BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
D. Elemen Marketing Communication dan Implementasi
4. Kegiatan Public Relations (Humas)
Kegiatan public relations atau humas berfungsi untuk menjaga hubungan baik dengan publik untuk menciptakan atau menjaga citra (image) perusahaan dan produk, sehingga timbul kepercayaan publik kepada perusahaan. Kegiatan public relations ini dirancang untuk memperlihatkan, memperkenalkan, mempertahankan nama dan kehormatan dari SD Al Firdaus ke hadapan publik dalam suatu konteks tertentu melalui media dalam rangka menciptakan daya tarik publik.
Dalam kegiatan public relations SD Al Firdaus mengupayakan dengan cara merancang berbagai kegiatan atau acara yang sekaligus mempromosikan lembaganya berupa special marketing event. Kegiatan itu antara lain mendapatkan kunjungan dari stasiun televisi, workshop di radio. SD Al Firdaus Surakarta sebagai sekolah inklusi melakukan publisitas secara langsung dan tidak langsung, hal ini diketahui dari hasil
wawancara dengan informan yang menyatakan tentang kegiatan public relations yang dilakukan oleh SD Al Firdaus bahwa :
“Talkshow di media elektronik” (Anggi, wawancara 14 Februari 2017).
“Di Solopos FM, talkshow pendidikan tiap minggu sekali (Imam, wawancara 15 Maret 2017).
“Kalau radio ada Solopos FM, RIA FM, RRI yang untuk anak-anak berbakat” ( Darmawan, wawancara 17 maret 2017).
“Kalau radio, solopos, PTPN, RRI” (Sunaryo, wawancara 6 Februari 2017).
Hasil wawancara tersebut menunjukkan keseluruhan informan menyatakan bahwa kegiatan public relations yang dilakukan adalah melalui talkshow menggunakan media elektronik dalam hal ini adalah Solopos FM. Selain itu SD Al Firdaus juga mendapat kunjungan dari beberapa stasitun televisi seperti Metro TV dalam acara 360 dan Trans TV dalam acara Laptop si Unyil dan Si Bolang, yang mengupas tentang keberadaan sekolah inklusi di SD Firdaus.
“Televisi itu ya ada Trans7 di laptop si unyil dan si Bolang, Metro TV juga di 360 itu khusus meliput inklusi” (Darmawan, wawancara 17 maret 2017).
“Media elektronik kita kerjasama dengan yang terbaru trans 7 programnya si bolang masuk sekolah, dunia satwa, laptop si unyil kemudian kerjasama kita manfaatkan untuk publikasi SD, kemudian ada metro tv yang 360 itu juga. Tatv atau tv lokal juga melakukan liputan-liputan kegiatan yah ya istilahnya hanya pemberitaan, jadi event-event besar gitu.” (Sunaryo, wawancara 6 Februari 2017)
Kegiatan public relations yang dilakukan oleh SD Al Firdaus juga menggunakan media cetak yaitu CAKEDIK atau catatan kegiatan siswa didik, dimana buku ini berisi kegiatan setiap siswa per harinya yang diinformasikan ke wali murid, sehingga setiap ada kegiatan, tugas ataupun informasi lain langsung dapat diinformasikan ke wali murid.
“Selain itu kita melakukan publikasi melalui CAKEDIK ya, Catatan Kegiatan Siswa Didik, ada buku penghubung semua informasi tentang perkembangan sekolah bisa melalui situ, lewat situ, jadi orangtua murid juga bisa lihat ada berita apa gitu ya. Kemudian juga ada info alfi, kemudian ada buletin di yayasan itu ya” (Sunaryo, wawancara 6 Februari 2017).
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya SD Al Firdaus Surakarta sebagai sekolah inklusi menggunakan kegiatan public relations atau humas dalam rangka untuk branding dan sekaligus bisa sebagai ajang promosi secara tidak langsung, akan tetapi seringkali juga surat kabar yang ada di Surakarta justru datang ke ke SD Al Firdaus untuk meliput berbagai kegiatan di sekolah, hal ini dikarenakan SD Al Firdaus berhasil menarik perhatian masyarakat Surakarta dengan mengusung sekolah berbasis inklusi termasuk juga media televisi yang memuat tentang sistem. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ardianto (2011) yang menyatakan bahwa tujuan dari publisitas adalah memperoleh perhatian publik melalui penyebaran melalui media cetak dan elektronik mencakup surat kabar, majalah, televisi, radio (Ardianto, 2011).
Berdasarkan berbagai kegiatan atau elemen dari marketing communication yang terdiri dari iklan, trade shows and fairs (pameran), personal selling dan public relations tersebut diharapkan dapat timbul
kesan yang baik dari masyarakat kepada SD Al Firdaus sebagai sekolah inklusi. Adanya kesan yang baik tersebut dapat menimbulkan word of mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh masyarakat ataupun wali murid tentang kualitas dari SD Al Firdaus sebagai penyelenggara sekolah inklusi.
Menurut informan kegiatan word of mouth merupakan kegiatan yang paling efektif dalam memperkenalkan keberadaan SD Al Firdaus sebagai sekolah inklusi, hal ini terbukti dari hasil wawancara lanjutan dengan para informan yang menunjukkan bahwa:
“Justru preferensi kita itu lebih ke mulut ke mulut mbak, daripada media yang lain. Itu sudah sekian waktu kita pilih Mbak menjadi preferensi utama, karena mulut ke mulut hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah mencicipi, membuktikan” (Anggi, wawancara 14 Februari 2017).
“Yang paling efektif ya itu ketemu langsung atau tatap muka dengan pelanggan,kita bisa presentasi kita bisa diskusi. Dan testimoni dari pelanggan kita, atau tadi word of mouth, udah.Untuk word of mouth, yang kita galang orangtua… orang tua yang puas dengan sendirinya mereka akan merekomendasikan dan menceritakan hal-hal positif tentang SD Al Firdaus” (Imam, wawancara 15 Maret 2017).
Ya word of mouth effektif karena itu bentuk testimoni langsung, jadi lebih meyakinkan. Karena konsumen sendiri yang langsung bercerita tentang kepuasan layanan, dan murah, gratis. Tapi maintance nya ya jaga kualitas, jaga layanan”(Darmawan, wawancara 17 Februari 2017) Yang paling efektif itu mulut ke mulut. Secanggih apapun elektronika, ya itu pendamping ya. Dan yang harus dikembangkan itu untuk kecepatan informasi, bisa pake sosmed, bisa efektif, tapi kemudian kedalaman hasil yang masuk, itu mulut ke mulut lebih tajam.” (Sunaryo, wawancara 6 Februari 2017).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa word of mouth merupakan salah satu bentuk personal selling yang paling efektif dalam memperkenalkan SD Al Firdaus sebagai sekolah inklusi. Personal selling merupakan salah
satu alat promosi yang paling efektif terutama dalam bentuk preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli. Hal ini juga ditegaskan oleh wali murid SD Al Firdaus dimana rata-rata mereka mengetahui sekolah inklusi Al Firdaus melalui word of mouth, hasil wawancaranya adalah:
“Saya mengetahui dari terapis yang datang ke rumah. Dia kerja di situ, di sub administrasi PUSPA .Satu yayasan dengan Al Firdaus. Jadi cerita-cerita gitu terus ada TK inklusi, ada anak yang gangguannya sama gitu, terus tertarik jadi datang langsung kan tanya-tanya informasi dulu, gitu. Jadi masuk SD itu memang dari TK nya juga sudah Al Firdaus” (Aniklinda, wawancara 2 Maret 2017).
“Dari temennya bapaknya itu. Kebetulan temen temen bapaknya satu kantor banyak anak yang masuk sini” (Tutik, wawancara 16 Februari 2017).
“Dari temen ya, dari temen yang anaknya juga ikut program inklusi ya.Temen anaknya sekarang kelas 3 SD di Al Firdaus juga.Temen di tempat terapi karena sama-sama terapi anaknya” (Muftia, wawancara 2 Maret 2017).
Menurut Kotler (2006) menyatakan bahwa personal selling mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian di mana dalam hal ini terjadi interaksi secara langsung antara perusahaan dengan konsumen sehingga pihak perusahaan juga dapat mendengar, memperhatikan dan menanggapi konsumen baik yang ingin bertanya ataupun melakukan pemesanan di tempat.
Tentu saja dalam proses implementasi komunikasi juga ditemukan kendala, hal ini Peneliti temukan ketika melakukan in depth interview kepada Darmawan selaku Sekolah SD Al Firdaus,
“Biaya mahal. Harusnya untuk biaya promosi itu rata-rata kelemahan di dalam sekolah-sekolah itu untuk promosi agak tidak terurus dengan baik. Selain biaya juga persoalan waktu dan tenaga. Yang memasang spanduk, MMT dan lain-lain itu kan guru. Tugasnya guru kan harusnya hanya ngajar aja. Nah kita dioptimalkan aja. Nggak cari tenaga khusus karena ya pertimbangan cost aja.” (Wawancara 13 Maret 2017).
Menurut Darmawan, persoalan budget dan SDM yang terbatas masih menjadi kendala dalam proses promosi SD Al Firdaus sehingga dirasa kuran optimal dalam menjalankan promosi dengan kaitannya dalam proses strategi komunikasi.