• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan koneksi matematik. Tes kemampuan koneksi matematik yang diberikan sesuai dengan indikator koneksi matematik. Tes ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal koneksi matematik. Kisi-kisi instrumen tes kemampuan koneksi matematik dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Koneksi Matematik Indikator Koneksi

Matematik

Penjabaran Indikator No.

4 5 6 7 8 9 Dipilih 2 1 Diundi Diperoleh Kontrol 2, n = 39 Diundi Diperoleh Kontrol 2, n = 30

Soal Koneksi antar konsep

matematika

1. Menerapkan konsep unsur-unsur lingkaran dengan mengkoneksikan konsep

phytagoras.

2. Menghitung panjang busur lingkaran dengan mengkoneksikan konsep sudut lurus dan menggunakan hubungan perbandingan panjang busur dengan perbandingan sudut lingkaran. 3. Mengitung luas tembereng dengan

mengkoneksikan konsep luas segitiga dan menggunakan hubungan perbandingan luas juring dengan perbandingan sudut lingkaran.

4. Menerapkan konsep hubungan sudut pusat dengan sudut keliling dengan

mengkoneksikan ukuran sudut siku-siku. 5. Menerapkan konsep sifat sudut keliling

dengan mengkoneksikan konsep aljabar, sudut lurus, dan jumlah sudut segitiga.

1 6 7 4 3 Koneksi dengan kehidupan sehari-hari

1. Menerapkan konsep keliling lingkaran dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.

2. Menerapkan konsep luas lingkaran dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.

2

5

Skor yang diberikan pada penilaian hasil tes berkisar pada nilai 0 sampai dengan 4. Pedoman pemberian skor yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.4:

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Koneksi Matematik

SKOR INTERPRETASI KETERANGAN

4

Jawaban lengkap dan benar, serta lancar dalam memberikan bermacam-macam jawaban benar yang berbeda

Hubungan-hubungan matematik atau gagasan digunakan dengan tepat sesuai pertanyaan dan prosesnya juga benar, jawaban sesuai pertanyaan dan prosesnya juga benar, jawaban sesuai dengan pertanyaan.

3

Jawaban hampir lengkap dan benar, serta lancar dalam memberikan bermacam-macam jawaban benar yang berbeda

Hubungan-hubungan matematik dapat dipahami, mengkoneksi jawaban dengan pertanyaan yang sesuai tetapi dalam prosesnya ada beberapa kesalahan algoritma, kesalahan operasi, atau kurang lengkap menyelesaikan jawaban terhadap pertanyaan.

2 Jawaban sebagian lengkap dan benar

Sedikit nampak hubungan-hubungan matematik. Ada usaha mengkoneksikan jawaban tetapi prosesnya kurang sesuai dengan pertanyaan, jawaban kurang memberikan gambaran terhadap pertanyaan.

1 Jawaban samar-samar dan prosedural

Beberapa usaha dilakukan untuk menghubungkan tugas dengan subjek-subjek lainnya, tetapi belum menunjukkan hubungan matematis, jawaban tidak memberikan gambaran terhadap pertanyaan.

0 Jawaban salah dan tidak cukup detail

Tidak ada hubungan-hubungan yang dibuat, atau tidak menjawab soal.

Instrumen tes kemampuan koneksi matematik siswa diujikan pada tes akhir (posttest) terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Agar instrumen

tes kemampuan koneksi dapat digunakan pada tes akhir (posttest) dilakukan uji validitas instrumen, uji reliabilitas instrumen, dan uji taraf kesukaran. Instrumen yang diujikan berjumlah delapan butir soal, dan diujikan pada kelas lain di sekolah tempat penelitian. Soal diujikan pada kelas IX yang telah memperoleh materi pada instrumen soal.

1) Validitas Instrumen

Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.6 Perhitungan untuk skor essay menggunakan rumus product moment :7

r

hitung

=

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r hitung = koefisien korelasi

∑ = jumlah skor item

∑ = jumlah skor total = jumlah responden

Uji validitas instrumen dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan r hitung dengan r tabel pada taraf signifikansi dengan ketentuan jika r

hitungr tabel artinya butir soal valid, sedangkan jika r hitung r tabel artinya butir soal

tidak valid.Berdasarkan hasil uji validitas 8 butir soal yang dilakukan di kelas IX SMP Negeri 2 Tangerang Selatan diperoleh hasil 7 soal bernilai valid dan 1 soal tidak valid. Hasil ini digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun instrument tes akhir (posttest).

2) Reliabilitas Instrumen

Reabilitas menunjuk kepada konsistensi hasil pengukuran. Realibilitas alat penilaian menurut sudjana adalah ketepatan alat tersebut dalam menilai apa yang

6Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., h. 228.

dinilai.8 Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg atau stabil. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:9                22 11 1 1 t i S S n n r Keterangan : r11 : nilai reabilitas 2 i S

: jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t

S : varians total n : jumlah item

Adapun klasifikasi interpretasi untuk reliabilitas soal yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal

Berdasarkan

kriteria koefisien

reliabilitas, nilai r11 =

8Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., h. 229. 9Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 109.

Indeks Reliabilitas Klasifikasi 0,80 < ≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < ≤ 0,80 Baik 0,40 < ≤ 0,60 Cukup

0,20 < ≤ 0,40 Rendah 0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah

0,635 berada diantara kisaran mulai 0,60 < ≤ 0,80, maka dari 7 butir soal yang

valid memiliki derajat reliabilitas baik. 3) Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran berfungsi untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus:10

P =

Keterangan:

P =

Indeks kesukaran

B =

Jumlah skor siswa yang menjawab benar pada setiap item

JS =

Jumlah skor maksimum suatu item x jumlah peserta

Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Kisaran Indeks Kesukaran Keterangan

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 7 butir soal yang valid diperoleh 5 butir soal dengan kriteria sedang dan 2 butir soal dengan kriteria sukar.

4) Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda soal digunakan rumus:11

D = = -

Keterangan:

D = Daya pembeda

J = Jumlah peserta tes

JA = Total keseluruhan nilai peserta kelompok atas

JB = Total keseluruhan nilai peserta kelompok bawah

BA = Total nilai peserta kelompok atas

BB = Total nilai peserta kelompok bawah Tabel 3.7

Indeks Daya Pembeda Daya beda soal Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 7 butir soal valid diperoleh 2 butir soal dengan kriteria jelek, 3 butir soal dengan kriteria cukup, dan 2 butir soal dengan kriteria baik. Berikut rekapitulasi hasil uji validitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Pada soal nomor 1 dan 4 valid dengan kriteria daya pembeda jelek tetap dipakai karena soal tersebut mewakili indikator kemampuan koneksi yang akan diujikan pada siswa.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran No. Item Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan

1 Valid Jelek Sedang Dipakai

2 Valid Baik Sedang Dipakai

3 Valid Cukup Sedang Dipakai

5 Valid Baik Sukar Dipakai

6 Valid Cukup Sedang Dipakai

7 Valid Cukup Sedang Dipakai

8 Valid Jelek Sukar Dipakai

Dokumen terkait