• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.2 Interaksi Sosial

dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi, tingkah laku maupun dari masing-masing adat- istiadat kebudayaan yang ada. Proses adaptasi berlangsung dalam suatu perjalanan waktu yang tidak dapat diperhitungkan dengan tepat. Kurun waktunya bisa cepat, lambat, atau justru berakhir dengan kegagalan.

2.2 Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antar kelompok-kelompok manusia dan antar orang dengan kelompok-kelompok masyarakat. Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu dan pertemuan antara individu dengan kelompok dimana komunikas terjadi diantara kedua belah pihak (Yulianti, 2003: 91). Seiring dengan pemahaman interaksi sosial yang terus berkembang maka, Bonner menyebutkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, memperbaiki kelakuan orang lain, dan sebaliknya (Gunawan.2000;31)

Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial oleh karena itu tanpa adanya interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antar individu dengan golongan didalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang diharapkan dan dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya (Ahmadi, 2004: 100).

Salah satu yang melandasi interaksi sosial adalah teori interaksi simbolik yang dipergunakan di penilitian dalam aplikasikannya. Menurut Blumer

27 (Ritzer:2007), istilah interaksi simbolik menunjuk kepada sifat khas dari interaksi manusia. Kekhasnya adalah bahwa manusia saling menerjemahkan dan saling mendefenisikan tindakan dan bukan hanya sekedar reaksi belaka dari tindakan orang lain. Tanggapan seseorang tidak dibuat secara langsung tetapi didasarkan atas makna yang diberikan terhadap orang lain tersebut.

Menurut Fahroni (2009), makna-makna tersebut yang diberikan oleh orang lain tersebut berasal dari cara-cara orang lain bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan sesuatu. Tindakan-tindakan yang dilakukan akan melahirkan batasan bagi orang lain. Namun, dalam perkembangan Blumer, mengemukakan bahwa aktor memilih, memeriksa, berpikir, mengelompokan, dan mengkonformir makna dalam hubungannya dengan situasi, dimana dia ditempatkan dan diarahkan tindakannya seperti yang dikatakan Blumer, bahwa sebenarnya interprestasi seharusnya tidak dianggap sebagai proses pembentukan dimana makna yang dipakai dan disempurnakan sebagai intruniens bagi pengarahan dan pembentukan tindakan.

Beranjak dari teori ini, maka tindakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berasal dari Papua dan mahasiswa yang berasal dari daerah lainnya merupakan suatu proses interaksi yang berada didalamnya tercakup dari simbol-simbol masing-masing pihak saling menginterprestasikan makna yang ditangkapnya. Artinya tindakan mereka merupakan hasil dari pemaknaan masing-masing dari realitas sosial. Dengan demikian proses interaksi antara keduanya merupakan suatu proses yang saling stimulus, merespon tindakan dan hubungan sebagai hasil proses interprestasi dari masing-masing mahasiswa tersebut.

28 2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Terjadinya interaksi sosial, karena adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Menurut Rouceck dan Warren, interaksi adalah satu masalah pokok karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi merupakan proses timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui Kontak. Kontak ini mungkin berlangsung melalui organisme, fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan pada beberapa bagian badan, melihat dan lain-lain lagi, atau secara tidak langsung melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jauh (Abdulsyani.2007;154)

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Menurut Soerjono Sukanto (2001), suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu: adanya kontak sosial, dan adanya komunikasi. Syarat terjadinya interaksi sosial terdiri atas kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik. 1. Kontak Sosial

Kata kontak terdapat dua buah kata yang berasal dari bahasa Latin yaitu Con atau Cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh (Soekanto:2001). Sehingga kontak dapat diartikan menyentuh bersama-sama.

29 Namun sebagai gejala sosial, kontak dapat dilakukan tanpa harus dengan menyentuhnya, seperti berbicara dengan orang lain. Lebih lanjut Soekanto menyatakan bahwa kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu : 1. Antara individu dengan individu, hubungan timbal balik antara individu dan

individu ditandai antara lain dengan tegur sapa, berjabat tangan, dan bertengkar.

2. Antara individu dengan kelompok.

3. Antara kelompok satu dengan kelompok yang lain.

Kontak sosial dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung antara satu pihak dengan pihak yang lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantara; misalnya ; melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial secara langsung, adalah kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka dan berdialoq diantara kedua belah pihak tersebut. Yang paling penting dalam interaksis sosial tesebut saling mengerti antara kedua belah pihak; sedangkan kontak badaniah bukan lagi merupakan syarat utama dalam kontak sosial, oleh karena hubungan demikian belum tentu terdapat saling pengertian. Kontak sosial tejadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka, akan tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi (tanggapan) dari pihak lain sebagai lawan kontask sosial (Ibid;154).

2. Komunikasi

Menurut Soekanto (2001), pengertian komunikasi difokuskan pada tafsiran seseorang terhadap kelakuan orang baik berupa pembicaraan, gerak-gerik, badan

30 maupun sikap guna menyampaikan pesan yang diinginkannya. Orang tersebut kemudian memberi reaksi terhadap perasaan orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan disatu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami oleh pihak orang atau sekelompok lainnya. Hal ini berarti, apabila suatu hubungan sosial tidak terjadi komunikasi atau saling mengetahui dan tidak saling memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan demikian tidak terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi sosial masing-masing orang yang sedang berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai kesopanan, persahabatan, kerinduan, sikap kebanggaan dan lain-lain (Ibid;155).