• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

1. Tes Kemampuan Penalaran Adaptif matematik

Instrumen tes kemampuan penalaran adaptif matematik yang diberikan sesuai dengan indikator penalaran adaptif matematik. Tes uji coba tersebut, terlebih dahulu diberikan kepada 32 siswa kelas XII IPA di SMA Muhammadiyah 25. Tes uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah tes

4

Nana Syaodih,. Op cit h. 250. h. 251

5

tersebut telah memenuhi uji prasyarat instrumen yakni dengan menguji validitas, realibilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.

Tabel 3. 3

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Standar kompetensi: Menurunkan rumus trigonometri dan penggunaannya

KD Indikator Soal Indikator Kemampuan Penalaran adaptif No. Soal 1 2 3 1. Mengguna kan rumus sinus dan kosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan sudut ganda untuk menghitun g sinus dan kosinus sudut tertentu

1.Membuktikan suatu persamaan

trigonometri dengan memberikan alasan pada setiap langkahnya.

Pembuktian menggunakan rumus

sinus jumlah dua sudut

6

2.Menentukan pola dari deret yang berbentuk trigonometri dengan menggunakan rumus sinus jumlah dua sudut

7

3.Menentukan jenis dari sebuah segitiga dengan menarik kesimpulan dari besar sudut yang didapat

4

4.Membuktikan suatu persamaan

trigonometri dengan memberikan alasan pada setiap langkahnya.

Pembuktian menggunakan rumus

tangen jumlah dua sudut

2

5.Menentukan pola dari beberapa rumus yang didapat dengan menguraikan rumus sinus sudut ganda

Keterangan : Indikator kemampuan penalaran adaptif 1. Mampu memberikan alasan mengenai jawaban yang diberikan 2. Mampu menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan

3. Menemukan pola masalah matematika

Untuk memperoleh skor kemampuan Penalaran Adaptif matematik siswa, diperlukan pedoman penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal, penskoran tersebut seperti pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran (Diadaptasi dari Abdul Muin) 6.Menentukan nilai kosinus suatu sudut

dengan menyertakan alasan pada setiap langkahnya. Menggunakan rumus kosinus sudut ganda.

3 2. Mengguna kan rumus jumlah dan selisih sinus dan kosinus

1. Membuktikan suatu persamaan trigonometri dengan memberikan alasan pada setiap langkahnya. Pembuktian menggunakan rumus jumlah sinus dan kosinus

1

Jumlah Butir Soal 7

Skor Mampu memberikan alasan mengenai jawaban yang diberikan Mampu menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan Mampu menemukan pola dari suatu masalah matematika

3 Menunjukan

penyelesaian dengan

memberikan alasan

secara keseluruhan

dengan benar, jelas dan lengkap

Menunjukan

penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan secara keseluruhan dengan benar, jelas dan lengkap

Menunjukan

penemuan pola dari suatu masalah secara keseluruhan dengan benar, jelas dan lengkap

Dalam instrumen pengumpulan data, peneliti akan melakukan perhitungan validitas, perhitungan daya pembeda soal, perhitungan tingkat kesukaran, dan perhitungan reliabilitas untuk instrumen tes sebagai berikut:

a. Perhitungan Validitas Instrumen Tes

Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Validitas dihitung dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson yaitusebagai berikut: 6

Keterangan:

: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n : banyaknya siswa X : skor butir soal Y : skor total

Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan dengan pada taraf signifikansi 5%, dengan terlebih

6

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) ,h. 72

2 Menunjukan

penyelesaian dengan

memberikan alasan

(hampir semua) dengan benar.

Menunjukan

penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan (hampir semua)

dengan benar

Menunjukan

penemuan pola dari suatu masalah (hampir semua) dengan benar.

1 Menunjukan

penyelesaian dengan memberikan alasan (hanya sebagian) dengan benar.

Menunjukan

penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan (hanya sebagian) dengan benar

Menunjukan

penemuan pola dari suatu masalah (hanya sebagian) dengan benar.

dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Soal dikatakan valid jika nilai , sebaliknya soal

dikatakan tidak valid jika nilai .

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen dari 7 soal yang diujicobakan diperoleh 5 butir soal yang valid. Soal-soal yang valid tersebut adalah soal nomor 1, 2, dan 5 yang mewakili indikator mampu memberikan alasan mengenai jawaban yang diberikan, soal nomor 4 yang mewakili indikator mampu menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan, dan soal nomor 6 yang mewakili indikator mampu menemukan pola dari masalah matematika.

Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Rekap Data Hasil Uji Validitas Instrumen Indikator Penalaran

Adaptif

No

Soal rhitung rtabel Keterangan

Mampu memberikan alasan mengenai jawaban

yang diberikan 1 0,536 0,361 Valid 2 0,455 0,361 Valid 3 0,132 0,361 Tidak valid 6 0,572 0,361 Valid Mampu menarik kesimpulan dari sebuah

pernyataan

4 0,554 0,361 Valid

Mampu menemukan pola dari masalah matematika

5 0,543 0,361 Valid

7 0,241 0,361 Tidak Valid

b. Daya Pembeda Tes

Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak mampu menjawab soal. Perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini menggunakan rumus dan kriteria sebagai berikut:7

7

Keterangan :

D : indeks daya beda

: jumlah skor siswa kelompok atas : jumlah skor siswa kelompok bawah : skor maksimum siswa kelompok atas

: skor maksimum siswa kelompok bawah Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:8

D : ,00 = sangat jelek

D : 0,00 – 0,20 = jelek D : 0,21 – 0,40 = cukup D : 0,41 – 0,70 = baik D : 0,71 – 1,00 = sangat baik

Instrumen tes kemampuan penalaran adaptif matematik yang telah diujikan menunjukkan hasil terdapat 4 soal dengan daya pembeda cukup, yaitu nomor 1, 2, 4 dan 5 dan 1 soal dengan daya pembeda baik yaitu nomor 6. Untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel 3.6

Tabel 3.6

Rekap Data Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Indikator Penalaran

Adaptif No Soal Nilai Daya Pembeda Keterangan

Memberikan alasan Pada Jawaban yang Diberikan

1 0,271 Cukup

2 0,208 Cukup

6 0,417 Baik

Menarik Kesimpulan Dari Sebuah Pernyataan

Matematika

4 0,333 Cukup

Menemukan Pola Masalah

Matematika 5 0,313 Cukup

8

c. Uji Taraf Kesukaran Soal

Uji taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran suatu soal. Soal yang dikatakan baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk mengukur taraf kesukaran suatu soal adalah9:

Keterangan :

= indeks taraf kesukaran

= banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran10: 0,00 < P≤ 0,30 : Soal Sukar 0,30 < P≤ 0,70 : Soal Sedang

0,70 < P≤ 1,0 : Soal Mudah

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil 3 butir soal dinyatakan memiliki indeks kesukaran sedang, dan 2 butir soal memiliki indeks kesukaran sukar. Untuk lebih jelasnya, hasil uji taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Rekap Data Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Indikator Penalaran

Adaptif No Soal Nilai Taraf Kesukaran Keterangan Memberikan alasan pada

jawaban yang diberikan

1 0,271 Sedang

2 0,208 Sukar

6 0,417 Sedang

Menarik kesimpulan dari sebuah pernyataan

matematika

4 0,333 Sukar

Menemukan pola masalah

matematika 5 0,313 Sedang

9

Suharsimi Arikunto, Op cit h. 208

10

Berdasarkan hasil uji validitas, daya pembeda, dan kesukaran soal maka peneliti memilih instrumen yang akan digunakan dengan urutan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Rekap Data Hasil Uji Coba Instrumen

Nomor Soal Validitas Daya Pembeda Kesukaran

1 Valid Cukup Sedang

2 Valid Cukup Sukar

4 Valid Cukup Sukar

5 Valid Cukup Sedang

6 Valid Baik Sedang

d. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu11:

[ ] [ ]

Keterangan :

: reliabilitas yang dicari

: varians total

∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:12

0,80 < ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat baik 0,60 < ≤ 0,80 Derajat reliabilitas baik 0,40 < ≤ 0,60 Derajat reliabilitas cukup 0,20 < ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah

11

Ibid, h. 109

12

0,00 < ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai = 0,82 berada diantara kisaran 0,80< ≤ 1,00, maka dari 5 butir soal yang valid, memiliki derajat reliabilitas sangat baik.

2. Instrumen Non-Tes (Angket Siswa)

Angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat dengan jalan mengisi.13 Dalam penelitian ini digunakan Angket berupa seperangkat pernyataan tertulis yang berhubungan dengan sikap. Angket ini digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap penggunaan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam pembelajaran trigonometri

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert dalam bentuk checklist. Siswa diminta untuk menjawab Sangat Setuju (SS), setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing –masing jawaban dikaitkan dengan angka atau nilai, misalnya SS=5, S=4, TS=2, STS =1 bagi suatu pernyataan yang mendukung sifat positif dan nilai-nilai sebaliknya yaitu SS=1, S=2, TS=4, STS =5 bagi pernyataan yang mendukung sifat negatif.14 Alternatif jawaban netral tidak digunakan dalam angket, hal ini bertujuan agar siswa dapat menunjukkan sikap yang jelas terhadap setiap pernyataan yang diajukan. Berikut disajikan kisi-kisi skala sikap:

Tabel 3.9

Kisi-Kisi Skala Sikap Siswa

No Indikator komponen Sikap Nomor Butir

1 Kognitif (Kepercayaan) 5, 7, 9, 10, 11, 12, 14

2 Afektif (Perasaan) 1, 2, 3, 4

3 Konatif (Perilaku) 6, 8, 13

13

Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non-eksak lainnya, Bandung, 2010, h. 121

14

Dokumen terkait