• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

A. Deskripsi Teoritik

2. Learning Cycle 7E

a. Teori yang mendukung Learning Cycle 7E

Learning Cycle patut dikedepankan, karena sesuai dengan teori belajar Piaget. yaitu teori belajar yang berbasis kontruktivisme.20 Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, belajar dan pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan bagi siswa sehingga siswa dapat menemukan dan mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri.

Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi : struktur, isi dan fungsi. Struktur intelektual adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon masalah yang

19Depdiknas, Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Matematika untuk SMP,

(Jakarta: Ditjen Dikdasmen, 2006), h. 350.

dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi.21

Adaptasi terdiri atas asimilasi dan akomodasi.22 Pada proses asimilasi siswa menggunakan pengetahuan awalnya untuk menanggapi respon terhadap rangsangan yang sudah diterima dengan cara mengeksplorasi pengetahuannya. Dalam proses asimilasi siswa mengalami perkembangan kognitif sehingga pada kondisi ini siswa dapat mengaitkan konsep yang sedang dipelajari dengan konsep sebelumnya. Setelah siswa menemukan konsep baru maka siswa harus bisa mengorganisasikan konsep baru tersebut dengan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Jika kemampuan oraginisasi siswa baik maka siswa dapat memberikan respon yang baik dalam menyelesaikan masalah.

Karplus dan Their dalam Patrick mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan ide Piaget di atas. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk mengasimilasi informasi dengan cara mengeksplorasi lingkungan, mengakomodasi dengan cara mengaitkan konsep yang sedang dipelajari dengan konsep sebelumnya. Implementasi teori Piaget oleh Karplus dikembangkan menjadi fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep.23

Pengembangan fase-fase Learning Cycle dari 3 fase menjadi 5 atau 6 fase pun masih tetap berkorespondensi dengan teori Piaget. Fase engagement dalam

Learning Cycle 5E termasuk dalam proses asimilasi, sedangkan fase evaluation

masih merupakan proses organisasi.24

Dewasa ini perkembangan Learning Cycle disempurnakan oleh Eisenkraft menjadi 7 fase sehingga berdasarkan uraian di atas, Learning Cycle 7E masih tetap berkorespondensi dengan teori Piaget. Fase Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa) dalam Learning Cycle 7E termasuk proses adaptasi karena pada fase Elicit, siswa harus menggunakan pengetahuan awalnya untuk merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada fase Extend (memperluas)

21Ngalimun. loc. cit. 22Ibid.

23Patrick L. Brown and Sandra K. Abell, “Examining the Learning Cycle”, Research and Tips to Support Education,(Columbia: University of Missoury,2007), p. 58.

termasuk proses organisasi karena pada fase ini siswa harus mengaplikasikan konsep secara luas dibandingkan dengan tahap Evaluate.

b. Model Learning Cycle 7E

Arends menyatakan “The concept of model implies something larger than a particular strategy, method or tactic. The term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes it goals, syntax, environment, and management system”.25

Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan, dan sistem pengelolaannya, sehingga model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode atau prosedur.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Joyce juga menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.26

Jadi, Model pembelajaran adalah desain pembelajaran yang bermakna lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode atau prosedur untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered).27Learning Cycle merupakan fase-fase kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang dicapai dengan cara terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Learning Cycle pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept application), dan aplikasi konsep

25Richard I. Arends, Learning to Teach, ( New York: McGraw-Hill, 2007), p. 251. 26 Ngalimun, op. cit., h. 7.

(concept application).28 Ketiga fase tersebut dapat digambarkan seperti di bawah ini :

Gambar 2.3

Tiga Fase Learning Cycle29

Model Learning Cycle selanjutnya dikembangkan lagi menjadi lima tahap yang dikenal dengan sebutan model Learning Cycle 5E. Pada Learning Cycle 5E, ditambahkan fase Engagement sebelum exploration dan ditambahkan pula fase

Evaluation pada bagian akhir siklus. Pada model ini, tahap concept introduction

dan concept application masing-masing diistilahkan menjadi explanation dan

elaboration, sehingga fase-fase Learning Cycle yaitu Engage

(mempertunangkan), Explore (menyelidiki), Explain (menjelaskan), Elaborate

(menerapkan), Evaluate (menilai).30 Jika digambarkan dalam bentuk siklus maka dapat ditampilkan seperti gambar 2.2 :

28Patrick L. Brown and Sandra K. loc. cit.

29Pipih Fitriah, "Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar 7E untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP”, (Bandung: UPI, 2011), h. 15, tidak

dipublikasikan.

30A.W Lorsbach, The Learning Cycle as a Tool for Planning Science Instruction, 2013 (http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.html.).

Eksplorasi

Aplikasi konsep Pengenalan konsep

Gambar 2.4

Lima Fase Learning Cycle31

Dewasa ini perkembangan Learning Cycle 5E dikembangkan lagi oleh

Eisenkraft menjadi “Learning Cycle7E” yang menekankan transfer pembelajaran

dari pengetahuan awal. Seharusnya model pembelajaran harus dapat diubah untuk mempertahankan nilai setelah informasi baru, wawasan baru dan pengetahuan yang baru disusun. Learning Cycle 5E ini memiliki fase Engange dan Elicit. Demikian juga halnya pada fase Elaborate dan Evaluate yang berkembang menjadi tiga yaitu Elaborate, Evaluate, dan Extend. Sehingga pada “model Learning Cycle 7E” ini didapatkan Elicit, Engange, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate, dan Extend.32 Perubahan siklus dari 5E menjadi 7E dapat dilihat pada gambar 2.5:

31Ibid.

32Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model A proposed 7E model emphasize “transfer of learning” and the importance of eliciting prior understanding, (New York: National Science Teacher Association, 2003), p. 57.

EXPLORE

EVALUATE

EXTEND EXPLAIN

Gambar 2.5

Tujuh Fase Learning Cycle33

Dapat kita lihat bahwa model Learning Cycle 7E muncul diawali dengan penambahan-penambahan fase siklus belajar, tujuannya adalah untuk menyempurnakan model Learning Cycle, karena pada awal pembelajaran peserta didik tidak dengan sendirinya langsung mengeksplorasi pengetahuannya. Tetapi harus diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar peserta didik dapat mengetahui tujuan dan manfaat dari materi yang akan dipelajari. Fase ini dinamakan Elicit.

Pada fase akhir ditambahkan Extend karena pada proses pembelajaran peserta didik tidak hanya dapat menerapkan suatu konsep, tetapi dapat memperluas konsep tersebut dengan cara mengaitkan konsep tersebut dengan konsep yang telah dipelajari maupun konsep baru, serta mengkoneksikan konsep tersebut

dengan kehidupan sehari-hari agar dapat melatih kemampuan koneksi matematik siswa.

Seperti yang diungkapkan Eisenkraft, ketujuh fase itu meliputi: 1. Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa)

Fase untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa seperi kejadian sehari-hari yang secara umum memang terjadi. Fase Elicit bertujuan untuk melanjutkan, merangsang dan membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajar, fase Elicit haruslah berdiri karena fase ini penting pada siklus belajar.

2. Engange (ide, rencana pembelajaran dan pengalaman)

Fase Engange yaitu fase siswa dan guru akan saling memberikan informasi dan pengalaman tentang pertanyaan-pertanyaan awal tadi, memberitahu siswa tentang ide rencana pembelajaran sekaligus memotivasi siswa agar lebih termotivasi untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keingintahuan siswa.

3. Explore (menyelidiki)

Fase Explore yaitu fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari bahan-bahan pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya.

4. Explain (menjelaskan)

Fase Explain yaitu fase dimana siswa menjelaskan dan meringkas hasil yang diperoleh dan membedakan konsep yang mereka ketahui dengan hasil eksplorasi yang ditemukan. Fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap siswa untuk

menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase Explore. Definisi dan konsep yang telah ada kemudian didiskusikan sehingga pada akhirnya menuju konsep dan definisi yang lebih formal.

5. Elaborate (menerapkan)

Fase Elaborate yaitu fase siswa diberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang baru mereka temukan. Siswa dapat membangkitkan pertanyaan baru untuk mengetahui penyelidikan selanjutnya. Fase Elaborate terdapat transfer pembelajaran yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol-simbol, definisi-definisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan pada permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

6. Evaluate (menilai)

Fase Evaluate yaitu fase evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Fase ini dapat digunakan strategi penilaian formal dan informal. Fase

Evaluate merupakan siklus lanjutan untuk mengevaluasi pengetahuan siswa dimana guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa terhadap kemampuan dan keterampilannya untuk menilai tingkat pengetahuan atau kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya. Dalam hal ini siswa juga diminta untuk menyimpulkan hasil eksperimen yang telah dilakukan sebagai bagian penilaian mereka.

7. Extend (memperluas)

Fase Extend yaitu siswa mengembangkan hasil Elaborate dan menyampaikannya kembali untuk melatih siswa bagaimana mentransfer pelajaran dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk berpikir, mencari, menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.34

Ketujuh fase tersebut merupakan hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dan siswa untuk menerapkan Learning Cycle 7E pada pembelajaran di kelas. Guru dan

34 Ibid.

siswa memiliki peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan fase Learning Cycle 7E.

Dalam beberapa fase Learning Cycle 7E siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan koneksinya. Hal ini dapat dilihat dari fase pertama yaitu Elicit, pada awal pembelajaran siswa dilatih untuk mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari. Pada fase Explore, siswa mengeksplorasi pengetahuannya dengan cara mengaitkan antar konsep matematika. Pada fase Elaborate, siswa menerapkan konsep yang telah didapat dengan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahap terakhir yaitu Extend, siswa dituntut untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep yang lain yang sudah atau belum mereka pelajari dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa Learning Cycle 7E dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematik, karena secara garis besar pada tahapan-tahapan Learning Cycle 7E siswa dilatih untuk mengaitkan konsep baru dengan konsep yang telah dipelajari sebelumnya (pada tahap Explore dan Extend) dan dilatih untuk mengaitkan matematika dalam kehidupan sehari-hari (pada tahap Elicit dan Elaborate).

Dokumen terkait