• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Instrumen Penelitian

Tes yang digunakan adalah tes objektif berupa soal uraian tentang konsep cahaya. Jumlah butir soal yang diberikan kepada siswa sebanyak 10 butir soal. Soal-soal berbentuk esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan kata lain tes esai menuntut siswa

3Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta : PT Rineka Cipta),

h. 108

4

Ibid.,h. 109

untuk mengingat-ingat dan mengenal kembali serta harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.6

2. Analisis Butir Soal Instrumen

Instrument adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrument utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes yang berupa essay sebanyak 10 soal.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Indikator C1 C2 C3 C4 Jumlah

1. Melakukan pengamatan tentang perambatan cahaya 1(1A) 3(2A) 2 2. Menyelidiki hukum pemantulan cahaya 5(3A) 7(4A) 2

3. Menyelidiki sifat-sifat dan Pembentukan bayangan pada cermin 10(5B) 11(6A) 2 4. Menerapkan hubungan persamaan hukum pembiasan cahaya 13(7A) 16(8B) 2 5. Mendeskripsikan pembentukan dan

Sifat –sifat bayangan pada lensa

18(9B) 20(10B) 2

Jumlah 3 2 3 2 10

6Suharsimi Arikunto,

Sebelum diberikan kepada sampel, soal tersebut terlebih dahulu diujicobakan pada siswa kelas IX SMP Mahtla’ul Anwar Tangerang. Uji

coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut lebih memenuhi persyaratan seperti uji validitas, uji reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

a. Uji Validitas

Validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, kesahihan, atau keabsahan. Sebuah tes dikatakan telah memiliki

‘validitas’ apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, shahih atau

absah telah dapat mengungkapkan atau mengukur apa yang seharusnya diungkapkan atau diukur lewat tes tersebut. Jadi, tes hasil belajar dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut (sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik) dengan secara tepat, benar, shahih atau absah telah dapat mengukur atau mengungkapkan hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

Suatu alat pengukur dikatakan alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Cara yang digunakan untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus product moment person sebagai berikut:7

  

 

2 2



2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N rxy            Keterangan :

N : banyaknya peserta tes X : skor butir soal

Y: skor total

rxy: koefesien relasi antara variabel X dan Y

7

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil perhitungan dengan koefisien korelasi (rhitung) dapat dikonsultasikan ke rtabel hasil korelasi product moment dengan melihat derajat kebebasan (n-nr). Jika rhitung > rtabel maka item soal tersebut valid, dan jika rhit< rtabmaka item soal tersebut tidak valid. Dari 20 soal yang diujicobakan, 16 soal yang valid, yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10, 11, 13, 16, 17, 18, 19 dan 20.8Dari 16 soal yang valid 10 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian adalah 1, 3, 5, 7, 10, 11, 13, 16, 18 dan 20.

b. Uji Reabilitas

Reabilitas diartikan ajeg atau tetap.9 Reabilitas adalah penilaian ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam nilai apa yang dinilainya. Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan reabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg atau stabil. Reabilitas yang digunakan untuk mengukur tes hasil belajar bentuk uraian menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:10

                 2 2 11 1 1 t b n n r δ δ Keterangan: r11 : reabilitas instrumen n : banyaknya pertanyaan

∑δb2 : jumlah varians butir

8Perhitungan lengkap hasil validitas instrument tes dapat dilihat pada lampiran B.4, h. 111 9Suharsimi Arikunto.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.(Jakarta: BumiAksara,2007), hal. 86 10

δt2 : varians total

Adapun klasifikasi interpretasi untuk reliabilitas soal yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal Indeks Reliabilitas Klasifikasi 0,80 < ≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < ≤ 0,80 Baik 0,40 < ≤ 0,60 Cukup

0,20 < ≤ 0,40 Rendah 0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah

Dari 16 soal yang valid kemudian dihitung reliabilitas butir soal dan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,8157 dengan kriteria reliabilitas tinggi.11

c. Uji Taraf Kesukaran

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas juga harus memiliki keseimbangan tingkat kesukaran soal. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar.12

Uji taraf kesukaran soal dengan menghitung indeks besarnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui soal-soal tersebut mudah, sedang dan sukar. Untuk itu digunakan rumus sebagai berikut:

JS B P

11Perhitungan lengkap reabilitas instrument dapat dilihat pada lampiran B.5, h. 112 12Suharsimi Arikunto,

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks Kesukaran: IK : 0,00–0,30 = sukar

0,31–0,70 = sedang 0,71–1,00 = mudah13

Berdasarkan perhitungan uji taraf kesukaran butir soal diketahui dari 10 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian terdapat 7 soal dengan kategori sedang, yaitu nomor 1, 6, 7, 10, 11, 16, 17 serta terdapat 13 soal dengan kategori sukar, yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 18, 19, dan 20.14

d. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).15 Rumus yang digunakan adalah:

13Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya),

h. 137

14Perhitungan lengkap uji taraf kesukaran saol dapat dilihat pada lampiran B. 6, h. 113

15Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) hal. 211. B A

P

P

JB

BB

JA

BA

D    

Keterangan:

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = banyaknya peserta pada kelompok atas JB = banyaknya peserta pada kelompok bawah16

Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda tiap butir soal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Berdasarkan hasil uji daya pembeda soal diketahui bahwa terdapat 3 soal dengan kategori cukup, yaitu soal nomor 16, 17 dan 20. Dan terdapat 17 soal dengan kategori jelek, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, dan 19.17

Dokumen terkait