• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Elemen Komunitas Musik Patrol dalam

BAB 4. PEMBAHASAN

4.3 Integrasi Elemen Komunitas Musik Patrol dalam

Berdasarkan display data yang di uraikan oleh peneliti pada bab 4, dapat dikatakan bahwa untuk menjaga eksistensi atau pelestarian kesenian tradisional musik patrol tidak dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan integritas pada kelompok primer, yakni komunitas musik patrol. Integritas pada lingkup yang lebih luas yakni dengan kelompok sekunder atau masyarakat juga diperlukan, sebagai upaya menjaga eksistensi kesenian tradisional musik patrol. Oleh karena itu terdapat dua pola integrasi dalam pelestarian kesenian tradisional musik patrol, yakni pola integrasi kelompok primer, dan pola integrasi sekunder. Jika dibandingkan dengan kelompok sekunder, kelompok primer memiliki peran utama dalam pelestarian kesenian tradisional musik patrol.

Dalam pelestarian kesenian tradisional musik patrol dibutuhkan kerja sama integritas, di mana secara sosial integrasi atau integritas terbentuk, akan di ikuti pula oleh munculnya sistem personalitas, yakni status dan peran, hal ini ditegaskan pula oleh Turner (1998:31).

“Menurut Parson jika suatu integritas telah terlembagakan, sehingga membentuk sistem sosial atau kelompok yang di dalamnya terdiri dari beberapa individu atau unsur, di dalam sistem sosial tersebut terdapat sistem personaliti, yang terdiri dari beberapa status atau lebih yang memiliki perannya masing-masing. Dan beberapa status dengan perannya yang beragam tersebut, saling terkait satu sama lain”.

Berdasarkan sub bab sebelumnya, secara sosial elemen-elemen yang ada di dalam masyarakat saling terkait satu sama lain dengan peran dan operasinya masing-masing, namun meskipun beragam, semuanya dapat berpadu satu dengan tujuan atau dasar yang sama yakni pelestarian kesenian tradisional musik patrol, fenomena ini disebut integrasi, hal ini ditegaskan pula oleh Dunia (2012)

“Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang

berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya”.

sehingga proses pelestarian kesenian musik patrol ini dapat berjalan. Integritas dalam pelestarian kesenian tradisional musik patrol, merupakan integritas fungsional, di mana setiap unsur atau elemen dalam pelestarian ini memiliki fungsi masing-masing yang berkontribusi terhadap pelestarian kesenian tradisional musik patrol. Hal ini ditegaskan pula oleh Dunia (2012),

“Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing- masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang”. Seperti uraian di atas, realita di lapangan, pelestarian kesenian tradisional musik patrol melibatkan elemen-elemen masyarakat yang cukup beragam, di mana keberagaman ini di ikuti pula keberagaman peran yang melekat pada mereka. Namun meskipun mereka berbeda satu sama lain, dengan proyek yang sama yakni pelestarian kesenian tradisional musik patrol, mereka dapat bekerja secara kooperatif saling mendukung satu sama lain dengan peran yang berbeda.

Oleh karena itu, pelestarian kesenian tradisional musik patrol terdiri dari beberapa elemen, yakni komunitas musik patrol yang berperan sebagai pemain kesenian musik patrol, lembaga keluarga yang berperan sebagai penyuplai pemain kesenian musik patrol, lembaga pendidikan yang berperan sebagai penyuplai pemain kesenian musik patrol, sebagai lembaga yang memainkan musik patrol, sebagai agen penyedia sarana pertunjukkan kesenian, sebagai promotor kesenian musik patrol, JFCC yang berperan sebagai agen penyedia sarana pertunjukkan, media massa berperan sebagai agen yang mempromosikan kesenian musik patrol, lembaga pemerintah yang berperan sebagai pelindung kesenian tradisional musik patrol terutama dari segi legalitasnya, sekaligus sebagai agen penyedia sarana pertunjukkan kesenian musik patrol dan komunitas penyuka kesenian musik patrol yang berperan sebagai agen penyedia sarana pertunjukkan.

4.3.1 Pola Hubungan saling Melengkapi antar Elemen Komunitas Musik patrol.

Peran yang mereka mainkan cukup beragam tersebut, dapat bersinergi dengan baik dalam satu proyek besar yakni pelestarian kesenian tradisional musik patrol. Namun dari segi dinamikanya komunitas musik patrol merupakan kelompok yang paling dinamis dalam melestarikan kesenian musik patrol, karena selain sebagai pemain kesenian musik patrol, pada sistem komunitas musik patrol terdapat sistem personalitas yang membuat kesenian tradisional musik patrol memiliki daya tahan lestari yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pelestarian musik patrol yang bersinergi dengan elemen-elemen masyarakat yang lain. Status dan peran yang berlaku di dalam sistem sosial komunitas musik patrol, antara lain sebagai pelatih komunitas musik patrol yang lain, hal ini ditegaskan oleh pak Hendro,

“mereka kepingin latihan di sanggarnya, manggil saya untuk ngajari, terus anak saya, sekarang anak saya ngelatih di Irama Kenanga, di kampung Ledok, soalnya kalo sama rebloker mesti minta latih, minta ajari, grup- grup patrol lain itu”.

Sebagai pemberi informasi mengenai bermain kesenian tradisional musik patrol, kepada sesama komunitas musik patrol, hal ini ditegaskan oleh pak Hendro, “iya rekan patrol dari grup lain, sebagian dari itu, sebagian dari EO, event organizer, saya kan Eonya banyak”. Ditegaskan pula oleh pak As Ad, “iya, dapet informasi dari temen-temen grup patrol lain, kalo event-event gitu diundang, di kasi tahu, Roni itu”

Komunitas musik patrol sebagai pelengkap ketika komunitas musik patrol yang lain membutuhkan pemain musik patrol dari komunitas musik patrol yang lain, hal ini ditegaskan oleh pak As Ad,

“itu pas sini butuh kalo di pake ya enggak...pamitan dulu ke ketuanya sana, “kalo gak ngeluarkan ikut slawu gitu”, maksudnya waktu festival kalo gak ikut saya ambil, kayak rebloker itu, gak ikut, ikut sini salah satu anggotanya, mas Roni mas Iwan”.

Dan jika di lihat dari sudut pandang integrasinya, integrasi pada sistem komunitas musik patrol merupakan integrasi fungsional, artinya peran mereka saling mendukung satu sama lain.

Pelestarian kesenian tradisional musik patrol yang bersinergi dengan elemen-elemen masyarakat di pandang peneliti memiliki tingkat pelestarian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pelestarian musik patrol yang dilakukan oleh komunitas musik patrol, karena proyek pelestarian dengan melibatkan elemen-elemen masyarakat tersebut memiliki kertergantungan pada satu elemen untuk dapat melakukan pelestarian kesenian tradisional musik patrol, yakni komunitas musik patrol. Artinya pelestarian kesenian tradisional musik patrol pada sistem ini dapat berjalan jika komunitas musik patrol turut terlibat pula di dalam pelestarian kesenian tradisional musik patrol. Sehingga operasi pelestarian kesenian tradisional musik patrol berbasis sistem masyarakat berada pada taraf yang rendah dan dapat dikatakan pelestarian pada sistem ini rentan terhadap eksistensi komunitas musik patrol.

Meskipun tidak sebanding dengan pola integrasi pelestarian kesenian tradisional musik patrol di komunitas musik patrol, keberadaan elemen-elemen masyarakat tersebut dalam pelestarian kesenian musik patrol masih diperlukan, seperti pada realita di lapangan, untuk dapat bermain musik patrol dan permainan tersebut memakan tempat, membutuhkan kerja sama dengan lembaga pemerintah yakni Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jember yang memiliki peran berkaitan dengan regulasi kesenian musik patrol di Jember (nomor induk organisasi kesenian) dan lembaga pemerintah Kelurahan setempat yang memiliki peran berkaitan dengan perijinan penggunaan jalan di wilayah kelurahan, hal ini ditegaskan oleh pak Hendro,

“ya untuk ijin di jalan itu kan pake ijin untuk acara, pas puasaan itu, kan pake jalan keliling kampung...gak ada nomor induk itu tok wes. Cuma itu, itupun bayar, kalo nggak bayar, nggak mau mereka, ngurusi nomor induk aja pake uang kas...nomor induk itu kan prosedur, kalo main”

Ditegaskan pula oleh pak Slamet, “nomor induk itu buat ijin main”.

Oleh karena itu secara keseluruhan pola integrasi pelestarian kesenian tradisional musik patrol merupakan integrasi fungsional, di mana antar elemen- elemennya saling melengkapi dan mendukung satu sama lain, pada satu proyek besar yang sama yakni pelestarian kesenian tradisional musik patrol.

108