BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
D. Teknik Pengumpulan Data
2. Instrumen Penilaian
Pada penelitian ini digunakan instrumen penilaian kognitif. Instrumen yang
digunakan dalam penilaian kognitif berupa soal-soal obyektif materi stoikiometri.
Perangkat tes yaitu tes obyektif dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar
diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Sebelum digunakan perangkat tes
ini diuji cobakan kepada sekelompok siswa yang sudah menerima materi stoikiometri
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda
perangkat tes.
a. Uji Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang
diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam
penelitian validitas yang diuji adalah validiras item atau butir soal. Validitas item
dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam
mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Anas Sudijono,
2008 : 182). Rumus validitas item yang digunakan adalah rumus korelasi poin
biserial. Rumusnya adalah :
r
pbiM
pM
tS
tp
q
Keterangan :
r
pbi: koefisien korelasi biserial sebagai koefisien validitas item
M
p: skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh siswa yang menjawab betul bagi
item yang dicari validitasnya
M
t: skor rata-rata dari skor total
St : standar deviasi dari skor total
p : proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang diuji.
q : proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji.
commit to user
40
p
banyaknya siswa yang benarjumlah seluruh siswa; q = (1 – p)
(Anas Sudijono, 2008 : 185)
Dalam pemberian interpretasi terhadap r
pbi, nilai rhitung dikonsultasikan tabel nilai
koefisien korelasi ”r” Product Moment dari Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi
5% atau 1%. Pada penelitian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Item dikatakan
valid jika nilai rhitung ≥ rtabel. (Anas Sudijono, 2008 : 190)
Hasil uji validitas instrumen penilaian kognitif dan penilaian kemampuan
awal yang telah dilakukan terangkum dalam Tabel 3.
Tabel 3. Rangkuman Uji Validitas Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal
Variabel Jumlah
Soal
Kriteria
Valid Invalid
Soal-soal penilaian kognitif materi stoikiometri 35 27 8
Soal-soal penilaian kemampuan awal 35 24 11
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Reliabilitas dihitung untuk
mengetahui tingkat ketepatan dan keajegan skor tes (Depdiknas, 2009 : 15).
Reliabilitas merupakan keajegan suatu tes jika diujikan kepada banyak subjek
yang sama dalam waktu yang berlainan atau kepada subjek tidak sama pada
waktu yang sama. Soal dinyatakan reliabel jika digunakan berkali-kali untuk
mengukur subjek yang sama, dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda, akan
memberikan hasil pengukuran yang sama atau relatif sama. Untuk mengetahui
koefisien reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder
Richardson 20 (KR-20) seperti berikut:
r n n S
t ∑p
iq
iS
tKeterangan :
r
11: koefisien reliabilitas tes
n : banyaknya butir item
commit to user
1 : bilangan konstan
S
t: varian total
pi : proporsi testee yang menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan
qi : proporsi testee yang jawabannya salah, atau qi = 1 – pi
(Anas Sudijono, 2008 : 252)
Dengan formula Kuder Richardson penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk
obyektif dilakukan dengan jalan melakukan penganalisisan secara langsung
terhadap butir-butir item tes hasil belajar yang bersangkutan.
Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r
11) pada
umumnya digunakan patokan sebagai berikut (Anas Sudijono, 2008 : 209) :
1) Apabila r
11sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar
yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang
tinggi (= reliabel).
2) Apabila r
11lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi
(= un-reliabel).
Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif dan penilaian
kemampuan awal yang telah dilakukan terangkum dalam Tabel 4.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif dan
Kemampuan Awal
Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Soal-soal penilaian kognitif materi
stoikiometri
35 0,909 Tinggi
Soal-soal penilaian kemampuan awal 35 0,870 Tinggi
c. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu (Depdiknas, 2009 : 9). Tingkat kesukaran soal
biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran soal pada
commit to user
42
umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00.
Semakin besar indeks tingkat kesukaran soal yang diperoleh dari hasil
perhitungan berarti semakin mudah soal tersebut. Perhitungan indeks tingkat
kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Tingkat kesukaran dapat
diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab benar soal yang bersangkutan.
Rumus untuk menentukan tingkat kesukaran soal yang digunakan untuk soal
obyektif adalah :
P JSB
Dengan
P : Angka indeks kesukaran item
B : Banyaknya testee yag dapat menjawab betul butir item
JS : Jumlah testee yang mengikuti tes
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut menggambarkan
tingkat kesukaran soal yang bersangkutan. Klasifikasi tingkat kesukaran soal
adalah :
Kurang dari 0,30 : soal terlalu sukar
0,30 – 0,70 : soal sedang
Lebih dari 0,7 : soal terlalu mudah
(Anas Sudijono, 2008 : 372)
Hasil uji tingkat kesukaran instrumen penilaian kognitif dan kemampuan
awal yang dilakukan terangkum dalam Tabel 5.
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Penilaian Kognitif
dan Kemampuan Awal
Variabel Jumlah
Soal
Kriteria
Sukar Sedang Mudah
Soal-soal penilaian kognitif materi
stoikiometri 35 10 16 9
commit to user
d. Uji Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat
membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan
siswa yang tidak atau kurang atau belum menguasai materi yang ditanyakan
(Depdiknas, 2009 : 11). Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya
dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal
berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang telah
memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi. Indeks daya
pembeda berkisar -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda soal
itu, semakin baik soal itu. Jika daya pembeda negatif (< 0) berarti lebih banyak
kelompok bawah (siswa yang belum memahami materi) menjawab benar
dibanding dengan kelompok atas (siswa yang memahami materi).
Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda dapat
menggunakan rumus berikut :
DP BAJA BBJB
Keterangan :
DP : nilai daya pembeda soal
BA : jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB : jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
JA : jumlah siswa kelompok atas
JB : jumlah siswa kelompok bawah
Hasil perhitungan rumus tersebut adalah daya pembeda soal yang dapat
menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar siswa yang
sudah memahami materi yang diujikan dengan siswa yang belum memahami
materi yang diujikan. Adapun klasifikasinya adalah :
Kurang dari 0,20 : Poor (jelek)
0,20 – 0,40 : Satisfactory (sedang)
0,40 – 0,70 : Good (baik)
commit to user
44
0,70 – 1,00 : Excellent (baik sekali)
Bertanda negatif : Jelek sekali
(Anas Sudijono, 2008 : 389)
Hasil uji daya pembeda soal instrumen penilaian kognitif yang dilakukan
terangkum dalam Tabel 6.
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Soal Instrumen Penilaian Kognitif
dan Kemampuan Awal
Variabel Jumlah
Soal
Kriteria
Jelek Sedang Baik Baik Sekali Jelek Sekali
Soal-soal
kognitif 35 6 24 2 - 3
Soal-soal
kemampuan
awal
35 9 11 9 2 4
Dalam dokumen
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT (Numbered Head Together) DILENGKAPI MODUL DENGAN METODE TPS
(Halaman 58-63)