• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERUSAHAAN MULTINASIONAL VERSUS NEGARA KURANG

2.1 Perusahaan Multinasional: H&M

2.1.1 Internasionalisasi H&M ke dalam Pasar Global

Salah satu perusahaan multinasional dalam industri garmen yang juga menjadi

pengecer (ritel) pakaian terbesar dan tercepat di dunia ialah H&M atau Hennes &

Mauritz. Perusahaan yang dibentuk sejak tahun 1947 ini merupakan sektor bisnis

yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Swedia, negara induknya.

Pendirinya, Erling Persson merupakan seornag pengusaha Swedia yang terinspirasi

ketika kunjungannya ke Amerika Serikat dan melihat sebuah ritel pakaian bernama

Lerner Shops yang menawarkan pakaian murah serta modis. Pada saat yang sama,

ritel swedia didominasi dengan pakaian yang diproduksi secara nasional dan dijual

oleh pengecer pakaian pribadi. Sejak itu kemudian Persson memiliki ide untuk

membuat rantai ritel fesyen dengan harga yang sesuai dengan semua kalangan

(Pettersson, 2001, p. 51).

Awalnya, merk pakaian ini hanya menjual pakaian perempuan dengan nama

Hennes. Namun seiring berjalannya waktu dan terciptanya sebuah terminologi

bernama masyarakat kosumen, sebuah tendensi baru dalam dunia fesyen muncul

dimana cepatnya pergeseran tren membuat pakaian seringkali dibuang sebelum

usang. Konsumen juga cenderung menyukai imej pakaian muda-mudi atau remaja

Universitas Pertamina - 27

tren yang sedang terjadi dan melihat ini sebagai peluang untuk menjual pakaian

perempuan yang terjangkau di Swedia.

Selanjutnya di tahun 1968, Persson mulai menjual pakaian untuk laki-laki dan

anak-anak yang menjadi titik awal dibentuknya perusahaan H&M. Kurang dari 10

tahun kemudian, tepatnya di tahun 1977, H&M juga melihat kesempatan untuk

menjual kosmetik, sehingga menjadikannya sebagai pilihan pertama atau tempat

terbaik untuk memenuhi kebutuhan mod apapun. Ini yang mendorongnya untuk

tumbuh dengan kecepatan yang luar biasa dan menyebar ke pasar Eropa hingga ke

seluruh dunia. Besarnya skala H&M ini dapat dilihat dari keuntungan atau

pendapatan omsetnya yang lebih dari setengah industri dari seluruh industri di

Swedia. Pada tahun 2007, H&M mengelola lebih dari 1500 cabang di 28 negara

yang tersebar di seluruh dunia. Perkembangan yang cepat ini berdampak pada

meningkatnya penjualan dari 2003 - 2008 sebesar 73% dan laba mencapai 139%

(Li & Frydrychowska, 2008, p. 28). Besarnya presentase meyakinkan H&M untuk

dapat meningkatkan cabang sebanyak 10-15% pertahun di negara-negara yang

menjadi tujuannya.

Hingga sekitar tahun 1980-an, H&M umumnya membeli produk dari agen di

negara-negara Asia untuk kemudian dijual kembali di gerainya. Sedangkan proses

desain akan produknya sendiri baru dilakukan di negara induknya mulai tahun

1987. Saat ini, perusahaan multinasional yang berbasis di Swedia tersebut

melakukan proses desain sepenuhnya di kantor pusat dengan mempertimbangkan

tiga faktor dasar, yakni: fesyen, kualitas, dan harga. Sebagai perusahaan yang

berorientasi konsumen, produksi pakaian H&M sangat mengedepankan permintaan

Universitas Pertamina - 28 pasar global, tidak bisa dipungkiri bahwa H&M telah mampu menjadi yang

terdepan dalam industri fesyen.

Dalam menjalankan proses produksinya alih-alih memiliki pabrik sendiri, H&M

bergantung pada jaringan pemasok eksternal. Kantor produksi atau pabrik yang

memiliki afiliasi dengan H&M tersebar di seluruh dunia dengan jumlah produksi

yang signifikan. Salah satu strategi yang digunakan H&M untuk memperlancar

proses produksinya ialah dengan merekrut orang lokal yang mampu melakukan

mediasi antara departmen pembelian (dari internal H&M) dengan pemasok

eksternal di pabrik yang terletak di negara yang bersangkutan. Alasan awal di balik

didirikannya kantor produksi adalah untuk menghindari miskomunkasi karena

sering terjadi perbedaan antara saran desain dari perancang dan hasil produksi

akhir. Sekarang, tanggung jawab utama dari kantor produksi semakin beragam yang

meliputi: mengidentifikasi pemasok baru, menempatkan pesanan dengan pemasok

yang tepat, menegosiasikan harga, memastikan pemasok menjaga kualitas produk,

meminimalisir waktu transportasi, dan beberapa lainnya (ICFAI, 2008, p. 6).

Pada implementasinya, proses produksi H&M di pemasok-pemasoknya harus

melalui prosedur yang cukup panjang, yaitu di antaranya: (1) pihak internal

menentukan desain, jumlah, bahan, dan detail lainnya yang akan diajukan ke kantor

produksi; (2) kantor produksi memutuskan pemasok mana yang memiliki fasilitas

untuk menghasilkan barang yang diinginkan dan mengirimkan spesifikasinya; (3)

pemasok memiliki waktu 24 jam untuk menyiapkan sampel dan mengirimkannya

ke H&M, biasanya setelah persetujuan sampel, pemasok menghasilkan sekitar 20

sampel promosi dan menunggu konfimasi ulang pesanannya; (4) kantor produksi

Universitas Pertamina - 29

memutuskan pemasok mana yang akan menerima pesanan dengan

mempertimbangkan harga, kualitas, waktu pengiriman, dan lokasi (ICFAI, 2008, p.

6). Biasanya, barang yang masuk kategori fesyen-sensitif yang harus dikirim

dengan cepat akan diproduksi oleh pemasok Eropa. Sedangkan untuk

barang-barang dasar cenderung dipesan enam bulan sebelumnya dan diproduksi di

pemasok yang lokasinya lebih jauh.

Pada tahun-tahun awal, semua kegiatan produksi berlangsung di Swedia, hingga

kemudian perlahan meluas ke negara-negara Skandinavvia, Inggris, Italia, Portugal,

dan beberapa negara-negara Eropa Timur seperti Polandia, Hungaria, dan

Yugoslavia. Hingga kemudian mulai merambat ke pemasok di kawasan Timur Jauh

dan membuka kantor produksi pertama di Hong Kong. Pada tahun 2007, sekitar dua

pertiga dari pemasok berada di kawasan Asia. Setengah darinya ada di Cina dan

setengah lagi berbasis di Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, Korea Selatan,

Pakistan, dan Sri Langka. Sisa satu pertiganya yang masih memiliki produksi

berada di Eropa, terutama di Turki. Sedangkan negara-negara manufaktur yang

tersisa ialah Italia, Portugal, Yunani, Bulgaria, Rumania, Lithuania, Polandia, dan

Inggris (Li & Frydrychowska, 2008, p. 30).

Perihal distribusi, H&M mengendalikan segala tahapan yang terkait dengan

logistik, karena berperan sebagai importer dan penjual grosir, serta kemudian

sebagai pengecer, juga proses pengelolaan secara terpusat di Swedia (ICFAI, 2008,

p. 7). Untuk transportasinya, H&M menggunakan perusahaan kontrak eksternal dan

barang-barang yang diproduksi di Asia dikirim melalui jalur laut dengan maksud

menekan biaya. Hampir semua barang jadi, dari semua pemasok di seluruh dunia

Universitas Pertamina - 30 kemudian didistribusikan ke negara tujuan. Di setiap negara tempat operasinya,

H&M membangun pusat distribusi yang menerima barang dari terminal stok dari

Hamburg, mengurutkannya sesuai toko dan mengontrol kualitasnya. Pusat

distribusi tersebut kemudian akan mengirim langsung ke toko atau ke gudang yang

menyimpan stok dan mendistribusikan produk sesuai dengan permintaan yang

dilaporkan oleh toko. Pusat distribusi dibentuk apabila volume penjualan di pasar

sudah sampai pada skala ekonomis dan ketika jumlah toko mencapai massa kritis.

Ketika memasuki pasar baru, H&M biasanya menggunakan pusat distribusi yang

berlokasi di negara-negara tetangga untuk menghindari biaya awal yang tinggi.

Namun pada tahun 2006, H&M mulai mengimplementasikan konsep

pengelompokan secara regional atau kawasan, yang berarti bahwa barang tidak

boleh didistribusikan ke setiap negara secara langsing atau individual tetapi dibagi

ke beberapa kelompok negara. Dengan demikian, perusahaan dapat menempatkan

beberapa fungsi terpusat seperti merancang, membeli, memproduksi, dan kegiatan

logistic dengan perusahaan lain.

Dokumen terkait