• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Intensitas Penggunaan Perpustakaan

Usaha pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah melalui perbaikan kurikulum, sarana- prasarana, tenaga pendidik, dan segala hal-hal yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Salah satu lembaga yang mempunyai peran penting terhadap sistem pendidikan di Indonesia adalah Perguruan Tinggi. Pada dasarnya Perguruan Tinggi merupakan tempat untuk membentuk cendikiawan yang memiliki sejumlah pengetahuan yang luas. Untuk membentuk cendikiawan yang berguna bagi masyarakat diperlukan

faktor-faktor pendukung lainnya dalam proses perkuliahan. Diperlukan tempat yang nyaman untuk belajar, sarana yang memadai, dan juga bahan refrensi yang relevan untuk menunjang keberhasilan mahasiswa. Salah satu sarana yang diperlukan adalah perpustakaan yang lengkap dan nyaman untuk digunakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 335) “Intensitas adalah keadaan (tingkatan, ukuran)”. Sedangkan menurut Poerwadarminto (1982: 384) mengatakan bahwa intens adalah kuat, hebat dan giat. Pada penelitian ini yang dimaksud intensitas adalah tolok ukur yang kemudian menjadi kebiasaan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.

Penggunaan memiliki arti proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian (KBBI, 2007: 375). Sedangkan menurut Poerwadarminto (1982: 384) mengatakan bahwa intens adalah kuat, hebat dan giat. Dalam hal ini yang dimaksud penulis adalah para mahasiswa dalam memanfaatkan salah satu sarana kampus yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dan berapa sering para mahasiswa mengunjungi perpustakaan dengan kurun waktu tertentu.

Sedangkan pengertian perpustakaan menurut Sutarno (2003: 7) adalah:

Suatu ruangan bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu- waktu diperlukan oleh pembaca.

Suwarno (2007: 11) berpendapat bahwa perpustakaan merupakan sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang

digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tatanan susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud penulis mengenai intensitas penggunaan perpustakaan adalah berkenaan dengan keadaan para mahasiswa dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan sebagai sumber belajar yang meliputi berapa lama para mahasiswa berada dalam perpustakaan, jenis buku apa yang dipinjam dan dibaca diperpustakaan.

2. Jenis-jenis Perpustakaan

Jenis-jenis perpustakaan yang ada dan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah (Sutarno, 2003: 28):

a. Perpustakaan Nasional

Perpustakaan nasional di Indonesia terkenal dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Perpustakaan tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia. Perpustakaan nasional berkedudukan di ibokota negara. Di Indonesia perpustakaan Nasional berada di Ibukota Jakarta. Perpustakaan tersebut merupakan salah satu Lembaga Pemerintahan Non- Departemen (LPND), yang bertanggung jawab kepada Presiden. Selanjutnya Perpustakaan Nasional menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti:

1) Pusat kerja sama antara berbagai perpustakaan di dalam dan luar negeri;

2) Pusat deposit nasional;

3) Pusat layanan refrensi dan penelitian;

4) Pusat pengembangan sumber daya perpustakaan; 5) Pusat Bibliografi Nasional;

6) Pusat pembinaan semua jenis perpustakaan di Indonesia. b. Badan Perpustakaan Daerah

Badan Perpustakaan Daerah, atau lembaga lain yang sejenis, adalah yang berkedudukan di tiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan. Perpustakaan tersebut telah beberapa kali perubahan nama, meskipun peranan, tugas dan fungsinya tetap sama, yaitu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. Badan Perpustakaan Daerah merupakan pusat kerjasama antar perpustakaan di wilayah provinsi, penympan koleksi deposit yang menyangkut provinsi yang bersangkutan, dan semua terbitan di wilayah tersebut.

c. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas Rakyat dan Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Pepustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang, anak-

anak, remaja, dewasa, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan.

d. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi berada di suatu perguruan tinggi, baik universitas, akademi, sekolah tinggi, ataupun institut. Keberadaan, tugas, dan fungsi perpustakaan tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Pergururan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dilihat dari penyelenggaraannya perpustakaan perguruan tinggi dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan, namun untuk pengembangannya dapat saja menjalin kerjasama dengan pihak lain. sedangkan pemakaiannya adalah masyarakat perguruan tinggi yang terdiri atas para staf pengajar (dosen), mahasiswa, peneliti, dan mereka yang terlibat didalam kegiatan akademik (sivitas akademika). Sebagai perpustakaan penelitian maka koleksinya harus disesuaikan dengan seluruh fakultas, jurusan, dan program serta mata kuliah yang ada, baik berupa buku-buku, majalah, jurnal ilmiah, maupun bahan pustaka yang lain.

e. Perpustakaan Sekolah

Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola sekolah, dan fungsi untuk saran kegiatan belajar- mengajar, penelitian sederhana, meyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat, di sela- sela kegiatan belajar. Perpustakaan sekolah diselenggarakan oleh

setiap sekolah, dan pemanfaatannya sangat tergantung kepada Kepala Sekolah, para guru, petugas perpustakaan dan para pelajar. Sedangkan pengembangannya selain menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah, juga dapat melibatkan Komite Sekolah.

f. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan kedinasan, karena adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga swasta. Dengan adanya perpustakaan tersebut maka kebutuhan informasi dan bahan rujukan dapat dengan mudah diperoleh. Oleh karena itu, tugas dan fungsi sebuah perpustakaan khusus adalah menyediakan dan mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan itu. Sedangkan pemakai perpustakaan biasanya terbatas pada para pegawai lembaga tersebut. g. Perpustakaan Lembaga Keagamaan

Perpustakaan Lembaga Keagamaan adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga-lembaga keagamaan. Misalnya, perpustakaan masjid, perpustakaan gereja, perpustakaan lembaga dalam lembaga agama Hindhu dan Budha, dan lembaga keagamaan lainnya. Meskipun koleksinya sebagian besar mengenai pengatahuan tentang agamatertentu, namun terdapat pula bacaan-bacaan yang isinya pengetahuan umum. Seperti ilmu sosial, ekonomi, sejarah, kebudayaan, dan lain sebagainya. Sedangkan pemakainya tidak dibatasi untuk penganut agama tertentu, karena bagi penganut agama

yang lain tidak ada larangan untuk menggunakan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan.

h. Pepustakaan Internasional

Lembaga yang bersifat internasional melaksanakan kegiatannya di suatu negara dan mempunyai jaringan secara internasional, dapat dipastikan memerlukan informasi dan data dari sumber yang dapat dipercaya secara cepat dan tepat. Untuk itu diperlukan pusat informasi, dokumentasi, atau perpustakaan. Dengan begitu perpustakaan internasional memiliki koleksi yang menyangkut negara- negara anggota atau negara-negara yang berafiliasi kepada lembaga dunia tersebut. Misalnya pepustakaan Sekretariat Asean Koleksi dari berbagai negara tersebut memuat informasi, ilmu pengetahuan tentang negaranya masing-masing, seperti tentang pariwisata, sejarah politik, penduduk, sosial, dan budaya. Sedangkan pemakainya juga berasal dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk warga negara asing yang untuk sementara berdomisili di negara tersebut, ataupun warga negara asing yang sedang berkunjung ke negara yang bersangkutan. Oleh karena itu, koleksi dan pemakainya bersifat internasional. Sehingga perpustakaan tersebut disebut perpustakaan internasional. Sementara itu untuk tenaga pengelola atau pegawainya dapat direkrut dari para “information speciallist” yang berasal dari negara-negara anggota lembaga internasional, ditambah pegawai yang berasal dari negara dimana perpustakaan tersebut berada.

i. Perpustakaan Pribadi

Perpustakaan pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh perporangan atau orang-orang tertentu. Perpustakaan pribadi sebetulnya sudah ada sejak tumbuhnya perpustakaan pada masa Yunani kuno, pada sekitar abad keenam sebelum Masehi. Orang-orang Athena mulai mengoleksi buku-buku pribadi, dan karena jumlah bukunya selalu bertambah, maka kelompok masyarakat tersebut mulai membutuhkan perpustakaan. Di Indonesia tokoh-tokoh masyarakat tertentu juga ada yang memiliki perpustakaan pribadi, namun pemakainya tidak selalu dibatasi untuk pribadi atau anggota keluarga. Koleksi perpustakaan pribadi pada umumnya berisi tentang buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemiliknya. Di samping sesuai dengan latar belakang pendidikan, hobi, selera, dan ilmu pengetahuan umum yang lain. Bahan pustaka tersebut disusun menurut suatu sistem yang dikehendaki pemiliknya, karena tidak harus terikat kepada suatu sistem yang standar. Adapun tenaga pengelola dapat saja dilakukan sendiri (swakelola) tanpa harus merekrut dari luar atau mengangkat pegawai, karena dianggap belum/ tidak perlu. Semua itu tergantung kepada yang bersangkutanperan yang penting baginya adalah kebebasan dan kemudahan untuk membaca dalam suasana “privacy”dan menyenangkan.

j. Perpustakaan Digital

Perpustakaan di bidang informasi berpengaruh besar terhadap perkembangan perpustakaan, dan bidang-bidang yang lain. di bidang

perpustakaan telah dikenal dengan munculnya perpustakaan digital atau digital library. Sebenarnya perpustakaan digital bukan merupakan jenis perpustakaan tersendiri, akan tetapi merupakan pengembangan dalam sistem layanan perpustakaan. Misalnya pada perpustakaan khusus atau perpustakaan perguruan tinggi. Di dalam sistem tersebut nampak secara fisik sumber informasi atau bahan pustaka, karena informasi tersebut sudah diubah bentuknya menjadi digital. Para pemakai perpustakaan dapat mengaksesnya melalui suatu peralatan tertentu. Oleh karena itu perpustakaan digital ada yang menyebut sebagai suatu perpustakaan maya. Cara akses informasi seperti itu sudah banyak dipergunakan karena sangat praktis dan efektif namun belum secara luas dapat dipakai oleh semua orang. Sebab memerlukan teknologi tinggi dan relatif mahal, sehingga belum semua perpustakaan mampu menyediakan fasilitas tersebut.

3. Tujuan Perpustakaan

Tujuan untuk setiap perpustakaan tentu akan berbeda dengan perpustakaan yang lain. Namun pada prinsipnya secara garis besar tujuan perpustakaan dapat diuraikan Sutarno (2006: 52), sebagai berikut:

a. Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca masyarakat, sesuai dengan jenis perpustakaan dan pemakainya;

b. Mendukung, baik pendidikan perorangan secara mandiri, maupun pendidikan formal pada semua jenjang;

c. Memberikan kesempatan bagi pengembangan kreatifitas dan imajinasi pribadi;

d. Menstimulasi imajinasi dan kreatifitas masyarakat pemakai perpustakaan;

e. Meningkatkan kesadaran terhadap warisan budaya, apresiasi pada kesenian dan hasil-hasil penemuan ilmiah;

f. Menyediakan akses kepada ekspresi-ekspresi kultural dan perubahan; g. Mendorong dialog antar budaya oleh karena keanekaragaman budaya; h. Mengusahakan agar semua anggota masyarakat dapat akses kepada

segala macam informasi yang tersedia diperpustakaan yang bersangkutan;

i. Memberikan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakainya;

j. Memberikan kemudahan kepada pengembangan informasi peningkatan ilmu pengetahuan dan ketrampilan;

k. Mendukung dan berpartisipasi dalam program-program perpustakaan bagi masyarakat pemakainya;

l. Ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti luas.

4. Fungsi Perpustakaan

Darmono (2004: 3) berpendapat bahwa secara umum perpustakaan mengemban beberapa fungsi, sebagai berikut:

a. Fungsi Informasi

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan cetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat:

1) Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu;

2) Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai dengan kebutuhannya; 3) Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi

yang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan;

4) Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari- hari di masyarakat.

b. Fungsi pendidikan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan . melalui fungsi ini manfaat yang diperoleh adalah:

1) Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan;

2) Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreatifitas dan kegiatan intelektual;

3) Mempertinggi sikap sosial dan menciptakan masyarakat yang demokratis;

4) Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru.

c. Fungsi kebudayaan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan cetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk:

1) Meningkatkan mutu kehidupan dengan menanfaatkan berbagai informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individual maupun secara kelompok;

2) Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni; 3) Mendorong tumbuhnya kreativitas dalam berkesenian;

4) Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis;

5) Menumbuhkan budaya baca di lingkungan pengguna sebagai bekal penguasaan alih teknologi.

d. Fungsi rekreasi

Perpustakaan dapat menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani. Dapat juga mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang dan menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang pofitif.

e. Fungsi penelitian

Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi.

f. Fungsi deposit

Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi deposit secara nasional adalah perpustakaan Nasional.

Sedangkan Sutarno (2006: 54) membagi fungsi dari perpustakaan menjadi beberapa hal, diantaranya:

a. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan pustaka;

b. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, penggandaan, penerbitan, dan lain-lain;

c. Pengolahan dan penyiapan bahan pustaka; d. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi; e. Pendayagunaan/ pemberdayaan koleksi;

f. Pemberian layanan kepada masyarakat dengan sistem yang mudah, cepat, dan tepat serta sederhana;

g. Pemasyarakatan perpustakaan;

i. Menjalin kerja sama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi sarana prasarana;

j. Pelaksanaan koordinasi dengan berbagai pihak-pihak dan mitra kerja lainnya;

k. Admistrasi perpustakaan, seperti kepegawaian, ketatausahaan, keuangan, dan kerumahtanggaan.

5. Peran perpustakaan

Peran perpustakaan dianggap sebagai agen perubahan, pembangunan, dan agen budaya dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan selalu terjadi dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan zaman, dan juga seiring dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, eksplorer, dan berbudaya (Suwarno, 2007: 45). Sedangkan Sutarno (2003: 55) berpendapat bahwa peran yang dapat dijalankan perpustakaan antara lain:

a. Merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya;

b. Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani;

c. Sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca;

d. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya;

e. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia;

f. Peprustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan;

g. Perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education);

h. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakt dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.

6. Empat Pilar Yang Berkaitan dengan Perpustakaan a. Pustakawan

Pustakwan atau librarian adalah seorang tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kurusus, seminar, maupun dengan kegiatan sekolah formal (Suwarno, 2009: 62).

b. User

User adalah pengguna (pemustaka) fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). User ada berbagai macam jenisnya, ada mahasiswa,

guru, dosen, dan masyarkat pada umumnya, tergantung pada jenis perpustakaan yan ada (Suwarno, 2011: 37).

c. Pustaka

Bahan pustaka adalah semua hal yang mengandung informasi yang disimpan-sajikan oleh perpustakaan (Suwarno, 2011: 38).

d. Gedung (tempat) atau ruangan

Gedung (ruangan) yang memadai dan cukup menampung koleksi pembaca, layanan, kegiatan pengolahan bahan pustaka dan kegiatan administrasi. Gedung tersebut dapat didesain secara khusus untuk perpustakaan yang dilengkapi dengan sarana prasarana,perabot dan kelengkapan yang diperlukan, serta persyaratan-persyaratan yang standar bagi perpustakaan. Gedung atau ruangan yang reprsentatif merupakan daya tarik tersendiri, baik bagi pegawai maupun pemakai perpustakaan (Sutarno, 2006: 47)

7. Kekuatan dan Kelemahan Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu tempat untuk mendapatkan sumber belajar yang tepat. Sutarno (2003: 107) mengatakan bahwa berdasarkan hal tersebut perpustakaan juga mempunyai kekuatan dan kelemahan, diantaranya:

a. Kekuatan

Pada abad dan era informasi seperti sekarang initak seorangpun yang tidak memerlukan layanan informasi. Sementara itu perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan. Kekuatan dan potensi perpustakaan adalah semua sumber dan kekyaan

(aset) yang dimiliki perpustakaan, untuk sepenuhnya dipergunakan dan diberdayakan secara optimal. Potensi tersebut perlu digali, diorganisasikan, dikembangkan dan dipergunakan agar menjadi kekuatan nyata dalam memajukan perpustakaan. Sumber-sumber kekuatan perpustakaan atau sumber daya perpustakaan itu antara lain adalah:

1) Sumber daya manusia

Sumber daya manusia di perpustakaan adalah semua tenaga kerja atau perangkat perpustakaan yang terdiri atas pimpinan, pejabat fungsional pustakawan, pelaksana teknis operasional, dan pelaksana teknis administratif.

2) Koleksi bahan pustaka

Koleksi bahan pustaka yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis, dan mutunya yang tersusun rapi dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses atau temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan.

3) Sarana dan prasarana

Proses penyelenggaraan perpustakaan membutuhkan tersedianya sarana dan prasarana serta perlengkapan ataupun fasilitas lainnya. 4) Pengunjung, anggota, dan pemakai perpustakaan

Pengunjung, anggota, dan pemakai perpustakaan adalah sasaran utama penyelenggaraan perpustakaan. Oleh karena itu kehadiran anggota masyarakat dan pemakai yang lain menjadi salah satu kunci keberhasilan perpustakaan.

5) Lingkungan perpustakaan

Lokasi yang strategis, mudah dikenal dan dijangkau masyarakat, bebas banjir, bersih, tenang, sehat, dan terdapat akses kendaraan. Lingkungan yang demikian merupakan salah satu faktor yang berpengaruh positif kepada perpustakaan, sehingga secara langsung atau tidak merupakan kekuatan pendukung.

6) Mitra perpustakaan

Mitrakerja atau patner perpustakaan adalah semua pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung di dalam penyelenggaraan perpustakaan. Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya, perpustakaan perlu menjalin kerja sama, menggalang mitra kerja, dan menempatkan unit kerja yang lain sejajar dan saling membantu atau membutuhkan. Ikatan kerja sama atau mitra kerja dapat dilakukan secara formal dengan membuat kesepakatan atau semacam perjanjian dan secara nonformal. Mitra kerja yang baik dan mempunyai kegiatan yang sejalan itu perlu terus dikembangkan, sehingga menjadi salah satu kekuatan yang signifikan bagi perpustakaan.

7) Anggaran

Anggaran bagi sebuah perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karenanya ketersediaan anggaran harus disusun sejak awal pembentukan perpustakaan.

b. Kelemahan

Pada umumnya ada dua hal yang menjadi titik kelemahan, yaitu yang bersifat internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Kelemahan Internal

a) Sumber daya perpustakaan

Sumber daya perpustakaan mencakup segala sesuatu yang menjadi bagian atau unsur penyelenggaraaan kegiatan perpustakaan, seperti gedung, sumber daya manusia, koleksi bahan pustaka, sarana prasarana dan dana. Semua faktor atau unsur tersebut dapat menjadi sebuah kekuatan dan potensi apabila kondisinya memadai dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sebaliknya unsur-unsur tersebu akan merupakan titik-titik kelemahan manakala dalam keadaan kurang memadai dan serba terbatas. Untuk mengatasi hal-hal seperti itu maka tidaka ada jalan lain, kecuali mengusahakan agar semua faktor kelemahan yang dihadapi ditingkatkan dan dimanfaatkan secara maksimal. Untuk mengubah faktor- faktor negatif seperti kelemahan menjadi unsur yang positif yakni sebuah potensi atau kekuatan, bukan hal yang mudah dan sederhana, karena membutuhkan semangat dan kerja keras serta melibatkan semua unsur dalam perpustakaan. b) Administrasi

Pekerjaan adminstrasi ikut menentukan apakah suatu kegiatan dapat berhasil atau tidak, oleh sebab itu setiap orang

yang terlibat di dalamnya diharapkan mengerti, memahami, dan dapat menerapkan prinsip-prinsip adminstrasi. Prinsip- prinsip adminstrasi itu antara lain adanya organisasi sebagai wadah kegiatan, kesatuan tujuan, kerjasama, kesatuan komando, jenjang herarki, jalur komunikasi, pembagian (tugas, wewenang, dan tanggung jawab), keseimbangan beban pekerjaan, kontrol atau pengawasan, dan pelaporan. Namun yang menjadi masalah, kendala ataupun kelemahan adalah tidak semua orang, baik ia sebagai manajer, staf, maupun pelaksana teknis operasional perpustakaan memahami dan menguasai serta bersedia menjalankan hal-hal yang bersifat administratif dengan sebaik-baiknya.

c) Manajemen

Kegiatan atau aktifitas yang bersifat manajemen adalah kegiatan antara orang-orang dalam rangka pelaksanaan tugas pencapaian tujuan. Yakni antara pemimpin dan bawahan, antara pemimpin dengan pemimpin lainnya, antara bawahan dengan bawahan, ataupun dengan pihak luar perpsutakaan. Untuk menciptakaan suasana bekerja yang harmonis, terkoordinasi, secara sinkron antara seluruh perangkat perpustakaan, bukanlah pekerjaan yang mudah dan sederhan. Sebab di dalamnya kadang-kadang terjadi konflik, pertentangan, friksi, perbedaan, kesalah pahaman, dan lain sebagainya. Apabila tugas-tugas dan fungsi manajemen tidak

dapat dijalankan dengan baik, maka bisa saja terjadi miss

management, sehingga menjadi salah satu titik kelemahan

perpustakaan yang dapat menghambat penyelenggaraan perpustakaan.

2) Kelemahan Eksternal

a) Adanya jarak atau celah antara perpustakaan dan masyarakat; Perpustakaan dan masyarakat yang secara teori semestinya ada hubungan yang erat tetapi antara keduanya seolah-olah masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Artinya penyelenggaraan perpustakaan, dengan maksud dan tujuan untuk melayani masyarakat dengan visi, misi, strategi, serta perumusan tugas pokok fungsi sebagai salah satu pusat informasi dan pusat sumber belajar belum menyentuh

Dokumen terkait