Petunjuk Teknis-02 KONSOLIDASI PROGRAM
2. Internalisasi Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan.
Tujuan dari internalisasi adalah:
a. Tersosialisasinya program, kegiatan dan anggaran kepada stakeholder terkait sanitasi ditataran Kab./Kota.
b. Teradopsinya program, kegiatan dan anggaran kedalam dokumen perencanaan daerah dan mekanisme penganggaran tahunan.
c. Dukungan dari pemerintah Kab./Kota untuk meng-alokasikan anggarannya untuk program-program sanitasi.
d. Teridentifikasinya, tersosialisasinya dan teraksesnya sumber-sumber pendanaan non-pemerintah di kabupaten/kota.
3.1.Sumber Pendanaan Pemerintah Kabupaten/Kota Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota
(a) Lakukan konsultasi dengan Kepala SKPD terhadap daftar program, kegiatan dan indikasi pendanaan yang telah disusun dan bilamana memungkinkan maka lakukan konsultasi memorandum program sanitasi (MPS) tingkat Kab./Kota yang dihadiri oleh Bupati/Walikota atau yang mewakili, seluruh Kepala SKPD terkait dan undang juga DPRD Kab./Kota.
(b) Finalkan daftar Program dan Kegiatan yang telah disepakati oleh seluruh anggota Pokja.
(c) Lakukan pengawalan dan pastikan bahwa program dan kegiatan ini sudah teradopsi dalam dokumen perencanaan daerah dan mekanisme penganggaran.
(d) Pastikan rencana program dan kegiatan ini masuk ke dalam rencana kegiatan SKPD dan mendapatkan persetujuan dari Kepala SKPD terkait khususnya untuk kegiatan yang akan didanai oleh APBD.
(e) Lakukan penandatanganan pada sheet/lembar kerja program, kegiatan dan pendanaan sumber pendanaan APBD Kabupaten/Kota oleh Ketua Pokja Kabupaten/Kota.
Sumber Pendanaan dari Donor/Pinjaman
(a) Kumpulkan data dan informasi tentang Negara-negara donor dan lembaga-lembaga keuangan internasional yang potensial untuk pendanaan sektor sanitasi. Bilamana perlu lakukan konsultasi dengan Pokja Provinsi, Satker K/L terkait dan Pusat (PMU dan K/L terkait).
(b) Buatlah daftar sumber-sumber pendanaan potensial pada point (a) tersebut diatas termasuk potensi kegiatan yang akan didanai.
(c) Kumpulkan dan pelajari pedoman-pedoman, ketentuan-ketentuan, persyaratan dan criteria setiap sumber pendanaan dari Negara-negara donor dan lembaga-lembaga keuangan internasional yang potensial untuk pendanaan sektor sanitasi. Ada beberapa donor yang dapat diakses antara lain: IndII (AusAid), Word Bank, USAid, Islamic Development Bank dsb.
(d) Penuhi kriteria dan persyaratan yang ditentukan dari sumber pendanaan tersebut
(e) Ikuti workshop atau pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan berkaiatn dengan akses sumber pendanaan tersebut.
Bagian 3 Petunjuk Teknis 132
Contoh Tabel: Daftar pendek sumber pendanaan negara-negara donor, lembaga-lembaga keuangan internasional, LSM dan lain-lain yang potensial;
No. Lembaga Donor Potensi kegiatan yang sesuai untuk didanai
1. IndII (AusAid) - Air Limbah Sistem terpusat skala Kawasan (200 – 400 SR)
- ITF skala kawasan
2. -
3. Dst.
Catatan: Isian yang ada di dalam tabel hanya untuk kepentingan contoh atau ilustrasi.
3.2.Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah di Kabupaten/Kota.
Tujuan dari tahap ini adalah menggali potensi pendanaan/bantuan dari sector swasta, CSR, masyarakat, lebaga-lembaga donor, LSM dan sebagainya, untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam mendukung Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Aktifitas kegiatan ini tidak cukup dalam satu tahun atau dua tahun tetapi harus dilakukan secara terus-menurus dan sebaiknya dilakukan lebih awal untuk dapat mendapatkan gambaran tentang potensi yang ada baik ditingkat Kab./Kota, Provinsi dan Pusat. Agar potensi pendanaan/bantuan dari sector swasta dan masyarakat dapat dimanfaatkan untuk mendukung target dan sasaran pengembangan sanitasi yang sudah ditetapkan maka pendanaan/ bantuan tersebut harus digunakan untuk pembiayaan program dan kegiatan yang sudah disusun didalam MPS.
CSR adalah perusahaan penyelenggara CSR yang terikat oleh undang-undang yang wajib memeberikan sebagian keuntungannya untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat adalah kelompok masyarakat atau perorangan atau perusahaan non-CSR atau lembaga donor lainnya yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan sanitasi didaerahnya.
Kelompok masyarakat atau perorangan seperti pengusaha restoran, pengusahan barang bekas, kelompok swadaya masyarakat, pengusaha makanan, masyarakat biasa/perorangan, perusahaan kontraktor, konsultan dsb, yang memiliki kepedulian terhadap sanitasi. Bentuk kepedulian tersebut dapat diwujudkan berupa: tenaga, material, lahan, uang, pengelolaan (O & P), bak sampah, tong sampah dan sebagainya.
Perusahaan non-CSR adalah perusahaan Swasta, BUMN, BUMD dan perusahaan Swasta/pihak lainnya yeng tidak menyelenggarakan CSR tetapi memiliki kepedulian terhadap sanitasi.
Lembaga donor lainnyaadalah lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan Sanitasi Permukiman. Seperti: Universitas, LSM, Organisasi Profesi, Gapensi, Gapeknas, Partai Politik, Ogranisasi Kepemudaan, Organisasi keagamaan, Asosiasi Tenaga Ahli/Profesional, dsb.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meng-akses sumber pendanaan CSR, non-CSR dan Lembaga Donor lainnya adalah seperti pada proses-03, Bagian-3, Point 4.B dari pedoman ini kemudian lakukan langkah-langkah spesifik seperti langkah-langkah dibawah ini:
a. Lakukan pertemuan/workshop dengan lembaga, swasta, CSR dan lembaga lainnya yang berpotensi untuk berpartisipasi dalam pengembangan dan pembangunan sanitasi. Sampaikan dalam workshop berbagai hal tentang sanitasi permukiman di Kab./Kota khususnya rencana pengembangan dan pembangunan sanitasi serta program dan kegiatan yang dapat didukung oleh peserta workshop.
Bagian 3 Petunjuk Teknis 133
b. Buatlah proposal pendanaan sektor sanitasi kepada Sektor Swasta atau sumber donor lainnya; c. Selenggarakan forum Swasta/CSR dan Lembaga Donor Lainnya yang diprakarsai oleh kepala
daerah atau pejabat yang berwenang dan sampaikan hal-hal tentang pengembangan sanitasi serta tawarkan beberapa proposal;
d. Ikuti forum-forum CSR – Lembaga Donor Sanitasi skala nasional dan skala provinsi yang diselenggarakan oleh kementerian terkait atau pihak lain untuk mengetahui potensi pendanaan non-pemerintah dalam pengembangan sanitasi.
e. Komunikasikan secara intensif terhadap sumber pendanaan non-pemerintah berpotensi untuk pendanaan sanitasi;
f. Ikuti prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh sumber pendanaan dalam mengakses pendanaan selama tidak melanggar peraturan perundangan yang berlaku;
g. Buatlah kesepakatan antara pemerintah daerah dengan perusahaan Swasta – Lembaga donor tersebut;
h. Tindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya seperti: fasilitasi pertemuan CSR dengan masyarakat, penyiapan masyarakat, penyiapan lahan, penyiapan badan pengelola dsb. Contoh tabel: Daftar perusahaan penyelenggara CSR yang memiliki potensi berpartisipasi dalam
pembangunan sanitasi Kabupaten Kota
No. Nama Perusahaan
(CSR) Alamat Potensi kegiatan
1. 2. 3. Dst.