sumber Daya Kesehatan: 1) Sub Bidang Kesehatan Dasar dan Rujukan;

2) Sub Bidang Sumber Daya Kesehatan; 3) Sub Bidang Kesehatan Khusus.

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik 4.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian ini, analisis data yang pertama kali dilakukan yaitu dengan melakukan uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu instrumen atau alat ukur yaitu kuesioner untuk mampu melakukan fungsinya.

Instrumen penelitian yang baik tentu saja instrumen yang valid, sehingga dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. Kevalidan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrument benar-benar mampu mengukur variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antara konsep dan hasil pengukuran. Adapun rumus yang digunakan adalah menggunakan statistik korelasi

Product Moment.

Di dalam uji validitas instrument ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 56 responden sebagai uji coba menghitung validitas instrument. Adapun kriteria item pernyataan yang digunakan adalah dimana jika rhitung ≥ rtabel, berarti item pernyataan tersebut dinyatakan “valid”. Namun jika rhitung ≤ rtabel, berarti item pernyataan tersebut dinyatakan “tidak valid”.

Adapun rumus yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian mengenai Pengaruh TP-PNS terhadap Kinerja Pegawai Eselon III dan IV Di Dinas Kesehatan Kota Serang yaitu menggunakan statistik product moment dengan bantuan SPSS statistik versi 16. Berikut adalah tabelnya:

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X

Item Pernyataan

(No Instrumen) Rhitung rtabel Keterangan

1 0,267 0,266 Valid 2 0,388 0,266 Valid 3 0,425 0,266 Valid 4 0,416 0,266 Valid 5 0,350 0,266 Valid 6 0,413 0,266 Valid 7 0,337 0,266 Valid 8 0,147 0,266 Tidak Valid 9 0,305 0,266 Valid 10 0,057 0,266 Tidak Valid 11 0,583 0,266 Valid 12 0,685 0,266 Valid 13 0,669 0,266 Valid 14 0,570 0,266 Valid 15 0,574 0,266 Valid 16 0,591 0,266 Valid 17 0,592 0,266 Valid

Sumber: Peneliti, Output Data SPSS, 2015

Output data program SPSS versi 16 di atas merupakan hasil uji validitas dari nilai skor tiap pernyataan variabel X. Setiap pernyataan dianggap valid apabila rhitung lebih besar dari nilai rtabel dicari dengan n = 56 pada taraf signifikasi 5% sehingga menghasilkan nilai 0,266. Pada uji validitas ini sudah mewakili indikator.

Maka dapat disimpulkan berdasarkan tabel 4.1 didapatkan nilai untuk setiap item pernyataan dari variabel X lebih besar dari 0,266. Artinya, setiap item pernyataan tersebut dinyatakan valid. Di variabel X terdapat dua item yang tidak valid yaitu item nomor 8 dan item nomor 10, jadi terdapat 15 item yang valid di variable X. Setelah melakukan pengujian variabel X yaitu

TP-PNS. Peneliti melakukan pengujian validitas variabel Y, yaitu Kinerja Pegawai Eselon III dan IV dengan 26 pernyataan sebagai tahap selanjutnya. Peneliti menggunakan program SPSS versi 16 untuk uji validitas Kinerja Pegawai Eselon III dan IV. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y

Item Pernyataan

(No Instrumen) Rhitung rtabel Keterangan

18 0,475 0,266 Valid 19 0,547 0,266 Valid 20 0,439 0,266 Valid 21 0,561 0,266 Valid 22 0,731 0,266 Valid 23 0,753 0,266 Valid 24 0,732 0,266 Valid 25 0,605 0,266 Valid 26 0,727 0,266 Valid 27 0,609 0,266 Valid 28 0,376 0,266 Valid 29 0,279 0,266 Valid 30 0,689 0,266 Valid 31 0,674 0,266 Valid 32 0,727 0,266 Valid 33 0,736 0,266 Valid 34 0,438 0,266 Valid 35 0,508 0,266 Valid 36 0,665 0,266 Valid 37 0,794 0,266 Valid 38 0,425 0,266 Valid 39 0,729 0,266 Valid 40 0,627 0,266 Valid 41 0,743 0,266 Valid 42 0,675 0,266 Valid 43 0,562 0,266 Valid

Peneliti membandingkan nilai rhitung sebagai item pernyataan tentang Kinerja Pegawai Eselon III dan IV dengan nilai rtabel. Jika rhitung ≥ rtabel maka setiap item pernyataan variabel Y dinyatakan valid. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan variabel Y lebih besar dari rtabel

sehingga data dinyatakan valid. Setelah pengujian validitas, peneliti melakukan analisis selanjutnya, yaitu uji reliabilitas.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas, maka tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas. Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur. Dengan dilakukan uji reliabilitas ini, maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat dan akurat.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach 0,00 s.d 0,20, berarti kurang reliabel 2. Nilai Alpha Cronbach 0,21 s.d 0,40, berarti agak reliabel 3. Nilai Alpha Cronbach 0,42 s.d 0,60, berarti cukup reliabel 4. Nilai Alpha Cronbach 0,61 s.d 0,80, berarti reliabel

5. Nilai Alpha Cronbach 0,81 s.d 1,00 berarti sangat reliabel (Triton dalam Azwar 2000:3)

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16, berikut adalah hasil perhitungannya:

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .829 .832 17

Sumber: Peneliti, Output Data SPSS, 2015 Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .941 .944 26

Sumber: Peneliti, Output SPSS, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4 di atas, nilai reliabilitas untuk variabel TP-PNS (Variabel X) adalah sebesar 0,829 dan variabel Kinerja Pegawai Eselon III dan IV (Variabel Y) adalah sebesar 0,941. Untuk mengetahui uji reliabilitas ini, kita mengacu pada Triton dalam buku Azwar yang mengelompokkan skala menjadi 5. 0,829 dan 0,941 masuk pada skala ke 5, yaitu nilai Alpha Cronbach 0,81 sampai dengan 1,00 yang berarti penelitian ini sangat reliabel dan dapat dijadikan alat ukur untuk analisis selanjutnya.

4.2.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data diteliti berdistribusi normal atau tidak. jika data berdistribusi normal dapat dilakukan pengujian hipotesis. Adapun histogram normalitas yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.1 Histogram Normalitas

Sumber: Peneliti, Output SPSS, 2015

Gambar 4.2 Histogram Normalitas

Berdasarkan gambar 4.1 dan gambar 4.2 diatas, histogram normalitas dapat dikatakan normal karena kurva pada gambar histogram tersebut

berbentuk lonceng (bell-shape curve). 4.3 Deskripsi Data

4.3.1 Identitas Responden

Penelitian mengenai Pengaruh TP-PNS terhadap Kinerja Pegawai Eselon III dan IV di Dinas Kesehatan Kota Serang ini menggunakan sampel sebanyak 56 orang. Peneliti menggunakan jumlah sampel dari populasi berdasarkan sampling jenuh.

Untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data penelitiannya, maka peneliti mengelompokkan data dengan membuat diagram-diagram yang berisi tentang berbagai item mulai dari identitas responden sampai pada jawaban pernyataan kuesioner yang diajukan oleh peneliti kepada responden yang telah ditentukan.

Adapun identitas responden yang akan membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Diagramnya adalah sebagai berikut:

Diagram 4.1

Identitas Responden Berdarsarkan Jenis Kelamin

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.1 di atas, maka dapat diketahui jumlah responden sebanyak 56 Pegawai Eselon III dan IV Dinas Kesehatan Kota Serang, yang terdiri dari 25 atau 45% responden laki-laki dan 31 atau 55% responden perempuan. Pengambilan sampel ini berdasarkan sampling jenuh. Karakteristik responden berdasarkan jabatan tampak pada tabel berikut

55% 45 %

Diagram 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Sumber: Data primer 2015

Berdasarkan diagram 4.2 di atas, maka dapat diketahui identitas responden berdasarkan tingkat usia. Tingkat usia dibagi menjadi 4 kelompok usia yaitu kelompok usia 30-35 sebanyak 4 orang atau 7%, kelompok usia 36-40 sebanyak 15 orang atau 26%, kelompok usia 41-45 sebanyak 14 orang atau 25%, dan kelompok usia >45 sebanyak 23 orang atau 41%. Pegawai eselon III dan IV lebih banyak dari kelompok usia >45 hal ini menunjukkan karena mereka memiliki pengalaman yang lebih banyak sehingga ditempatkan menjadi seorang pemimpin.

7%

26%

25% 41%

Tabel 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram 4.3 di atas, maka dapat diketahui identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan D3 (Diploma) sebanyak 0 responden, Sarjana (S1) sebanyak 22 responden atau 40%, dan Pasca Sarjana (S2) sebanyak 34 responden atau 60%. Jumlah responden yang paling banyak adalah lulusan Pasca Sarjana. Kesesuaian kompetensi pendidikan Pasca Sarjana dengan tugas dan fungsi telah sesuai di bidang kesehatan.

4.3.2 Tanggapan Responden Atas Kuesioner

Selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil observasi peneliti melalui penyebaran kuesioner kepada responden di Dinas Kesehatan Kota Serang untuk megetahui tanggapan para responden mengenai bagaimana Pengaruh TP-PNS terhadap Kinerja Pegawai Eselon III dan IV di

0 40% 60% D3 S1 S2

Dinas Kesehatan Kota Serang. Peneliti mengkategorikan data berdasarkan variabel X dan Y.

4.3.2.1 TP-PNS (Variabel X)

Dalam variabel X yaitu TP-PNS, peneliti mengajukan 17 pernyataan kepada 56 responden. Pernyataan tersebut disusun berdasarkan sub indikator dari indikator-indikator yang terdapat dalam grand theory pada Bab II.

Untuk menjabarkan hasil jawaban dari para responden tersebut, peneliti menguraikannya dalam bentuk diagram disertai pemaparan dan kesimpulan berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah peneliti susun sebelumnya yang dituangkan dalam bentuk kuesioner. Adapun diagram dari pernyaatan-pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:

4.3.2.2.1 Jawaban Responden Pernyataan Ke-1

Berikut merupakan gambaran atas jawaban responden mengenai pemberian TP-PNS berdasarkan beban kerja yang melampaui beban kerja normal. Diagramnya adala sebagai berikut:

Diagram 4.4

Tanggapan responden tentang pemberian TP-PNS berdasarkan beban kerja yang melampaui beban kerja normal

Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan diagram 4.4 di atas memberikan gambaran tanggapan responden atas pernyataan tentang pemberian TP-PNS berdasarkan beban kerja yang melampaui beban kerja normal, dimana responden yang menjawab sangat setuju ada 26,8% atau 15 responden, yang menjawab setuju ada 64,3% atau 35 responden, sedangkan yang menjawab tidak setuju ada 8,93% atau 5 responden, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Menurut Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Tahun 1997, pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Disamping itu Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara juga menyatakan bahwa pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektifitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan

15 ; 26,8% 35 ; 64,3% 5 ; 8,93% 0% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 SS S TS STS

menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya.

Jika seorang pegawai eselon III dan IV dalam satu hari melaksanakan tugas dengan jumlah beban dibawah 7,5 jam, maka yang bersangkutan ada pada posisi bekerja dibawah beban normal. Apabila pegawai dalam satu hari melaksanakan tugas dengan jumlah poin beban 7,5 jam sehari, maka yang bersangkutan ada pada posisi bekerja pada beban normal. Apabila yang bersangkutan melaksanakan tugas dengan jumlah poin beban melebihi 7,5 jam sehari, maka yang bersangkutan ada pada posisi bekerja dengan beban kerja melebihi normal.

Pada pernyataan yang pertama ini mengenai pemberian TP-PNS berdasarkan beban kerja yang melampaui beban kerja normal, responden yang menjawab setuju dan sangat setuju berpendapat bahwa TP-PNS diberikan berdasarkan beban kerja yang melampaui beban kerja normal maka pegawai eselon III dan IV akan termotivasi dan berlomba-lomba dalam bekerja untuk lebih giat lagi.

4.3.2.2.2 Jawaban Responden Pernyataan Ke-2

Berikut merupakan gambaran atas jawaban responden mengenai mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan pengendalian anggaran. Diagramnya adalah sebagai berikut:

Diagram 4.5

Tanggapan responden tentang mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan pengendalian anggaran

Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan diagram 4.5 di atas memberikan gambaran tanggapan responden atas pernyataan tentang mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan pengendalian anggaran, dimana responden yang menjawab sangat setuju ada 25 responden atau 44,6%, yang menjawab setuju ada 31 responden atau 55,4%, sedangkan tidak ada yang menjawab tidak setuju maupun sangat tidak setuju.

Responden yang menjawab sangat setuju dan setuju jika dikumulatifkan menjadi 56 orang hal ini menunjukkan seluruh responden setuju dengan pernyataan mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan pengendalian anggaran. Dalam hal ini eselon III dan IV selalu mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan pengendalian anggaran agar program dan anggaran dapat terkoordinasi, dengan adanya koordinasi dan pengendalian anggaran maka antara program dan anggaran dapat sinkron

25 ; 44,6% 31 ; 55,4% 0% 0% 0 5 10 15 20 25 30 35 SS S TS STS

dan teratur untuk menyediakan jumlah biaya dalam suatu perencanaan dengan demikian menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada tujuan yang telah ditentukan.

4.3.2.2.3 Jawaban Responden Pernyataan Ke-3

Berikut merupakan gambaran atas jawaban responden mengenai melaksanakan laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja dinas dengan ketentuan yang berlaku. Diagramnya adalah sebagai berikut:

Diagram 4.6

Tanggapan responden tentang melaksanakan laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja dinas dengan ketentuan yang berlaku

Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan diagram 4.6 di atas memberikan gambaran tanggapan responden atas pernyataan tentang melaksanakan laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja dinas dengan ketentuan yang berlaku, dimana responden yang menjawab sangat setuju ada 27 responden atau 48,2%, yang menjawab setuju ada 29 responden atau 51,8%, sedangkan tidak ada yang menjawab tidak setuju maupun sangat tidak setuju.

27 ; 48,2% 29 ; 51,8% 0% 0% 0 5 10 15 20 25 30 35 SS S TS STS

Responden yang menjawab sangat setuju dan setuju jika dikumulatifkan menjadi 56 orang hal ini menunjukkan seluruh responden setuju dengan pernyataan melaksanakan laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja dinas dengan ketentuan yang berlaku. Laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja dinas tertuang dalam Peraturan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Hal demikian eselon III dan IV selalu membuat laporan pertanggung jawaban dan evaluasi kinerja setelah kegiatan dilaksanakan diperuntukan adanya suatu transparansi anggaran dan dapat melaksanakan kinerja ke depan secara lebih produktif, efektif dan efesien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya.

4.3.2.2.4 Jawaban Responden Pernyataan Ke-4

Berikut merupakan gambaran atas jawaban responden mengenai mengkoordinir program dengan mengsinkronkan program kegiatan di bidang lain. Diagramnya adalah sebagai berikut:

Diagram 4.7

Tanggapan responden tentang mengkoordinir program dengan mengsinkronkan program kegiatan di bidang lain

Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan diagram 4.7 di atas memberikan gambaran tanggapan responden atas pernyataan tentang mengkoordinir program dengan mengsinkronkan program kegiatan di bidang lain, dimana responden yang menjawab sangat setuju ada 23 responden atau 41,1%, yang menjawab setuju ada 32 responden atau 57,1%, yang menjawab tidak setuju hanya satu orang atau 1,8% dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

Responden yang menjawab sangat setuju dan setuju jika dikumulatifkan menjadi 55 orang atau 98,2% hal ini menunjukkan hampir semua menjawab setuju dan hanya satu orang yang tidak setuju. Adapun koordinasi adalah menyelaraskan rumusan perencanaan kegiatan dari program-program yang akan dilaksanakan agar teratur dan tidak tumpang tindih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun tujuan dari koordinasi yaitu mengarahkan dan menyatukan pemikiran, menghindari kekosongan dan

23 ; 41,1% 32 ; 57,1% 1 ; 1,8% 0% SS S TS STS 0 5 10 15 20 25 30 35

tumpang tindih, dan menghindari penyimpangan. Dengan demikian para pegawai eselon III dan IV selalu mengkoordinir program dengan mengsinkronkan program kegiatan di bidang lain. Dikarenakan supaya adanya suatu koordinasi antar bidang mengenai program kegiatan dari tiap bidang yang akan dilaksanakan.

4.3.2.2.5 Jawaban Responden Pernyataan Ke-5

Berikut merupakan gambaran atas jawaban responden mengenai 7,5 jam dalam satu hari. Diagramnya adalah sebagai berikut:

Diagram 4.8

Tanggapan responden tentang bekerja 7,5 jam dalam satu hari

Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan diagram 4.8 di atas memberikan gambaran tanggapan responden atas pernyataan tentang bekerja 7,5 jam dalam satu hari, dimana responden yang menjawab sangat setuju ada 16 responden atau 28,6%, yang menjawab setuju ada 17 responden atau 30,4%, yang menjawab tidak setuju 23 responden atau 41,1% dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

16 ; 28,6% 17 ; 30,4% 23 ; 41,1% 0 0 5 10 15 20 25 SS S TS STS

Responden yang menjawab sangat setuju dan setuju jika dikumulatifkan menjadi 33 responden yang menjawab setuju dan 23 responden yang menjawab tidak setuju. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 mengenai disiplin Pegawai Negeri Sipil menjelaskan pada bab II kewajiban dan larangan di point ke 11 menerangkan bahwa masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada eselon III dan IV yang bekerja kurang dari 7,5 jam dikarenakan masih ada eselon III dan IV yang datang terlambat dan pulang cepat, sehingga mereka termasuk kedalam tidak menaati ketentuan jam kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

4.3.2.2.6 Jawaban Responden Pernyataan Ke-6

Berikut merupakan gambaran atas jawaban responden mengenai 37,5 jam dalam seminggu. Diagramnya adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait