• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan observasi kelas, kuesioner, tes diagnostik, wawancara, dan tes privat sebagai instrumen dalam pengumpulan data. Intrumen-instrumen tersebut digunakan untuk melihat adanya keterkaitan

antara hasil tes diagnostik, wawancara dan tes privat dengan kuesioner untuk mendapatkan jenis-jenis kesulitan dan faktor yang mempengaruhi.

1. Observasi pembelajaran

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi pada pembelajaran matematika materi himpunan. Peneliti mencatat segala hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Peneliti juga menggunakan rekaman video untuk melengkapi hasil pengamatan. Hal-hal yang akan direkam dalam penelitian adalah :

a. Situasi kelas saat guru mengajar.

b. Situasi kelas saat guru memberikan soal latihan. c. Situasi kelas saat ada diskusi kelompok dalam kelas d. Situasi kelas saat diskusi kelas.

2. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan subjek penelitian dalam mengerjakan soal-soal operasi himpunan khususnya irisan dan gabungan. Pada kuesioner tesebut terdapat 26 pernyataan dan setiap pernyataan terdapat 4 alternatif tanggapan, yaitu tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Berikut ini kisi-kisi kuesioner :

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner No. Jenis Faktor Nomor Pernyataan

Positif Negatif 1. Intern siswa 1, 3, 4, 5, 7, 9, 11,

dan 12

2, 6, 8, 10, 13, dan 21

2. Orang tua 15 dan 16 - 3 Guru 14, 17, 18, 20 19 4. Lingkungan sekolah 22, 23, dan 24 -

5. Lingkungan luar

sekolah 25 dan 26 -

3. Tes

Soal yang akan diberikan akan berbentuk soal cerita dan pilihan ganda. Soal tes yang diberikan berjumlah 23 soal, 20 soal pilihan ganda yang didalamnya memuat 5 soal irisan dan gabungan himpunan dan 3 soal uraian tentang irisan dan gabungan.

Sebelum instrumen penelitian diberikan kepada subjek penelitian, peneliti terlebih dahulu memvalidasi instrumen agar hasilnya nanti sah dan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

a. Validasi tes

Menurut Surapranata (2009:50), validasi adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas sebuah tes dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis sama dengan analisis kualitatif terhadap sebuah soal, yaitu untuk menentukan berfungsi tidaknya suatu soal berdasarkan kritesia yang telah ditentukan, yang dalam hal ini adalah kriteria materi, konstruksi dan bahasa.

Kriteria materi berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal certa tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal. Kriteria bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD.

Validitas dari soal akan diberikan ke siswa akan menggunakan validitas dari pakar (dalam hal ini dosen dan guru pengampu). Soal akan dinilai berdasarkan kesesuaian dengan materi operasi himpunan, kesesuaiannya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, kejelasan kalimat agar tidak menimbulkan penafsiran ganda, dan hal-hal lain menurut tim penilai soal.

Berikut ini tabel validasi soal tes yang akan diberikan peneliti kepada tim pakar :

Tabel 3.2 Validasi Instrumen Penelitian (Tes diagnostik untuk siswa)

No. Soal Aspek

yang Dinilai

1 2 3 4 5 6 7 8 dst

Kesesuaian materi tes dengan SK dan KD

K S B Kesesuaian soal tes dengan

tingkat kemampuan siswa

K S B Bahasa yang digunakan pada

soal tes mudah dipahami

K S B Kesesuaian jumlah tes dengan waktu yang diberikan

K S B Catatan Khusus :

b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas atau keajegan suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik. Menurut Nunnaly (dalam Surapranata, 2009:90) menyebutkan bahwa sumber kesalahan pengukuran itu antara lain (1) variansi dalam tes

itu sendiri, (2) struktur sampel yang dipilih, (3) variansi di antara tes yang sedang digunakan.

Tes yang akan diberikan kepada siswa akan ditentukan reliabitasnya oleh pakar dengan asumsi yang sudah layak pakai.

4. Wawancara

Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara semi terstruktur. Menurut Ellinot (dalam Rochiati, 2008:119), wawancara semi terstruktur adalah bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, akan tetapi memberikan keleluasan untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus pertanyaan atau bahasan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara berlangsung. Pedoman wawancara yang digunakan adalah berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara semiterstruktur bertujuan menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam hal ini, pertanyaan wawancara yang akan diberikan berdasarkan pada hasil jawaban tes siswa sebelumnya dan juga tes privat yang secara langsung akan dilaksanakan saat wawancara untuk mengetahui cara berpikir siswa.

Langkah-langkah pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Sebelum melakukan wawancara, dilakukan pemilihan siswa sebagai subjek terlebih dahulu. Beberapa jawaban siswa yang dipilih akan dianalisis lebih lanjut untuk melihat cara berpikir siswa dalam mengerjakan soal tes tersebut. Penentuan pemilihan ini dilakukan dengan mengambil beberapa siswa dengan beberapa pertimbangan di antaranya, siswa tersebut melakukan lebih banyak kesalahan daripada siswa yang lain, kesalahan yang di lakukan bervariasi dan menarik untuk diteliti.

b. Pelaksanaan wawancara

Materi wawancara tersebut adalah untuk memperoleh informasi tentang kesalahan dan kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal irisan dan gabungan himpunan, bagaimana proses berpikir siswa dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti dan bagaimana siswa mengungkapkan jalan pikirannya selama mengerjakan soal tes privat, juga faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebabnya. Proses wawancara akan direkam dalam bentuk rekaman video. Berikut ini tabel kisi-kisi pedoman wawancara dengan siswa :

Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara Kisi-kisi Indikator Kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal operasi himpunan, yaitu irisan dan gabungan.

 Siswa diminta menjelaskan bagian materi mana yang menurut mereka sulit.

 Siswa menjelaskan mengapa bagian materi itu sulit

secara langsung (tes privat), soal tersebut berbeda dari soal tes.  Siswa diminta menjelaskan

bagaimana cara dia mengerjakan soal-soal yang diberikan secara langsung.

 Siswa menjelaskan hasil pekerjannya yang menurut peneliti kurang tepat dan kesulitan yang ditemui pada saat mengerjakan soal-soal tersebut dengan pertanyaan ‘mengapa’

 Siswa diminta menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kesulitan dalam mempelajari materi irisan dan himpunan

Dokumen terkait