• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

C. Internal Readiness

Pendidikan inklusi diyakini sebagai sebuah strategi pembelajaran yang menekankan bahwa inti keberhasilan dari suatu proses pendidikan adalah

bagaimana menerima dan menjalin komunikasi maupun relasi tanpa mendiskriminasikan memandang predikat yang disandang. Slameto (2010), menyatakan bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Sedangkan readiness adalah preparedness to respond or react atau kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan inklusi, pihak sekolah SD Al Firdaus memerlukan pesiapan untuk memberi respon terhadap keberadaan anak inklusi yang membutuhkan sekolah berkualitas dengan menyiapkan komunikasi internal dan pertimbangan elemen marketing communication dan saluran komunikasi.

Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor atau organisasi di SD Al Firdaus Surakarta. Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan atasan dengan atasan.Komunikasi ini terjadi karena terdapat sebuah struktur dalam organisasi.Tujuannya untuk meningkatkan kinerja SDM dalam organisasi. Biasanya terjadi proses pertukaran informasi diantara batang-batang struktur organisasi. Kualitas komunikasi ditentukan dari frekuensi dan intensitasnya.Akan selalu ada konflik dan atau hal yang dianggap tidak sesuai dalam sebuah organisasi.

Menurut Brennan (dalam Effendy 2009:122), komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan pegawai dalam suatu

organisasi atau instansi yang menyebabkan terwujudnya organisasi tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal dalam suatu organisasi yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi manajemen).

SD Al Firdaus dalam melaksanakan komunikasi internal telah terintegrasi secara baik mulai dari pendaftaran hingga pelaksanaan, sekaligus komunikasi dari bawahan ke atasan atau sebaliknya, hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan informan yang menyatakan bahwa :

“Kalau kepanitiaan dari semester satu dari kesiswaan sekolah sudah mengusulkan kepanitiaan, nanti ketika kebijakan PPDB itu biasanya dari yayasan diselesaikan Oktober, paling lambat November itu sudah ditindak lanjuti dengan surat keputusan yayasan tentang kepanitiaan PPDB. Itu dari unit sudah siap biasanya tentang personal yang diajukan “(Anggi, wawancara 14 Februari 2017).

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa komunikasi internal merupakan komunikasi antar personel yang ada di sekolah, di mana dari yayasan, guru dan karyawan bersinergi dalam menyukseskan SD Al Firdaus sebagai sekolah inklusi, hal ini terlihat bahwa persiapan sudah dilakukan dengan baik mulai dari pendaftaran, penentuans saluran komunikasi yang digunakan hingga penentuan personel. Komunikasi internal di SD Al Firdaus berarti sudah dikembangkan dengan baik oleh yayasan, kepala sekolah maupun oleh personel lainnya. Komunikasi intern yang baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan pekerjaan sekolah yang merupakan tugas bersama.

Komunikasi internal yang ada di SD Al Firdaus Surakarta sudah berjalan dengan baik, dimana sudah ada forum komunikasi yang ada di SD Al Firdaus

sebagai agenda rutin komunikasi internal, hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan informan yang menyatakan bahwa:

“Ada forum kalo tingkat internal, kita ada Formil, untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan sekolah, mulai dari kebijakan ataupun ada masalah-masalah yang timbul” (Muftia, wawancara 2 Maret 2017).

Hal tersebut menunjukkan bahwa SD Al Firdaus sudah memiliki forum tersendiri sebagai bentuk komunikasi internal di sekolah, dalam hal ini membahas berbagai kebijakan-kebijakan yang ditetapkan, ataupun upaya dalam mengatasi masalah yang terjadi sebagai bentuk perbaikan kualitas pelayanan pendidikan inklusi di SD Al Firdaus. Adanya forum internal di SD Al Firdaus menunjukkan bahwa komunikasi internal sudah berjalan dengan rutin.

Komunikasi internal di SD Al Firdaus bertujuan untuk membangun pemahaman, menyatukan pendapat serta mengatasi hambatan yang terjadi di dalam pelaksanaan sekolah inklusi sehingga tetap berjalan sesuai dengan visi, misi serta nilai sekolah.Internalisasi tersebut menciptakan aplikasi nilai-nilai dalam keseharian kegiatan usaha, dan membangun budaya sekolah yang dibutuhkan untuk dapat mencapai visi misi sekolah. Hal ini sesuai pernyataan dari Ruslan (2009:256) yang mengatakan bahwa tujuan dari komunikasi internal adalah sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi, untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara manajemen dengan karyawannya, sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang kebijakan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah organisasi, sebagai

sarana saluran atau alat komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan (pimpinan).

SD Al Firdaus merupakan lembaga pendidikan nirlaba yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan. Elemen Marketing Communication dan Saluran Komunikasi didiskusikan kemudian dalam upaya menarik minat masyarakat karena kompetisi antar sekolah pun semakin ketat. Dalam hal ini, penyelenggara pendidikan dituntut untuk kreatif dalam menggali keunikan dan keunggulan sekolahnya agar dibutuhkan dan diminati oleh pelanggan jasa pendidikan. Munculnya sekolah bertaraf internasional lain yang menawarkan keunggulan fasilitas, bahkan dengan biayayang terjangkau, dapat menambah maraknya kompetisi pendidikan. Berdasarkan hal tersebut diperlukan marketing communication (komunikasi pemasaran) dengan berbagai elemen-eleman dari komunikasi pemasaran.

Konsep pemasaran modern meyakini bahwa dasar pertimbangan dari sudut pemasaran merupakan faktor determinan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan di SD Al Firdaus sebagai sekolah inklusi. Menurut Ilham Prisgunanto (2006:107), untuk bisa bertahan dalam persaingan pasar yang sangat ketat maka komunikasi pemasaran, konsep demikian harus ditinjau ulang. Begitu juga dengan SD Al Firdaus, sebagai sebuah institusi di sektor pendidikan, juga memerlukan komunikasi pemasaran untuk memperkenalkan keberadaan sebagai sekolah inklusi kepada masyarakat.

Marketing Communication merupakan sebuah konsep di mana SD Al Firdaus mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai saluran komunikasi untuk mengirim pesan yang jelas, konsisten dan meyakinkan berkenaan dengan sekolah dan produknya. Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar dari elemen marketing communication dan saluran komunikasinya antara lain adalah:

“Ya keefektifan dan keefisienan. Melihat perkembangan juga, misal kayak radio kan sekarang sudah jarang diminati ya. Jadi sekarang ngencengin sosial media” (Sunaryo, wawancara 6 Februari 2017). Hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk dalam pemilihan elemen marketing communication, pertama-tama harus menentukan strategi komunikasi yang layak digunakan dalam memperkenalkan keberadaan sekolah inklusi di SD Al Firdaus berdasarkan efektivitas dan efisiensi penggunaan masing-masing elemen komunikasi pemasaran yang digunakan sebagai saluran komunikasinya. Berdasarkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi tersebut maka sesuai dengan perkembangan globalisasi teknologi maka sosial media menjadi elemen komunikasi pemasaran yang tepat untuk SD Al Firdaus sebgai sekolah inklusi, karena dengan penggunaan sosial media maka pesan akan cepat sampai ke tujuan yaitu konsumen. Hal ini terbukti dari hasil wawancara lanjutan dengan Sunaryo, selaku humas yang menyatakan bahwa :

“Ya efektifitas dan biaya. Kalau paling efektif itu memang kita sekarang lewat whatsapp, grup wali murid setiap kelas ada, setiap jenjang kelas ada. Dan biaya juga murah. Itu internal yah. Kalau untuk masyarakat paling facebook yang mungkin bisa cepat dibaca banyak orang, lebih umum dan lebih luas” (Sunaryo, wawancara 6 Februari 2017).

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa sosial media mampun menjadi saluran komunikasi yang efektif dan efisien dalam menunjang komunikasi pemasaran dari SD. Firdaus.Komunikasi strategis dapat berfungsi sebagai sarana mengkomunikasikantujuan yang ingin dicapai sekolah untuk mencapai tujuannya. Komunikasi strategis yang baik akan membawa pengaruh yang positif kepada pihak manajemen sekolah.

Dokumen terkait