• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Pendidikan Karakater dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika

4. Integrasi Pendidikan Karakater dalam Kegiatan Pembelajaran

Gambar. 2.5Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran Semua Mata Pelajaran

Sumber: (https://abelpetrus.wordpress.com/education/pendidikan-

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui, bahwa implementasi pendidikan karakter pada masing-masing pembelajaran dapat dilakukan melalui 3 kegiatan, yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. a. Perencanaan Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai

Karakter

Sebelum melakukan pembelajaran, seorang guru terlebih dahulu harus menyusun perencanaan agar menghasilkan proses pembelajaran yang optimal serta hasil yang maksimal. Perencanaan yang dilakukan guru untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran adalah dengan membuat RPP berkarakter berdasarkan silabus. RPP berkarakter menurut Mulyasa (2014:78) pada hakikatnya merupakan rencana jangka pendek untuk memperikarakan atau memproyeksikan karakter yang akan ditanamkan kepada peserta didik dalam pembelajaran. Menurutnya (2014:79-81), Pendidikan karakter di sekolah yang akan bermuara pada pengembangan RPP, sedikitnya harus mencangkup tiga kegiatan, yaitu sebagai berikut:

1) Identifikasi Karakter

Karakter yang baik adalah sesuatu yang perlu dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen yang harus dirumuskan dalam pembelajaran. Karakter yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode, dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap

penilaian. Pembentukan karakter melibatkan inteligensi question (IQ), emotional question (EQ), creativity question (CQ), yang secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukan spiritual question(SQ).

Karakter yang harus dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapar dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu paad pengalaman langsung. Penilaian terhadap pendidikan karakter perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja peserta didik, yang diwujudkan dalam perilakunya.

2) Integrasi Karakter ke dalam Kompetensi Dasar

Menurut Gordon dalam Mulyasa (2014:80) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:

a) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadarn dalam bidang kognitif. b) Pemahaman (understading), yaitu kedalaman kognitif dan afektif

yang dimilki oleh individu

c) Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya

e) Sikap (attitude) yaitu persaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar

f) Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan

Jika dianalisis setiap ranah dalam kompetensi tersebut, maka karakter dapat diintegarsikan dalam setiap ranah secara proporsional, namun akan lebih tepat diitegrasikan dalam pembentukan nilai, sikap, minat, yang nantinya akan membentuk pribadi seseorang.

3) Penyusunan RPP Berkarakter

Komponen RPP mencangkup kompetensi dasar, karakter yang akan dibentuk, materi standar, metode dan teknik, media, dan sumber belajar, waktu belajar, dan daya dukung lainnya.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter

Menurut Mulyasa (2014:125-131), dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi atau karakter, serta kegiatan akhir atau penutup:

1) Kegiatan awal atau pembukaan

Kegiatan ini mencangkup pembinaan keakraban dan pre-test. a) Pembinaan keakraban

Pembinaan keakraban dilakukan untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pembentukan kompetesi dan karakter peserta didik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkondisikan peserta didik agar mereka siap melakukan kegiatan belajar

b) Pretes (tes awal)

Setelah melakukan kegiatan pembinaan keakraban selanjutnya dilakukan kegiatan pretes. Kegiatan ini dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, untuk mengetahui timgkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan, untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik serta untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai.

2) Kegiatan Inti Atau Pembentukan Kompetensi atau Karakter

Dalam pembentuka karakter dan kompetensi perlu diusahakan untuk melibatkan peserta didik seoptimal mungkin. Prosedur yang dapat ditempuh dalam pembentukan kompetensi dan karakter adalah sebagai berikut:

a) Guru menjelaskan kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik, dan cara belajar peserta didik

b) Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis, pokok bahasan dikemukakan dengan jelas atau ditulis di papan tulis

c) Membagikan materi standar atau sumber belajar berupahand out dan fotokopi beberapa bahan yang akan dipelajari

d) Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik

e) Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembaran kegiatan

f) Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan sara menukar pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan jawabannya g) Kekeliruan atau kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik 3) Kegiatan Akhir atau Penutup

Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup dapat dilakuakan dengan memberikan tugas, refleksi dan post test. Berdasarka teori belajar tuntas, peserta didik dipandang tuntas belajar jika mampu menyelesaika, menguasai kompetensi, dan karakter atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik.

c. Evaluasi Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter

Dalam pendidikan karakter, penilaian harus ditunjukan untuk mengetahui tecapai tidaknya indikator yang telah ditetapkan. Menurut Mulyasa (2014:206-215), penilaian pembelajaran dapat dilakukan terhadap program, proses dan hasil belajar. Penilaian program bertujuan untuk menilai efektivitas program yang telah dilaksanakan. Penilaian proses bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, sedangkan penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi, dan karakter peserta didik. Penilaian dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Tes dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, dan perbuatan. Adapun nilai nontes dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, jawaban terinci, lembar pendapat, dan lain-lain.Menurutnya, pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai model, diataranya adalah:

1) Observasi

Pengumpulan data yang pengisiannnya berdasarkan pada pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku peserta didik dengan cara pembiasaan, keteladanan, dan pembentukan karakter peserta didik. Kegiatan observasi dapat dilakukan guru, baik saat

2) Anecdotal Record

Anecdotal Recordmenurut Mulyasa (2014: 209) merupakan kumpulan rekaman/catatan tentang peristiwa-peristiwa penting yang menonjol dan menarik perhatian berkaitan dengan karakter peserta didik dalam situasi tertentu.

Di bawah ini adalah Contoh formatanecdotal record Tabel 2.2

FormatAnecdotal Record

Nama peserta didik : ……….

Kelas : ………..

Semester : ………

Tahun pelajaran : ………

Tanggal Peristiwa Tafsiran Keterangan

Sumber: (Mulyasa, 2014: 209)

Dari contoh format di atas, cara penilaiannya adalah dengan mengamati masing-masing sikap peserta didik. Dari hasil pengamatan tersebut, maka dapat di deskripsikan peristiwa penting yang menonjol atau menarik yang dilakukan peserta didik dan

kemudian ditafsiri oleh guru, apakah peristiwa tersebut merupakan peristiwa ke arah baik atau buruk. Dari hasil tafsiran tersebut guru dapat melakukan kegiatan tindak lanjut yang dapat dijadikan perbaikan ataupun peningkatan sikap yang dilakukan peserta didik. 3) Wawancara

Penilaian wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur. Kegiatan wawancara yang dilakukan secara terstruktur yakni dilakukan secara sengaja oleh guru dengan menggunakan waktu dan pedoman tertentu yang sudah dipersiapkan oleh guru, misalnya dalam kegiatan mengemukakan pendapat, menyatakan rasa suka atau duka terhadap suatu kejadian, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya. Sedangkan wawancara tidak terstruktur yaitu kegiatan wawancara yang dilakukan secara tidak sengaja, dan tidak dipersiapkan terlebih dahulu, misalnya mengucapkan salam saat bertemu, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan.

4) Portofolio

Portofolio menurut Mulyasa (2014:211) adalah kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Berdasarkan pengertian ini

tertentu. Penilaian portofolio dilakukan dengan membandingkan karya peserta didik dari waktu ke waktu dengan kemampuan dirinya sendiri. Format penilaian portofolio dapat dikembangkan sebagai berikut:

Tabel 2.3

Format Penilaian Portofolio

Kompetensi Dasar (KD) Jenis Karakter Indikator Materi Pokok Jenis Penilaian Keterangan Sumber: Mulyasa (2014:213)

Dari format tabel di atas, hasil belajar terkait dengan KD yang akan dicapai. Dari KD tersebut di analisis sejumlah karakter yang di nilai, disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan materi pokok.

5) Skala Bertingkat

Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau persyaratan mengenai, perilaku, sikap, dan atau kemampuan peserta didik. Skala penilaian dapat berbentuk bilangan, huruf, dan ada pula yang berbentuk uraian. Di bawah ini contoh skala penilaian bilangan.

Bentuk Skala Penilaian Bilangan

Aktivitas belajar peserta didik 1 2 3 4 5 Skala Penilaian Bentuk Uraian

Bagaimana usaha peserta didik dalam menyelesaikan pekerjaan …. 1 Lamban, kurang berusaha

…. 2 sering tidak menyelesaikan pekerjaan yangseharusnya dikerjakan …. 3 sekadar selesai

…. 4 rajin bekerja, kadang-kadang lebih dari yang diharapkan …. 5 sangat rajin, selalu lebih dari yang diharapkan

Sumber: (Mulyasa, 2014: 214)

Skala penilaian yang berbentuk bilangan terdiri dari pernyataan, kata atau lainnya, dan di sebelahnya disediakan bilangan tertentu, misalnya 1 sampai 5. Pengamat tinggal memberi tandachecklistpada kolom salah satu prilaku yang muncul dan lajur skala atau angka yang diamati.

Skala berbentuk uraian juga terdiri dari pernyataan atau bentuk kemampuan di satu sisi dan di sebelahnya disediakan kolom titik untuk diisi oleh pengamat dalam bentuk kalimat.

6) Evaluasi diri

Menurut Gardner dalam Mulyasa (2014:214) mengatakan bahwa evaluasi diri adalah penilaian yang dilakukan dengan

kegiatan pembelajaran atau kegiatan lainnya dalam rentang waktu tertentu. Evaluasi ini dilakukan sendiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. di bawah ini adalah contoh penilaian diri:

Gambar 2.6 Format Penilaian Diri HARI INI AKU

Sumber: Mulyasa (2014: 215)

Proses penilaiannya adalah dengan cara peserta didik dibantu guru menganalisis hasil kerja atau merasakan apa yang telah dilakukannya dengan bantuan guru, yaitu bisa dengan memilih dan memberi tandachecklistpada format di atas.

Dokumen terkait