commit to user
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT
(Numbered Head Together) DILENGKAPI MODUL DENGAN METODE
TPS (Think Pair Share) DILENGKAPI LKS DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X
SEMESTER GASAL SMA N 1 GEMOLONG
TAHUN AJARAN 2010/2011
Skripsi
Oleh:
ZAIDAH NURUL WAFIAH
NIM K3306042
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT
(Numbered Head Together) DILENGKAPI MODUL DENGAN METODE
TPS (Think Pair Share) DILENGKAPI LKS DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X
SEMESTER GASAL SMA N 1 GEMOLONG
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh :
Zaidah Nurul Wafiah K 3306042
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Menyusun Skripsi Program Pendidikan
Kimia Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iiiPERSETUJUAN
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Endang Susilowati, S.Si, M.Si NIP. 19700117 200003 2 001
Pembimbing II
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Kimia
Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Bakti Mulyani, M.Si ... NIP. 19590725 198503 2 008
Sekretaris : Elfi Susanti VH, S.Si, M.Si ... NIP. 19721023 199802 2 001
Anggota I : Endang Susilowati, S.Si, M.Si ... NIP. 19700117 200003 2 001
Anggota II : Drs. Sugiharto, Apt, M.S ... NIP. 19490317 197603 1 002
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
commit to user
v
ABSTRAK
Zaidah Nurul Wafiah. K3306042. STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT (Numbered Head Together) DILENGKAPI MODUL DENGAN METODE TPS (Think Pair Share) DILENGKAPI LKS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X SEMESTER GASAL SMA N 1 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul dibanding prestasi belajar siswa menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi stoikiometri; (2) prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi dibanding prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri; dan (3) adanya interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS dilengkapi LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian desain faktorial 3×2. Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas X-C, X-F, dan X-G semester gasal SMA Negeri 1 Gemolong Tahun Ajaran 2010/2011. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes objektif untuk prestasi belajar kognitif dan kemampuan awal. Analisis data menggunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan sel tak sama dengan persyaratan uji normalitas dengan metode Liliefors, uji homogenitas dengan metode Bartlet dan dilanjutkan dengan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi stoikiometri. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji komparasi ganda antar baris dengan harga Fhitung = 7,59 > Ftabel
= 6,14. Selain itu, dapat dilihat dari rataan marginal dari metode NHT dilengkapi modul yang lebih tinggi dari pada rataan marginal metode TPS dilengkapi LKS, yaitu 46,75 > 40,31. (2) Prestasi belajar siswa berkemampuan awal tinggi tidak lebih tinggi daripada siswa berkemampuan awal rendah pada materi stoikiometri SMA N 1 Gemolong 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan harga Fhitung = 0,08 < Ftabel = 3,92. (3) Tidak terdapat
commit to user
vi
ABSTRACT
Zaidah Nurul Wafiah. K3306042. A COMPARATIVE STUDY OF COOPERATIVE LEARNING IN NHT (Numbered Head Together) METHOD COMPLETED BY MODULE WITH TPS (Think Pair Share) METHOD COMPLETED BY STUDENT WORK SHEET VIEWED FROM INITIAL CAPABILITY TOWARDS LEARNING ACHIEVEMENT OF STOICHIOMETRY AT THE FIRST GRADE IN SMA N 1 GEMOLONG ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, January 2011.
The aims of this research are to know: (1) the student’s learning achievement using NHT method completed by module compare with student’s learning achievement using TPS method completed by Student Work Sheet on matter Stoichiometry; (2) the student’s learning achievement with high initial capability compare with the student’s learning achievement with low initial capability on matter stoichiometry. (3) there is interaction between NHT method completed by module and TPS method completed by Student Work Sheet with initial capability toward student’s learning achievement on matter stoichiometry.
This research used an experiment method by using factorial design 3 x 2. The sample in this research were the student’s of X-C, X-F, and X-G in SMA N 1 Gemolong academic year 2010/2011. Sampling technique is used Cluster Random Sampling. Data collection technique gained from objective test method to measure cognitive learning achievement and the initial capability. The analysis of data technique used in this research was A Two-Way Variance Analysis with different cells which had the requirement Liliefors method to analyze normality, Bartllet method to analyze homogenity and continued with double comparative test that use Scheffe method.
Based on this research of the analysis can be conclude: (1) The student’s learning achievement of NHT method completed by module is higher than TPS method completed by Student Work Sheet on matter stoichiometry. This is proven by value of the double comparative test Fobs = 7,59 > Ftabel = 6,14. Beside that, it
can be seen from the marginal average of NHT method completed by module is higher than TPS method completed by Student Work Sheet, that is 46,75 > 40,31. (2) The student’s learning achievement student with high initial capability not higher than low initial capability on matter stoichiometry. This is proven by value of two-way variance analysis with different cells Fobs = 0,08 < Ftabel = 3,92. (3)
commit to user
viiMOTTO
“Percayalah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
“Allah tidak akan mengubah keadaan seseorang sebelum dia mengubah keadaan dirinya sendiri”
“Jika bukan aku yang mengerjakan ini, maka tidak ada orang lain yang bisa”
“Harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur, selama masih ada harapan mimpi setinggi apapun pasti bisa dicapai”
commit to user
viiiPERSEMBAHAN
Makalah Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Orang Tuaku: Karno dan Ngatmi
Adikku: Devi Agustian dan Muhammad Andre Tri Abdullah
Nae Chingu:
Tri Wulandari, Ari Eka Suryaningsih
Kikie Etyaningsih, Siti Latifah
Yuliesta Arofati, Hana Wahyuning Palupi, Nur Fausi Kusumawati
Teman-teman Pendidikan Kimia 2006
All My Friends
Almamater
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas
segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi ini, guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan di Program Studi Kimia Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi
ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul
dapat diatasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya disampaikan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi.
3. Dra. Tri Redjeki, M.S, selaku Ketua Program Kimia Jurusan P. MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Endang Susilowati, S.Si, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Drs. Sugiharto, Apt, M.S, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Dra. Bakti Mulyani, M.Si, selaku ketua penguji skripsi yang telah banyak
memberikan masukan.
7. Elfi Susanti VH, S.Si, M.Si, selaku sekretaris penguji skripsi yang telah
memberikan banyak masukan.
8. Sri Yamtinah, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama masa studi.
9. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Kimia yang telah
commit to user
x
10. Drs. Muhammad Amir Zubaidi, Selaku Kepala SMA Negeri 1 Gemolong
yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
11. Ngatijo, S.Pd, Selaku guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1 Gemolong
yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
12. Seluruh keluarga besar SMA N 1 Gemolong 2010/2011 atas keramahan,
bantuan, dan kerjasama yang telah diberikan.
13. Orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan fasilitas dan do’a restu
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
14. Saudara Pendidikan Kimia 2006 (Wulan, Eka, Kikie, Siti, Mbak Lisa, Mbak
Hana, Ayik, Wahyu, Uzi, Muyas, Dina, Eva, Dhesy, Rina, Vina, Lia, Ikha,
Sylvi, Trendy, Susi, Sona, Cahyo, Rachel, Zakkiy, Niken, Rista, Atik, Rosa,
Ichan, Dian, Siskha, Ana, Hesti, Tami, Sofi, Ela, Nur, Pipit, Narmi, dan Rais)
terimakasih untuk segala dukungan, semangat dan kebersamaannya.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Semoga amal kebaikan mereka mendapat imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
sempurnanya Skripsi ini. Namun demikian penulis berharap semoga Skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Surakarta, Januari 2011
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN... ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
BAB I. PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah……… 5
C. Pembatasan Masalah………... 6
D. Perumusan Masalah……… 7
E. Tujuan Penelitian……… 7
F. Manfaat Penelitian……… 8
BAB II. LANDASAN TEORI... 9
A. Tinjauan Pustaka……….. 9
1. Studi Komparasi ... 9
2. Belajar ………..………... 9
3. Pembelajaran Kooperatif ... 11
4. Metode NHT (Numbered Head Together) ... 12
5. Metode TPS (Think Pair Share) ... 13
6. Media Pembelajaran ... 14
commit to user
xiiHalaman
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)... 15
7. Kemampuan Awal Siswa ... 16
8. Prestasi Belajar... 17
a. Ranah Kognitif ... 18
b. Ranah afektif ... 18
c. Ranah Psikomotor ... 19
9. Stoikiometri ... 19
a. Massa Atom Relatif (Ar) ... 19
b. Massa Molekul Relatif (Mr) ... 20
c. Konsep Mol ... 21
1) Pengertian Mol ... 21
2) Massa Molar Zat ... 21
3) Volume Molar Gas ... 22
4) Molaritas ... 23
5) Hubungan Mol, Jumlah Partikel, Massa, Volume, dan Molaritas ... 23
d. Rumus Empiris ... 24
e. Rumus Molekul ... 25
f. Kadar Zat ... 26
g. Hitungan Kimia Sederhana ... 27
h. Pereaksi Pembatas ... 28
i. Air Kristal (Kimia Hidrat) ... 29
B. Kerangka Berfikir……… 30
C. Perumusan Hipotesis………...……… 33
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……… 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
1. Tempat Penelitian ... 35
2. Waktu Penelitian ... 35
B. Metode Penelitian ... 35
commit to user
xiiiHalaman
2. Prosedur Penelitian ... 37
C. Populasi dan Sampel... 38
1. Populasi ... 38
2. Sampel ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
1. Sumber Data ... 38
2. Instrumen Penilaian ... 39
a. Uji Validitas ... 39
b. Uji Reliabilitas ... 40
c. Uji Taraf Kesukaran Soal ... 41
d. Uji Daya Pembeda Soal ... 43
E. Teknik Analisis Data ... 44
1. Uji Prasyarat Analisis ... 44
a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Homogenitas ... 45
2. Uji Keseimbangan ... 46
3. Pengujian Hipotesis ... 48
4. Uji Komparasi Ganda ... 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 54
A. Deskripsi Data ... 54
1. Data Nilai Kemampuan Awal Siswa ... 55
2. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa ... 56
a. Rerata Prestasi Belajar Siswa ... 56
b. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa ... 57
1) Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa menurut Metode Pembelajaran ... 57
2) Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa menurut Kemampuan Awal ... 58
B. Pengujian Prasyarat Analisis... 59
commit to user
xivHalaman
2. Uji Normalitas ... 60
3. Uji Homogenitas ... 61
C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 62
1. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ... 62
2. Hasil Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi ... 63
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
1. Hipotesis Pertama... ... 64
2. Hipotesis Kedua... ... 67
3. Hipotesis Ketiga... ... 68
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………. 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Implikasi ... 70
C. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
commit to user
xvDAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rincian Kegiatan Penelitian...…………... 35
Tabel 2. Rancangan Penelitian ……….………... 36
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17.
Rangkuman Uji Validitas Penilaian Kognitif dan
Kemampuan Awal...……….
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian
Kognitif dan Kemampuan Awal...
Rangkuman Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal...
Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Soal Instrumen
Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal...
Rangkuman Analisis Variansi Satu Jalan Sel Tak Sama...
Notasi dan Tata Letak Data...
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama...
Jumlah Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi
dan Rendah...
Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Siswa Kelas NHT
Dilengkapi Modul, Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas
Kontrol...
Rerata Prestasi Belajar Siswa...
Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Materi
Stoikiometri Kelas NHT Dilengkapi Modul, Kelas TPS
Dilengkapi LKS, dan Kelas Ceramah...
Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Ditinjau
dari Kemampuan Awal Siswa………...
Rangkuman Hasil Analisis Variansi Satu Jalan Nilai
Pretes………...
Rangkuman Uji Normalitas Sampel dengan Uji
Liliefors………...
commit to user
xviTabel 18.
Tabel 19.
Tabel 20.
Rataan dan Jumlah Rataan Prestasi Belajar Siswa……….
Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak
Sama Prestasi Belajar Siswa ………...
Rangkuman Komparasi Ganda Antar Baris Prestasi Belajar
Siswa……...
.
62
62
commit to user
xviiDAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Hubungan antara Mol, Jumlah Partikel, Massa, Volume, dan
Molaritas... 24
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama…... 32
Gambar 3. Histogram Skor Kemampuan Awal Siwa Kelas NHT
Dilengkapi Modul, Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas
Kontrol... 56
Gambar 4. Histogram Prestasi Belajar Kelas NHT Dilengkapi Modul,
Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas
Ceramah... 58
Gambar 5. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Ditinjau
commit to user
xviiiDAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran...… 75
Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 16. Lampiran 17. Lampiran 18. Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 21. Lampiran 22. Lampiran 23.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……….
Kisi-Kisi Penyusunan Penilaian Kognitif………....…….
Instrumen Penilaian Kognitif..……….…
Kisi-Kisi Penyusunan Penilaian Kemampuan Awal…....
Instrumen Penilaian Kemampuan Awal………..….
Kunci Jawaban……….……….…
Lembar Jawab……….…..
Modul………..….…
Lembar Kerja Siswa (LKS)………...….….….
Lembar Format Telaah Modul……….
Lembar Format Telaah LKS……….…………
Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf
Kesukaran Soal Penilaian Kognitif...
Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf
Kesukaran Soal Penilaian Kemampuan Awal…………..
Daftar Kelompok Kelas NHT Dilengkapi Modul...
Daftar Nilai Stoikiometri SMA N 1 Gemolong
2009/2010……….
Data Induk Penelitian...
Uji Normalitas………...
Uji Homogenitas………...
Uji Keseimbangan………
Uji Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama……...
Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi………...
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan generasi
bangsanya. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu
bangsa. Kemajuan pendidikan bangsa sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan
kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis
melainkan sesuatu yang dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan
yang terus menerus. Pembaruan pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan nasional sehingga dapat meningkatkan kualitas bangsa. Berbagai
upaya telah dilakukan antara lain pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas guru,
penerapan metode pembelajaran yang terkini, penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan, penataan manajemen pendidikan, dan penerapan produk teknologi.
Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian kurikulum.
Dari kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, sampai
kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan saat ini kurikulum
yang sedang digunakan adalah kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Pergantian dan perubahan kurikulum tersebut dilakukan sebagai
usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dalam pendidikan sekolah menengah terdapat mata pelajaran kimia. Kimia
merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang hakekat pengetahuannya berdasarkan
fakta, hasil pemikiran, dan hasil penelitian yang dilakukan para ahli. Pada
kenyatannya mata pelajaran kimia dirasa sulit oleh sebagian besar siswa sehingga
menyebabkan prestasi belajarnya kurang tinggi. Dalam pelajaran kimia di SMA
terdapat materi stoikiometri yang diajarkan di kelas X semester gasal. Stoikiometri
hakekatnya berisi konsep-konsep dan penerapan rumus dalam perhitungan kimia
yang sebagian besar soalnya berupa soal-soal hitungan. Agar menguasai konsep
commit to user
dilakukan siswa dapat menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap materi
strokiometri. Karena itu, prestasi belajar materi stoikiometri kurang tinggi.
Berdasarkan fakta dilapangan, siswa di SMA Negeri 1 Gemolong masih
memiliki prestasi belajar yang rendah pada materi stoikiometri. Hal tersebut dapat
dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada materi tersebut tahun pelajaran
2009/2010, lebih dari 50% siswa memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) dengan nilai KKM pelajaran kimia adalah 65. Selain itu, nilai
rata-rata dua kelas dari tujuh kelas juga masih berada di bawah KKM yaitu 54,69 dan
49,84 (Lampiran 16). Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Di
antaranya proses pembelajarannya, sarana prasarana, atau oleh faktor penyebab yang
lain. Dalam proses pembelajaran, metode mengajar yang digunakan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Apabila metode yang biasa digunakan kurang sesuai
dengan materi stoikiometri maka prestasi belajar siswa juga kurang maksimal. Selain
itu, apabila siswa kurang latihan soal maka siswa juga akan kurang memahami materi
tersebut. Hal tersebut dapat pula disebabkan oleh media yang belum dipergunakan
dengan baik.
Kesesuaian dalam penggunaan metode mengajar yang dipilih guru dalam
pembelajaran akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi
yang diberikan sehingga dapat pula meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru
seharusnya menggunakan metode yang baik dalam proses pembelajaran di kelas.
Metode mengajar yang baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tujuan
pembelajarannya. Dengan metode mengajar yang baik dan sesuai dengan materi
stoikiometri diharapkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode yang populer
akhir-akhir ini. Dengan metode pembelajaran kooperatif, keaktifan siswa dapat
dikembangkan. Begitu pula dengan keterampilan sosial dan aspek kognitif siswa.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana
commit to user
3
dalam memahami konsep materi pelajaran (Slavin, 2008 : 4). Pembelajaran
kooperatif menuntut siswa aktif dalam proses belajar mengajar dan selalu
memperhatikan teman satu kelompok agar dapat memahami konsep materi yang
dipelajari.
Hanze & Berger (2007 : 39) menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang kuat
dari pembelajaran kooperatif pada kebutuhan dasar pengalaman, motivasi intrinsik,
dan keaktivan proses tingkat pendalaman. Dalam penelitian lain, Adeyemi (2008 :
702) menyatakan bahwa siswa dalam kelompok pembelajaran kooperatif secara
signifikan lebih baik daripada siswa dalam problem solving atau kelompok dalam
metode konvensional. Effendi Zakaria, Lu Chung Chin, & Md. Yusoff Daud (2010 :
275) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang positif
antara siswa yaitu menekankan interaksi sosial dan hubungan antara siswa dalam
kelompok sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat dua metode struktural yaitu metode
Numbered Heads Together
(NHT) dan metode
Think Pair Share
(TPS). Metode ini
dapat dilakukan dengan cepat dan singkat. Melalui metode pembelajaran struktural,
siswa diharapkan dapat saling memberikan dan membagikan ide-ide serta
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, dan meningkatkan semangat
kerjasama siswa. Selain itu, siswa dapat berlatih berpendapat, menghargai pendapat
orang lain, dan bertukar pendapat yang disajikan dalam bentuk diskusi kelompok.
Dengan demikian, siswa dapat aktif dalam membuat kesimpulan untuk suatu
pengetahuan atau membentuk konsep.
Materi stoikiometri merupakan salah satu materi yang hampir semua soalnya
berupa soal hitungan sehingga perlu banyak latihan dalam proses pembelajarannya.
Dalam proses pembelajaran, metode NHT memberikan kewajiban pada siswa untuk
berdiskusi bersama anggota kelompoknya dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan oleh guru. Dengan mengerjakan banyak latihan soal stoikiometri siswa
akan menemukan konsep dalam stoikiometri dan dapat menyelesaikan soal-soalnya.
commit to user
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, dan siswa yang sudah paham dapat
mengajari siswa yang kurang paham. Dengan jumlah anggota kelompok yang lebih
besar dimana terdiri dari empat sampai lima anggota, gagasan atau ide yang
disampaikan lebih beragam dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, metode
NHT diharapkan sesuai untuk materi stoikiometri.
Materi stoikiometri seperti yang telah dikemukakan, walaupun terdapat
banyak latihan soal tapi terdapat sebagian siswa belum mampu untuk
menyelesaikannya maka prestasi belajarnya juga tidak akan maksimal. Dalam proses
pembelajaran, metode TPS merupakan metode pembelajaran kelompok yaitu siswa
diberi waktu berpikir, membagi hasil pemikirannya dengan teman, dan saling
membantu satu sama lain. Apabila dalam proses latihan soal terdapat siswa yang
kurang mampu dalam menyelesaikan soal tersebut, maka dengan metode ini siswa
tersebut dapat berbagi kesulitannya dengan teman pasangannya atau teman
sebangkunya sehingga soal tersebut dapat terselesaikan. Metode ini bertujuan untuk
mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat
membangkitkan rasa percaya diri siswa. Metode ini juga mengajarkan siswa untuk
berpendapat, menerima pendapat orang lain, dan bekerjasama dengan orang lain.
Oleh karena itu, metode TPS diharapkan sesuai untuk materi stoikiometri.
Metode pembelajaran membutuhkan suatu media pembelajaran untuk
membantu mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran metode NHT, siswa langsung diberi soal atau permasalahan untuk
diselesaikan tanpa adanya penjelasan dari guru. Modul merupakan salah satu media
cetak yang berisi uraian materi, contoh soal beserta penyelesaian, dan soal evaluasi
beserta kunci jawaban. Dalam pelaksanaannya, metode NHT dapat dilengkapi modul
karena dengan adanya modul siswa dapat terlebih dahulu mempelajari materi yang
akan diajarkan di rumah. Selain itu, siswa juga dapat mengerjakan soal evaluasi yang
terdapat di dalamnya. Dengan demikian, siswa akan dapat memahami materi
commit to user
5
Sedangkan dalam proses pembelajaran TPS, latihan soal yang diberikan pada
siswa lebih sedikit. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu media cetak yang
berisi lembaran-lembaran tugas ataupun soal-soal yang harus dikerjakan siswa.
Dalam pelaksanaannya, metode TPS dapat dilengkapi LKS karena siswa dapat
mengerjakan latihan soal yang terdapat di LKS sehingga siswa terbiasa dan lebih
mudah menyelesaikan soal stoikiometri. Dengan demikian, diharapkan prestasi
belajarnya menjadi lebih baik.
Untuk mempelajari materi stoikiometri diperlukan suatu kemampuan awal
yang mendukung dikuasainya materi tersebut. Hal ini disebabkan karena materi
stoikiometri berkaitan dengan tata nama senyawa kimia, persamaan reaksi dan
hukum-hukum dasar kimia yang nantinya akan mempengaruhi prestasi belajar yang
diperoleh siswa. Perbedaan kemampuan awal yang dimiliki siswa akan ditemui oleh
guru dalam proses belajar mengajar, ada yang memiliki kemampuan awal tinggi, ada
pula yang kemampuan awalnya rendah. Pemahaman terhadap perbedaan kemampuan
awal harus diperhatikan agar dapat menentukan metode pembelajaran yang baik
untuk pembelajaran materi stoikiometri.
Berdasarkan latar belakang di atas, dilakukan penelitian untuk mengetahui
prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS
dilengkapi LKS ditinjau dari kemampuan awal pada materi stoikiometri di SMA N 1
Gemolong dengan judul : “Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode NHT
(
Numbered Heads Together
) Dilengkapi Modul dengan Metode TPS (
Think Pair
Share
) Dilengkapi LKS Ditinjau dari Kemampuan Awal terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Materi Stoikiometri Kelas X Semester Gasal SMA N 1 Gemolong Tahun
Ajaran 2010/2011”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
commit to user
1.
Prestasi belajar siswa SMA N 1 Gemolong pada materi stoikiometri masih
rendah.
2.
Apakah diperlukan variasi metode dan media pembelajaran dalam pengajaran
materi stoikiometri SMA N 1 Gemolong?
3.
Apakah metode kooperatif NHT (
Numbered Heads Together
) dilengkapi modul
sesuai untuk materi stiokiometri?
4.
Apakah metode kooperatif TPS (
Think Pair Share
) dilengkapi LKS sesuai untuk
materi stoikiometri?
5.
Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode NHT
dilengkapi modul dan siswa yang diajar dengan metode TPS dilengkapi LKS?
6.
Apakah prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih
tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi
stoikiometri?
7.
Adakah pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada
materi stoikiometri?
8.
Apakah prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi
daripada siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri?
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan agar penelitian yang dikaji lebih
terarah dan fokus, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :
1.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester gasal SMA N 1 Gemolong
Tahun Ajaran 2010/2011.
2.
Metode Pengajaran
Metode pengajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran kooperatif NHT (
Numbered Heads Together
) dilengkapi modul
(kelas eksperimen I), metode pembelajaran kooperatif TPS (
Think Pair Share
)
commit to user
7
3.
Materi Pengajaran
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah stoikiometri.
4.
Kemampuan Awal
Dalam penelitian ini, kemampuan awal siswa dikategorikan menjadi kemampuan
awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Kemampuan awal dari materi
stoikiometri adalah tata nama senyawa, persamaan reaksi kimia, dan
hukum-hukum dasar kimia.
5.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
kognitif.
D.
Perumusan Masalah
Setelah dilakukan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dikemukakan
perumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih
tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi
stoikiometri?
2.
Apakah prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi
daripada siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri?
3.
Apakah terdapat interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS
dilengkapi LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa pada
materi stoikiometri?
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui :
1.
Prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul dibanding
prestasi belajar siswa menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi
commit to user
2.
Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi dibanding prestasi belajar
siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri.
3.
Adanya interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS
dilengkapi LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa pada
materi stoikiometri.
F.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.
Manfaat teoritis
a.
Memberikan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh
melalui metode pembelajaran kooperatif NHT dilengkapi modul dan TPS
dilengkapi LKS.
b.
Menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran kooperatif NHT dan
TPS.
c.
Memberikan informasi tentang pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi
belajar siswa.
d.
Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung
teori-teori yang telah ada yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2.
Manfaat praktis
a.
Memberikan masukan kepada guru dalam memilih metode pembelajaran yang
tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan pembelajaran kimia pada
materi stoikiometri sehingga hasil belajar siswa maksimal.
b.
Memberikan masukan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang diharapkan
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Studi Komparasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, studi adalah kajian atau telaah
ilmiah (2005 : 774) sedangkan komparasi adalah perbandingan (2005 : 479).
Menurut Poerwadarminta (1976 : 965), studi adalah pelajaran; penggunaan waktu
dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan; penyelidikan. Dari pengertian
tersebut, studi komparasi berarti kajian yang membandingkan variabel-variabel
yang terkait dengan penyelidikan yang dilakukan, yang membutuhkan waktu dan
pikiran. Penelitian komparasi dapat menemukan perbedaan-perbedaan ataupun
persamaan-persamaan terkait variabel-variabel dalam penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini akan dikomparasikan antara variabel bebas yaitu metode
pembelajaran (NHT dilengkapi LKS dan TPS dilengkapi LKS) dan kemampuan
awal terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar sehingga diharapkan dapat
ditemukan persamaan-persamaan maupun perbedaan-perbedaan dari
variabel-variabel tersebut.
2. Belajar
Beberapa definisi belajar yang dikemukakan para ahli pada hakekatnya
mempunyai pengertian yang sama. Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar
(1989 : 11), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Nana Sudjana
, 1989 : 5). Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapar ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang
ada pada individu yang belajar.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
commit to user
1995 : 2). Konsep belajar mengandung implikasi memfungsikan aspek nalar,
logis, maupun kreatif (Conny Semiawan, 2008 : 2). Menurut Aunurrahman (2009
: 36) belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan
dalam hal ini dapat berupa manusia atau objek-objek lain yang memungkinkan
individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik
pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau
ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu
tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.
Belajar dilihat dari psikologi adalah adanya perubahan kematangan bagi
anak didik sebagai akibat belajar sedangkan dilihat dari proses adalah interaksi
antara peserta didik dengan pendidik sebagai proses pembelajaran. (Syaiful
Sagala, 2009 : 50). Menurut Sulistyorini (2009 : 6) belajar adalah sebagai proses
untuk merubah diri seseorang agar memiliki pengetahuan, sikap, dan tingkah laku
melalui latihan yang penuh dengan tantangan atau melakui pelbagai pengalaman
yang telah terjadi.
Dari beberapa pendapat tersebut, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan oleh peserta didik mendapatkan perubahan dengan memfungsikan
nalar, logika, dan kreativitasnya sebagai hasil dari pengalaman atau pengetahuan
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
pengertian belajar (Slameto, 1995 : 3-4) antara lain : Perubahan terjadi secara
sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali faktor
(Sumadi Suryabrata, 2006 : 233). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
diklasifikasikan antara lain :
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pebelajar, dan ini masih dibagi
menjadi dua golongan yaitu : faktor-faktor nonsosial dan faktor-faktor sosial
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pebelajar, dan dapat digolongkan
commit to user
1) Faktor-faktor fisiologis
2) Faktor-faktor psikologis
3. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dicirikan dengan struktur tugas, tujuan dan
penghargaan kooperatif (Arends, 2001 : 314). Dalam pembelajaran kooperatif,
siswa didorong dan atau diharuskan untuk bekerja bersama dalam tugas bersama,
dan mereka harus mengkoordinasi usaha mereka untuk melengkapi tugas. Dalam
pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling bergantung untuk
memperoleh penghargaan yang akan diberikan jika mereka sukses sebagai
kelompok.
Pembelajaran kooperatif dapat dicirikan oleh beberapa hal berikut :
a. Siswa bekerja dalam tim untuk menguasai tujuan akademik.
b. Tim disusun dari siswa heterogen (berkemampuan tinggi, sedang dan rendah).
c. Kemungkinan sewaktu-waktu, tim mencakup campuran ras, budaya, dan jenis
kelamin dari siswa.
d. Sistem penghargaan diorientasi untuk kelompok daripada individu.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif, siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Slavin, 2008 : 4).
Dalam metode pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam
kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang
disampaikan oleh guru.
Menurut Slavin (2008 : 10), tiga konsep penting dalam semua metode
pembelajaran kelompok yaitu :
a. Penghargaan Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan tim lainnya jika mereka
commit to user
b. Tanggung Jawab Individu
Kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota
tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu
satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap
untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa
tanpa bantuan teman satu timnya.
c. Kesempatan Sukses yang Sama
Semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan
kinerja mereka dari sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan
prestasi tinggi, sedang, dan rendah, semuanya sama-sama ditantang untuk
melakukan yang terbaik, dan kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.
Arends (2001 : 323-326) mengatakan bahwa empat pendekatan yang
seharusnya menjadi bagian dari daftar yang akan digunakan guru dalam mengajar,
antara lain : STAD, Jigsaw, Group Investigation, Pendekatan Struktural. Contoh pendekatan struktural yaitu NHT (Numbered Heads Together) dan TPS (Think Pair Share).
4. Metode Numbered Heads Together (NHT)
Numbered Heads Together merupakan pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk lebih melibatkan siswa dalam mereview materi
pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mengenai isi pelajaran tersebut.
Sebagai pengganti pertanyaan langsung ke seluruh kelas, guru menggunakan
struktur empat langkah berikut (Arends, 2001: 326) :
a. Langkah 1 – Penomoran (Numbering) : Guru membagi siswa menjadi beberapa tim beranggotakan tiga sampai lima siswa dan memberi nomor pada
tiap anggota sehingga setiap siswa pada tiap-tiap tim mempunyai nomor yang
berbeda antara 1 – 5.
b. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning) : Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan tersebut
bisa lebih spesifik dan dalam bentuk pertanyaan “ Ada berapa negara bagian
commit to user
pastikan bahwa setiap orang mengetahui ibu kota lima negara yang berbatasan
dengan Samudra Pasifik.”
c. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Heads Together) : Siswa menyatukan ide untuk menemukan jawabannya dan memastikan bahwa semua anggota tahu
jawabannya.
d. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering) : Guru memanggil salah satu nomor dan siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki nomor tersebut
mengangkat tangannya dan memberikan jawabannya di hadapan seluruh kelas.
5. Metode Think Pair Share (TPS)
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman (1985) dan rekan-rekannya
di Universitas Maryland. Metode ini mengasumsikan bahwa metode resitasi dan
diskusi perlu diselenggarakan dalam kelompok kelas secara keseluruhan. Metode
ini memberi waktu pada siswa untuk berpikir dan merespon serta membantu satu
sama lain. Sebagai contoh, seorang guru selesai menyelesaikan sajian pendek atau
siswa selesai membaca tugas atau suatu masalah. Selanjutnya, guru meminta
siswa untuk mengkaji lebih dalam tentang apa yang telah dijelaskan atau yang
dibaca. Guru lebih memilih menggunakan strategi Think Pair Share dari pada tanya jawab pada seluruh kelompok. (Arends, 2001 : 325)
Metode Think Pair Share menerapkan langkah-langkah berikut :
a. Langkah 1 – Berpikir (Thinking) : Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau masalah yang terkait dengan pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan
sendiri jawabannya selama satu menit.
b. Langkah 2 – Berpasangan (Pairing) : Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi selama masa ini
dapat berupa saling berbagi jawaban pertanyaan atau berbagi ide dalam
menyelesaikan masalah. Biasanya guru memberikan waktu tidak lebih dari
empat atau lima menit untuk berpasangan.
c. Langkah 3 – Berbagi (Sharing) : Dalam langkah terakhir, guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi jawaban atau penyelesaian
commit to user
mengelilingi ruangan dari pasangan satu ke pasangan yang lain sampai
seperempat atau separo pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusinya.
6. Media Pembelajaran
Briggs dalam Sri Anitah (2009 : 1) berpendapat bahwa media
pembelajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau
menyempurnakan isi pembelajaran termasuk di dalamnya buku, videoslide, slide
suara, suara guru, tape recorder, modul atau salah satu komponen dari suatu
sistem penyampaian. Media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau
peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar
menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah
cara, yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat
digunakan oleh siswa sendiri (Basuki & Farida, 2001 : 13). Media belajar yang
dapat digunakan oleh siswa itu dirancang, dikembangkan, dan diproduksi secara
sistematik, serta dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan
dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar (Abdul
Majid, 2006 : 170). Bahan ajar dapat pula menjadi suatu sumber belajar bagi
siswa. Bahan ajar merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam
membantu proses pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan matematis sehingga mampu
menguasai semua kompetensi.
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar
dengan baik. Bahan ajar dapat berbentuk bahan ajar cetak, bahan ajar dengar
(audio), bahan ajar audio visual, dan bahan ajar interaktif. Bahan ajar cetak antara
commit to user
a. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (Abdul
Majid, 2006 : 176). Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang
peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi akan lebih cepat
menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta
didik lainnya.
Modul pembelajaran terdiri dari petunjuk umum, materi, dan lembar
kerja atau evaluasi pembelajaran (Hujair AH Sanaky, 2009 : 166). Komponen-
komponen modul pembelajaran :
1) Lembaran judul
2) Daftar isi
3) Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik
(standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu)
4) Petunjuk untuk siswa
5) Lembaran kegiatan siswa yang memuat materi pembelajaran yang harus
dikuasai siswa (uraian materi dan lembar kegiatan siswa)
6) Lembaran kerja
7) Kunci lembaran kerja
8) Evaluasi siswa dan kunci evaluasi siswa
b. Lembar Kerja/Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. (Abdul Majid, 2006 : 176). LKS
merupakan media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar atau lebih yang
diberikan kepada setiap siswa dalam satu kelas dengan tujuan untuk
melakukan aktivitas belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, LKS dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Selain itu, LKS dapat
mengembangkan keterampilan proses dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Ciri-ciri dari LKS adalah sebagai berikut :
1) LKS diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
commit to user
3) LKS disusun berdasarkan garis-garis besar program pengajaran
4) Jawaban dari pertanyaan untuk LKS berupa isian singkat
5) LKS disusun oleh gurunya sendiri
Beberapa hal mengenai pengembangan dan pemanfaatan LKS dalam
pembelajaran :
1) Dalam LKS siswa akan mendapat uraian materi, tugas dan latihan yang
berkaitan dengan materi yang diberikan .
2) Desain LKS harus memperhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman,
dan kejelasan.
3) Empat langkah dalam pengembangan LKS adalah a) penentuan tujuan
instruksional, b) pengumpulan materi, c) penyusunan elemen, dan d) cek
dan penyempurnaan.
7. Kemampuan Awal Siswa
Setiap proses belajar mengajar mempunyai kompetensi sendiri yang akan
dimiliki siswa setelah interaksi pembelajaran. Keberhasilan proses belajar
mengajar sebagian ditentukan oleh ciri-ciri khas yang dimiliki siswa. Ciri-ciri
khas tersebut terutama kemampuan awal. Oleh karena itu, kemampuan awal siswa
perlu ikut serta dalam sebagian perencanaan dan pengelolaan pembelajaran.
Abdul Gafur dalam Tri Murti (2007 : 17) menyatakan bahwa kemampuan
awal dan karakteristik siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan,
termasuk di dalamnya bermacam-macam latar belakang informasi karakteristik
siswa yang telah dimiliki pada saat akan di mulai suatu pembelajaran baru. Setiap
proses belajar mengajar mempunyai titik tolak sendiri atau berpangku pada
kemampuan siswa itu (tingkah laku awal) untuk dikembangkan menjadi
kemampuan baru sesuai dengan tujuan pembelajaran (tingkah laku akhir). Oleh
karena itu, keadaan siswa pada awal proses belajar mengajar tertentu (tingkah
laku awal) memiliki kesesuaian terhadap penentuan, perumusan, dan pencapaian
tujuan pembelajaran (tingkah laku akhir).
Nana Sudjana (1995 : 158) menyatakan bahwa pengetahuan dan
commit to user
yang lebih rendah dari pengetahuan baru tersebut. Tidak semua aspek dari
kemampuan awal yang dimiliki siswa pada awal proses belajar mengajar
berpengaruh besar terhadap tujuan yang diharapkan. Kemampuan dan
keterampilan tersebut harus sesuai dengan tujuan kompetensi. Umumnya siswa
yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan sesuai dengan tujuan kompetensi
akan lebih mudah menerima dan memahami pembelajaran berikutnya karena
pengetahuan dan kemampuan baru membutuhkan pengetahuan sebelumnya yang
lebih rendah tingkatannya.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan tes prasyarat. Tes prasyarat merupakan tes untuk mengetahui
kemampuan siswa yaitu apakah siswa telah memiliki pengetahuan atau
keterampilan yang diperlukan atau disyaratkan untuk mengikuti suatu
pembelajaran. Di dalam pembelajaran kimia, terdapat ciri-ciri tertentu dalam
mempelajari kimia diantaranya adalah materi yang dipelajari harus berurutan. Hal
ini dikarenakan untuk membentuk konsep-konsep baru dan pengetahuan baru
didasarkan pada konsep dan pengetahuan sebelumnya.
Dari uraian di atas, kemampuan awal merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa sebagai prasyarat untuk memperoleh konsep dan pengetahuan
baru yang lebih tinggi tingkatannya dari pada konsep dan pengetahuan
sebelumnya. Kemampuan awal yang berkaitan dengan materi stoikiometri antara
lain materi tata nama senyawa, persamaan reaksi, dan hukum-hukum dasar kimia.
8. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yaitu kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana,
1991 : 22). Penggolongan prestasi belajar menurut Benyamin Bloom yang secara
garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Menurut Bloom et
commit to user
1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah
dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan tersebut dapat
berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau
metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal
yang dipelajari
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Aspek ini misalnya tampak
dalam kemampuan menggunakan prinsip.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya
tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan menilai hasil
karangan.
b. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap. Ranah afektif terdiri dari lima aspek
(Nana Sudjana, 1991 : 30) yaitu :
1) Penerimaan (Receiving/Attending), yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa dalam bentuk
massalah, situasi, gejala, dll.
2) Jawaban atau Responding, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
3) Penilaian (Valuing) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.
4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas
nilai yang telah dimilikinya.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
commit to user
c. Ranah psikomotor
Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan (Nana Sudjana,
1991 : 31), yaitu :
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dll.
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan,
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan kompleks.
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.
9. Stoikiometri
Proses membuat perhitungan yang didasarkan pada rumus-rumus dan
persamaan-persamaan berimbang dirujuk sebagai stoikimetri. Stoikiometri berasal
dari kata Yunani Stoicheion yang berarti unsur dan –metria yaitu ilmu pengukuran.(Keenan, et al, 2002 : 44)
a. Massa Atom Relatif (Ar)
Para ahli menggunakan isotop karbon C-12 sebagai standar dengan
massa atom relatif sebesar 12. Massa atom relatif menyatakan perbandingan
massa rata-rata satu atom suatu unsur terhadap 1/12 massa atom C-12.
1 satuan massa atom (sma) = 1/12 massa atom C-12.
Massa atom rata-rata oksigen 1,33 kali lebih besar dari pada massa atom C-12.
Maka Ar O adalah 1,33 dikalikan dengan 12 yaitu sebesar 15,96. Para ahli
membandingkan massa atom yang berbeda-beda menggunakan skala massa
atom relatif dengan lambang “Ar”.
Massa atom relatif suatu unsur (Ar) adalah bilangan yang menyatakan
commit to user
Isotop atom C-12 mempunyai massa atom 12 sma. Satu sma sama dengan
1,6605655 x 10-24 gram.
Ar X massa atom rata rata X
x massa atom C
Contoh:
Jika diketahui massa satu atom oksigen 2,70 x 10-23 gram. Berapakah Ar atom
O jika massa atom C 1,99 x 10 -23 ?
Jawab:
Ar O massa satu atom O
x massa satu atom C
, x
x , x ,
b. Massa Molekul Relatif (Mr)
Molekul merupakan gabungan dari beberapa unsur dengan
perbandingan tertentu. Unsur-unsur yang sama bergabung membentuk
molekul unsur, sedangkan unsur-unsur yang berbeda membentuk molekul
senyawa. Massa molekul unsur atau senyawa dinyatakan oleh massa molekul
(Mr). Massa molekul relatif adalah perbandingan massa molekul unsur atau
senyawa terhadap 1/12 kali massa atom C-12.
Mr X massa atom rata rata molekul
x massa atom C
Massa molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan Ar (massa atom relatif)
dari atom-atom pembentuk molekul tersebut.
Contoh :
Tentukan massa molekul relatif (Mr) Ca(OH)2 jika diketahui Ar Ca = 40, O =
16, dan H = 1.
Jawab :
Satu molekul Ca(OH)2 mengandung 1 atom Ca, 2 atom O dan 2 atom H.
Mr Ca(OH)2 = (1 x Ar Ca) + (2 x Ar O) + (2 x Ar H)
commit to user
= 40 + 32 +2
= 74
(Budi Utami, dkk, 2009 : 93-96)
c. Konsep Mol
1) Pengertian Mol
Mol merupakan suatu satuan jumlah yang menyatakan jumlah
partikel dalam zat. Standar mol adalah 12 gram C-12. Mol didefinisikan
sebagai sejumlah massa zat yang mengandung partikel sebanyak atom
yang terdapat dalam 12 gram C-12. Melalui percobaan, para ahli
menemukan jumlah partikel dalam 1 mol adalah 6,02 x 1023 yang disebut
tetapan Avogadro.
Jumlah partikel-partikel atom, molekul, atau ion dalam 1 mol zat
akan sama dengan jumlah partikel-partikel dalam 1 mol zat lainnya.
Namun, massa setiap zat dalam 1 mol tidak sama. Hubungan jumlah mol
(n) dengan jumlah partikel (x) dapat dirumuskan sebagai berikut.
x , x
(Michael Purba, 2007 : 129)
2) MassaMolar Zat (mm)
Massa molar zat adalah massa 1 mol suatu zat yang dinyatakan dengan Ar
atau Mr nya dalam satuan gram.
Contoh :
Diketahui Ar Ca = 40 dan Mr CO2 = 44, maka
• Massa 1 mol Ca = 40 gram.
• Massa 1 mol CO2= 44 gram.
Dengan demikian hubungan jumlah mol (n) dengan massa zat (m) dapat ditulis :
m = n x Ar/Mr
dengan m : massa zat, n : jumlah mol, dan Ar/Mr : massa atom/molekul molar.
commit to user
Berapa mol molekul oksigen (O2) yang terdapat dalam 32 gram oksigen?
(Ar O = 16)
Jawab :
Hubungan m = n x Ar/Mr dapat ditata ulang untuk menghitung jumlah mol,
n = m/Mr
Massa molar molekul oksigen (O2) = (2 x 16) = 32
Jumlah mol molekul oksigen (O2)
/ mol
3) Volume Molar Gas (Vm)
Volume per mol gas disebut volume molar gas. Pada suhu dan
tekanan yang sama, volume gas hanya bergantung pada jumlah molnya.
V = n x Vm
Dengan V : volume gas, n : jumlah mol, dan Vm : volume molar.
Pada keadaan standar (suhu 0o C dan tekanan 1 atm) yang
dinyatakan dengan STP (Standart Temperature and Pressure), volume molar gas adalah 22,4 L/mol.
Contoh :
Berapakah volume gas 2 mol CO2 dalam keadaan STP? Jawab :
V (STP) = n x Vm = 2 mol x 22,4 l/mol = 44, 8 L.
Pada suhu dan tekanan gas tertentu, volume gas dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan gas ideal.
PV = nRT
dengan P : tekanan gas (atm), V : volume gas (L), n : jumlah mol gas, R : tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1), dan T : suhu gas (K).
Contoh :
Tentukan volume dari 1 gram oksigen pada 27o C, 1 atm (Ar O = 16).
commit to user
Jumlah mol oksigen,
/ , mol
, mol x , L atm mol K x K
atm , L
4) Molaritas
Banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu larutan dapat
diketahui dengan menggunakan konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam
molaritas (M). Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1
L larutan.
Dengan M : molaritas atau kemolaran larutan, n : mol zat terlarut, dan V : volume larutan. Misalnya, larutan NaCl 0,2 M berarti dalam tiap liter
larutan itu terdapat 0,2 mol NaCl atau dalam tiap mL larutan terdapat 0,2
mmol NaCl.
Contoh :
Hitung jumlah mol dan massa urea (Mr = 60) yang terdapat dalam 200 mL larutan urea 0,4 M.
Jawab :
Jumlah mol urea, n = M x V = 0,4 M x 0,2 L = 0,08 mol Massa urea, m = n x mm = 0,08 mol x 60 g/mol = 4,8 g
5) Hubungan Mol, Jumlah Partikel, Massa, Volume dan Molaritas.
Mol merupakan satuan jumlah yang mudah diubah ke dalam satuan
lain. Dengan demikian, satuan mol dapat digunakan sebagai sarana untuk
mencari jumlah zat dalam satuan lain. Mol dapat difungsikan sebagai
pusatnya dalam arti untuk mengubah dari satuan yang satu ke dalam
satuan yang lain. Hubungan antara jumlah partikel, massa, volume, dan
commit to user
Gambar 1. Hubungan antara Mol, Jumlah Partikel, Massa, Volume, dan Molaritas
d. Rumus Empiris
Rumus empiris atau rumus perbandingan suatu senyawa menyatakan
perbandingan paling sederhana dari atom-atom penyusun senyawa. Rumus
empiris adalah perbandingan mol atom unsur-unsur penyusunnya.
Contoh :
• Glukosa C6H12O6, rumus empiris glukosa adalah (CH2O)n. Perbandingan terkecil jumlah atom C : H : O = 1 : 2 : 1
• Butana C4H10 , rumus empirisnya (C2H5)n Perbandingan terkecil jumlah atom C : H = 2 : 5
Senyawa yang tidak memiliki perbandingan terkecil, maka rumus molekulnya
sama dengan rumus empiris.
Misal:
• Air, rumus molekulnya H2O, rumus empirisnya H2O.
• Natrium klorida, rumus molekulnya NaCl, rumus empirisnya NaCl dan sebagainya.
x Volume : Volume
: 6,02. 1023 x 6,02.
: Mr x Mr
: 22,4 L
x 22,4 JUMLAH
MOL MASSA (GRAM)
VOLUME (STP)
commit to user
Dalam menentukan rumus empiris, hal yang harus dilakukan adalah
menentukan jumlah mol masing-masing unsur (n = m/Mr) kemudian menentukan perbandingan mol atom unsur-unsurnya.
e. Rumus Molekul
Rumus molekul suatu senyawa menyatakan jenis dan jumlah
atom-atom unsur dalam satu molekul senyawa tersebut. Senyawa asam asetat dalam
tiap molekulnya terdiri dari 2 atom karbon (C), 4 atom hidrogen (H), dan 2
atom oksigen (O). Oleh karena itu, rumus molekul asam asetat adalah C2H4O2
atau CH3COOH. Dengan demikian, perbandingan jumlah atom C : H : O
dalam asam asetat adalah 2 : 4 : 2 = 1 : 2 : 1. Jadi, rumus empiris asam asetat
adalah CH2O.
Beberapa senyawa dengan rumus empiris CH2O antara lain :
• Formaldehida, HCHO atau (CH2O); Mr = 30.
• Asam asetat, CH3COOH atau (CH2O)2, Mr = 60.
• Glukosa, C6H12O6 atau (CH2O)6; Mr = 180.
Secara umum, jika rumus empiris senyawa adalah RE maka rumus
molekulnya dapat dinyatakan sebagai (RE)n; adapun harga n bergantung pada
massa molekul relatif (Mr) senyawa yang bersangkutan.
Contoh : menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
Dalam 7,5 gram suatu hidrokarbon (senyawa C dengan H) terdapat 6 gram
karbon. Massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut 30. Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyaw tersebut! (Ar H = 1, C = 12)
Jawab :
• Menentukan rumus empiris Jumlah mol C = g
g/mol , mol.
Jumlah mol H = , g g
g/mol , mol
Perbandingan mol C : H = 0,5 mol : 1,5 mol = 1 : 3.
Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH3.
commit to user
Misalkan rumus molekul senyawa tersebut (CH3)x.
Mr (CH3)x = 30 → ((1 x Ar C) + (3 x Ar H))x = 30 ((1 x 12) + (3 x 1))x = 30
(12 + 3)x = 30 15x = 30
x = 2 Rumus molekul senyawa tersebut (CH3)2 = C2H6
f. Kadar Zat
Kadar zat dapat ditentukan berdasarkan rumus empiris atau rumus
kimia senyawa yang menyatakan perbandingan mol atom unsur penyusunnya.
Dari perbandingan atom, dapat ditentukan perbandingan massa dan kadar (%
massa) unsur-unsur penyusun senyawa. Hubungan massa senyawa dengan
massa unsur penyusunnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
massa senyawa ndeks x unsur X x massa unsur X senyawa
kadar x x %
x adalah jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa = indeks dari unsur yang bersangkutan dalam rumus kimia senyawa.
Contoh : menentukan massa
Berapa massa asam sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari 64 gram belerang? (Ar H = 1, O = 16, dan S = 32)
Jawab :
massa senyawa ndeks x unsur X x massa unsur X senyawa
Massa H2SO4 = x g g
Contoh : menentukan kadar unsur
commit to user
Jawab :
Mr urea = (1 x Ar C) + (1 x Ar O) + (2 x Ar N) + (4 x Ar H)
Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60
kadar x x %
kadar C x x % %
kadar N x x % , %
g. Hitungan Kimia Sederhana
Menghitung jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam
suatu reaksi dimana jumlah salah satu zat dalam reaksi itu diketahui,
digolongkan sebagai hitungan kimia sederhana.
Contoh :
Hidrogen dapat dibuat dari reaksi aluminium dengan larutan natrium
hidroksida.
2Al (s) + 2NaOH (aq) + 6H2O (l) → 2Na(Al(OH)4) (aq) + 3H2 (g) Berapa volume gas hidrogen (STP) yang terbentuk, jika digunakan 5,4 gram Al? (Ar Al = 27)
Jawab :
Langkah-langkah mengerjakan soal tersebut yaitu :
1) Menuliskan persamaan reaksi setara (sudah diberikan).
2Al (s) + 2NaOH (aq) + 6H2O (l) → 2Na(Al(OH)4) (aq) + 3H2 (g) 2) Menyatakan jumlah mol zat yang diketahui, yaitu aluminium.
Jumlah mol Al = ,
/ , mol
3) Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan, yaitu gas H2 berdasarkan
perbandingan koefisien reaksi.
Jumlah mol H Koe isien HKoe isien Al x Jumlah mol Al x , mol , mol
4) Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan, yaitu menentukan volume gas
H2
commit to user
h. Pereaksi Pembatas
Jika zat pereaksi direaksikan tidak dalam jumlah yang sebanding atau
tidak sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, maka salah satu
pereaksi akan habis lebih dahulu dan pereaksi lain akan bersisa. Sehingga
hasil reaksi akan bergantung pada jumlah pereaksi yang habis lebih dahulu.
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis terlebih dahulu.
(Michael Purba, 2007 : 130-145)
Contoh :
Sebanyak 2,7 gram aluminium direaksikan dengan 49 gram asam sulfat encer
sehingga menghasilkan garam aluminium sulfat dan gas hidrogen. Reaksi
yang terjadi : Al (s) + H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g) (belum setara). Diketahui Ar Al = 13, H = 1, S = 32, O = 16.
a. Zat manakah yang merupakan pereaksi pembatas?
b. Berapa gram zat yang tidak ikut bereaksi?
c. Berapa gram garam yang terbentuk?
d. Berapa volume gas hidrogen yang terbentuk (STP)? Jawab :
Jumlah mol Al = ,
/ , mol
Jumlah mol H2SO4 = / , mol
Persamaan reaksi : 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
a. Jika mol pereaksi dibandingkan dengan koefisien reaksinya, Al dengan
bilangan , atau 0,05 sedangkan H2SO4 dengan bilangan , atau 0,1667
maka pereaksi pembatasnya adalah aluminium sehingga mol Al habis.
Persamaan reaksi : 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
Mula-mula : 0,1 mol 0,5 mol
Bereaksi : 0,1 mol 0,15 mol 0,05 mol 0,15 mol
_______________________________