• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

2. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi (2008: 90), instrumen penelitian merupakan suatu alat bantu yang digunakan peneliti untuk mempermudah, memperlancar, dan membuat pengumpulan data menjadi lebih sistematis, sehingga tujuan penelitian lebih mudah dicapai. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu soal kemampuan berpikir analitis dan soal prestasi belajar kimia peserta didik. Masing-masing instrumen dibuat untuk mengetahui perubahan subjek setelah mendapatkan suatu perlakuan. Selain itu, instrumen penelitian yang digunakan perlu diketahui validitas dan reliabilitasnya. Berikut instrumen pada penelitian ini: a. Soal Kemampuan Berpikir Analitis

Soal kemampuan berpikir analitis pada penelitian ini berupa soal essay (uraian) tentang materi asam-basa yang dibuat sama untuk kedua kelas. Soal ini dikembangkan dari indikator kemampuan berpikir analitis (C4) pada taraf kognitif taksonomi Bloom (Areesophonpichet, 2013). Menurut Anderson & Krathwohl, indikator kemampuan berpikir analitis (C4) antara lain: memisahkan suatu bagian

32

konsep (differentiating), menganalisis hubungan antar konsep (organizing), menganalisis prinsip-prinsip organisasi konsep. Jika peserta didik mampu menganalisis suatu konsep dengan baik, maka peserta didik dapat dengan mudah merepresentasikan konsep atau informasi yang telah diperoleh dalam bentuk peta konsep, diagram, ataupun grafik.

Soal kemampuan berpikir analitis diberikan setelah kegiatan pembelajaran berakhir secara keseluruhan. Soal tersebut diberikan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan peserta didik berpikir analitis dalam menyelesaikan persoalan kimia yang berkaitan dengan materi larutan asam-basa. Sebelum diujikan, soal divalidasi terlebih dahulu secara logis melalui pertimbangan ahli materi. Validasi melalui pertimbangan, pendapat ahli, atau orang yang berpengalaman mencakup ahli metode penelitian, ahli konten, ahli bahasa (keterbacaan butir) seperti ini disebut juga validasi secara Expert Judgement. Menurut Widoyoko (2014: 176), validasi secara expert judgement dilakukan dengan cara instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu dan selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Salah satu kegunaan dari validasi secara expert judgement adalah untuk memastikan suatu soal berfungsi secara efektif dan benar.

Selain itu, validasi logis dilakukan melalui penyusunan soal yang didahului dengan merumuskan tujuan yang akan dievaluasi dan pembuatan kisi-kisi soal. Kisi-kisi-kisi soal kemampuan berpikir analitis kimia dapat dilihat pada Tabel 2. Soal kemampuan berpikir analitis secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.

33

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Analitis Kimia No.

Indikator Kemampuan Berpikir Analitis

Indikator Soal Bentuk Soal

No. Soal 1. Memisahkan suatu

bagian konsep

Menuliskan persamaan reaksi larutan asam-basa dan menggolongkannya berdasarkan teori asam-basa

uraian 1

2. Menganalisis suatu bagian konsep

Menuliskan persamaan reaksi dari suatu campuran dan menggolongkannya menjadi larutan asam atau basa berdasarkan struktur Lewis dan senyawanya

Uraian 2

3. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi konsep

Menentukan tingkat kekuatan asam-basa berdasarkan voltasenya.

Uraian 3

4. Menganalisis hubungan antar konsep

Menentukan pH suatu larutan berdasarkan data, menentukan perubahan warna indikator yang terjadi, serta menentukan pergeseran kesetimbangannya

Uraian 4

5. Menganalisis suatu bagian konsep

Menghitung konsentrasi H+, Ka, dan menentukan perubahan warna yang terjadi jika ditetesi dengan indikator asam-basa

Uraian 5

6. Menganalisis suatu bagian konsep.

Menghitung pH, persentase yang terionisasi, serta menentukan perubahan warna yang terjadi dalam larutan jika diuji dengan indikator asam-basa

Uraian 6*

Keterangan: tanda (*) menyatakan butir soal berpikir analitis yang gugur

Berdasarkan validasi soal kemampuan berpikir analitis secara expert

judgement, soal nomor 6 dinyatakan gugur atau tidak valid karena soal tersebut

merupakan soal C3, sedangkan soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir analitis adalah soal C4 sampai C6.

b. Soal Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik

Soal prestasi belajar digunakan untuk mengukur prestasi belajar kimia peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran larutan asam-basa secara

34

keseluruhan. Soal prestasi belajar pada penelitian ini berupa soal pilihan ganda atau objective-test dengan lima alternatif jawaban. Soal prestasi belajar kimia juga perlu divalidasi terlebih dahulu secara logis oleh validator ahli (dosen atau ahli materi) maupun empiris oleh peserta didik, untuk menentukan kelayakan soal sebelum diujikan kepada peserta didik.

Penyusunan soal prestasi belajar kimia peserta didik disesuaikan dengan indikator yang termuat dalam kisi-kisi soal yang akan diujikan. Oleh sebab itu, penyusunan soal perlu didahului dengan membuat kisi-kisi yang memperhatikan sebaran tingkat kognitifnya. Tingkat kognitif menurut taksonomi Bloom ada 6, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mensintesis (C5), dan mengevaluasi(C6) (Brierton, 2016). Kisi-kisi soal prestasi belajar peserta didik pada materi asam-basa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kisi-kisi soal prestasi belajar kimia materi larutan asam-basa

Materi Aspek Kognitif Jumlah

C1 C2 C3 C4,5,6 Awal Valid Teori asam-basa 1*,2*,3*, 4,30 5,6,7,8 9* 10 6 Sifat larutan 14 31,32,34 15 33* 6 5 Konsep pH 19,24,36 18*,20,22, 23, 28 21, 25* 10 8 Kekuatan asam basa 26,35,40 ,41 11,17, 10*,12*,27, 37*,39,46* 29*,38*, 47* 15 8 Indikator asam basa 43* 44,45* 13,49 16,42, 48*,50 9 6 Jumlah awal 11 14 15 10 50 33 Jumlah valid 7 13 9 4 *

) butir soal tidak valid

Soal prestasi belajar diujikan setelah peserta didik mendapat soal kemampuan berpikir analitis. Soal objektif ini dibuat sebanyak 50 butir soal dan divalidasi secara empiris dengan mengujikan soal tersebut kepada 55 peserta

35

didik, yaitu sebanyak 31 peserta didik kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kota Mungkid dan 24 peserta didik kelas XI IPA 3 SMAN 1 Ngaglik. Penskorannya menggunakan penskoran dikotomi asli, dimana jawaban benar mendapat skor satu (1) dan jawaban salah mendapat skor nol (0). Kemudian butir soal prestasi belajar dianalisis menggunakan rumus korelasi point biserial untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, data variabel pertama berupa dikotomi asli dan data variabel kedua berupa data interval.

Rumus korelasi point biserial:

𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = 𝑀𝑝− 𝑀𝑡

𝑆𝐵

𝑝 𝑞

rpbis : korelasi point biserial

Mp : rerata skor dari subjrk yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya

Mt : rerata skor total

SB : simpangan baku dari skor total p : proporsi yang menjawab benar q : proporsi yang menjawab salah (1-p)

Oleh karena jumlah peserta didik yang dijadikan subjek sebanyak 55 anak, maka harga rtabel yang digunakan untuk menentukan butir soal yang valid adalah 0,266 pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar dari 0,266. Data uji validitas butir soal prestasi belajar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

36

Hasil validasi soal prestasi belajar kimia peserta didik menunjukkkan bahwa dari 50 butir soal yang diujikan, diperoleh butir sebanyak 33 butir soal valid. Dengan demikian, soal prestasi belajar kimia yang dapat diujikan pada kelas sampel sebanyak 30 butir soal sesuai hasil uji validitas. Soal prestasi belajar kimia peserta didik setelah validasi dan kunci jawaban dapat dilihat pada Lampiran 7.

Selain uji validitas, soal prestasi belajar kimia peserta didik juga perlu diketahui reliabilitasnya. Instrumen dikatakan reliabel atau dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten bila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2014: 188). Menurut Sudaryono (2013: 120), suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya atau reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran pada subjek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam siri subjek memang belum berubah. Reliabilitas soal diperoleh menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:

𝑟11 = 𝑘

𝑘−1[𝑆𝐵2−∑ 𝑝𝑞 𝑆𝐵2 ] Keterangan :

r11 : reliabilitas soal k : banyaknya butir soal

SB : simpangan baku dari skor awal p : proporsi jawaban benar

q : proporsi jawaban salah

Menurut Sugiyono (2010: 257), kriteria koefisien reliabilitas yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dokumen terkait