• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data hasil penelitian (Trianto, 2010: 263). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa non tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan tes yang digunakan untuk melihat hasil belajar. Instrumen non tes dalam bentuk lembar wawancara dan kuisioner, sedangkan instrumen tes yang digunakan merupakan soal uraian.

1. Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur terbuka. Dalam penelitian ini, peneliti hendak mengumpulkan informasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa saat mengikuti pembelajaran kontektual. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV. SD Kanisius Ganjuran Bantul untuk mengetahui pendekatan yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas dan untuk untuk mengetahui permasalahan pada materi matematika yang mempunyai hasi belajar dan kemampuan berpikir kritis yang rendah.

Pedoman wawancara disusun guna mempermudah peneliti dalam melakukan wawancara. Pedoman wawancara yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel: 3.1.

Tabel 3.1. Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran

No Garis Besar Pertanyaan Wawancara

1 Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di kelas IV? 2 Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar Matematika di kelas IV? 3 Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran Matematika? 4 Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang digunakan

pada saat pelajaran Matematika?

5 Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika?

6 Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran Matematika? 7 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika?

8 Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran Matematika? 9 Bagaimana strategi pembelajaran Matematika yang digunakan untuk mengatasi

rendahnya hasil belajar siswa?

10 Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran Matematika?

Tabel 3.1 menjelaskan pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Peneliti menggunakan pedoman untuk melakukan wawancara mengenai kemampuan berpikir kritis siswa yang ditujukan untuk guru kelas IV (indikator sesuai halaman 16). Pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Guru Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator Pedoman Wawancara

1. Memecahkan masalah Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban yang benar ketika menemui kesulitan? Apakah siswa menggunakan cara atau alternatif lain untuk mengerjakan soal?

Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang sistematis?

2. Mampu bertanya Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika menemui kesulitan?

3. Membuat kesimpulan Apakah siswa mampu menceritakan materi yang sudah dipelajari?

4. Mengalisis Argumen Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja dalam kelompok?

5. Menjawab pertanyaan Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban

terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru?

6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.

Apakah siswa senang mengkoreksi di jawaban terlebih dahulu sebelum mengumpulkannya?

Apakah siswa senang melakukan pembuktian

jawaban dengan menggunakan media

pembelajaran?

2. Lembar Kuesioner kemampuan berpikir kritis

Lembar kuisioner kemampuan berpikir kritis diisi oleh setiap siswa di akhir pelaksanaan siklus. Selain kuisioner. Kisi-kisi kuisioner kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuisioner Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator Berpikir Kritis Pernyataan Jumlah

Favorabel Unfavorabel

1 Menganalisis argumen 2 2 4

2 Mampu bertanya 1 1 2

3 Mampu menjawab pertanyaan 1 1 2

4 Memecahkan masalah 3 3 6

5 Membuat kesimpulan 1 1 2

6 Keterampilan mengevaluasi dan

menilai hasil dari pengamatan. 2 2 4

Total 20

Pernyataan kuesioner terdiri dari pernyataan positif (favorabel) dan pernyataan negatif (unfavorabel). Siswa memberikan checklist pada jawaban yang disediakan. Arikunto (2010: 180) berpendapat bahwa kuesioner yang sudah diisi siswa, dihitung menggunakan skala likert 1-5. Skala disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan. cara pensekoran, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran

Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S R TS STS

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran kemampuan berpikir kritis siswa saat pembelajaran berlangsung dengan indikator sesuai halaman 16. Observasi dilakukan saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di kelas. Berikut merupakan pedoman observasi mengenai kemampuan berpikir kritis:

Tabel 3.5 Pedoman Observasi Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Skala Skor 3 2 1 1 Menganalisis Argumen Sering menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok. Jarang menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok. Tidak pernah menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok 2 Mampu bertanya Bentuk pertanyaan menunjukkan kemampuan berpikir kritis. Bentuk pertanyaan kurang menunjukkan kemampuan berpikir kritis. Tidak mengajukan pertanyaan. 3 Mampu menjawab pertanyaan Jawaban sesuai dengan pertanyaan dan disertai dengan langkah pengerjaan.

Jawaban sesuai

dengan pertanyaan, namun tanpa disertai

dengan langkah

pengerjaan, atau dengan langkah yang kurang tepat. Jawaban tidak sesuai. 4 Memecahkan masalah Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis tanpa bantuan guru. Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis dengan bantuan guru. Penyelesaian masalah tanpa menyertakan langkah yang sistematis. 5 Menuliskan kesimpulan Kesimpulan ditulis dengan benar sesuai dengan materi yang telah dipelajari.

Kesimpulan ditulis namun tidak sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Tidak menuliskan kesimpuan . 6 Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan. Sering mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan. Jarang mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.

Tidak melakukan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.

4. Tes

Instrumen tes yang digunakan berupa soal uraian. Tujuan tes untuk mengetahui peningkatan hasil tes pada materi KPK dan FPB. Tes tertulis berupa soal uraian sebanyak 5 soal disetiap evaluasi. Langkah pengerjaan soal cerita tersebut adalah dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi pada lembar jawab. Berikut ini merupakan kisi-kisi soal evaluasi:

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Evaluasi

No Evaluasi Kompetensi Dasar Indikator No

Soa l

1. 1 2.3 Menggunakan

faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB

2.3.1 Menentukan faktor bilangan dengan faktorisasi prima.

1, 2, 3, 4, 5 2.3.2 Menentukan faktorisasi prima

untuk mencari KPK.

2 2.3 Menggunakan

faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB

2.3.1Menentukan faktor prima dan faktorisasi prima untuk mencari KPK.

1, 2, 3, 4, 5 2.3.2Menentukan faktorisasi prima

untuk mencari FPB 3 2.4Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB. 2.4.1 Menentukan FPB untuk memecahkan masalah sehari-hari melalui soal cerita.

1, 2, 3, 4, 5

2.4.2 Menentukan KPK dalam memecahkan masalah sehari-hari melalui soal cerita.

Dokumen terkait